Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rifa Hasymi Mahmudah
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian dilakukan di Dusun Mengkadai Desa Temenggung Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun, Jambi. Penelitian bertujuan untuk mengungkap pemanfaatan tumbuhan berguna di Hutan Adat Imbo Mengkadai (HAIM) dalam kehidupan sehari-hari menurut perspektif lokal. Penelitian dilakukan dari bulan Oktober -- Desember 2012. Metode yang digunakan ialah PEA (Participatory Ethnobotanical Appraisal) yang terdiri dari wawancara semi terstruktur, observasi partisipatif dan FGD (Focus Group Discussion). Untuk mengetahui nilai kepentingan spesies tumbuhan setiap kategori pemanfaatan berdasarkan perspektif masyarakat dilakukan analisis LUVI sementara itu untuk mengetahui sistem budaya masyarakat lokal terkait dengan pemanfaatan spesies tumbuhan dianalisis dengan ICS. Hasil penelitian mencatat, tumbuhan berguna di HAIM yang dimanfaatkan oleh masyarakat dan nilai LUVI-nya ialah untuk konstruksi berat 69 spesies (LUVI = 0,22), bahan makanan 32 spesies (LUVI =0,11), bahan obat-obatan 29 spesies (LUVI = 0,10), bahan konstruksi ringan 61 spesies (LUVI = 0,10), bahan teknologi lokal dan seni 43 spesies (LUVI = 0,9), bahan hiasan/adat/ritual 12 spesies (LUVI = 0,09), bahan tali temali 11 spesies (LUVI = 0,9), bahan kayu bakar 17 spesies (LUVI = 0,08),sumber penghasilan 3 spesies (LUVI =0,07) dan bahan pewarna 1 spesies (LUVI =0,05). Artocarpus elasticus mendapat nilai ICS tertinggi yaitu 56, yang dimanfaatkan untuk bahan makanan, bahan konstruksi ringan, bahan teknologi lokal dan seni, serta bahan tali-temali.
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T35212
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Endah Satiti
Abstrak :
Penelitian bertujuan untuk mengetahui kepadatan dan distribusi kerang tahu Meretrix meretrix serta faktor-faktor yang memengaruhi kepadatan dan distribusi kerang tahu di Pantai Panimbang, Pandeglang, Banten pada bulan Juli 2012. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode transek kuadrat. Pengambilan sampel dilakukan di 3 tipe ekosistem berbeda, yaitu mangrove, kebun kelapa, dan perumahan dengan masing-masing 3 kali pengulangan. Sampel dihitung morfometri, jumlah individu, kepadatan, dan pola distribusi. Jumlah individu kerang tahu di 3 stasiun ditemukan sebanyak 60 individu. Kepadatan rata-rata kerang tahu yaitu 1,33 individu/m2. Hasil uji Chi kuadrat menunjukkan kerang tahu memiliki pola distribusi mengelompok. Sebaran dan distribusi dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain, salinitas, kedalaman, substrat, dan arus gelombang. ......The study aimed to determine population density and distribution of venus clam Meretrix meretrix with some factors effect them in the Panimbang coast, Pandeglang, Banten in July 2012. Venus clam were collected with quadrate transect method. Sample collection site were divided into 3 station based on the coastal ecosystem, i.e. mangrove forests, coconut palm trees, and society house each with 3 replicates. Quantification sample involves shell morphometry, total of individual, density, and distribution pattern. Total individual of Venus clam is 60 individual. The result show that density of venus clam is 1,33 individual/m2. Chi square test show that distribution pattern of venus clam is clumped. The result show that venus clam distribution follow salinity, water depth, substrate, and current wave.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44730
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Oktofa Cahyo Setiani
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian mengenai struktur komunitas Gastropoda di Pantai Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten pada bulan Juli 2012. Penelitian bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas Gastropoda di Pantai Panimbang dengan menganalisis kepadatan, keanekaragaman, kemerataan, dominansi, dan kesamaan jenis yang ditemukan di perairan tersebut serta faktor-faktor lingkungan perairan yang memengaruhi struktur komunitas tersebut. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode transek kuadrat pada tiga lokasi yang berbeda dengan masing-masing tiga kali pengulangan bersamaan dengan pengukuran parameter lingkungan perairan. Sampel Gastropoda yang ditemukan diidentifikasi dan dianalisis menggunakan indeks keanekaragaman Shannon Wiener, indeks kemerataan, indeks dominansi Simpson, dan indeks kesamaan Sorensen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 23 jenis Gastropoda di perairan Pantai Panimbang. Turritella cingulifera merupakan jenis yang memiliki kepadatan jenis tertinggi di perairan Pantai Panimbang. Keanekaragaman jenis Gastropoda di perairan Pantai Panimbang termasuk kategori tinggi. Kemerataan jenis Gastropoda di perairan Pantai Panimbang termasuk kategori hampir merata dan merata. Tidak terdapat jenis yang dominan di lokasi penelitian. Tingkat kesamaan jenis tertinggi terdapat pada stasiun 1 dengan stasiun 2 dengan nilai sebesar 70,97 %, sedangkan terendah terdapat pada stasiun 1 dengan stasiun 3 dengan nilai sebesar 44,44 %. ......The research on structure community of Gastropods at Panimbang Beach, Pandeglang Regency, Banten was done on Juli 2012. The research was aimed to determine the structure community of Gastropods by analyzing the density, diversity, evenness, dominance, and similarity of species was found in these waters, and environmental factors that influence its structure community. Sampling was done using the quadrat transect method in 3 stasions with each of the 3 repetitions along with measurement of environmental factors. The samples of Gastropods were identified and analized by using the Shannon Wiener’s diversity index, evenness index, Simpson’s dominance index, and Sorensen’s similarity index. Result of the research showed there are 23 species of Gastropods was found at Panimbang Beach. Turritella cingulifera is a species of Gastropod that has the highest density at Panimbang Beach. The diversity of Gastropods in Panimbang Beach is categorized as high. The evenness of Gastropods at Panimbang Beach is classified into almost evenly and uniformly and there is no dominant species. The highest level of similarity was found in station 1 to station 2 with a value of 70.97 %, while the lowest was at station 1 to station 3 with a value of 44.44 %.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44731
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okky Rulistya Perwitha
Abstrak :
Penelitian tentang studi populasi kerang gelatik Anadara (Cunearca) pilula (Reeve, 1843) telah dilakukan di Pantai Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten pada bulan Juli 2012. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kepadatan, distribusi populasi, serta kaitannya dengan faktor lingkungan. Sampel diambil dengan menggunakan metode transek kuadrat di 3 Stasiun penelitian yang berbeda ekosistem (mangrove, kebun kelapa, dan pemukiman penduduk) dengan 3 kali pengulangan serta pengukuran parameter lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian, jumlah kerang gelatik yang ditemukan di 3 Stasiun adalah 59 individu. Kepadatan populasi dan frekuensi kehadiran kerang gelatik tertinggi terdapat di lokasi depan kebun kelapa yaitu 2 individu/m2 dan 80%, faktor lingkungan yang terukur di ketiga Stasiun yaitu suhu, salinitas, pH, oksigen terlarut, kedalaman, tipe substrat, dan kadar organik substrat yang berada pada kisaran normal. Secara umum, pola distribusi kerang gelatik di ketiga Stasiun adalah mengelompok. ......Research on population study of little ball ark Anadara (Cunearca) pilula (Reeve, 1843) has been conducted at Panimbang Beach, Pandeglang Regency, Banten on July 2012. The study aimed to determine the density, population distribution, and related to environmental factors. Samples were taken using a transect squares method in 3 different ecosystems Stations (mangrove forests, coconut plantations, and villages) with 3 replicates and the measurement of environmental parameters. Based on the results of the study, the total of little ball ark collected in 3 stations was 59 individuals. The highest of population density and frequency little ball ark in front of coconut plantations were 2 individual/m2 and 80%, with environmental factors that measured at 3 Stations were temperature, salinity, pH, dissolved oxygen, depth, substrate type, and substrate organic level which in normality. In general, distribution patterns of little ball ark in three Stations were clumped.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44451
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Nugraha Wardhana
Abstrak :
Penelitian dilakukan bertujuan untuk mengetahui perkiraan dampak potensial berbagai skenario ledakan senjata nuklir pada populasi penduduk dan beberapa sungai Jakarta. Pemodelan menggunakan empat skenario daya ledak: 10 kiloton, 500 kiloton, dan 1000 kiloton, dan 5000 kiloton. Skenario yang digunakan dibagi menjadi dua, yaitu dampak langsung dan tidak langsung dari ledakan senjata nuklir. Hasil menunjukkan perluasan wilayah dampak langsung seiring dengan peningkatan daya ledak senjata nuklir; radiasi panas memiliki cakupan wilayah dan laju perluasan tertinggi, sedangkan radiasi nuklir langsung memiliki laju perluasan terendah; dan perubahan arah wilayah dampak tidak langsung mengikuti pola angin musim normal dan musim terpengaruh fenomena atmosfer seperti badai tropis.
The research aims on determining potential effects of several nuclear weapon explosion scenarios on the population and rivers of Jakarta. Modeling used four yield scenarios: 10 kilotons, 500 kilotons, and 1000 kilotons, dan 5000 kilotons. Scenario used were divided into two, direct effects and indirect effects. Results show expansion of direct effects regions follows yield increase; thermal radiation region has the largest area and highest expansion rate, while direct nuclear radiation region has the lowest; and direction changes of non-direct effects regions follow normal seasonal and tropical storm-affected seasonal patterns.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52910
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anargha
Abstrak :
Pola sebaran dan perilaku bintang laut intertidal di Teluk Gilimanuk dan Pantai Cekik diteliti dari September 2012 hingga Januari 2013. Pola sebaran dipetakan dengan menggunakan GPS, dan dikuantifikasikan dengan menggunakan kuadrat 1 m2, yang diletakkan pada total 12 transek untuk masing-masing lokasi. Perilaku diamati dengan menandakan 10 individu Protoreaster nodosus secara manual dan mengukur titik perpindahan selama tiga hari. Pemetaan dan analisis nilai dispersi dengan menggunakan Indeks dispersi Morisita terstandarisasi menghasilkan pola sebaran mengelompok untuk Protoreaster nodosus dan Archaster typicus, dan pola sebaran acak untuk Echinaster luzonicus, Linckia laevigata dan Linckia multifora. Sebaran mengelompok tersebut dapat disebabkan oleh batasan habitat, sebaran makanan dan atraksi intraspesifik, sedangkan sebaran acak menandakan sifat acak atau seragam pada pakan dan karakter habitat. Studi perilaku memperlihatkan bahwa P. nodosus bergerak secara direksional, dan dapat berpengaruh pada pola sebarannya di lokasi. ......Distribution pattern and behavior of intertidal asteroids in Gilimanuk Bay and Cekik Beach were investigated from September 2012 to January 2013. Distribution patterns for most species were mapped by using GPS, and quantified by using 1 m2 quadrats, which were deployed on total 12 transects in the intertidal zone at each location. Behavior was observed by using manual tagging on ten individuals of Protoreaster nodosus and measuring points of diplacement throughout a period of three days. Mapping and dispersion analysis using Morisita‟s standardized index of dispersion yielded clumped dispersion for Protoreaster nodosus and Archaster typicus, and random dispersion for Echinaster luzonicus, Linckia laevigata and Linckia multifora. Clumped dispersion in some species might be influenced by habitat boundaries, food dispersion or intraspecific attraction, while random dispersion suggests randomness or uniformity in food distribution and habitat character. Behavioral studies showed that P. nodosus moves in a highly directional manner, and might carry further implications to its clumped dispersion at location.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uswatun Khasanah
Abstrak :
Penelitian analisis vegetasi riparian dilakukan di sepanjang Sungai Citirem, Suaka Margasatwa Cikepuh, mulai dari bulan Februari 2010-Juni 2011. Pengambilan data dilakukan dengan metode kuadrat (petak). Penentuan unit sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Tujuan penelitian adalah mengetahui komposisi dan struktur vegetasi riparian di sepanjang Sungai Citirem. Hasil penelitian menunjukkan 20 spesies ditemukan, terbagi menjadi 13 famili. Famili Euphorbiaceae dan Verbenaceae paling banyak ditemukan, masing-masing tiga spesies. Spesies pohon yang dominan di bagian hulu adalah Tectona grandis L.f., di bagian tengah Ficus racemosa L. dan bagian hilir Adenanthera pavonina L. Struktur lateral vegetasi riparian menunjukkan bahwa pepohonan dapat tumbuh mulai dari tepi badan air hingga jarak 20 m dalam unit sampel. Struktur longitudinal vegetasi menunjukkan bahwa vegetasi riparian sepanjang sungai didominasi oleh pohon gugur daun (deciduous tree).
The study on analysis of riparian vegetation was conducted in Citirem River, starting from February 2010 to June 2011. Data collection was performed by sample plot. Sample units were done by purposive sampling. The aims of the study are to know the composition and vegetation structure of riparian along Citirem River. The data shows 20 species recorded belong to 13 families. Euphorbiaceae and Verbenaceae are the most dominant families. Tree riparian species dominant in the headwater area is Tectona grandis L.f., in the middle sized-stream is Ficus racemosa L., and in the large stream is Adenanthera pavonina L. Lateral zonation showed that the trees are able to grow in the riparian area extending from the edge of the water bodies to 20 m in the sample unit. Longitudinal zonation showed that riparian area along the river is dominated by deciduous trees.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S191
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Stevanus Tofan Laksmana
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian mengenai lama waktu pemangsaan dan ukuran lubang pengeboran Chicoreus capucinus terhadap Cerithidea cingulata, pada bulan Juni--Desember 2010. Tujuan penelitian untuk mengetahui lama waktu pemangsaan Chicoreus capucinus terhadap Cerithidea cingulata dan mengetahui ada tidaknya hubungan antara ukuran cangkang Chicoreus capucinus dengan ukuran lubang pengeboran pada Cerithidea cingulata. Hasil analisis regresi linear menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara ukuran cangkang Chicoreus capucinus dengan luas lubang pengeboran pada Cerithidea cingulata. Berdasarkan perbandingan rata-rata lama waktu pemangsaan dan rata-rata jeda waktu antar pemangsaan, Chicoreus capucinus yang memiliki cangkang berukuran 5--6 cm paling efisien dalam memangsa Cerithidea cingulata. Tetapi berdasarkan jumlah dan ukuran Cerithidea cingulata yang dimakan, Chicoreus capucinus dengan kisaran ukuran cangkang 4--5 cm, 5--6 cm dan 6--7 cm dapat digunakan sebagai pengontrol populasi Cerithidea cingulata.
Research about the time spent and the drill hole size predation of Chicoreus capucinus to Cerithidea cingulata has been studied. The aim of a research is about to know the time spent predation of Chicoreus capucinus to Cerithidea cingulata and determine whether there is a relationship between Chicoreus capucinus? s shell size and Cerithidea cingulata?s drill hole size. The regresi linier test result showed that the shell size of Chicoreus capucinus and the drill hole size of Cerithidea cingulata had not significantly relationship. Based on the comparison of the average length time spent predation and the rest time interpredation, a Chicoreus capucinus which has shell size range about 5--6 cm most efficient in prey. However, based on the number and the size of edible Cerithidea cingulata, a Chicoreus capucinus which has shell size range about 4--5 cm, 5--6 cm, 6--7 cm can use to population control of Cerithidea cingulata.
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S614
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wapalley, Lydia Ingeline
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S31362
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyati Dewi Aisyah
Abstrak :
Simpanan karbon di atas permukaan tanah (BAP) merupakan sumber terbesar cadangan karbon sekaligus sumber yang paling berisiko mengalami penurunan karena degradasi lahan. Hutan Kota Universitas Indonesia (UI) merupakan salah satu kawasan yang berperan penting dalam menyerap dan menyimpan karbon, terutama karbon dari polutan di sekitarnya. Penghitungan cadangan karbon BAP Hutan Kota UI telah dilakukan dengan membagi lokasi penelitian menjadi 3, yaitu Zona Vegetasi Alami, Zona Wallace Barat, dan Zona Wallace Timur. Penelitian dilakukan dengan metode destruktif untuk tumbuhan bawah dan metode non destruktif (menggunakan persamaan alometrik) untuk vegetasi tingkat pohon, tiang, dan pancang. Hasil penghitungan menunjukkan bahwa potensi cadangan karbon untuk Zona Vegetasi Alami, Zona Wallace Barat, dan Zona Wallace Timur berturut-turut adalah 164,308 ton/ha, 103,527 ton/ha, dan 119,165 ton/ha. Cadangan karbon paling banyak berasal pada pohon Acacia mangium (Willd.). Acacia mangium juga merupakan jenis dengan nilai kepentingan (NK) tertinggi. Secara keseluruhan, potensi simpanan karbon di Hutan Kota UI adalah 9.465,866 ton, sedangkan potensi serapan atau emisinya CO2-nya sebesar 34.711,3325 ton.
Carbon storage on the above ground biomass (AGB) is the largest source of carbon stocks. But it is also a source of carbon that are most vulnerable to land degradation. Urban Forest in Universitas Indonesia (UI) is one area that plays an important role in absorbing and storing carbon, especially carbon from pollutant in the vicinity. Calculation of carbon stock in UI?s urban forest has been done by dividing into three study sites, the Natural Vegetation Zone, West Wallace Zone, and East Wallace Zone. The study was conducted by using destructive methods for undergrowth and non destructive method (using allometric equations) for the vegetation of trees, poles, and stakes. The results show that the potential carbon reserve for Natural Vegetation Zone is 164,308 tons/ha, West Wallace Zone is 103,527 tons/ha, and East Wallace Zone is 119,165 tons/ha. Carbon stocks mostly came from the Acacia mangium and it is also a species with the highest importance value index. Overall, the potential for carbon storage in UI?s urban forest is 9.465,866 tons, while the potential emission of CO2 is equal to 34.711,3325 tons.
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T35440
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>