Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Etty S. Bakrie
"ABSTRAK
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh pemolesan terhadap penglepasan ion fluor pada beberapa produk bahan tumpat semen Gelas lonomer yaitu Fuji-Ionomer tipe 11, Ketac-Fil, dan Ketac-Silver, yang dilakukan secara in-vitro pada 54 lempeng bahan tumpat semen Gelas Ionomer dan dibagi dalam 3 kelompok menurut jenis produknya. Dari tiap kelompok dibagi lagi menjadi 2 sub-kelompok yang tidak dipoles dan dipoles masing-masing 9 buah sampel. Dari tiap sub-kelompok dibagi lagi menjadi tiga kelompok yang masingmasing akan diukur penglepasan ion fluornya pada waktu yang berbeda yaitu setelah 24 jam, 2x24 jam, dan 6x24 jam sesudah pemolesan masing-masing sampel direndam dalam aquabidest, dan kemudian larutan rendaman tersebut diukur kadar ion fluornya yang dilepaskan dari lempengan sampel, dengan alat Spektrofotometri. Hasil penelitian yang dianalisis dengan ANOVA SATU ARAH dan t test menunjukkan bahwa jumlah fluor yang dilepaskan dari Ketac-Fil adalah yang terbanyak, disusul oleh Fuji Ionomer tipe II dan Ketac-Silver, baik pada kelompok tidak dipoles maupun dipoles. Sedang jumlah ion fluor yang dilepaskan dari sampel yang tidak dipoles dan dipoles tidak berbeda bermakna di antara ketiga jenis bahan tumpat semen Gelar Ionomer."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwi Werdiningsih DM
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan sealing dua macam sealer, dengan liquid eugenol dan sealer tanpa eugenol sebagai perekat gutta-percha pada penutupan saluran akar. Enam puluh delapan saluran akar lures dari gigi-gigi yang baru dicabut, dipreparasi secara konvensional sampai 1 mm dari apeks dengan file no. 60. Foramen apikal ditembus dengan file no.25 untuk mendapatkan keseragaman diameter. Tiga puluh akar gigi diisi gutta-percha dengan sealer AH-26 (tanpa eugenol), dan 30 lainnya dengan gutta-percha dengan sealer proco-sol (mengandung eugenol). Empat saluran akar diisi dengan gutta-percha saja sebagai kontrol positif, 4 saluran akar lain dibiarkan kosong dengan apeks yang ditutup sticky wax sebagai kontrol negatif. Kebocoran pengisian saluran akar diukur dengan dye penetration tinta Petikan hitam, dengan interval waktu rendaman 1 dan 15 hari setelah pengerasan sealer 48 jam. Evaluasi dilakukan dengan Stereo mikroskop untuk melihat kebocoran vertikal dan horisontal. Hasil penelitian dengan tes Anova menunjukkan kemampuan sealing Proco-Sol lebih rapat secara bermakna. Waktu rendaman 1 dan 15 hari ternyata tidak mempengaruhi besar kemampuan sealing. Kesimpulan yang dapat ditarik pada penelitian ini ialah bahwa Proco-Sol memberikan kwalitas penutupan lebih rapat dibanding sealer AH-26."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laksmi Widjajanti
"ABSTRAK
Pengisian saluran akar merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan perawatan endodontik Untuk maksud tersebut pengisian saluran akar dilakukan dengan bahan padat dan semen saluran akar. Mengingat dalam saluran akar yang terinfeksi banyak ditemukan mikroorganisme dan tidak mudah dihilangkan dengan tindakan sterilisaasi maka pemberian antimikroba dalam semen saluran akar dianjurkan Akan tetapi sampai sejauh mana daya antimikroba semen saluran akar terhadap tumbuh kembang biaknya kuman penyebab infeksi pulpa perlu diketahui. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui daya antimikroba dari empat macam semen saluran akar yang banyak dipakai di Indonesia terhadap kuman anaerob. Kuman anaerob yang digunakan diperoleh dengan cara isolasi haggling dari pasien dengan infeksi pulpa pada klinik pasca FKG UL Sebelas koloni kuman kokus gram positif dan 12 koloni laiman batang gram negatif yang diperoleh dari 23 pasien diuji kepekaannya terhadap semen saluran akar Proco-Sol, Endomethasone, AH26 dan Sealapex dengan menggunakan metode cakram. Jarak zona hambat diukur dan dibandingkan. Hasilnya AH26 mempunyai daya antimikroba terbesar diikuti oleh Proco-Sol, Endomethasone dan Sealapeks, serta daya antimikroba ke empat semen saluran akar tersebut terhadap kuman kokus gram positif dan kuman batang gram negatif tidak berbeda bermakna pada batas kemaknaan p= 0,05."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pangerapan, Elizabeth
"ABSTRAK
Restorasi amalgam sampai sekarang masih digunakan oleh
dokter gigi. untuk memperbaiki struktur gigi belakang yang
rusak atau hilang karena cara kerjanya mudah, kebaikan sifat
fisiknya dan harganya relatif murah.
Masalah yang sering terjadi pada restorasi amalgam
adalah terjadinya kanes sekunder akibat kebocoran mikro
maupun akibat pecahnya bagian tepi restorasi. Salah satu
usaha untuk mengatasi masalah tersebut adalah menggunakan
bahan bonding resin adhesif untuk mengikat amalgam dan
jaringan gigi secara kimiawi dan mekanik. Tehnik ini disebut
sebagai restorasi bonded amalgam.
Telah dilakukan penelitian secara in vitro mengenai
perbedaan kekuatan ikat resin adhesif pada restorasi
amalgam tembaga rendah dan restorasi bonded amalgan
tinggi. Penelitian ini dilakukan secara laboratorik
buah gigi premolar/molar permanen manusia. Bahan yang
digunakan adalah resin adhesif Panavia-Ex, amalgam tembaga
rendah dan amalgam tembaga tĂ­nggi yang mempunyai type
partikel yang sama, yakni ?lathe-cut?. Kekuatan ikat ?shear?
dan kekuatan ikat kompresi diuji dengan alat ui Instron dan
ciihitung dalam MPa.
Dari hasil uji kekuatan ikat shear dan kekuatan ikat
kompresi ternyata kekuatan ikat restorasi bonded amalgam
tembaga rendah lebih besar daripada amalgam tembaga tinggi.
Dengan pengkajian secara statistik menggunakan ANOVA TWO
WAYS, memberikan perbedaari yang bermakna. Ini menunjukkan
bahwa resin acihesif lebih kuat terikat pada amalgam tembaga
rendah danipada amalgam tembaga tinggi dan penggunaan resin
adhesif dapat rnenambah kekuatan tepi restorasi amalgam.
"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library