Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tachrul Tjondro
"ABSTRAK
Tugas akhir ini bertujuan untuk rnengoptimalkan program talent management di dalam
suatu sistem pengembangan SDM. Program talent management berdasarkan hasil
pcnilaian kinerja tahunan dan asesmen kompetensi mengumpulkan karyawan potensial
dan kompeten kedalam kelompok talent pool.
Model nperasionl pemecahan masalah pengoperasiaon talent management menggunakan
infotrnasi yang diperoleh dari hasil observasi dan wrwancara dengan karyawan yang
terlibat dalam talent pool maupun yang bukan, para atasan dan para pengelola program
pengembangan SDM , serta berdasarkan pada beberapa refcrensi yang berhubungan
dengan Human Resource Management. kompetensi, talent management, teori motivasi
expectancy dari Vroom (1964) dan expectancy - value dari Atkinson(l978).
Dari analisis metode SWOT terhadap hasil wawancara dan observsi disimpulkan bahwa
keluhan karyawan dari kelompok talent pool, non talent pool, pcngclola talent
management dan para atasan terdapat kendala pada faktor komunikasi, komitmen para
pimpinan dan sistem pengolah data. Dua rekomendasi solusi yang ditawarkan adalah 1)
melakukan pcrbaikan sektoral dad setiap program kegiatan pengembangan SDM 2)
membangun terlebih dahulu sistem yang tcrintegrasi sehingga pelaksanaan sektoral
kegiatan pengembangan SDM tidak menghadapi kendala operasional. Pcmilihan solusi
sangat terganttmg pada sudut kepentingan perusahaan saat ini dalam menetapkan
prioritas perbaikan.

ABSTRACT
The goal of final assignment/paper is to optimize the talent management program in a
system of human resource development program. The talent management program is
based on a yearly perfonnancc appraisal. Competency assessment is also done oi' which
result classifies potential and competent employees into a talent pool.
Operational model to solve the implementation of talent management problem is done by
using the infomation which is collected through an interview and observation. Its result
is involved in a talent pool and non talent pool, the superior and the Talent Management
Department Staffs. Theoretical approaches usecl human resource management,
competency, talent management, motivation of expectancy (Vroom, 1964) and
expectancy - value (Atkinson,l978).
Based on SWOT analysis, the result of interview and observation concluded that there
were grievances of the people from talent pool, non talent pool, the superior and the staffs
of Talent Management Department which encountered any obstacle factors in
communication, superior commitment and data infomation system. Two alternative
recommendations are proposed : 1) To improve parallel the each step from the
development activities, 2) To develop integrated system first to make easy the
implementation of operational system. The choice of the altemative depends on the
company policy.

"
2007
T34112
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumual, Eleonora Francisca Maria
"Penelitian ini dilakukan pada tim ketja majalah anak-anak dengan inisial Bb. Data dan infommasi diperolch dari wawancara, observasi, dan data hasil penjualan sclama tahun 2005 dan 2006.
Hasil yang diperoleh menunjukkan kinerja tim keqa Bb sedang mengalami penurunan kinerja, dengan tolok ukur berdasarkan penurunan market share, hasil penjualan dan kegagalan dalam melakukan pengembangan produk baru.
Berdasarkan analisis daur hidup produk majalah Bb telah mencapai tahap decline. Produk yang berada pada tahap ini perlu di ?re-launching" melalui inovasi produk, proses, dan layanan. Untuk melakukan inovasi diperlukan pengetahuan dari iuar maupun dari dalam organisasi agar "produk" yang diciptakan dapat bertumbuh kembali. Masalahnya orang-orang di tim kerja Bb belum mengetahui cara untuk mengumpulkan infonnasi dan mengolah informasi menjadi pengetahuan. Permasalahan ini disebabkan karena faktor Organization Capital yaitu sistem dan budaya di tim kerja Bb masih menj adi penghambat terciptanya knowledge.
Sebagai rekomendasi untuk mengatasi permasalahan ini, mula-mula yang harus dipersiapkan adalah Organization Capital untuk merangsang organisasi menjadi learning organization. Untuk menjadi learning organization, Organization Capital dibentuk berdasarkan penerapan tcori Organizational Knowledge Creation, scrta pcncrapan tcori FMh Discipline.

The research was conducted on a team of children magazine with the initial Bb. The data and information were obtained by interview and observation. All data and information were taken from the financial statistics of 2005 and 2006.
Measured by the decline of market share, the financial lost, and the failure to invent a new product; it is revealed that the work performance among the teams of Bb is declining.
The analysis shows that Bb magazine has reached the state of decline. At this point, the product needs to be relaunched with the innovation in product, process, and services. To implement the innovations, the teams should gain knowledge from inside and outside organizations so in order that the sales growth created products can increase. However, the member ofthe team do not know how to obtain the information and transform it into knowledge. Such problem is caused by the system and culture ofthe team that prohibits the knowledge sharing.
Based on the thorough analysis, firstly it is commended that the Organizational Capital is to prepare effectively by the management so that it can facilitate the Leaming Organization. Organization Capital should be developed based on the theories of Organizations Knowledge Creation and Fifth Discipline.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T34166
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Virginia Rusli
"ABSTRAK
Dalam dunia olahraga, bahaya cedera selalu mengintai ketika seorang atlet
melakukan aktivilasnya, disaat bertanding maupun latihan. Cedera pastinya
mengganggu performa seorang atlet, terlebih jika menyangkut atlet profesional. Hal
ini dikarenakan penghasilan yang biasa diperoleh ketika mclakukan fungsinya
scbagai attlet, tidak dapat dilakukan. Untuk kembali tampil pascacedera tentunya
dibutuhkan bukan hanya tekad yang kuat, tapi juga persiapan yang matang.
Pcnetapan sasaran (goal serring) adalah salah satu cara yang mcmbuat seorang atlet
menjadi siap untuk kembali berkeoimpung di arena olahraga, Bukan hanya
berpengaruh terhadap kesiapan tisik dan tcknik, penetapan sasaran juga
mempengaruhi kesiapan mental seorang atlet. Ini dikarenakan pcnctapan sasaran
dipercayai membawa perubahan-perubahan positif dalam beberapa kondisi
psikologis atlet, sepcrti: kecemasan, kepercayaan diri, dan motivasi (Gould, 1993).
Sasaran yang cfcktif dapat membantu atlet pulih dari cederanya (Wiese & Weiss,
l987). Pcnelitian ini menjadi pcrlu dan penting untuk dilakukan karena clisadari begitu tingginya kemungkinan cedera yang dialami oleh seorang atlet. Sedangkan di
lain pihak, kebanyakan atlet-atlet yang mengalami cederajustru mereka yang masih
baik prestasinya, bahkan yang tcrbaik di Indonesia. Oleh karenanya suatu
mekanisme penanggulangan cedera yang efektif sangat diperlukan. Penelitian ini
merupakan studi kasus yang dalam pcngumpulan datanya menggunakan tehnik
observasi dan wawancara (primer) serta studi pustaka (sekundcr). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah penetapan sasaran memiliki pcranan dalam
usaha pengembalian performa seorang atlet tenis profesional pascacedera.
Wawanoara dilakukan terhadap seorang atlet tenis putri profesional dan pelatih-
pelatihnya. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penetapan sasaran ternyata
memiliki pengaruh yang signitikan terhadap perforrna atlct ini secara iisik, teknik,
dan mental pascacedera yang dialaminya."
2006
T34178
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bonifacius Fredy Joko Susilo
"Penulisan tugas akhir berfolcus pada upaya perwaldlan BPKP untuk dapat melembagakan pengetahuan individu pegawai menjadi pengetahuan organisasi dengan menggumakan inisiatifpengelolaan pengetahuan dengan tujuan untuk dapat menghilangkan ketergantungan organisasi pada individu dan pengetahuan ~ tcrscbut dapat terkumpul dalam knowledge center perwakilan. Inisiatifpengelolaan pengetahuan yang dipergunahm dalam penulisan tugas akhir ini adalah menggmmakau pendckatan Interim Australian Standard Knowledge Management. Data dan informasi dalam tugas akhir ini diperoleh dari studi litemtur, hasil wawancara dengan beberapa pegawai perwakilan BPKP dan kantor pusat dan hasil pengaiaman penuljs bekexja di pewakilan BPKP selama sepuluh tahun.
Berdasarkan hasis analisis disirnpulkan bahwa: 1) tuntutan terwujudnya good governance, meningkatkan pelayanan publik, serta terwujudnya iklim yang menc egah KKN, maka perwakilan perlu mempunyai strategi yang si stcmatik untuk mampu memanfaatlcan dan meningkatkan penguasaan pengetahuan; 2) perwakilan saat ini kcsulitan dalam melembagakan pengetahuan yang ada di organisasi maupun yang ada pada para pegawainya; 3) pegawai yang pensiun dan turnover yang membawa pengetahuannya sejalan dengan keluarnya mereka; 4) ~ elemen pengelolaan pcngetahuan perwakilan masih banyak kclernahan dibanding dengan unsur kekuatannya; 5) stratcgi pcndekatan pengelolaan pengetahuan yang lebih cocok dengan kondisi perwakilan adalah menggunakan pendekatan kodifikasi sebagai pedekatan yang utama dan personalisasi sebagai pendekatan pendukung; 6) perwakilan proses kreasi pengetahuan SECI masih terdapat kekurangan yang perlu disempurnakan; 7) perwakilau baru mempunyai beberapa enabler yang mendukung pelaksanaan inisiati pengelolaan pengetahuan.

Zhisjinal report is focused on the #rt ofBPICP Regional Ojice to institutionalieing Individual Knowledge into organizational knowledge with the deployment of .lcnowledge management initiative. The purpose of this qfort is to deminish the organizational dependency on individual and the knowledge can be pooled in the Regional Ojlce's knowledge center. Knowledge management initiative which is used in this report is under Interim Australian Standard Knowledge Management approach. Data and infomation in this report was gathered from literature study, interview with Regional Ojice 's and main ojice employees and the writer 's I0 years of experiences in BPKP Regional Ojjioe.
Based on the analysis, we concluded that: 1) establishing good governance, improving public services and to ensure the climate that prevent corruption, collusion, and nepotism, Regional Ofice needs systematic strategies that can utilizing and improving biowledge; 2) Nowadays, Regional (Mice is having dgfculties in institutionalmng all knowledge in the ojice or in the employees; 3) the retired and turnover employees bring along their knowledge with them; 4) Regional Ojjice is KM elements have more weaknesses than its strengths; 5) KM approach strategies which are suitable with the Regional Office is codyication approach asthe main approach and personalihation as supportive approach; 6) the creation of SE CI knowledge is yet to be developed in Regional Office; 7) Regional Ojfices only have several enabler that can support the initiative ofICM.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T34203
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Erliana Muksin
"ABSTRAK
Multisystem Developmental Disorder (MSDD) atau Disorder of Relating and
Communicating merupakan suatu klasifikasi diagnosis dalam Zero to Three
Classification, dengan tujuan sebagai suatu alternatif diagnosa pada anak usia 0 -
3 tahun yang mengalami kesulitan dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan
dunia di sekelilingnya. Aspek-aspek perkembangan yang paling sering terganggu
pada kondisi ini adalah perkembangan komunikasi dan hubungan dengan orang
lain, sehingga sering disebut sebagai Gangguan Relasi dan Komunikasi
(Greenspan,1997). Anak-anak dengan gangguan relasi dan komunikasi memiliki
ciri-ciri antara lain, gangguan secara bermakna dalam kesanggupan untuk
melakukan dan mempertahankan hubungan sosial dan emosional secara timbal
balik. Kesulitannya dalam berkomunikasi, ditandai oleh keterlambatan berbicara
atau berbicara hanya satu arah dan sulit mempertahankan pembicaraan. Mereka
juga sulit untuk melakukan interaksi yang timbal balik, cenderung sulit diarahkan
karena tampak semaunya dan menganggap kehadiran orang lain sebagai ‘benda’.
Mereka biasanya sulit untuk berinteraksi sosial dengan teman seusianya, kesulitan
mempergunakan isyarat non verbal sebagai pengganti komunikasi verbal untuk
mengatur interaksi sosial dan tidak tidak tanggap pada situasi sosial dan emosi
orang disekitamya serta mengalami kesulitan untuk bermain pura-pura seperti
yang biasanya dilakukan anak seumurnya.
Anak dengan gangguan relasi dan komunikasi juga mengalami disfungsi
sensoris dalam pemaknaan pada rangsang dengar maupun gangguan dalam
pemprosesan sensasi lainnya, seperti gangguan perencanaan gerak motorik,
kesulitan dalam melakukan keurutan gerakan atau tindakan.
Berbagai pendekatan terapi untuk mengatasi gangguan ini dengan upayaupaya
untuk meningkatkan kemampuan bahasa dan komunikasinya, telah banyak
dilakukan. Dewasa ini berkembang model penanganan yang memandang sudut
penggunaannya dalam situasi sosial, yang menekankan peningkatan komunikasi
sosial dengan struktur yang lebih fleksibel, serta aktifitas yang lebih bervariasi,
ditandai dengan interaksi yang timbal balik serta belajar melakukan aktifitas yang
bermakna, berdasarkan minat dan motivasi anak. Pendekatan integratif dan interaktif yang berdasarkan perkembangan
individual anak disebut juga tehnik Floor Time, yaitu suatu cara atau tehnik
interaksi melalui bermain sebagai upaya untuk membantu anak dalam mencapai
tahapan perkembangan, terutama anak dengan gangguan relasi dan komunkasi.
Tehnik interaksi ini menekankan kekuatan relasi yang bersifat interaktif antara
orang tua atau pembimbing dengan anak. Prinsip utama tehnik Floor Time adalah
mencoba memanfaatkan setiap kesempatan yang muncul untuk berinteraksi,
dengan cara yang disesuaikan dengan tahap perkembangan emosi. Asumsinya,
bahwa perubahan cara anak ‘merasakan dan mengalami’ relasi akan
meningkatkan peran sertanya dalam interaksi itu sendiri secara lebih
komprehensif.
Peneliti ingin mengetahui bagaimana penerapan tehnik ‘Floor Time’ dapat
memberikan dukungan untuk mengembangkan kemampuan interaksi pada anak,
khususnya anak dengan gangguan relasi dan komunikasi (Multisystem
Developmental Disorder).
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan
studi kasus tunggal. Pengambilan sampel tidak dipilih secara acak, melainkan
mengikuti kriteria tertentu. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi, wawancara, serta alat bantu rekam suara dan gambar. Proses analisis
data dimulai dengan memberikan koding pada data sesuai dengan kategori
perilaku yang muncul. Setelah tahap kategorisasi peneliti melakukan proses
analisis yang dibuat dalam bentuk naratif berdasarkan konsep teori pada penelitian
ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara kualitatif terdapat peningkatan
kualitas interaksi antara subjek dengan pembimbing. Peningkatan ini terutama
lebih terlihat pada aspek ketrampilan Menjalin Ikatan Komunikasi Timbal Balik
(MIKT) serta Ketrampilan Meniru (KM). Sedangkan pada kemampuan bahasa
tidak terlihat kemajuan secara mencolok. Minat subjek serta ketertarikan untuk
melakukan sesuatu bersama pembimbing, tampak semakin intens dan bervariasi.
Subjek mulai menunjukkan kedekatan dan keintiman dengan ibu. Selama
pelaksanaan Floor Time terlihat perilaku seperti memeluk, mencium, menyentuh
wajah ibu, menarik/mengulurkan tangan (meminta pertolongan) atau duduk
dipangkuan ibu lebih sering muncul dibanding sebelumnya. Ibu pun merasakan
bahwa subjek mulai ‘menempel’ dan mencari ibu disaat ibu tidak berada ditempat.
Perilaku menirukan suara pembimbing tampak semakin sering muncul.
Atas dasar hasil penelitian ini, disarankan kepada peneliti lain di bidang
psikologi, khususnya psikologi klinis anak untuk dilakukan penelitian dalam
jangka waktu yang lebih lama, agar dapat memperoleh gambaran yang lebih baik
mengenai kemajuan maupun informasi tambahan dari pelaksanaan Floor Time
pada anak dengan gangguan relasi dan komunikasi."
2005
T37817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Rita Arie Radyaswati
"ABSTRAK
Meningkatnya jumlah lansia di Indonesia menjadi bagian persoalan
yang harus disikapi secara lebih serius. Masa lansia hampir selalu identik
dengan bermacam-macam perubahan yang mengarah pada kemunduran
fungsi-fungsi fisik maupun psikologis. Perubahan kehidupan masyarakat
yang semakin individualis, bergesernya nilai dan cara pandang terhadap
lansia berpengaruh terhadap kehidupan pribadi yang menimbulkan berbagai
masalah bagi lansia dalam memenuhi harapan dan kebutuhan-kebutuhan
guna mencapai kepuasan hidupnya.
Kepuasan hidup merupakan harapan dan tujuan semua manusia
dimanapun mereka tinggal, tidak memandang usia, jenis kelamin maupun
status. Namun demikian melihat karakterististik kebutuhan-kebutuhannya,
faktor status tidak menikah dan tinggal di sebuah panti wreda menjadikan
aspek yang menarik untuk diteliti.
Di dalam teori aktifitas mengemukakan bahwa kepuasan hidup
ditentukan bagaimana lansia merasakan kepuasan hidup dengan
mempertahankan keaktifan secara berkesinambungan sepanjang hidupnya.
Neugarten (dalam Kausler 1982) mengidentifikasi kepuasan hidup melalui
lima komponen dalam Life Satisfaction Index, yang terdiri dari komponen
Zest fo r Life; Resolution and Fortitude; Achieved Goals; Optimistic Mood
Tone dan Positive Self-Concept.
Tujuan penelitian ini untuk melihat bagaimana kepuasan hidup
wanita lansia yang tidak menikah dan tinggal di Panti Wreda Kristen Hana.
Sedangkan tujuan khusus adalah untuk mengungkap bagaimana mereka
menghayati kepuasan hidupnya. Peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif dengan subyek 5 orang lansia yang mempunyai karakteristik
sesuai tujuan penelitian. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tidak semua subyek
merasakan kepuasan hidup. Beberapa subyek yang mempunyai kepuasan
hidup tinggi, pada umumnya memenuhi aspek-aspek dalam komponen
kepuasan hidup. Mereka antusias dalam menjalani hidup saat ini;
mempunyai penerimaan diri yang baik, bertanggung jawab, dapat
memaknai dan memberi arti dalam hidupnya serta sikap positif terhadap
kematian. Mereka juga merasakan tercapainya harapan-harapan dalam
hidupnya, optimis dan mempunyai respon positif dalam berbagai situasi
serta konsep diri positif Beberapa hal bertentangan terjadi pada beberapa
subyek yang mempunyai kepuasan hidup rendah. Beberapa aspek dalam
komponen kepuasan hidup tidak dapat dirasakan oleh beberapa subyek
yang mempunyai kepuasan hidup rendah. Sedangkan kesamaan ditemukan
pada semua subyek bahwa mereka masing-masing mengalami masalah
kemunduran baik secara fisik, ekonomi maupun psikologis. Mereka juga
tidak mempunyai ikatan yang kuat baik dengan saudara sedarah maupun
teman, dimana secara teoritis pada mereka yang tidak menikah mempunyai
kebutuhan-kebutuhan tinggi akan hal tersebut. Perbedaan utama terletak
pada penghayatan masing-masing subyek terhadap kehidupannya.
Lebih lanjut kemudian dapat ditemukan suatu benang merah dari
hasil variasi kepuasan subyek dalam setiap komponen kepuasan hidup yang
terkait dengan teori aktifitas. Disamping aktifitas berkesinambungan
sebagai kepuasan hidup, perasaan subyektifitas wanita lansia dalam
memaknai aktifitas dan peristiwa dalam hidupnya merupakan hal penting
dan tampak berperan dalam kepuasan hidup mereka"
2007
T37819
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Davina Kurnia
"ABSTRAK
Kompetisi yang teijadi antar rumah sakit-rumah sakit di Jakarta mendorong RS
X untuk menerapkan strategi peningkatan kualitas di segala bidang. Untuk itu, sebagai
langkah awal, RS X berusaha untuk mempersiapkan SDM-nya agar seiring sejalan
dalam memberikan unjuk keija yang sesuai. SDM bagi RS X, seperti dalam konsep
learning organization, menjadi modal penting yang perlu dikembangkan secara
kontinu karena SDM adalah ujung tombak memberikan pelayanan di dalam RS X.
Strategi peningkatan kualitas SDM oleh RS X adalah menggunakan prinsip learning
organization yang bermuara pada penanaman kebiasaan belajar yang salah satunya
melalui cara pemberian training.
Sebagai langkah awal persiapan SDM di RS X dilakukan grooming (atau
dikenal dengan istilah orientation training). Namun, setelah melihat output training
tersebut RS X merasa program yang ada masih belum memadai. Ternyata karyawan
RS X masih banyak yang belum menampilkan unjuk keija yang dijiwai oleh visi, misi,
nilai yang dianut RS X.
RS X berharap dapat menyusun program training yang membuat karyawan
baru lebih memahami budaya RS X sehingga menampilkan unjuk keija / sikap /
perilaku seperti yang diharapkan RS X. Selain itu, lebih aware akan pengembangan
potensi dan cara berinteraksi dengan konsumen RS X. Tentunya tidak cukup hanya
dengan orientation training saja, selanjutnya akan dipupuk dengan socialization dan
training yang lain secara periodik.
Oleh karenanya, dirancanglah sebuah modul orientation training untuk RS X
yang berbasis visi/misi/nilai RS X, Ekspektansi sikap/perilaku/unjuk keija RS X, dan
Awareness pengembangan diri. Hasilnya adalah modul yang terdiri dari materi :
Organizational Knowledge, Personal Management Skills, Customer Relation Skills
dalaim sebuah rangkaian orientation training untuk karyawan baru RS X."
2007
T37821
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Permata Shari
"Tugas akhir ini berisi mengenai analisis penerapan performance management dan sarana perbaikan yang sebaiknya dilakukan oleh PT WXY, sebuah anak perusahaan salah satu BUMN yang bergerak di bidang ketenagalistrikan. (profit perusahaan dapat dilihat pada lampiran 1)
Penerapan performance management berdasarkan sasaran kinerja (Management By Objective) di PT WXY belum sepenuhnya berjalan sesuai dengan tahapan proses performance management yang dikemukakan oleh Steven, 1995, bahwa tahapan yang harus dilalui untuk melakukan performance management terdiri dari tahapan perencanaan, tahapan coaching dari tahapan evaluasi. Pada tahapan perencanaan, seorang atasan membuat kesepakatan kerja dengan bawahannya dengan menuliskannya di dalam buku pengelolaan kinerja, hingga saat ini masih banyak yang belum melakukannya. Hal ini berpengaruh untuk tahapan selanjutnya, yaitu atasan tidak memiliki acuan yang jelas dalam memberikan bimbingan bila ada kesulitan yang dihadapi oleh bawahannya. Walaupun untuk tahapan evaluasi (performance appraisal) sudah dilakukan dengan mengikuti pola multi rater review khususnya untuk kelompok managerial namun masih belum dapat mencerminkan kinerja individu yang sebenamya. (lihat analisis kondisi dan data yang ada pada bab III)
Menanggapi kondisi di PT WXY, penulis menginformasikan bahwa agar tahapan performance management khususnya untuk performance evaluation dapat berjalan secara efektif maka salah satu syarat dari faktor SMART (seperti dikutip dalam Ruki, 2002), misalnya faktor M, measurable yang artinya terukur, harus terpenuhi. Seharusnya standar/kriteria penilaian ini dibuat dengan menggunakan tolak ukur yang jelas sehingga dapat membedakan mana karyawan yang berprestasi maupun yang tidak.
Selain itu juga harus memenuhi salah satu faktor yaitu faktor practically dimana agar penggunaan buku pengelolaan kinerja juga dapat berjalan, perlu dibuatkan kedalam bentuk formulir yang lebih praktis.
Berdasarkan analisis terhadap permasalahan yang ada di PT WXY, penulis mengusulkan bahwa buku pengelolaan kinerja yang selama ini terdiri dari kurang Iebih 10 lembar untuk l tahun, dirubah menjadi dalam bentuk formulir sebanyak 2 Iembarl 1 tahun kinerja. Sedangkan untuk formulir performance appraisal lebih disederhanakan agar lebih praktis terutama bagi karyawan yang lebih banyak menghabiskan waktunya di lapangan. Selain itu juga standar-standar kinerja, robot kuota untuk sasaran kinerja dan faktor-faktor penilaian serta persentase rata-rata nilai perfomance appraisal (tabel 18), maupun hal-hal lainnya yang berkaitan dengan performance management direview kembali agar lebih efektif dan efisien dan dapat meminimalkan tingkat ketidakpuasan karyawan.
Sebagai salah satu alternatif solusi pemecahan masalah yang ada, penulis merekomendasikan supaya PT WXY melakukan review dan perbaikan untuk keseluruhan proses performance management disertai revisi mengenai kriteria faktor-faktor penilaian. Penilaian menggunakan multi rater review dan dilakukan 2 (dua) kali penilaian dalam setahun namun perlu dikaji rumusan yang tepat dan dapat memformulasikan hasil penilaian dari ke 2 semester tersebut agar dapat diterapkan untuk berbagai kepentingan administrasi SDM."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T37880
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumual, Eleonora Francisca Maria
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T37652
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inda Kristiani
"ABSTRAK
Kesuksesan utama dari suatu perusahaan terletak pada tenaga kerja yang dimilikinya. Semakin sesuai karakteristik tenaga kerja yang dimiliki perusahaan dengan tuntutan dan kondisi perusahaan, akan semakin sukses perusahaan tersebut dalam mencapai visi dan misinya. Oleh karena itu diperlukan metode seleksi yang tepat untuk dapat menseleksi karyawan yang tepat dengan persyaratan yang ada.
Terdapat berbagai macam metode seleksi. Jika dilakukan oleh interviewer yang terlatih dan disusun secara terstruktur, metode interview merupakan salah satu metode yang paling cepat dan valid. Metode interview itu sendiri terdapat beberapa jenis. Metode interview yang paling valid dalam memprediksi kemungkinan kesuksesan seseorang dalam pekerjaan dan organisasi adalah competency based interview, yaitu metode interview yang menggali kompetensi yang dimiliki individu yang dibutuhkan untuk dapat melakukan suatu jabatan. Pada PT. Y sebenarnya sudah berbasis kompetensi dalam melakukan rekrutmen dan seleksi terhadap tenaga kerjanya. Namun pada Departemen Sales PT. Y terdapat beberapa hambatan yang membuat PT. Y belum menerapkan kompetensi dalam proses rekrutmen dan seleksinya. Oleh karena itu dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis mengusulkan rancangan competency based interivew untuk seleksi karyawan di Departemen Sales PT. Y. Yang dilakukan peneliti adalah membuat rancangan competency based interview dengan terlebih dahulu membuat model kompetensi yang dibutuhkan di Departemen Sales PT. Y. Kemudian penulis menyusun daftar pertanyaan yang dapat menggali setiap kompetensi tersebut serta membuat form evaluasi sebagai hasil akhir laporan interview."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T37934
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>