Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 198 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Umar Abdul Hamiid
"Introduksi: Gagal jantung (GJ) adalah kondisi dimana jantung tidak mampu secara optimal memompa darah untuk konsumsi tubuh. Walaupun dalam tingkat global prevalansi GJ itu tinggi, studi mengenai hubungan status New York Heart Association (NYHA) dan IMT dari pasien GJ masih minim. Sebagai tambahan, tidak seperti di negara lain, studi mengenai profil pasien GJ di Indonesia sudah tua. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai karakteristik klinik pasien GJ di RSCM dan mengidentifikasi jika adanya korelasi signifikan diantara IMT dan status NYHA pasien GJ.
Metode: Ini adalah studi penampang lintang data sekunder yang dilakukan pada tahun 2021. Data dari pasien GJ yang memiliki indikator IMT dan NYHA jelas dari rekam medis PJT dan pusat RSCM dikumpulkan. Semua data berasal dari kunjungan pertama pasien ke RSCM. Data tersebut dianalisa menggunakan SPSS, dimana frekuensi, median, dan interquartile range dari variabel ditelusuri. Hubungan antara IMT dan NYHA diobservasi melalui ANOVA dan regresi logistik. Hasil: 224 data pasien dari RSCM berhasil terkumpulkan. Median usia pasien GJ di RSCM adalah 57 tahun (IQR=13.75). Populasi pria melebihi dibandingkan wanita (66.1%). Pasien obesitas meliputi sepertiga (39.7) dari total populasi. NYHA 2 adalah status NYHA yang paling kerap muncul dalam populasi sample (62.1%). Gejala yang paling sering ditemukan adalah sesak nafas (75.0%), sedangkan sejarah medis yang paling acap adalah gejala jantung iskemik (69.2%). Semua tanda vital dalam jarak normal. Manifestasi klinis yang paling sering muncul adalah ronkhi (36.80%). Pola ECG yang paling sering ditemukan adalah irama sinus normal (61.50%). Kebanyakan pasien memiliki ejeksi fraksi berkurang (58%). Semua indikator lab normal, terkecuali untuk biomarker renal yang tinggi. Terapi farmakologi teradministrasi paling sering adalah B-Blocker dan Antagonis Aldosterone (64.6% dan 66.5%). One way ANOV A menunjukan adanya perbedaan rata rata IMT signifikan (! (2,211) = 7.964, " = <.001, #2 = .06). Konklusi: Profil pasien studi ini sesuai ekspektasi dari kondisi rujukan awal pasien GJ. Profil pasien sample ini dengan studi lain dari Indonesia, akan tetapi menemukan beberapa perbedaan dengan studi dari negara lain. IMT dan NYHA juga ditemukan mempunyai korelasi linear, dengan catatan ada faktor eksternal yang menentukan progresi menuju NYHA 4.

Introduction: Heart failure is a condition where the heart cannot pump blood for the body. Even though it is high on prevalence globally, the relationship between the presenting New York Heart Association (NYHA) and patients' BMI is still minimally studied. Additionally, HF patients' profile in Indonesia is significantly outdated. This study aims to provide a clinical characteristic of HF patients in RSCM and identify the relationship between BMI and present NYHA status. Methods: This study is a cross sectional secondary data study conducted on 2021. Data of HF patients from PJT and central RSCM medical records with a clear indicator of BMI and NYHA were collected. All data came from the patient's first visit to RSCM. Data were then analyzed using SPSS, where the frequency, median, interquartile range of variables was explored. The relationship between BMI and NYHA was observed using ANOVA and logistic regression. Results: 224 data were collected on this study. The median age of HF patients in RSCM was 57 years old (IQR=13.75). Compared to females, males are more frequent (66.1%). Obese patients comprise one third (39.7%) of the population. NYHA 2 is the most common presenting NYHA, which constitutes half the sample (62.1%). The most common symptom is dyspnea (75.0%), while the most common medical history is previous ischemic heart disease diagnosis (69.2%). All vital signs are within normal range upon inspection. The most common physical manifestation is Ronchi (36.80%). ECG pattern most commonly found is normal sinus rhythm (61.50%). Most patients have reduced ejection fraction (58%). Lab indicators are within the normal range, except for renal biomarkers, which is mainly elevated. Most common medication administered is B- Blocker and Aldosterone Antagonist (64.6% and 66.5%). ANOVA test found significant mean differences between severe NYHA and BMI (! (2,211) = 7.964, " = <.001, #2 = .06) Conclusion: In conclusion, patients from this study are more common to have NYHA 2. Additionally, BMI and NYHA is linear correlated, where other factors apart from BMI may be a significant cause of progression to NYHA 4."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leorca Aurino
"ABSTRAK
Latar belakang. Obesitas merupakan suatu tren global yang memprihatinkan teruatam di Indonesia. Serat pangan merupakan solusi alternatif dalam penanganan obesitas kurang mendapatkan perhatian yang lebih padahal sangat mudah diapatkan di Indonesia. Metode Penelitian. Penelitian potong lintang dilakukan di HNRC IMERI FKUI dalam periode Juli hingga September 2018 dengan mengambil sampel populasi pria dan wanita berusia 19-50
tahun di Jakarta dan melihat korelasi antara nilai asupan serat pangan harian menggunakan 24-hour recall method dan persentase lemak diambil menggunakan skinfold method. Hasil. Sebanyak 126 responden berpartisipasi dalam penelitian ini. Ditemukan bahwa asupan serat memiliki korelasi cenderung signifikan terhadap persentase lemak p=0.051,0.146 dan
setelah dilakukan penyesuaian terhadap variabel usia, jenis kelamin, rerata asupan kalori, dan aktivitas fisik didapatkan tren signifikan pada hubungan tesebut. (Adjusted 0.487 p0.082, IK95%-1.036-0.062 Kesimpulan. Tingkat asupan serat yang adekuat memiliki hubungan terhadap persentase lemak. Diperlukan edukasi terutama dalam perubahan gaya hidup agar profil kesehatan masyarakat Indonesia dapat mengalami perbaikan.

ABSTRACT
Objectives. Obesity as a leading global trend that can be overwhelming if not treated well. Dietary fiber as an alternative solution in obesity management is not considered in many studies although in Indonesia dietary fiber is abundant and not hard to get. Methods. A cross-sectional study is conducted on HNRC IMERI FKUI from July until September 2018 taking samples from man and woman aged 19-50 years old in Jakarta and measures the corelation between daily dietary fiber intake using 24-hour recall method and body fat percentage calculated using skinfold method. Results. A total of 126 respondent is involved in this research. It is found that fiber intake has an almost significant correlation with fat percentage 0.051, r 0.146), and after adjustment with other variable such as age,
gender, activity level, and calorie intake, a significant trend is achieved (Adjusted 0.487, 0.082, 95 C1.036-0.062 Conclusion: Adequate amount of daily dietary fiber intake has a borderline significant trend relationship with body fat percentage. Education effort and a lifestyle change is a must in the goal of repairing Indonesias citizen health and well-being."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumaisha Hasnah Ibrahim
"Obesitas merupakan masalah kesehatan yang terus mengalami peningkatan baik secara global maupun di Indonesia. Obesitas pada remaja didiagnosis dengan mengkategorikan indeks massa tubuh (IMT) menggunakan grafik CDC. Obesitas pada remaja dapat menimbulkan konsekuensi jangka panjang, seperti munculnya timbulnya resistensi insulin dan penyakit kardiovaskular di usia dini. Salah satu etiologi obesitas ialah asupan energi berlebih, yang berasal dari asupan kalori dari sumber makronutrien dalam jumlah yang tidak normal (lebih tinggi dari anjuran asupan gizi yang ada). Penelitian ini menganalisis hubungan asupan energi total dan jenis asupan makronutrien dengan derajat obesitas yang dikategorikan berdasarkan rerata IMT sampel. Subjek terdiri dari 69 remaja usia 14-18 tahun yang bersekolah di SMA di DKI Jakarta. Studi ini menggunakan desain potong lintang dengan menganalisis data sekunder yang didapat dari penelitian sebelumnya. Pada hasil ditemukan bahwa total asupan kalori tidak berhubungan dengan dengan derajat obesitas (p = 0,135) dan asupan makronutrien tidak memiliki hubungan signifikan dengan derajat obesitas (p > 0,05).

Obesity is a disease with increasing prevalence globally and within Indonesia. Obesity in adolescent is diagnosed using body mass index (BMI) percentile in growth chart arranged by CDC. Childhood obesity could lead to long term concequences such as insulin resistance and cardiovascular diseases at earlier age. One of the primary cause for obesity is excess energy intake in accordance to its energy requirement affected by total energy expenditure. Energy intake would be defined by total caloric intake and its variety of macronutrient composition. This research is conducted to determine the correlation between total caloric intake and macronutrient intake status with degree of obesity categorized by the mean of samples BMI. Subjects included 69 adolescents aged 14-18 who were studying in Senior High School in Jakarta during data collection. This research is a cross-sectional study using secondary data collected from a prior research. With comparative approach, the results show that total caloric intake does not corellate with degree of obesity (p = 0,135) and macronutrient composition has no significant corellation with degree of obesity (p > 0,05)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Laksmana Hermanto Putra
"ABSTRACT
Bullying adalah masalah utama yang terjadi di kalangan remaja, terutama di sekolah lingkungan baik di dunia maupun di Indonesia. Tindakan pelecehan ini berdampak buruk pada penderita, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Status gizi sering dikaitkan dengan tindakan pelecehan ini. Status gizi dapat menjadi pemicu penyalahgunaan. Dalam penelitian ini, peneliti meneliti hubungan antara kelebihan berat badan dan tindakan pelecehan pada remaja dengan remaja berusia 16 - 18 tahun di SMA Jakarta Selatan dilakukan pada bulan Desember 2017- Januari 2018. Ada 280 responden dari SMA Jakarta Selatan yang berpartisipasi dan data diambil dengan cara mengukur antropometri responden memeriksa dan nilai total dari mengisi kuesioner intimidasi olweus Studi ini
menggunakan desain penelitian cross-sectional. Analisis data menggunakan uji chi-square, yang menunjukkan itu
tidak ada hubungan yang signifikan antara kelebihan berat badan dan penyalahgunaan remaja berusia 16 - 18 tahun di SMA Jakarta Selatan (P = 0,249). Dalam penelitian ini itu ditemukan bahwa responden dengan berat badan normal (normoweight) memiliki tingkat pelecehan yang tinggi dengan jumlah responden 75,7% dan kelebihan berat badan 24,3%. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa hubungan kelebihan berat badan tidak bisa langsung berhubungan dengan tindakan pelecehan karena itu bisa disebabkan oleh berbagai faktor atau multifaktorial.

ABSTRACT
Bullying is a major problem that occurs among teenagers, especially in environmental schools both in the world and in Indonesia. This act of harassment adversely affects sufferers, both in the short and long term. Nutritional status is often associated with this act of abuse. Nutritional status can be a trigger for abuse. In this study, researchers examined the relationship between overweight and acts of abuse in adolescents with adolescents aged 16-18 years in South Jakarta High School conducted in December 2017-January 2018. There were 280 respondents from South Jakarta High School who participated and the data were collected by measure the anthropometry of respondents examining and the total value of completing the olweus bullying questionnaire study
using a cross-sectional research design. Data analysis used the chi-square test, which showed that there was no significant relationship between overweight and abuse of adolescents aged 16-18 years in South Jakarta High School (P = 0.249). In this study it was found that respondents with normal weight (normoweight) had a high level of abuse with the number of respondents 75.7% and overweight 24.3%. Thus it can be concluded that an overweight relationship cannot be directly related to acts of abuse because it can be caused by various factors or multifactorial.
"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahira Azhari
"Air memiliki banyak manfaat dalam kehidupan, mulai dari proses metabolisme, pengangkut nutrisi dan sebagai kebutuhan manusia untuk bertahan hidup. Kualitas air semakin menurun akibat faktor kegiatan industri yang mengesploitasi lingkungan. Sungai Citarum berperan penting dalam menyediakan suplai air untuk masyarakat tetapi sungai ini ditetapkan sebagai sungai paling tercemar di dunia.
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti adanya hubungan antara faktor lingkungan tempat tinggal berupa wilayah, lama tinggal, dan radius tempat tinggal terhadap penurunan fungsi liver pada masyarakat DAS Citarum. Penelitian ini menggunakan data lama tinggal, wilayah tempat tinggal, radius tempat tinggal dan fungsi liver masyarakat yang ditentukan secara clustered random sampling. Data merupakan data sekunder yang diambil dari hasil kuisioner dan pengambilan sampel darah melalui wawancara pada warga DAS Citarum dan disajikan dalam bentuk kategorik. Selanjutnya, data tersebut diolah menggunakan program SPSS for mac 2.0 dengan desain studi cross-sectional dan uji chi-square.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini ditemukan terdapat 26,82% masyarakat DAS Citarum yang mengalami kelainan fungsi liver diikuti dengan 73,17% masyarakat memiliki fungsi liver normal dan belum ditemukan hubungan yang signifikan secara statistik antara lama tinggal (p=0,862), wilayah tempat tinggal (p=0,818) dan radius tempat tinggal ke sungai (p=0,212) dengan penurunan fungsi liver masyarakat DAS Citarum. Berdasarkan uji yang dilakukan, belum ditemukan hubungan yang signifikan antara lingkungan tempat tinggal dengan penurunan fungsi liver yang diukur dengan menggunakan nilai SGOT dan SGPT, tetapi perlu dilakukan penilaian terhadap faktor lainnya yang mempengaruhi fungsi liver seperti Alkaline Phosphatase, Gamma Glutamyltranspeptidase (GGT) dan Bilirubin.

Water gives many benefits in life, starting from metabolic processes, transporting nutrients and as a human need for survival. The quality of water has also declined due to industrial activites which exploit our environment. The Citarum River plays an important role in providing water supply for the community but it is designated as the most polluted river in the world.
This study aims to examine the telationship between environmental factors in the form of area, length of stay, and radius of residence on the decline in liver function in the Citarum watersheds community. This study used data on length of stay, area of residency, radius of residence and liver function which were determined by clustered random sampling. Data is classified as secondary data taken from questionnaires and blood sampling through interviews with residents of the Citarum and presented in a categorical form. Furthermore, the data were processed using the SPSS for mac 2.0 program with a cross-sectional study and the chi-square test.
The results obtained from this study found that 26,82% of The Citarum watershed community had liver function disorders followed by 73,17% of the people had normal liver function and there are statistically insignificant relationship  between the length of stay (p=0,862), area of residence (p=0,818) and the radius of residence to the river (p=0.212) with a decrease in the liver function of the Citarum watershed community. Based on the tests conducted, there are statistically insignificant relationship between the environment and decreased liver function which is measured by the SGOT and SGPT values, but it is necessary to assess other factors that affect liver function such as Alkaline Phosphatase, Gamma Glutamyltranspeptidase (GGT) and Biliburin.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fairuzia Fiyanti Putri
"Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kehidupan manusia. Salah satu unsur dari lingkungan yang penting ialah air. Namun, faktanya, Sungai Citarum yang mengalir di Provinsi Jawa Barat telah ditetapkan sebagai sungai terkotor di dunia. Di sisi lain, data menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang tinggal di WS Citarum meningkat setiap tahunnya. Tentunya, faktor lingkungan yang tercemar seperti hal tersebut dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor lingkungan tempat tinggal berupa lama tinggal, wilayah, dan radius tempat tinggal terhadap kejadian anemia. Data yang akan diolah merupakan data sekunder yang didapatkan dari pengisian kuesioner pada masyarakat yang tinggal di sekitar DAS Citarum. Data sekunder diambil dengan metode total population sampling atau seluruh data sekunder dimasukkan dalam penelitian ini (n=168). Data tersebut tersebut kemudian disajikan dalam bentuk kategorik. Selanjutnya, data tersebut diolah dengan SPSS for mac 20.0 dengan menggunakan desain potong lintang dan uji chi-squared. Hasil dari penelitian ini ialah terdapat hubungan yang tidak bermakna secara statistik antara lama tinggal (p = 0,121) dan radius tempat tinggal (p = 0,079) dengan status anemia masyarakat. Namun, terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara wilayah tinggal dengan anemia pada masyarakat (p = 0,012). Setelah dilakukan analisis multivariat, ditemukan bahwa variabel wilayah Gajahmekar merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan anemia. Populasi yang tinggal di wilayah Gajahmekar memiliki kemungkinan hampir tiga kali lipat untuk mengalami anemia dibandingkan populasi yang tinggal di wilayah Andir (OR = 2,877; 95% CI [1,235 – 6,703]). Sebagai kesimpulan, terdapat hubungan yang bermakna antara wilayah tinggal dengan anemia pada masyarakat usia produktif di DAS Citarum. Tetapi, tidak terdapat hubungan yang bermakna antara lama tinggal dan radius tempat tinggal dengan anemia pada masyarakat usia produktif di DAS Citarum. Untuk penelitian lebih lanjut, perlu diketahui etiologi anemia dari sampel untuk mengetahui patofisiologi pasti yang terjadi pada sampel.

Environment is one of many factors affecting human life. One of the element of environment is water, which has an important role in human living. However, in fact, Citarum River which flows on West Java has been acquinted as the most polluted river in the world. In the other hand, data shows that number of people living beside Citarum River increases every year. Since environment contributes to human health, such polluted environment could also bring bad effect to human health. This study aims to determine relationship between environmental factors such as length of stay, area of living, and radius of residence to anemia. Datas below are secondary data obtained from questionnaires filled out by resident living around Citarum River. Secondary data were taken using the total population sampling method, it means all secondary data were included in this study (n = 168). Those data are presented in categorical data. Furthermore, the data are analysed using SPSS for mac 20.0 using cross sectional designs and chi-squared test. There are statistically insignificant relationship between length of stay (p = 0,121) and radius of residence (p = 0,079) with the anemia of the population. However, there is a statistically significant relationship between the area of residence and the anemia of the population (p = 0,012). After conducting multivariate analysis, it was found that the Gajahmekar area variable was the most dominant variable related to anemia. Populations living in the Gajahmekar area are nearly three times more likely to develop anemia compares to population living in the Andir area (OR = 2.877; 95% CI [1,235 - 6,703]). In conclusion, there is a significant relationship between area of residences and anemia in productive age population living near Citarum River. However, there are no significant relationship between length of stay and radius of residence with anemia in productiver age population living near Citarum River. For further research, it is necessary to know the etiology of anemia from the sample to determine the exact pathophysiology that occurs in the population."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabitha Putriajeng Nuraisya
"Anemia merupakan masalah kesehatan global yang dapat menyerang semua kalangan. Prevalensi anemia secara global adalah sebesar 24,8%. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kadar polutan dalam darah dengan kejadian anemia pada warga DAS Citarum, Jawa Barat. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional dengan menggunakan data sekunder dari penelitian INDOHUN yang diambil pada tahun 2018. Hubungan polutan Hg, Pb, Cd, dan Cr dengan anemia dianalisis menggunakan uji Chi-square dengan nilai kemaknaan α 0,05 dan interval kepercayaan 95%. Dari 162 subyek yang didapat, ditemukan 16,7% (n=27) menderita anemia dan 17,3% (n=28) terdeteksi logam berat (Hg/Pb/Cd/Cr) dalam tubuh. Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan signifikan (P=1,000) antara polutan Hg, Pb, Cd, dan Cr dengan anemia. Hingga saat ini, belum ada studi yang secara spesifik melihat hubungan antara polutan Hg, Pb, Cd, dan Cr di air dengan risiko anemia.

Anemia is a global health problem that can affect all population. The global prevalence of anemia is 24,8%. Diagnosis of anemia is confirmed by the measurement of hemoglobin concentration. According to the WHO, the hemoglobin cutoff assigned for the diagnosis of anemia was <13 g/dL for men and <11.6 g/dL for women. This study aims to determine the relationship between levels of pollutants in the blood and the incidence of anemia in residents near the Citarum River, West Java. This is a cross sectional study that uses secondary data from INDOHUN’s main research taken in 2018. The relationship between pollutants and anemia is measured by doing chi-square test with α equal to 0,05 and 95% confidence interval. Out of 162 subjects obtained, 16,7% (n=27) was detected to have anemia and 17,3% (n=28) was detected to have heavy metal (Hg/Pb/Cd/Cr) in their body. The results of this study showed that there was no significant relationship (P=1,000) of the Hg, Pb, Cd, and Cr pollutants with anemia. To date, no study has specifically looked at the relationship between Hg, Pb, Cd, and Cr pollutants in water and the risk of anemia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Shadrina
"Berbagai penelitian menunjukkan tingginya angka prevalensi dehidrasi ringan di Indonesia. Pria usia produktif merupakan salah satu kelompok usia yang memiliki kecenderungan tinggi mengalami dehidrasi dikarenakan aktivitas fisik yang berat dalam kesehariannya. Dehidrasi pada derajat ringan dapat menyebabkan gangguan mood dan penurunan daya konsentrasi. Dehidrasi dapat dicegah dengan kebiasaan mengonsumsi cairan, adapun kebiasaan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang salah satunya adalah pengetahuan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah tingkat pengetahuan adalah salah satu faktor yang berpengaruh pada asupan cairan harian pria usia produktif. Penggunaan studi cross sectional ini dilakukan kepada 40 pria yang merupakan orang tua dari anak yang terdata sebagai siswa di Yayasan Kasih Keluarga, Pejaten, Jakarta Selatan. Seluruh subyek mendapatkan kuesioner yang terdiri dari 10 pertanyaan mengenai pengetahuan asupan cairan dan Catatan Asupan Cairan Harian yang harus diisi selama dua hari.
Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan uji chi square untuk variabel tingkat pengetahuan dan asupan cairan, serta uji alternatif Fischer untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan asupan cairan. Hasil yang diperoleh yaitu 46,2% subyek memiliki tingkat pengetahuan cukup mengenai asupan cairan, terdapat 7,7% subyek dengan pengetahuan baik mengonsumsi cairan secara tidak adekuat, sedangkan subyek dengan pengetahuan kurang terdapat 50% dengan asupan cairan tidak adekuat, maka tingkat pengetahuan memengaruhi asupan cairan seseorang (p<0,05).

Some studies show a high prevalence of mild dehydration in Indonesia. Men of productive age is highly prone to get dehydration due to their physical activities everyday. Dehydration, even in the mild form, lead to mood disorders and decrease in power of concentration. Dehydration can be prevented by making a good drinking habit. While one of factors that takes effect of habit is knowledge.
This research has a purpose that to know if knowledge is one of factors that influence daily fluid intake in men of productive age. Cross sectional study was conducted to 42 men whose children were students in Yayasan Kasih Keluarga, Pejaten, South Jakarta. All participants got questionnaire consists of ten questions about hydration knowledge and a note of daily fluid intake that should be filled within two days.
The data was analyzed by using chi-square test for hydration knowledge and fluid intake variable, and fischer test was used to know the correlation between hydration knowledge and daily fluid intake. The result was, among the participants there were 46.2% had enough hydration knowledge, 7.7% participant with good knowledge consumed water inadequately, whereas among participants with poor hydration knowledge there were 50% participants had poor daily fluid intake, so hydration knowlegde significantly influences daily fluid intake (p<0.05).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Yunita
"Data THIRST menyatakan bahwa sebanyak 46,1% penduduk Indonesia mengalami dehidrasi ringan. Meskipun demikian, penelitian terhadap asupan cairan subjek berusia lanjut di Indonesia masih jarang dilakukan. Padahal, subjek berusia lanjut memiliki faktor risiko yang lebih besar untuk mengalami dehidrasi. Dampak dehidrasi pada subjek berusia lanjut juga cukup berbahaya, sehingga dalam penanganan dehidrasi dibutuhkan pengawasan dari orang-orang sekitar subjek. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan asupan cairan pada subjek berusia lanjut. Pengambilan data dilakukan di Yayasan Kasih Keluarga, Pejaten, Jakarta Selatan pada Januari 2012. Peneliti memberikan kuesioner berisi 10 pertanyaan tentang asupan cairan yang terdiri atas 5 kategori, gejala, fungsi, keluarnya cairan, sumber, dan jumlah cairan, sebagai data untuk mengetahui tingkat pendidikan. Peneliti juga memberikan buku asupan cairan harian yang harus diisi subjek selama dua hari untuk mengukur asupan cairan subjek. Untuk mempermudah pengisian buku asupan cairan harian, peneliti memberikan gelas sebagai standar minum pada dua hari tersebut. Penelitian ini merupakan studi cross sectional dengan pengambilan sampel secara total population. Data yang didapat akan dianalisis dengan uji chi-square menggunakan program SPSS version 19. Pada akhir penelitian terdapat 35 subjek penelitian yang berpartisipasi. Sebagian besar subjek, yaitu sebanyak 31 dari 35 subjek merupakan perempuan dan 20 dari 35 subjek tidak bersekolah. Sebanyak 19 dari 35 subjek memiliki tingkat pengetahuan buruk, sedangkan sebagian besar, yaitu sebanyak 32 dari 35 subjek memiliki asupan cairan adekuat. Pada penelitian ini didapatkan data bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan asupan cairan pada subjek berusia lanjut (p = 0,337).

Based on THIRST’s data, 46.1% citizens of Indonesia were diagnosed mild dehydration. In Indonesia, research about water intake in elderly are rarely held. Elderly has more risk factors to become dehydration and more dangerous complications because of dehydration. Elderly need supervision from others to control and remind them to drink. Because of that background, the purpose of this research is to know correlation between knowledge and water intake in elderly. Samples were collected in Yayasan Kasih Keluarga, Pejaten, Jakarta Selatan on January 2012. As a method, researcher gave 10 questions’ questionnaire about body fluid, its function, resource, volume, signs and symptoms of dehydration. Those questionnaires were collected to measure their knowledge about water intake. Researcher also gave them ‘buku asupan cairan harian’ that had to be filled with their water intake during two days. To make it easier to fill the sheet, we gave them a standard glass so they only had to fill the sheet with how many glasses they drink that day. Researcher will convert it into milliliters. This is a cross sectional study with total population as sampling method. The data will be analyzed by chi-square test using SPSS version 19. Thirty one of 35 subjects are female and 20 of 35 subjects had not studied at school. Nineteen of 35 subjects had poor knowledge, yet 32 of 35 subjects had adequate water intake. From this research, we can make a conclusion that there is no correlation between knowledge and water intake in elderly (p = 0,337)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zalicha Bintang Nindrya
"Skabies merupakan penyakit kulit yang menular dan identik dengan rasa gatal yang disebabkan mikroorganisme Sarcoptes scabiei var. hominis. Skabies lebih sering menginfeksi kelompok sosial-ekonomi rendah dengan keadaan pemukiman padat penduduk, lingkungan yang tidak terawat serta higienitas yang buruk, salah satunya adalah pesantren. Prevalensi skabies di pesantren padat penghuni di Jakarta tergolong tinggi,yaitu 78,7 %. Untuk itu diperlukan pemberian pengobatan yang disertai dengan penyuluhan sebagai upaya pencegahan.
Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan santri mengenai gejala klinis skabies dan hubungannya dengan karakteristik demografi santri dengan desain cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di pesantren X ,Jakarta Timur pada tanggal 22 Januari 2011 dengan memberikan kuesioner berisikan pertanyaan mengenai gejala klinis skabies kepada santri. Pengolahan data menggunakan program SPSS versi 16 dan dianalisis menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.
Hasil yang diperoleh menunjukkan santri yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 4,2%, sedang 27,9 % dan kurang 67,9%. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan usia (Kolmogorov-Smirnov, p>0,05), jenis kelamin (Kolmogorov-Smirnov, p>0,05), tingkat pendidikan (Kolmogorov-Smirnov, p>0,05), jumlah sumber informasi (Kolmogorov-Smirnov, p>0,05) dan informasi yang paling berkesan (Kolmogorov-Smirnov, p>0,05).
Dari uraian tersebut, disimpulkan tidak terdapat hubungan tingkat pengetahuan santri mengenai gejala klinis skabies dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah informasi, dan informasi yang paling berkesan.

Scabies is a contagious skin disease and identical wtih itching sensation caused by microorganisms Sarcoptes scabiei var. hominis. Scabies is more commonly infect lower socio-economic groups with a dense population and the environment with poor hygiene, one of which is a boarding school. The prevalence of scabies in dense boarding schools in Jakarta is high (78.7%).
The research aims to determine the level of knowledge of students of clinical symptoms of scabies and its association with demographic characteristics of students with a cross-sectional design. The research was conducted in a boarding school X, East Jakarta on January 22nd , 2011 by giving questionnaires containing questions about the clinical symptoms of scabies to the students. The data was processed using SPSS version 16 and analyzed using the Kolmogorov-Smirnov test.
The result shows that students with good knowledge 4.2%, regular 27.9% and 67.9% . There were no significant differences between the level of knowledge with age (Kolmogorov-Smirnov, p> 0.05), sex (Kolmogorov-Smirnov, p> 0.05), educational level (Kolmogorov-Smirnov, p> 0.05), number of information sources (Kolmogorov-Smirnov, p> 0.05) and the most memorable information (Kolmogorov-Smirnov, p> 0.05).
From the description, it was concluded that there is no relationship between the level of knowledge of students about the clinical symptoms of scabies with age, gender, education level, the amount of information, and the most memorable information.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>