Ditemukan 40 dokumen yang sesuai dengan query
Fadhila Setyo Hadi
"Pada drama Korea “It’s Okay to Not Be Okay” disajikan enam dongeng anak dengan tema seputar isu kesehatan mental yang diterbitkan semua di tahun 2020 oleh penerbit Wisdom House. Salah satu dongeng yang diterbitkan adalah dongeng berjudul Akmeongeul Meokgo Jaran Sonyeon yang telah ditulis oleh penulis Jo-yong. Salah satu tokoh dalam buku cerita anak tersebut adalah seorang penyihir. Penyihir di dalam buku cerita dianggap oleh penulis sebagai tokoh cerdik yang menyelamatkan seorang anak kecil dari mimpi buruk, tetapi di lain sisi penyihir tersebut juga memakan jiwa anak laki-laki yang merupakan protagonis di dalam cerita. Penelitian ini menganalisis penokohan penyihir di dalam dongeng anak Akmeongeul Meokgo Jaran Sonyeon. Penelitian menggunakan metode deskriptif dalam menganalisis penokohan karakter penyihir di dalam cerita. Hasil penelitian menunjukkan penyihir di dalam dongeng anak Akmeongeul Meokgo Jaran Sonyeon merupakan gambaran dari karakteristik penyihir modern yang memiliki sifat baik dan sifat jahat. Karakter dan watak penyihir dapat dijelaskan dengan analisis menggunakan teknik ekspositori oleh Nurgiyantoro.
In the Korean drama "It's Okay to Not Be Okay" six children's fairy tales with themes around mental health issues are published in 2020 by the publisher Wisdom House. One of the published fairy tales is a fairy tale entitled Akmeongeul Meokgo Jaran Sonyeon which was written by writer Jo-yong. One of the characters in the children's story book is a witch. The witch in the storybook is considered by the author as a clever character who saves a small child from a nightmare, but on the other hand the witch also eats the soul of the boy who is the protagonist in the story. This study analyzes the characterization of witches in the children's fairy tale Akmeongeul Meokgo Jaran Sonyeon. This research uses descriptive method in analyzing the characterization of the witch character in the story. The results showed that the witch in the children's fairy tale Akmeongeul Meokgo Jaran Sonyeon is a description of the characteristics of modern witches who have good and evil traits. The character and character of magicians can be explained by analysis using expository techniques by Nurgiyantoro."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Annisa Shofia Khairina
"Penelitian ini membahas bagaimana munculnya fenomena pig mum serta bentuk keterlibatan orang tua untuk mewujudkan aspirasi pendidikan terhadap anak. Penerapan kembali sistem pendidikan berbasis tes di tahun 1990-an memicu maraknya fasilitas pendidikan tambahan (sagyoyuk) di Korea Selatan. Fasilitas tersebut bertujuan untuk membantu para siswa sekolah menengah atas mempersiapkan diri untuk ujian masuk universitas (suneung). Hal ini membuat para ibu di Korea Selatan melibatkan diri untuk mencari informasi mengenai fasilitas pendidikan tambahan untuk anak mereka dan memicu munculnya fenomena pig mum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana fenomena pig mum muncul di Korea Selatan dan bagaimana fenomena ini mempengaruhi perilaku para orang tua untuk mewujudkan aspirasi pendidikan. Pada penelitian ini, metode yang digunakan berupa metode kualitatif melalui studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fenomena pig mum muncul sebagai reaksi dari sistem pendidikan berbasis tes yang diwujudkan dalam suneung di Korea Selatan. Bentuk keterlibatan orang tua dalam mewujudkan aspirasi pendidikan ditunjukkan dengan pindah dan mencari fasilitas pendidikan tambahan di daerah Gangnam, serta adanya pembentukkan perkumpulan antara ibu, tutor, dan pemilik hakgwon demi dianggap sebagai ‘ibu yang ideal’.
This qualitative study examines the rise of pig mum phenomenon and South Korean parents’ involvement in achieving educational aspirations towards their children. The reimplementation of the exam-based education system around the 1990s led to the explosion of private education facilities (sagyoyuk) in South Korea. Those private education facilities aim to help high school students prepare for the university entrance exam (suneung). It leads to the involvement of South Korean mothers in seeking information about private education facilities for their children. Also, it leads to the emergence of the pig mum phenomenon that happens among South Korean mothers. This study aims to acknowledge the occurrence of pig mum phenomenon in South Korea and how it affects parents’ behaviour in achieving educational aspirations. This research shows that the pig mum phenomenon is a reaction to the exam-based education system that is shown in university entrance examination (suneung) in South Korea. Parents also show certain behaviours based on their educational aspiration, such as moving to Gangnam district to achieve better private education facilities for their children and gather a lot of education-related information by forming a community among mothers, tutors, and hakgwon owners."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Meidinna Fitrie Lestari
"Skripsi ini membahas mengenai pandangan tentang pernikahan oleh dua tokoh utama wanita dalam novel Seo Inneun Yoja karya Park Wan Suh. Dua tokoh wanita dalam novel tersebut berasal dari dua generasi yang berbeda, yaitu generasi ibu dan anak. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif-analisis. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan sosiologi sastra dengan menghubungkan pandangan kedua tokoh tentang pernikahan dengan kondisi sosial masyarakat Korea Selatan pada masa diciptakannya novel, yaitu periode 1980-an.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan pandangan antara tokoh generasi ibu dan tokoh generasi anak dalam beberapa hal terkait pernikahan. Perbedaan pandangan itu terjadi karena beberapa faktor, seperti perbedaan generasi di antara kedua tokoh dan kondisi sosial yang turut mempengaruhi karakter kedua tokoh tersebut. Selain itu, perbedaan pandangan kedua tokoh tentang pernikahan juga menggambarkan perubahan sosial yang terjadi, dari tradisional menuju modern, pada masyarakat Korea di masa transisi tersebut.
This thesis explains about the view on marriage by two main female characters in Seo Inneun Yoja novel by Park Wan Suh. Two female characters in the novel come from two different generations, the mother generation and the child generation. This research is a qualitative research with descriptive analysis method. In this study, the author uses the theory of sociology of literature by connecting the views of the two characters about marriage to social condition of South Korean society during the creation of the novel in 1980s. The result of the research shows that there are differences in views between the mother rsquo s generation and the child rsquo s generation figure in some matters related to marriage. Differences in views occur due to several factors, such as the difference in generation between the two characters and social conditions that also affect the personality of the two characters. In addition, differences in views of the two characters about marriage also describe the social change occurred, from traditional to modern, in Korean society in this transition period."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Melisa Rizkiyanthi
"Penelitian ini menganalisis unsur surealisme yang terkandung dalam dua cerpen karya Yi Sang berjudul Bongbyeolgi dan Nalgae, yang dibuat pada tahun yang sama, yaitu 1936. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan membandingkan unsur surealisme dalam cerpen Bongbyeolgi dan Nalgae. Fokus penelitian ini adalah menganalisis unsur surealisme cerpen Bongbyeolgi dan Nalgae melalui aspek tema, tokoh, penokohan, dan alur cerita. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dan studi komparatif. Adapun pendekatan yang digunakan adalah close reading. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa unsur surealisme dalam kedua cerpen di atas memiliki kemiripan, namun terdapat juga perbedaannya dalam segi penampilan karakter tokoh wanita sebagai pendamping dari tokoh aku.
This research analyzes surrealism elements in two short stories entitled Bongbyeolgi and Nalgae by Yi Sang, which is created in the same year of 1936. The research aims to describe and compare the elements of surrealism in Bongbyeolgi and Nalgae. This research concerns to analyze the elements of surrealism through its theme, plot, character, and characterization of both short stories. Comparative study and qualitative method are applied to this research. The approach that used in this research is close reading. The result of this research shows that surrealism elements in both stories are similar, but there are differences in the appearances of the female characters as the main lead rsquo s companion."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Adhitya Mohammad Maheswara
"
ABSTRAKPenelitian ini membahas mengenai kondisi politik dan sosial Korea Selatan di tahun 1960-an, melalui sudut pandang tokoh utama dalam novel Yenang Pungmulji karya Lee Byeong-Ju. Tokoh utama digambarkan sebagai seorang mantan narapidana yang menjalani kehidupan sehari-harinya bersama dengan penyakit Tuberkulosis yang ia derita. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif-analisis. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik arus kesadaran dan pendekatan sosiologi sastra dengan menghubungkan sudut pandang tokoh utama dengan kondisi politik dan sosial masyarakat Korea Selatan pada masa ditulisnya novel tersebut, yaitu pada awal tahun 1970-an. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Korea Selatan yang terkenal dengan ekonomi dan hiburannya yang maju sekarang ini, ternyata pernah mengalami masa-masa sulit pasca-Perang Korea. Kesulitan yang dialami oleh masyarakat Korea Selatan pada masa itu, selain terjadi karena Perang Korea yang telah memporakporandakan sumber daya alam maupun sumber daya manusia, juga akibat kondisi yang belum stabil khususnya demokratisasi yang masih dalam perjuangan. Lebih lanjut, Perang Korea dan ketidakstabilan politik berpengaruh juga pada buruknya kondisi bidang lainnya, seperti bidang sosial yang menunjukkan adanya perubahan berkaitan dengan peran gender dalam keluarga dan lingkungan kerja publik.
ABSTRACTThis research explains about social and political condition of South Korea in 1960 39s from the point of view of the main character of Yenang Pungmulji written by Lee Byeong Ju. The main character is an ex convict who lives a suffered life from Tuberculosis. This research is a qualitative research with a descriptive analysis method. Stream of consciousness technique and sociology of literature theory is used in this study by connecting the point of view of the main character with the social and political condition in South Korea society during the time this novel was written in 1970 39s. The findings of this research show that South Korea which was known for their advanced economy and entertainment, have had experienced difficulties after Korean War. The difficulties that South Korean people faced during that time is due to Korean War that had exploited human and nature resources. It is also due to political unstability that they faced the struggle of democratization. That situation brought bad impacts on other sectors which led to social changes. In other words, during post Korean War, gender roles in family and public work environment shows dissimilarity than before the war happened."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Marsha Deitra Alifia
"Korea merupakan salah satu negara Asia Timur yang pernah berada di bawah kolonisasi Jepang (1910-1945). Kondisi ini menyebabkan berbagai perubahan politik, sosial, hingga budaya di Semenanjung Korea. Dalam kondisi itu, tidak sedikit masyarakat Korea yang pergi ke luar negeri dengan harapan memiliki kehidupan yang lebih baik. Hawaii menjadi salah satu negara tujuan yang didatangi imigran Korea di masa penjajahan Jepang. Pergolakan politik yang terjadi di awal penjajahan Jepang memicu rakyat Korea, baik domestik maupun yang berimigrasi ke luar negeri turut berjuang melawan penjajahan Jepang. Termasuk imigran Korea di Hawaii yang memiliki andil dalam peristiwa besar melawan penjajahan Jepang di tahun 1919. Peristiwa yang dikenal dengan Samil Undong. Menariknya, komunitas imigran Korea di Hawaii yang turut melawan penjajahan Jepang salah satunya adalah organisasi perempuan Korea yaitu 'Korean Women's Relief Society'. Penelitian ini mengkaji bentuk kontribusi organisasi 'Korean Women's Relief Society' dalam peristiwa Samil Undong. Penelitian ini menggunakan metode sejarah. Analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk kontribusi 'Korean Women's Relief Society' dalam peristiwa Samil Undong adalah bantuan bentuk dana kepada para korban. Selain itu, publikasi yang dilakukan organisasi ini mampu memperluas informasi rencana gerakan perlawanan terhadap penjajah Jepang. Hal ini dilakukan sehingga peristiwa Samil Undong dikenal sebagai peristiwa bersejarah yang besar bagi bangsa Korea.
Korea is one of the East Asian countries that was under Japanese colonization (1910-1945). This condition led to various political, social and cultural changes on the Korean Peninsula. Under these conditions, not a few Korean people went abroad in hopes of having a better life. Hawaii became one of the countries visited by Korean immigrants during the Japanese colonial period. The political upheaval that occurred at the beginning of the Japanese occupation triggered the Korean people, both domestic and those who immigrated abroad, to also fight against Japanese colonialism. Including Korean immigrants in Hawaii who had a hand in the major movement against Japanese colonialism in 1919. That movement is known as Samil Undong. Interestingly, the Korean immigrant community in Hawaii who participated in fighting against Japanese colonialism was one of the Korean women's organizations called the 'Korean Women's Relief Society'. This research examines the contribution of the organization 'Korean Women's Relief Society' to the Samil Undong. This study uses historical methods. The analysis in this study shows the contribution that 'Korean Women's Relief Society' in the Samil Undong movement was in the form of funds to the victims as well as their families. In addition, the publications made by this organization were able to expand information on plans for the resistance movement against the Japanese colonialist. This was done so they can spread awareness and that the Samil Undong movement could be known as a major historical event for the Korean people."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Lovelyta
"Penelitian ini mengkaji tema pada novel Korea yang berjudul Redimeideu Insaeng karya Chae Man Shik melalui gagasan-gagasan pendukung dan gaya penceritaannya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode close reading dengan seluruh analisis yang merujuk pada teks. Pendekatan new historicism juga digunakan karena adanya keterkaitan antara karya sastra dengan berbagai kekuatan sosial, ekonomi, dan politik yang melingkupinya. Temuan dari penelitian ini mengungkapkan bahwa tema dari novel Redimeideu Insaeng adalah penolakan terhadap pendidikan pemerintah kolonial Jepang. Karya ini juga merupakan upaya pengarang untuk menumbuhkan semangat nasionalisme dalam diri rakyat Korea.
This research is focused on a study of theme in Korean short novel, Redimeideu Insaeng, written by Chae Mansik through its supporting ideas and writing style. The research method used in this thesis is a close reading method with all its analysis refers to the text. The new historicism approach is also used because of the relationship between literature and the power of social, economy, and politic around it. The result of the study is that the theme of Redimeideu Insaeng is the rejection of the Japanese colonial government education. It is also found that this work is the author‟s effort to encourage Korean people of their awareness to nationalism."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45932
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Siti Solihah
"Skripsi ini membahas ambiguitas identitas dua Korea berkaitan dengan tema dalam film Euihyeongje. Narasi film dianalisis dengan metode penelitian close reading. Pendekatan dalam penelitian ini adalah New Historicism yang menekankan keterkaitan teks sastra dengan kekuatan sosial, ekonomi, dan politik yang melingkupinya serta latar belakang sejarah yang ada.
Hasil pembahasan membuktikan bahwa tema utama dalam film Euihyeongje adalah ambiguitas identitas diri yang terlihat pada tokoh, penokohan, dan alur yang mengacu pada tema utama. Rasa permusuhan dan perbedaan nasionalisme menjadi pemicu konflik dan sikap ambigu kedua tokoh utama. Secara keseluruhan, film ini mendukung ambiguitas identitas tokoh dan mengukuhkan pembentukan identitas baru yang dipandang sebagai hal positif.
This thesis explains the ambiguity two Korean identity which related to the theme of the movie Euihyeongje. Narrative in films were analyzed by the method of close reading research. The approach in this research is New Historicism that emphasize relation of literary texts with social, economic, political power, and also historical background as well. The research results proved that main theme in the Euihyeongje movie is the ambiguity of self identity. It could be seen in the character, characterization, and plot which refer to the main theme. The hostility and nationalism disparity that instigated conflict and ambiguous attitudes both of the main characters. Overall, this film supports ambiguity of identity and confirms the formation of a new identity that viewed as positive matter."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46223
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Kristanti
"Skripsi ini membahas mengenai analisis kecenderungan pola gramatikal puisi-puisi Korea dalam buku teks pelajaran bahasa Korea untuk orang asing. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain deskriptif. Analisis konstituen yang diterapkan pada puisi-puisi tersebut memperlihatkan hasil sebagai berikut, pertama predikat sebagai unsur utama kalimat. Kedua, kesatuan kalimat terpisah disesuaikan dengan keindahan bentuk. Ketiga, bentuk akhiran yang beragam. Keempat, penghilangan unsur pembentuk kalimat atau frasa. Kelima, unsur pembentuk gramatikal yang hampir sama dari beberapa larik dalam beberapa puisi. Selain itu, sebagian besar puisi-puisi ini masih mempertahankan struktur dan pola sintaksis standar, sehingga bisa digunakan dalam pemelajaran tata bahasa.
This thesis analyzes the grammatical pattern tendency found in the poems used in Korean Language textbooks for foreign learners. This thesis utilizes qualitatitive method and descriptive design. Constituent analysis applied in the analysis of the poems shows that: predicate is the sentence’s main element, the unity of the sentences is made in line with the poems’ aesthetic forms, there are various forms of ending, there are omissions of elements that form a sentence or phrase, and there are grammatical elements that are similar in several lines of the poems. Moreover, most of the poems keep the standard structure and pattern of syntax in order to facilitate the learning of Korean grammar."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56253
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Vina Rochmatul Ummah
"Skripsi ini membahas mengenai tokoh-tokoh dalam film Bandhobi arahan Shin Dong Il dan kaitannya dengan tema utama pada film ini yaitu multikulturalisme di Korea. Metode yang digunakan dalam menganalisis tokoh dan tema dalam skripsi ini adalah metode kualitatif. Teori yang digunakan adalah teori-teori mengenai tokoh dan penokohan, tema, dan multikulturalisme. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa tokoh dan penokohan memperkuat tema dalam film, yaitu multikulturalisme dan diskrimasi. Selain itu juga terlihat bahwa sikap yang diperlihatkan tokoh utama dalam menghadapi diskriminasi dalam masyarakat multikultural adalah dengan keterbukaan hati.
This thesis explains about the characters in the movie Bandhobi directed by Shin Dong Il and its relation to the main theme, that is multiculturalism in Korea. Qualitative methodology is used to analyze the character and characterization, theme, and multiculturalism in this thesis. The result of this analysis proves that the characters in this movie reinforce the theme of the movie, that is race discrimination. Beside that, the way of the main characters facing discrimination in multicultural is living with the openness of heart."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56195
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library