Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arum Bulan Wijayanti Gunawan
Abstrak :
Sistem pembacaan kWh meter konvesional yang telah dipraktikan beberapa dekade ini sangat bergantung pada tenaga manusia untuk membaca kWh-meter yang dianggap terlalu membutuhkan tenaga kerja serta biaya operasional yang besar terlebih jika lokasi kWh meter sulit untuk dijangkau. Kelemahan sistem tersebut dapat diatasi dengan teknologi yang memungkinkan untuk pembacaan kWh-meter secara real-time dan dapat dilakukan dari jauh namun berdaya rendah yang kemudian dijawab oleh teknologi LoRa. Penelitian ini membahas tentang LoRa, mulai dari teori hingga penerapannya dalam pembacaan kWh-meter berbasis teknologi LoRa. Sebuah percobaan berbasis LoRa diterapkan untuk membaca besaran kWh-meter seperti: energi yang dikonsumsi, tegangan, dan faktor daya. Pada percobaan diterapkan LoRaWAN yang bekerja pada frekuensi 923.2MHz, sesuai dengan alokasi frekuensi untuk Indonesia, yang terhubung dengan server TTN menggunakan gateway multi-channel dan gateway single-channel dan menggunakan sistem keamanan ABP. Monitoring kWh-meter berjalan secara real-time dan baik, dengan jangkauan area yang dapat dicakup sejauh 928 meter dengan RSSI berkisar -115 dBm. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa LoRa tidak mampu berkomunikasi ketika terdapat hambatan tanah diantara keduanya. Performa jangkauan yang dihasilkan oleh kedua gateway pun tidak berbeda namun terdapat delay yang lebih besar pada gateway multichannel.
The conventional kWh meter reading system that has been practiced over the past few decades has been very reliant on the ability of humans to read kWh-meters that has involves too much unnecessary labor with higher operational costs when the location of these kWh meters is difficult to access. The weakness of this system can be overcome by technology that allows real- time kWh-meter reading remotely but operates at low-power, hence, LoRa technology. This study discusses LoRa, starting from its theory to its application in reading kWh-meters based on LoRa technology. LoRa-based experiments are applied to read kWh-meter quantities such as energy consumed, voltage, and power factor. In the experiment, LoRaWAN implemented with frequency at 923.2MHz, according to the Indonesia LoRa frequency regulation, which connected to the TTN network server using the multi-channel gateway and the single-channel gateway and uses the security system ABP. KWh-meter monitoring runs in real-time with the coverage area is 928 meters with the value of RSSI -115 dBm. The study also shows LoRa technology is impossible to communicate where there is earth as an obstacle between them. The coverage performances shown by both of the gateways are also not much different, but there is more delay in the multichannel gateway.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariyq Naufal Mizard
Abstrak :
ABSTRAK
Salah satu tantangan yang dihadapi oleh Indonesia saat ini adalah pemenuhan kebutuhan energi listrik yang terus meningkat dengan kondisi sumber energi yang semakin menipis. Salah satu solusi yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan membuat peraturan yang mengutamakan penggunaan sumber energi terbarukan sebagai sumber energi listrik, salah satunya yaitu energi surya. Pemanfaatan energi surya dapat diterapkan pada tempat ibadah yang memerlukan energi listrik untuk melaksanakan ibadah dan kegiatan keagamaan lainnya. Pada penelitian ini, dilakukan sebuah studi mengenai bagaimana implementasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya On-Grid 3,12 kWp pada Mushola Fakultas Teknik Universitas Indonesia (Mustek FTUI), Depok, Jawa Barat. Penelitian dilakukan dengan mencari tren daya dan konsumsi energi beban baik sebelum dan setelah pemasangan PLTS untuk diketahui besar penghematan listrik yang dihasilkan oleh pemasangan PLTS terhadap Mustek FTUI. Berdasarkan studi dan penelitian yang dilakukan, pemasangan PLTS 3,12 kWp pada Mushola Fakultas Teknik Universitas Indonesia menghasilkan penghematan energi listrik sebesar 32,19-55,67. Pengiriman daya yang dibangkitkan oleh PV untuk memenuhi kebutuhan Mustek umumnya terjadi pada pukul 10:00-14:00, dengan kondisi maksimal daya listrik terbesar yang dihasilkan PLTS terjadi pada pukul 11:30-13:00 sebesar 2.344 W dan daya yang diekspor menuju PLN sebesar 939 W. Sedangkan pada pukul 06:00-10:00 dan pada pukul 14:00-18:00 pengiriman daya untuk beban Mushola Fakultas Teknik umumnya berasal dari PLN.
ABSTRACT
The problem currently faced by Indonesia is to overcome the decline in fossil fuel energy sources as a source of electrical energy to overcome the increase in electricity demand. One of the solutions made by the government to overcome this problem is to make regulations that prioritize the use of renewable energy sources as a source of electricity, one of which is solar energy. The utilization of solar energy power plant can be implament in tabernacle where electricity is required the most for religious activities. In this research, a study was conducted on how the implementation and works of an 3.12 kWp On-Grid solar power system on Mushola Engineering Faculty of Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. The research is done by searching the electric power and energy consumption before placing solar power plant and after plant with the purpose of knowing how much energy saving that has been done by installing solar power plant in Mushola of Engineering Faculty Universitas Indonesia. Based on the study and research that has been done, installing 3.12 kWp solar power plant to Mushola of Faculty Engineering Universitas Indonesia resulting in 32.19-55.67 electricity saving. Most of electric power that sourced from PV happened at 10:00-14:00, with at 11:30-13:00 is when the PV produced highest electric power equal to 2,344 W and export it to PLN up to 939 W. But during 06:00-10:00 and at 14:00-18:00, the electric power for Mushola of Engineering Faculty is sourced mostly from PLN.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartadhi
Abstrak :
Sebagian energi dalam proses industri hilang sebagai panas buang ke atmosfer atau sistem pendinginan, tidak terkecuali pada sistem PLTP. PLTP Lahendong memiliki panas buang berupa fluida yang akan diinjeksi kembali brine ke dalam sumur dengan temperatur 170oC. Panas pada brine ini dapat dimanfaatkan kembali menjadi listrik dengan alternatif pemanfaatan menggunakan siklus Rankine organik, Kalina, CO2 superkritis dan generator thermo-elektrik. Dengan pertimbangan efisiensi, biaya, dan pengalaman industri, maka penelitian ini akan membandingkan dua alternatif, siklus Rankine organik SRO dan siklus Kalina dalam hal potensi daya listrik, reduksi emisi, dan keekonomian berdasarkan regulasi yang berlaku, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang paling berpengaruh pada keekonomian kedua sistem tersebut dengan analisis sensitivitas. Simulasi penerapan siklus Rankine organik dan siklus Kalina dengan perangkat lunak Engineering Equation Solver EES menunjukkan bahwa dengan IRR 15,2 , NPV 1.253.600 dan periode pengembalian 7,3 tahun, siklus Rankine organik dengan konstruksi sederhana dapat menghasilkan daya bersih sebesar 655kW. Siklus Kalina dengan konstruksi lebih kompleks menghasilkan daya bersih yang lebih besar yaitu 785kW ternyata tidak mampu memberikan performa ekonomi yang lebih baik dengan IRR 10,2 ; NPV sebesar 42.285 dan periode pengembalian selama 13 tahun. Dengan keunggulan yang dimiliki siklus Rankine organik, dan dengan banyaknya pengalaman industri komersial negara lain dalam penerapan sistem ini, maka sistem ini dinilai optimal dan layak untuk diterapkan pada pemanfaatan brine PLTP Lahendong maupun industri lain dengan kondisi panas buang dan tarif yang serupa. ......Some energy in industrial processes is lost as waste heat to the atmosphere or cooling system. Geothermal power generation is no exception. PLTP Lahendong produce waste heat in the form of brine with temperature of 170oC which will be reinjected into reinjection well. The heat of this brine can be recovered for direct use or by converting heat into electricity. Some waste heat to power WHP technologies include organic Rankine cycle, Kalina cycle, supercritical CO2 and thermoelectric generator. With several considerations such as efficiency, cost and industrial experience, this research will compare only two alternatives which are Organic Rankine Cycle ORC and Kalina cycle in terms of power, emission nreduction potential and economic feasibility based on applicable regulation, as well as identifying factors which affect economic feasibility of those system by means of sensitivity analysis. Application simulation of organic Rankine cycle and Kalina cycle with Engineering Equation Solver EES software showed that with 15.2 IRR, 1,253,600 NPV and return period of 7.3 years, organic Rankine cycle can produce 655kW net power. Kalina cycle, despite with greater net power of 785kW, was not able to provide better economic performance with 10.2 IRR 42,285 NPV and return period of 13 years. With the advantages of the organic Rankine cycle, and with many commercial industry experience in other countries in the application of this system, this system is considered optimal and feasible for brine utilization in Lahendong geothermal power plant or other industries with similar heat and tariff.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Firdaus Angkasa
Abstrak :
Pada tahun 2025 pemerintah menargetkan peran energi baru terbarukan (EBT) minimal 23% dari bauran energi nasional ketenagalistrikan. Salah satu jenis EBT adalah panas bumi yang menjadi salah satu potensi yang besar. Berdasakan data Kementiran ESDM, potensi energi panas bumi sebesar 28.579 MWe yang terdiri dari sumber daya sebesar 11.073 MWe dan cadangan sebesar 17.506 MWe. Selain itu berdasarkan RUPTL 2019-2028, komposisi bauran energi listrik regional Sumatera akan mencapai 38,5% bersumber EBT atau mencapai total 2647,1 MW yang terdiri dari air sebesar 20,1%, panas bumi sebesar 19,5%, dan sumber EBT lainnya sebesar 1,9%. Pada tahun 2019-2023, terdapat Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang direncanakan akan memasuki sistem interkoneksi Sumatera Utara pada dengan total kapasitas 240 MW. Oleh karena itu, studi interkoneksi dibutuhkan untuk mengetahui efek dari pembangkit terhadap jaringan interkoneksi dan kesesuaian dengan standar yang ada. Studi interkoneksi yang dilakukan terdiri dari studi aliran daya, studi stabilitas sistem tenaga listrik, dan studi hubung singkat menggunakan perangkat lunak DIgSILENT Power Factory 2019 SP 4. Hasil dari studi aliran daya menunjukan level tegangan pada pembangkit dan dua Gardu Induk (GI) terdekat sesuai dengan aturan yang berlaku pada Aturan Jaringan Sistem Tenaga Listrik Sumatera 2007 2.1.b yang menyebutkan standar tegangan pada jaringan interkoneksi 150 kV harus selalu diantara 135 kV dan 165 kV (±10% tegangan nominal). Selain itu, stabilitas sistem tenaga listrik dilihat dari parameter tegangan, frekuensi dan sudut rotor. Jaringan interkoneksi tetap stabil ketika ada gangguan di salah satu generator pembangkit, gangguan di satu atau dua saluran antara pembangkit dan GI terdekat, dan pelepasan beban di salah satu GI. Ketidakstabilan terjadi ketika dua GI terdekat terisolasi dengan jaringan interkoneksi Sumatera yang menghasilkan pemadaman total. Sementara itu, penambahan kapasitas pembangkit pada sistem interkoneksi 150 kV Sumatera Utara menyebabkan nilai arus hubung singkat di GI meningkat. Seluruh nilai arus hubung singkat masih memenuhi standar IEEE Std C37.06-2009. ......In 2025 the government is targeting the renewable energy at least 23% of the national electricity energy mix. One type of renewable energy is geothermal which has a great potential. Based on the Ministry of Energy and Mineral Resources Republic of Indonesia data, the potential for geothermal energy is 28,579 MWe consisting of resources 11,073 MWe and reserves 17,506 MWe. Further based on 2019-2028 RUPTL, the composition of Sumatra's regional electric energy mix will reach 38.5% from renewable sources or reach a total of 2647.1 MW consisting of water 20.1%r, geothermal 19.5%, and other renewable sources by 1.9%. In 2019-2023, there is a Geothermal Power Plant which is planned to enter the North Sumatra interconnection system with a total capacity of 240 MW. Therefore, an interconnection study is needed to determine the effect of the new power plant on the interconnection grid and compliance with the standards. Interconnection studies carried out consist of power flow, stability, and short circuit study using the DIgSILENT Power Factory 2019 SP 4 software. The results of the power flow study show that the voltage level at the power plant and the two closest substations is in accordance with the Grid code Electricity System Power System 2007 2.1.b which states the voltage standard on the 150 kV interconnection grid must always be between 135 kV and 165 kV (± 10% nominal voltage). In addition, the stability of the electric power system can be seen from the voltage, frequency and rotor angle parameters. The grid remains stable when there is a disturbance in one of the power plant generators, disturbance in one or two cables between power plant and the nearest substation, and the release of load in one of the substations. Instability occurs when it is isolated with the Sumatra interconnection grid which results in total blackouts. Meanwhile, the addition of generating capacity through PLTP in the 150 kV North Sumatra interconnection system causes the value of short circuit current in substations increase. All short circuit current still meets IEEE Std C37.06-2009 standard.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nada Wahyudhia
Abstrak :
Pada sistem tenaga listrik, terdapat tiga komponen penting yang berperan dalam menyalurkan energi listrik, yaitu sistem pembangkitan, transmisi, dan distribusi. Dalam beberapa kasus, digunakanlah saluran hibrida yang menggabungkan saluran udara tegangan tinggi (SUTT) dan saluran kabel bawah tanah (SKTT) dengan pertimbangan tertentu seperti keterbatasan biaya dan pertimbangan lingkungan. Namun, perbedaan karakteristik antara kedua jenis saluran tersebut dapat menyebabkan kesalahan dalam deteksi lokasi gangguan. Untuk meningkatkan keandalan sistem, digunakan sistem proteksi yang bertugas mengamankan sistem tenaga listrik dengan melakukan identifikasi dan pemindaian terhadap gangguan yang terjadi, sehingga dapat meminimalisasi kegagalan pasokan listrik yang dapat menyebabkan ketidakstabilan sistem. Dilakukan pengujian antara relai jarak dengan relai gelombang berjalan untuk mendeteksi lokasi gangguan menggunakan perangkat lunak MATLAB. Data hasil simulasi menunjukkan Rata-rata persentase kesalahan deteksi lokasi gangguan pada sistem gelombang berjalan ujung tunggal adalah sekitar 1,12%, sedangkan pada sistem gelombang berjalan ujung ganda hanya sekitar 0,36%. Di sisi lain, relai jarak menunjukkan tingkat kesalahan yang jauh lebih tinggi, dengan rata-rata sekitar 33,73%. Dari penelitian ini terungkap bahwa sistem proteksi gelombang berjalan ujung ganda lebih efektif dalam mendeteksi lokasi gangguan dibandingkan dengan sistem gelombang berujung tunggal dan sistem proteksi relai jarak. ......In the electrical power system, there are three crucial components that play roles in delivering electrical energy, namely generation, transmission, and distribution systems. In some cases, hybrid channels combining high-voltage overhead lines (SUTT) and underground cable channels (SKTT) are utilized with certain considerations such as cost limitations and environmental concerns. However, differences in characteristics between these two types of channels can lead to errors in fault detection. To enhance system reliability, a protection system is employed to secure the power system by identifying and scanning disturbances that occur, thus minimizing power supply failures that could lead to system instability. Testing is conducted between distance relays and traveling wave relays to detect fault locations using MATLAB software. Simulation data shows that the average error percentage of fault location detection in the single-ended traveling wave-based system is approximately 1.12%, while in the double-ended traveling wave-based system it is only about 0.36%. On the other hand, distance relays exhibit a much higher error rate, averaging around 33.73%. This research reveals that the double-ended traveling wave protection system is more effective in detecting fault locations compared to the single-ended traveling wave system and the distance relay protection system.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Apriando Mangatur
Abstrak :
Kebutuhan dan ketergantungan manusia terhadap bahan bakar fosil untuk penggunaanya pada kendaraan bermotor berdampak buruk terhadap kualitas udara akibat polusi Dengan hadirnya mobil listrik yang tidak menggunakan bensin, diharapkan memperbaiki kualitas udara publik. Namun belum adanya stasiun pengisian listrik umum untuk mobil listrik, menjadi salah satu kendala yang kita hadapi. Untuk itu penulis ingin mendesain stasiun pengisian listrik umum untuk mobil listrik yang dapat ditempatkan di tempat yang tidak terjangkau PLN sebagai depot pengisian. Dengan tentunya tidak lupa menggunakan sumber tenaga yang terbaharukan, yaitu tenaga surya. Metode yang penulis gunakan adalah membangun stasiun pengisian dengan mengandalkan peralatan yang dijual di pasaran yang sesuai spesifikasi mobil listrik. Sebagai Penulis merancang stasiun pengisian listrik umum yang menggunakan tenaga matahari sebagai sumbernya yang kompetibel dengan mobil Nissan Leaf. Penulis juga merancang spesifikasi Sel surya, Baterai, dan Charger manakah yang sesuai, sehingga tercipta suatu sistem yang mandiri. Setelah mengadakan penelitian ini, hanya dengan biaya Rp 1,4 Milyar, Penulis dapat membuat SPLU yang kompetibel, feasibel, mandiri dan dapat melayani hingga 18 mobil listrik perhari. Dengan mengandalkan aparatur-aparatur yang dapat dibeli di pasaran dan tentunya ramah lingkungan karena mengandalkan panas matahari sebagai sumber energi, penulis mencapai tujuan dengan penempatan di daerah yang belum terjangkau PLN.
Our Dependency to fossil fuel powered vehicle, has a great amount of bad affection due its pollution. With the producing of Electric Vehicle, we hope that the quality of the air could be improved. But we still have a problem, that the fact we didn't have Public Vehicular Charging Stations. Writer want to design vehicular charging station so we can place it at a small corner of the streets. So we can charge the car if something bad occurred, like depletion of battery, or the capacitance failure. Writer uses the renewable resources, which in this case is solar source. The method is using the marketable units, which is compatible with the specification of electric vehicular that used in society. Writer will use the solar panel as the power source, and nissan leaf as the main vehicle. Writer will considerate the specification of battery, solar cell, and charger that would be the best for the system. We hope that this independent charging station can be place at the remote location due its dependency from the 'PLN'. Writer happened to makea independent, feasible, and compatible ?SPLU? from a mere $100.000 that can recharge 18 electric car per-day. Writer uses the appartture like Photovoltaic, Battery and Charger those are purchasable at the market, therefore clean for the environtment for its dependency to Solar Power.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64381
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Arifandi
Abstrak :
Kebutuhan daripada elemen penyimpan baterai dalam sistem arus searah menjadi semakin penting dengan kebutuhan akan manusia akan energy yang efisien dan juga terbarukan. Kemampuan dari energi listrik untuk dapat disimpan memungkinkan pemanfaatan energi listrik dalam menyumbang manfaat untuk masyarakat dan juga memungkinkan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi terutama untuk daerah terpencil. Dalam mengoperasikan baterai, diperlukan pertimbangan terutama dalam parameter yang terukur yaitu tegangan dan arus dari operasi baterai. Melalui media mikrokontroller jenis Arduino, maka monitoring melalui sensor analog untuk mengukur masing ndash; masing parameter yang terkait memungkinkan pemantauan dalam pengoperasian daripada baterai. Berdasarkan hasil percobaan yang dibangun, sistem rancang bangun memberikan simpangan sebesar untuk masing ndash; masing tegangan dan arus adalah 0,122 V dan 0,005819 A. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa simpangan untuk parameter tegangan masih termasuk kedalam batas yang diperbolehkan, namun untuk parameter arus masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
The requirement of energy storage element increases in Direct Current electrical systems as the need for an efficient and renewable source of energy. The capability of electrical energy to be stored brings the possibility to contribute the needs of society for power and to increase the ratio of electrification especially in remote areas. On operating a battery, there are several parameters that are needed to be carefully considered which are its voltage and current. Through a microcontroller such as an Arduino, the process of monitoring a battery in its operation becomes possible through analog sensors to measure each parameters. Through the experimentation that is conducted, the system gives the highest deviation for both its voltage and current as much as 0.122 V and 0.005819 A. the given margin of error for the voltage parameter is still within the given limit for allowed deviation, but the current parameter still needs further research.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67679
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gerald Yobel Yosva
Abstrak :
Kemajuan teknologi saat ini telah mempengaruhi banyak aspek kehidupan, di mana jutaan orang saat ini menggunakan berbagai perangkat elektronik. Namun, dengan semakin majunya teknologi peralatan listrik, kebutuhan akan kualitas daya yang baik tidak dapat diabaikan lagi. Salah satu masalah kualitas daya adalah distorsi harmonik, yang dapat menyebabkan kerusakan pada sistem daya jika melampaui batas tertentu.Perumahan merupakan salah satu beban yang banyak berkontribusi terhadap terjadinya pencemaran harmonisa dalam sistem tenaga listrik. Alasannya adalah karena banyaknya beban non linier yang digunakan seperti lampu hemat energi, kulkas, AC, komputer, televisi dan sebagainya. Dalam penelitian ini, nilai TDD adalah dari suatu sistem listrik perumahan adalah 15,54 sebagai hasil penggunaan beban non linier, sedangkan menurut standar IEEE 519-1992 seharusnya nilai TDD lebih rendah dari 15 . Filter single-tuned yang diterapkan pada sistem akan mengurangi nilai TDD menjadi 14,16 , yang berada di bawah batasan standar yang berarti bahwa harmonisa terjadi pada sistem dikurangi ke tingkat yang tepat. ......The advancement of technology today has affected many aspects of life, in which millions of people at the moment used various electronic devices. However, as electronic devices get modernized, the requirement for a good power quality cannot be neglected anymore. One of power quality problems is harmonic distortion, which might cause damage to the power system if it surpassed a certain limits.Household and commercial residence apparently contributes a lot to the occurrence of harmonic pollution in a power system. The reason is due to the amount of non linear load being used such as energy saving lamp, refrigerator, air conditioner, computer, television and many others. In this research, the value of TDD is 15.54 as the result of the application of non linear load, while according to IEEE 519 1992 standard it is supposed to be lower than 15 . Single tuned filter applied to the system manage to reduce the TDD value to be 14.16 , which is below the standard limitation meaning that the harmonics occurs on the system is reduced to a proper level.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hadiyan Faza
Abstrak :
ABSTRAK
Inkubator bayi adalah alat elektromedik yang berfungsi untuk memberikan kehangatan, kelembaban, dan oksigen dimana seluruh lingkungannya terkontrol dan diperlukan oleh bayi prematur. Supaya inkubator bayi berfungsi dengan benar, dibutuhkan pasokan listrik yang cukup supaya tercapai berat badan bayi yang ideal. Untuk beberapa desa-desa di Indonesia yang tidak terjangkau oleh sumber listrik konvensional atau listrik PLN akan menjadi bahaya untuk bayi prematur. Sehingga dikembangkan sistem catu daya inkubator bayi dengan sumber energi terbarukan berbasis arus searah. Beberapa keuntungan sumber listrik arus searah adalah efisisensi yang tinggi dimana transmisi arus searah bisa membawa daya lebih banyak dengan rugi-rugi listrik dalam jumlah yang kecil serta kehandalan yang tinggi. Penelitian ini membahas tentang tiga skenario studi sistem catu daya inkubator bayi. Hasil dari penelitian yang dilakukan pada skenario pertama untuk durasi ketahanan suplai baterai asam timbal untuk daya lampu 42 W mampu bertahan selama 504 menit dan untuk daya lampu 31 W mampu bertahan selama 721 menit. Pada skenario kedua untuk durasi ketahanan suplai baterai lithium-ion untuk daya lampu 42 W mampu bertahan selama 755 menit dan untuk daya lampu 31 W mampu bertahan selama 990 menit. Untuk skenario ketiga pada ketahanan suplai baterai lithium-ion untuk daya lampu 50 W mampu bertahan selama 625 menit.
ABSTRACT
Baby incubator is an electromedical device that give a warm, humidity, and oxygen where it rsquo s environment controlled and required by premature baby. For the proper usage on this device, it requires an enough supply of electric to reach an ideal weight for babies. It rsquo s a difficulty for some villages in Indonesia that are not covered by a conventional electricity. Then, developed a power supply system for baby incubator with renewable energy based on Direct Current. Several advantages of direct current usage are high efficiency, which it rsquo s transmission can carry more power with a small amount of electrical losses and high reliability. This research discusses about three scenarios of electrical system for baby incubator. The result of this research is for the first scenario using a lead acid battery on 42 W lamp can last for 504 minutes and on 31 W lamp can last for 721 minutes. At the second scenario using lithium ion battery on 42 W lamp can last for 755 minutes and on 31 W lamp can last for 990 minutes. And for the third scenario using lithium ion battery on 50 W lamp can last for 625 minutes.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arreza Azzam Majidy
Abstrak :
ABSTRACT
Fakta bahwa bertambahnya konsumsi energi listrik di Indonesia tidak mendukung pertumbuhan ekonomi sangatlah tidak sesuai dengan harapan, hal tersebut disebabkan oleh pemakaian listrik yang boros dan tidak efisien serta buruknya kualitas daya. Seiring dengan meningkatnya permintaan energi, konsentrasi karbondioksida di atmosfer bumipun naik yang disebabkan oleh hasil dari proses pembakaran bahan bakar minyak dan menyebabkan banyak permasalahan lingkungan. Berkembangnya teknologi sensor dan telekomunikasi serta IoT membuat smart electricity muncul sebagai solusi baru untuk permasalahan tersebut. Pada penelitian ini dirancang sistem pemantauan besaran listrik tegangan, arus, dan frekuensi serta emisi karbon dioksida, diberi nama Genisys yang menggunakan sensor - sensor, mikrokontroler Arduino Nano dan modul WiFi Wemos D1 Mini serta komponen pendukung lainnya. Data hasil pengukuran akan dapat diakses melalui internet. Dari hasil pengujian, nilai kesalahan pengukuran tegangan, arus, dan frekuensi dari Genisys berturut-turut sebesar 2,39, 3,59, dan 1,98. Dari data hasil pengujian menggunakan bahan bakar bensin, generator bekerja dalam keadaan paling efisien saat beban lampu 400 Watt dilihat dari konsentrasi gas buang karbondioksidanya.
< b>ABSTRACT
The increasing consumption of electrical energy in Indonesia does not support economic growth is not in line with expectations, it is caused by wasteful and inefficient power consumption also poor power quality. As energy demand increases, the concentration of carbon dioxide in the earth 39 s atmosphere rises as a result of the burning of fuel oil and causes many environmental problems. The development of sensor and telecommunication technology and IoT make smart electricity emerge as a new solution to the problem. In this study, the design of monitoring systems of electrical quantities voltage, current, and frequency and carbon dioxide emissions, named Genisys using sensors, Arduino Nano microcontroller and Wi Fi module Wemos D1 Mini and other additional components have been made. Measurement data will be accessible via the internet. From the test results, the error values of voltage, current, and frequency measurements of Genisys are 2.39, 3.59, and 1.98 respectively. From the test results data, the generator works in the most efficient state when the 400 Watt lamp load seen from its carbon dioxide exhaust gas concentration.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>