Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Atok Setiyawan
"Penggunaan etanol sebagai bahan bakar pada motor Otto baik dedicated maupun sebagai campuran pada gasoline, masih banyak dijadikan sebagi obyek penelitian. Hal ini sejalan dan harus disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan kinerja motor Otto, reformulasi bahan bakar gasoline maupun pengurangan emisi gas buang. Penambahan etanol pada premium akan merubah sifat-sifat utama bahan bakar yang terkait dengan karakteristik pembakaran. Penelitian difokuskan pada karakterisasi pembakaran premium, etanol dan campurannya dengan kondisi atmosferik pada Kalorimeter Api dan bertekanan pada motor Otto. Karakterisasi pembakaran kodisi atmosferik dipengaruhi oleh konsentrasi etanol dalam premium sedangkan untuk bertekanan di motor Otto dengan beberapa paramater bervariasi yang meliputi: konsentrasi etanol dan λ pada kondisi operasional motor secara umum/pemakaian harian yang meliputi: MBT, beban 3 kW (Widely Open Throttle-WOT), putaran 4000 rpm. Sifat-sifat penting yang berubah dengan penambahan etanol pada premium adalah: penambahan 5% (v/v) etanol memberikan efek azeotropika tertinggi dengan nilai RVP sebesar 71,4 kPa, RON dan kalor penguapan meningkat masing-masing sebesar 1,9 point dan 10% tetapi nilai kalor menurun sebesar 1,4% dibandingkan premium. Karakteristik pembakaran kondisi atmosferik: setiap penambahan etanol 10% (v/v) akan menurunkan laju pelepasan massa dan kalor masing-masing sebesar 5,8% dan 8,4% untuk massa bahan bakar yang sama. Sedangkan karakteristik pembakaran betekanan di motor Otto: ignition delay tidak berubah secara signifikan, durasi pembakaran meningkat dari 41°CA menjadi 45°CA, setiap penambahan 10% (v/v) etanol berpengaruh pada: konsumsi bahan bakar dan laju pelepasan massa masing-masing meningkat rata-rata sebesar 12,8% dan 11,3%, tetapi laju pelepasan kalor menurun sebesar 2,1%. Efek positif dari penambahan etanol pada premium adalah penurunan emisi gas buang berupa CO2, CO dan HC masing-masing maksimum sebesar 4,4%, 14,5% dan 17,4%. Karakteristik pembakaran kondisi atmosferik dan bertekanan di motor Otto yang berupa laju pelepasan massa menunjukkan sifat yang antagonis, tidak demikian halnya dengan laju pelepasan kalor. Penambahan etanol pada premium untuk aplikasi motor Otto menunjukkan efek negatif berupa meningkatnya konsumsi bahan bakar dan efisiensi termal tetapi berdampak positif terhadap penurunan emisi gas buang.
The use of ethanol as a motor fuel in both dedicated and as blends in gasoline is still interesting as objects of research. This is in line and should be adjusted with several issues i.e.: the development of technology and performance of Spark Ignition Engine (SIE), fuel reformulation of gasoline and the reduction of exhaust emissions. The addition of ethanol on premium will change the predominant properties associated with combustion characteristics. Research was focus on the characterization of the combustion of premium, ethanol and the blends in two methods, i.e.: atmospheric condition in a Cone Calorimeter and pressurized in a SIE. The parameter of test for atmosphric combustion characterics was concentration of ethanol in premium only. While for pressurized condition in the SIE, many parameters were varied includes: ethanol concentration and λ based on daily motor operation i.e.: at MBT, load was 3 kW (Widely Open Throttle-WOT), speed was 4000 rpm. The important properties were changed by the addition of ethanol on premium i.e.: addition of a 5% (v/v) delivered the highest value of the azeotrope effect with RPV of 71,4 kPa, Ron and heat of vaporization increased by 1.9 point and about 10% respectively if compared to premium. For the atmospheric combustion characteristics, the addition of a 10% (v/v) ethanol decreased mass and heat release rate as much as 5.8% and 8.4% respectively for the same quantitative of fuel. Meanwhile the pressurized combustion characteristics in SIE showed that ignition delay was not changed significantly, the duration of combustion increased from 41 to 45°CA, the addition of 10% (v/v) ethanol increased fuel consumption and the mass release rate on average by 12.8% and 11.3% respectively, but the rate of heat release decreased by 2.1% compared to premium. The positive effects of the addition of ethanol on premium were a decreased in exhaust emission of CO2, CO and HC at a maximum value of 4.4%, 14.5% and 17.4% respectively compared to premium. Athomspheric and pressurized combustion characteristics in term of mass release rate showed the nature of the antagonist behaviour, is not the case with the rate of heat release. The addition of ethanol on premium for SIE application demonstrated the negative effects, mainly an increasing fuel consumption and thermal efficiency but positively impact on a decreasing exhaust gas emission."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
D1335
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Palasro
"ABSTRAK
Masyarakat modern menghadapi banyak tantangan, termasuk diantaranya populasi
yang bertambah, meningkatnya permintaan bahan makanan, pakaian, perumahan, dan bahan
baku yang diperlukan untuk memproduksi semuanya itu. Untuk memproduksi barang-barang
pemenuhan kebutuhan tersebut dibutuhkan sejumlah sumber daya energi yang besar.
Kebutuhan energi yang bertumbuh dapat dipenuhi secara mudah dengan menggunakan bahan
bakar fosil (batubara, gas alam, dan minyak bumi). Pemanfaatan bahan bakar fosil di
Indonesia masih mendominasi dibandingkan sumber energi yang lain, minyak bumi (34%),
batubara (20%), dan gas (20%). Banyak ahli berpendapat bahwa skenario ini tidak sesuai
untuk jangka panjang, dan alternatif-alternatif yang lain diperlukan.
Pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia sendiri masih sangat rendah.
Pemanfaatan sumber energi dari air 3%, panas bumi 1%, bahan bakar nabati 2%, dan
biomassa 20%. Biofuel termasuk salah satunya bioethanol, merupakan sumber energi
terbarukan yang dapat membantu memenuhi kebutuhan terhadap energi.
Dalam penelitian ini dilakukan proses mendesain ulang dan optimasi compact
distillator yang telah ada pada penelitian sebelumnya. Compact distillator merupakan jenis
kolom distilasi batch. Proses desain kolom menggunakan metode shortcut, kemudian
dilakukan desain tray untuk menentukan geometri keseluruhan dari compact distillator. Low
grade bioethanol pada kondisi umpan diharapkan menghasilkan high grade bioethanol pada
keluaran condenser. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa campuran bensin dengan
bio-ethanol menunjukkan kualitas pembakaran yang baik, yang menghasilkan performa dan
emisi yang optimum.

ABSTRACT
Modern societies face many challanges, including growing populations, increasing
demands for foods, clothing, housing, and the raw materials required to produce all of these.
To produce all of these needs is required huge amount of energy. Growing need for energy
easily met by use of fossil fuels (e.g. coal, natural gas, petroleum). Utilization of fossil fuels
in Indonesia is still in biggest portion compare with other energy resources, petroleum (34%),
coal (20%), and gas (20%). Many experts argue that this scenario is not suitable in the long
term, and other alternatives are needed.
Utilization of renewable energy in Indonesia is still low. Utilization of energy
resources from water 3%, geothermal 1%, biofuel 2%, and biomass 20%. Biofuels including
bioethanol are renewable energy resources that can help meet energy need.
In this research has been done redesign process and optimization of compact
distillatory which from previous research. Compact distillator is batch distillation column
type. Colum design process has used shortcut method, and then has been done tray design to
determine whole geometry of compact distillator. Low grade bioethanol in feed condition is
expected to produce high grade bioethanol from output condenser. Previous research result
has showed that gasoline-bioethanol mixtures has better combustion quality, and then deliver
optimum performances and emissions."
2013
T38621
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisha Anastasia
"ABSTRAK
Pembangunan gedung tinggi di kota besar di dunia sedang melaju pesat, salah satunya adalah di kota Jakarta sebagai ibukota dari Indonesia. Pengurangan pemakaian energi listrik ataupun penggunaan berbagai macam cara optimasi menjadi faktor yang menjanjikan sebagai bagian solusi dari masalah pengurangan pemakaian energi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar dalam mencapai penghematan melalui langkah Energy Efficiency dalam pengelolaan bangunan. Gedung sebagai model yang digunakan pada penelitian ini mempunyai spesifikasi Jumlah Lantai: 40 (ditambah dengan 2 Basemen), Luas: 70890 m2 , Tinggi: 160 m. Penggunaan software EnergyPlus dan digabungkan dengan Generic Optimation (GenOpt) yang bertujuan untuk melihat berbagai macam optimasi yang dapat dilakukan serta seberapa besar pengaruhnya dalam memberikan kontribusi untuk mencapai penghematan energy, selain itu juga dilakukan perhitungan untuk sistem air bersih pada gedung ini, yaitu menggunakan tangki atap dan jalur instalasi sistem gravitasi. Hasil simulasi dan optimasi menunjukkan bahwa, penggunaan shading blind secara optimal dapat menurunkan beban energi operasi sebesar 22.23 % sementara penggunaan kaca film secara optimal dapat menurunkan beban energi operasi sebesar 31.8 %. Maka, sangat penting melakukan optimasi dan simulasi konsumsi energi pada bangunan sebagai langkah penghematan energi yang cukup optimal, selain itu juga pemilihan sistem pendingin gedung yang tepat dapat membantu menurunkan beban energi gedung.
ABSTRACT
Construction of high rise buildings in big cities in the world are growth and moving fastly, for example is in Jakarta, the capital of Indonesia. Reduction of electrical energy consumption or the use of a variety of ways on optimization become the part of the solution to reduce energy consumption on buildings. The purpose of this study is to determine how much energy savings through Energy Efficiency measures in the management of a building. A Model Building we use in this study has a specification Number of floors: 40 (plus 2 basement), Area: 70 890 m2, Height: 160 m. EnergyPlus software is used and combined with Generic Optimation (GenOpt) which aims to look at a variety of optimizations that can be done and how much influence in contributing to achieve energy savings. And also we calculate water system design for clean water systems in the building, which is using a roof tank and gravity systems installation path. Simulation and optimization results show that, in an optimal use of shading blinds can reduce the operating energy use by 22:23%, while the optimal window film can reduce operating energy to 31.8% of energy. So, it is very important to optimize the energy consumption and simulation in buildings as an energy saving measure is optimal, but it is also important to select the appropriate building cooling systems which can help reduce the building energy loads."
2013
T35818
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Syafrizal
"[ABSTRAK
Faktor emisi dan konsumsi bahan bakar tergantung pada berbagai faktor. Driving cycle merupakan perilaku lalu lintas dan merupakan reprsentasi berkendara dari suatu wilayah. Ada banyak standar driving cycle seperti metode Eropa driving cycle, Jepang Cycle, US-EPA, dll. Namun, driving cycle tersebut tidak dapat mewakili kondisi aktual Jakarta. Penelitian ini menjelaskan driving cycle yang diperoleh di Jakarta. Jakarta driving cycle adalah langkah pertama untuk menentukan emisi nyata untuk mengurangi polusi dan untuk mempengaruhi pilihan kendaraan di Jakarta. Faktor emisidigunakan untuk menentukan emisi gas buang di persimpangan Semanggi. Studi kasus persimpangan Semanggi dibahas. Aspek psikologis berkontribusi pada pemahaman tentang perilaku pemilik mobil untuk menggunakan bus rapid transit di Jakarta. Diskusi tentang The theory of planned behaviour (TPB) dan aspek psikologis dibuat untuk studi kasus ini. Penelitian ini juga menjelaskan model dinamis dari pengurangan emisi di sektor transportasi darat, studi kasus perempatan Semanggi di Jakarta. Sistem transportasi perkotaan adalah sistem yang kompleks dengan beberapa variabel, loop umpan balik, dan dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi, dan lingkungan. Model system dinamis yang diusulkan terdiri dari dua submodel: "Vehicle Fleet" dan "Perhitungan Emisi". Model ini berjalan dalam perangkat lunak Powersim Studio menggunakan data dari Indonesia Japan Economic Agreement Partenership (IJ-EPA) dan Kepolisian Republik Indonesia.;

ABSTRACT
Emission factors and fuel consumption depend on various factors. The driving cycle represents traffic behaviour and is representative of a given region. There are many standards of driving cycles such as the method of European Driving Cycle, Japan Cycle, US-EPA, India Cycle, etc. However, these driving cycles cannot represent the actual condition in Jakarta. This paper describes the driving cycle obtained in Jakarta. Jakarta?s Driving Cycle is the first step for determining real emissions in order to decrease pollution and to influence vehicle choice in Jakarta. Emissions factors are deduced and used to determine exhaust emissions in the Semanggi intersection. The case study of the Semanggi intersection is discussed. Psychological aspects contribute to the understanding of the behaviour of car owners to use bus rapid transit (BRT) in Jakarta. Discussion about TPB theory and psychological aspects are made for this case study. This paper describes a dynamic system model of emissions reduction in the land transport sector with the case study of the Semanggi intersection in Jakarta. The urban transportation system is a complex system with multiple variables, feedback loops, and is influenced by social, economic, and environmental factors. The proposed DS model consists of two submodels: ?Vehicle Fleet? and ?Emissions Calculation?. The model runs in Powersim Studio software using data from Indonesia Japan Economic Agreement Partenership (IJ-EPA) and the Traffic Management Centre of the Indonesia National Police Headquarters.
;Emission factors and fuel consumption depend on various factors. The driving cycle represents traffic behaviour and is representative of a given region. There are many standards of driving cycles such as the method of European Driving Cycle, Japan Cycle, US-EPA, India Cycle, etc. However, these driving cycles cannot represent the actual condition in Jakarta. This paper describes the driving cycle obtained in Jakarta. Jakarta?s Driving Cycle is the first step for determining real emissions in order to decrease pollution and to influence vehicle choice in Jakarta. Emissions factors are deduced and used to determine exhaust emissions in the Semanggi intersection. The case study of the Semanggi intersection is discussed. Psychological aspects contribute to the understanding of the behaviour of car owners to use bus rapid transit (BRT) in Jakarta. Discussion about TPB theory and psychological aspects are made for this case study. This paper describes a dynamic system model of emissions reduction in the land transport sector with the case study of the Semanggi intersection in Jakarta. The urban transportation system is a complex system with multiple variables, feedback loops, and is influenced by social, economic, and environmental factors. The proposed DS model consists of two submodels: ?Vehicle Fleet? and ?Emissions Calculation?. The model runs in Powersim Studio software using data from Indonesia Japan Economic Agreement Partenership (IJ-EPA) and the Traffic Management Centre of the Indonesia National Police Headquarters.
, Emission factors and fuel consumption depend on various factors. The driving cycle represents traffic behaviour and is representative of a given region. There are many standards of driving cycles such as the method of European Driving Cycle, Japan Cycle, US-EPA, India Cycle, etc. However, these driving cycles cannot represent the actual condition in Jakarta. This paper describes the driving cycle obtained in Jakarta. Jakarta’s Driving Cycle is the first step for determining real emissions in order to decrease pollution and to influence vehicle choice in Jakarta. Emissions factors are deduced and used to determine exhaust emissions in the Semanggi intersection. The case study of the Semanggi intersection is discussed. Psychological aspects contribute to the understanding of the behaviour of car owners to use bus rapid transit (BRT) in Jakarta. Discussion about TPB theory and psychological aspects are made for this case study. This paper describes a dynamic system model of emissions reduction in the land transport sector with the case study of the Semanggi intersection in Jakarta. The urban transportation system is a complex system with multiple variables, feedback loops, and is influenced by social, economic, and environmental factors. The proposed DS model consists of two submodels: “Vehicle Fleet” and “Emissions Calculation”. The model runs in Powersim Studio software using data from Indonesia Japan Economic Agreement Partenership (IJ-EPA) and the Traffic Management Centre of the Indonesia National Police Headquarters.
]"
2015
D2013
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Anang Nugroho
"Dalam upaya memperoleh kondisi operasi kerja yang tepat, diperlukan upaya mengidentifikasi parameter kerja yang dominan dan mengoptimasikannya. Pengujian adalah metode yang umum dilakukan, hanya saja membutuhkan waktu lama dan biaya mahal. Alternatif lain yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan permodelan numerik.
Struktur permodelan mesin diesel 4 langkah berbahan bakar ganda (Diesel Dual Fuel - DDF) diselesaikan dengan pendekatan model 1D/0D dengan menganggap kerangka permodelan 1D (1 dimensi) gas dinamis untuk proses pernafasan dan model 0D (0 dimensi) untuk proses dalam silinder. Termasuk dalam proses dalam silinder adalah model multi-zona packet untuk pembakaran didalam semprotan injeksi solar (spray) dan pembakaran gas-udara untuk pembakaran diluar spray. Analisa permodelan dilakukan pada setiap perubahan 1 derajat poros engkol. Sebagai antisipasi kesalahan intepretasi hasil, beberapa sumber kesalahan diluar fokus studi diminimalkan dengan cara mengaplikasikan model empiris yang diperoleh dari evaluasi data hasil pengujian.
Pada disertasi ini, fokus studi adalah pada model pembakaran gas-dara yang terjadi di luar zona spray. Terdapat perbedaan pendekatan penyelesaian pembakaran gas-udara yang ada. Tiga model dipilih pada disertasi ini yaitu model 0D single zona - Wiebe dan dua model 0D multizona yaitu model Turbulent Flame Propagation yang mengadopsi permodelan yang umum digunakan pada pembakaran penyalaan busi (SI Engine) dan model kimia kinetik yang mengaplikasikan konsep kesetaraan stoikhiometrik dengan penyelesaian berbantuan mekanisme detil reaksi CH4 (GRI Mech 3.0).
Hasil studi ditinjau dari konstanta koreksi, jumlah data pengkalibrasi konstanta koreksi dan kemampuan model dalam mengadopsi detil komposisi CNG diketahui bahwa (a) Terdapat variasi konstanta model Wiebe pada parameter kerja mesin yang berbeda. Penelitian ini berhasil memberikan korelasi umum Wiebe dengan mengkoreksi persamaan Wiebe dengan efisiensi pembakaran semprotan solar dan rasio durasi pembakaran. Korelasi ini selanjutnya dikalibrasi pada seluruh data pengujian untuk memperoleh linierisasi model. Secara implisit model sudah mencakup pengaruh detil komposisi CNG. (b) Model Turbulent Flame Propagation (TFP) disusun berdasar korelasi pembakaran turbulen yang umum digunakan dalam permodelan pembakaran mesin penyalaan busi (SI Engine). Model ini mampu mengimplimentasi detil komposisi CNG. Model dikalibrasi pada dua titik berbeda, satu mewakili putaran 1200 rpm dan selain 1200 rpm. Kalibrasi dilakukan untuk mengkoreksi sub-model burn time. (c) Pada permodelan kimia kinetik tidak diperlukan kalibrasi. Model kimia kinetik tidak dapat mengakomodasi detil komposisi CNG dikarenakan GRI Mech 3.0 hanya direkomendasi untuk pembakaran metana.
Hasil validasi kinerja dan emisi gas buang pada variasi putaran mesin, waktu injeksi solar, beban mesin, dan perbandingan rasio CNG menunjukkan ketiga model mampu memberikan prediksi trend yang memadai walaupun pada sedikit kasus terdapat trend yang berbeda. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan akurasi dari ketiga model, dimana hasil validasi model Wiebe memberikan hasil paling mendekati, diikuti dengan model TFP dengan prediksi cenderung lebih besar, dan model kimia kinetik cenderung terlalu kecil."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
D2230
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muchammad Taufiq Suryantoro
"Kewajiban penggunaan biodiesel sebesar 20 pada tahun 2016 oleh Kementerian ESDM memaksa pabrik kendaraan menyiapkan mesin yang cocok untuk bahan bakar biodiesel. Karena penggunaan biodiesel dengan prosentase besar >20 sangatlah beresiko, khususnya pembentukan deposit di ruang bakar mesin diesel. Riset awal dilakukan dengan membandingkan IBF dan BS50 dalam sisi pertumbuhan deposit, komposisi deposit, serta efek deposit terhadap kualitas kerja mesin.
Riset dengan menggunakan mesin single silinder selama 200 jam menunjukan bahwa biodiesel menghasilkan deposit yang lebih banyak, akan tetapi belum menunjukkan penurunan performa yang signifikan. Dan untuk mengetahui pertumbuhan secara detail, metode droplet pada pelat panas digunakan pada bahan bakar biodiesel FAME dan Solar murni. Karena pembentukan deposit di mesin sangat komplek penggunaan metode droplet sangat membantu melihat lebih detail setiap faktor yang berperan dalam pertumbuhan deposit.
Berdasarkan data riset faktor temperatur permukaan komponen memegang peran dominan dalam pertumbuhan deposit. Karakterisasi deposit pada plat dilakukan dengan menggunakan FTIR, SEM dan mikroskop elektron. Berdasarkan data SEM dan mikroskop electron struktur deposit tergantung dari suhu permukaan pelat. Semakin tinggi suhunya semakin banyak pori dan permukaan deposit cenderung kasar. Selain itu hasil analisa unsur pada deposit mampu menjadi finger print kondisi mesin. Hasil FTIR deposit biodiesel sawit menunjukkan adanya kemiripan gugus fungsi bila dibandingkan dengan deposit yang terbentuk pada injektor dari data referensi. Variasi aditif antioksidan pada biodiesel dilakukan untuk mengetahui efek yang ditimbulkan terhadap pembentukan deposit.

The Mandatory from the Indonesian Ministry of Energy and Natural Resources about an implementation to blend of 20 biodiesel in diesel fuel forced the vehicle manufacturers to prepare suitable mesins for biodiesel fuel. Due to the use of biodiesel with a large percentage more than 20 is extremely risky, particularly the formation of deposits inside the combustion chamber of diesel mesins. The initial research was done by comparing the IBF and BS50 in the growth of the deposit, the composition of the deposit, as well as the effect of a deposit to the performance of mesin.
Research using single cylinder mesin during 200 hours showed that biodiesel generates a lot of deposit, but has not shown a decrease in the performance.The droplets on hot plate method used to know the growth of deposit in detail, on biodiesel fuel FAME and pure diesel fuel. Due to the complexity of deposits formation on the mesin, the use of the droplets method is very helpful to see more detail each of the faktors that play a role in the growth of the deposit.
Based on this research, the surface temperature of component became dominant faktor in the deposits growth. Characterization of deposits on the plate is performed using FTIR, SEM and electron microscopy. The result of elemental analysis on the deposit is able to become finger print to mesin condition. FTIR results of palm biodiesel deposits indicate a similarity of functional groups if compared with deposits formed on injektors. Variations of antioxidant aditifs were carried out to determine the effects of deposition.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
D2327
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyo Setyo Wibowo
"Bioetanol menjadi salah satu bahan bakar alternatif, terbarukan, ramah lingkungan, dan peningkat angka oktana bensin, yang diaplikasikan untuk mesin motor pembakaran dalam. Mesin kendaraan dengan kebutuhan angka oktana yang sesuai, menghasilkan kinerja mesin berupa daya, emisi gas buang, dan konsumsi bahan bakar yang optimal. Penelitian ini menyajikan pengaruh angka oktana bensin yang divariasikan dengan bioetanol terhadap karakteristik bahan bakar, performa mesin, kecepatan pembakaran laminar (Laminar Burning Velocity, LBV) dan optimasinya terhadap variasi kondisi motor Otto 150 cc. Penambahan etanol hingga 40% (E40) menghasilkan peningkatan angka oktana tertinggi pada Bensin 88, sebesar 17.3%. Kinerja mesin optimum didapatkan pada bahan bakar E40 dengan pengaturan Engine Control Unit (ECM) meliputi ignition timing sebesar +2o CA dan fuel injection duration sebesar -10%. Optimasi penambahan etanol terhadap Primary Reference Fuel (PRF), untuk mendapatkan angka oktana (RON) 84, 86, 88, 90, dan 92, menghasilkan persamaan polinomial yang menunjukkan kesesuaian dengan hasil eksperimen menggunakan mesin Cooperative Fuel Research (CFR). Rasio ekuivalen 1,1 menghasilkan LBV tertinggi dibandingkan rasio ekuivalen 1,0 dan 0,9 pada setiap titik angka oktana PRF yang dianalisis.

Diversification of biofuel with bioethanol utilization is necessary to increase energy security and improve environmental air quality. As an octane booster for gasoline, bioethanol is applied to internal combustion engine with an appropriate octane number requirements, producing an optimum engine performance, i.e., power, emissions, fuel consumption. This study investigates the effect of gasoline octane number, which is varied with bioethanol, on fuel characteristics, engine performance, laminar burning velocity (LBV) and its optimization on the Otto engine. Based on the results, the addition of 40% ethanol (E40) resulting in the highest octane number increase in Gasoline 88, up to 17.3%. Optimum engine performance is obtained on E40 fuel blend with Engine Control Unit (ECM) settings, including ignition timing of +2 oCA and fuel injection duration of -10%. Optimizing the addition of ethanol to Primary Reference Fuel (PRF) to get octane numbers (RON) of 84, 86, 88, 90, and 92 produces polynomial equations that show conformity with experimental using the Cooperative Fuel Research (CFR) engine. The 1.1 equivalence ratio resulted in the highest LBV compared to the 1.0 and 0.9 equivalence ratios at each point of the analyzed PRF octane number."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu NIrbito
"Dalam riset ini dikembangkan satu teknik baru untuk mendeteksi kerusakan dini pada satu elemen mesin dinamis, yaitu suatu bantalan gelinding. Dengan menggunakan bantalan gelinding sebagai benda uji elemen mesin, ternyata teknik baru yang dikembangkan tersbut bekerja dengan sangat baik sebagaimana yang diharapkan. Tahapan-tahapan eksperimen telah dilakukan dari percobaan simulasi computer sampai percobaan-percobaan simulasi langsung nyata (real-time). Eksperimen-eksperimen dalam penelitian ini terdiri dari pengembangan suatu rancangan khusus sensor AE, sekalian dengan pengembangan metode pemrosesan sinyal yang mampu menampilkan kembali sinyal asli AE dari ketertutupannya oleh sinyal-sinyal pengotor (noise) yang menyembunyikannya. Sinyal AE tersebut mempunyai frekuensi yang sangat tinggi, tetapi dengan amplitude yang sangat rendah sehingga sulit dideteksi secara langsung karena terkubur didalam sinyalsinyal pengotor lainnya. AE, Accoustic Emissions, adalah gelombang tegangan yang menjalar sebagai emisi akustik walaupun tidak ada hubungannya sama sekali dengan suara. Sensor-sensor rancangan khusus dikembangkan terlebih dahulu, dan kemudian metode-metode pemrosesan sinyal diteliti secara luas sampai ditemukan satu metode yang paling efektif dan cukup efisien. Metode pemrosesan sinyal yang terpilih tersebut dimodifikasi dan disesuaikan lagi agar cocok dengan penggunaan dan persyaratan dari sistem deteksi yang dikembangkan. Dengan kemampuan untuk mendeteksi penjalaran gelombang tegangan, maka kerusakan dini pada elemen mesin dinamis dapat ditentukan. Ini adalah dikarenakan bahwa pada kondisi saat-saat sangat awal yang kemudian tumbuhnya keretakan, bahan dari elemen mesin mengalami regangan sehingga melepaskan energi regangan tersebut dengan sangat cepat dengan membangkitkan gelombang-gelombang tegangan. Gelombang-gelombang tegangan ini akan menjalar ke semua arah dengan bentuk yang sama dengan gelombang suara, yaitu bentuk gelombanggelombang Raleigh atau bentuk gelombang P longitudinal.
The development of a new technique to detect incipient damage in a dynamic machine component, i.e. rolling elements bearing, had been done in this research. By using a rolling element bearing as the machine component test object, it was revealed that this new developed technique performed quite well as expected. Experimental stages had been done from computer simulation to real time simulation tests. The experimental research consisted of the development of the special design AE sensor, as well as the development of the signal processing method that enhanced the AE signal out of the corrupting noise signals. The AE were very high frequency, but with very low amplitude that difficult to detect directly since they were burried under other noise signals. The stress waves were called as Accoustic Emissions (AE) even had nothing to do with sound. Special design sensors were developed first and then signal-processing methods were studied extensively. The chosen method was modified and adjusted in order to suit the requirements of the detection system. By the ability to detect the stress waves, the incipient failure of the dynamic machine component could be determined. This was dued to the conditions that at the beginning of the failure, and then in the crack growth, material were strained and would release its strain energy very quick which were generating stress waves. These stress waves were propagating to all direction with a same type of wave with the sound wave, i.e. Raleigh or longitudinal P waves."
Depok: 2011
D1464
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Bioetanol menjadi salah satu bahan bakar alternatif, terbarukan, ramah lingkungan, dan peningkat angka oktana bensin, yang diaplikasikan untuk mesin motor pembakaran dalam. Mesin kendaraan dengan kebutuhan angka oktana yang sesuai, menghasilkan kinerja mesin berupa daya, emisi gas buang, dan konsumsi bahan bakar yang optimal. Penelitian ini menyajikan pengaruh angka oktana bensin yang divariasikan dengan bioetanol terhadap karakteristik bahan bakar, performa mesin, kecepatan pembakaran laminar (Laminar Burning Velocity, LBV) dan optimasinya terhadap variasi kondisi motor Otto 150 cc. Penambahan etanol hingga 40% (E40) menghasilkan peningkatan angka oktana tertinggi pada Bensin 88, sebesar 17.3%. Kinerja mesin optimum didapatkan pada bahan bakar E40 dengan pengaturan Engine Control Unit (ECM) meliputi ignition timing sebesar +2o CA dan fuel injection duration sebesar -10%. Optimasi penambahan etanol terhadap Primary Reference Fuel (PRF), untuk mendapatkan angka oktana (RON) 84, 86, 88, 90, dan 92, menghasilkan persamaan polinomial yang menunjukkan kesesuaian dengan hasil eksperimen menggunakan mesin Cooperative Fuel Research (CFR). Rasio ekuivalen 1,1 menghasilkan LBV tertinggi dibandingkan rasio ekuivalen 1,0 dan 0,9 pada setiap titik angka oktana PRF yang dianalisis.
Diversification of biofuel with bioethanol utilization is necessary to increase energy security and improve environmental air quality. As an octane booster for gasoline, bioethanol is applied to internal combustion engine with an appropriate octane number requirements, producing an optimum engine performance, i.e., power, emissions, fuel consumption. This study investigates the effect of gasoline octane number, which is varied with bioethanol, on fuel characteristics, engine performance, laminar burning velocity (LBV) and its optimization on the Otto engine. Based on the results, the addition of 40% ethanol (E40) resulting in the highest octane number increase in Gasoline 88, up to 17.3%. Optimum engine performance is obtained on E40 fuel blend with Engine Control Unit (ECM) settings, including ignition timing of +2 oCA and fuel injection duration of -10%. Optimizing the addition of ethanol to Primary Reference Fuel (PRF) to get octane numbers (RON) of 84, 86, 88, 90, and 92 produces polynomial equations that show conformity with experimental using the Cooperative Fuel Research (CFR) engine. The 1.1 equivalence ratio resulted in the highest LBV compared to the 1.0 and 0.9 equivalence ratios at each point of the analyzed PRF octane number."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library