Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 36 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hartono
Abstrak :
Sebagai surfaktan, lesitin banyak digunakan di dalam berbagai industri sebagai senyawa pembentuk sistem emulsi. Pada tahun 1981 konsumsi lesitin dunia mencapai 100.000 ton, 30.000 ton diantaranya dalam bentuk telah dimodifikasi. Selain banyaknya jumlah kebutuhan, variasi pemakaian lesitin juga sangat beragam. Keadan ini mendorong upaya modifikasi karakter lesitin dari sifat awalnya. Dasar utama modifikasi lesitin adalah merubah komposisi senyawa-senyawa penyusun. Dan berbagai literatur dan laporan hasil penelitian terdahulu, modifikasi lesitin menggunakan enzim dapat dilakukan akan tetapi melibatkan jumlah dan konsentrasi lesitin sangat sedikit. Ternyata bahwa reaksi hidrolisis lesitin menggunakan enzim fosfolipase D dapat berlangsung pada jumlah dan konsentrasi lesitin 7,5 kali lebih banyak. Reaksi hidrolisis mencapai konversi optimum pada konsentrasi awal lesitin 600 mg dalam 8 ml pelarut dietileter. Sedangkan waktu aktiv optimum enzim fosfolipase D berlangsung hingga 180 menit. Lesitin awal mengandung 64,1 % senyawa fosfatidilkolin (PC) dan 26,3 % fosfatidiletanolamin (PE) serta 9,6 % berupa lima senyawa lain. PC dan PE sebagai dua senyawa utama penyususn lesitin temyata dapat dihidrolisis oleh enzim fosfolipase D. Secara umum kecepatan hidrolisis PE lebih besar dari PC. Dan jumlah kandungan tersebut menunjukkan [PC]/[PE] lesitin awal 2,4 mampu menurunkan tegangan permukaan air dad 71,6 dyne/cm menjadi 65,1 dyne/cm pada konsentrasi 2,0 g/f. Sedang kemampuannya mengemulsikan asam lemak C8/C10 dalam air pada perbandingan volume air : asam lemak 15 : 1 sebanyak 29,9 % volume asam lemak yang digunakan. Hasil modifikasi dengan variasi konsentrasi awal lesitin maupun waktu reaksi menghasilkan nilai [PC]/[PE] bervariasi. Kemampuan sampel basil modifikasi menurunkan tegangan permukaan air, menunjukkan pads nilai [PC]/[PE] sekitar 2,2 hingga 2,6 lebih rendah dad awalnya. Untuk nilai [PC]I[PE] diluar daerah tersebut menunjukkan kemampuan sebaliknya_ Sedang kemampuan sampel mengemulsikan asam lemak dalam air, pada nilai [PC]/[PE] di bawah 2,4 meningkat dari awalnya hingga lebih dari 50 % volume asam lemak yang diemulsikan. Pada nilai [PC]/[PE] lebih dari 2,4 kemampuan sampel mengemulsikan asam lemak ke dalam air lebih besar dari awalnya akan tetapi kurang dari 50 % volume asam lemak yang digunakan. Hasil pengukuran kedua aktivitas permukan pada berbagai sampel dapat disimpulkan bahwa modifikasi komposisi [PC]/[PE] mampu meningkatkan aktivitas permukaan lesitin. Lebih jauh dapat disimpulkan bahwa kemampuan PC membentuk sistem emulsi minyak dalam air (O/W) lebih besar dibandingkan PC.
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T2433
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anis Ahmad Cash
1994
S29900
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Merry Lucia Wani
Abstrak :
ABSTRAK
Empat buah sampel batubara dianalisis secara geokimia untuk membandingkan distribusi biomarker dalain fasa molekuler maupun dalam fasa inakromolekulnya. Keempat batubara mi diekstraksi dengan kombinasi campuran pelarut C6H5 OH/CH 3OH (3/1). Estrak dipiaahkan menjadi fraksi polar dan fraksi netral dengan kolom kromatograf I adsorbsi. FraksI netral difraksionasi lebih lanjut menjadi fraksi alkana dan frakal aromatik dengan kromatograf I lapisan tipis. Fraksi polar dan residu tak-terekstraksi didegradasi secara kimiawi dengan okaidator Ru04 /Na104 . Hasil dagradasi fasa makromolekul ml selanjutnya dimurnikan dan diasterifikasi dengan CH2N2. Keseluruhan frakal yang diperoleh ditentukan distribusi biomarkernya dengan kombinasi kromatograf I gas/spektroskopi massa. Tipe senyawa biomarker yang ditelusuri adalah senyawa karbon rantai lurus, isoprenoida, dan triterpenoida balk sebagai hidrokarbon jenuh maupun sebagal asam mono karbokailat rantai panjang. Terungkap bahwa hasil degradasi fasa makromolekul yang utama adalah senyawaan asam karboksilat. Berarti fasa makromolekul batubara paling tidak tersusun oleh jaringan struktur alkil benzena, dengan bermacam variasi panjang rantai alkil. Biomarker dengan rangka siklispun terdeteksi pada hasil degradasi yakni serangkaian struktur hopanoida, yang dikenal berasal-usul bakteri. Meskipun tipe biomarker yang terdetekai pada fasa molekuler maupun pada fasa makromolekul umuxnnya sama, naxnun terdapat perbedaan distribusi. Demikian pula dengan terungkapnya atruktur biomarker bakteri menunjukkan besarnya aktivitas mikroorganisme pada saat zat organik terdepositkan pada awal sedimentasi.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asmunih
Abstrak :
Pengujian spesifikasi solar nerupakan langkah penting sebelun suatu bahan bakar digunakan langsung di dalam mesin diesel. Dari hasil pengujian spesifikasi, dapat dilihat potensi bahan bakar tersebut untuk digunakan sebagai bahan bakar atau pencampur solar. Pada penelitian ini ingin dilihat kemungkinan penggunaan langsung minyak sawit (tanpa mengubah struktur molekul gliserida) sebagai pencampur bahan bakar solar. Sebagai tahap awal dilakukan penentuan spesifikasi solar terhadap minyak sawit mentah (CPO). Metoda yang digunakan mengacu pada metoda ASTM penentuan spesifikasi solar . Kemudian dilakukan perbandingan dengan hasil penentuan spesifikasi solar. Dari perbandingan ini terlihat beberapa sifat CPO berada di luar kriteria spesifikasi solar, seperti viskositas kinematik, titik tuang, TAN, CCR dan indeks setana terhitung. Untuk memperbaiki sifat-sifat tersebut di atas maka dilakukan pencampuran baik antara solar dengan CPO maupun solar dengan CPO yang telah diberikan perlakuan. Perlakuan yang diberikan terhadap CPO antara lain pemurnian dan penyaringan. Untuk memperbaiki viskositas maka diberikan penambahan aditif kerosin dan soltron pada campuran tersebut. Dari penelitian ini diperoleh campuran akhir, yaitu campuran 85%v (27,5%v FCM : 72,5%v solar) : 15%v kerosin, yang mempunyai sifat memenuhi spesifikasi solar, kecuali nilai TAN dan warna ASTM. Pada penelitian ini iuga diketahui bahwa nylon mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kestabilan penyimpanan campuran bahan bakar tersebut.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indrawan
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Andreas H.
1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustinah Sanusi
1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjong, Chandra
1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinar Wahyu Wigati
Depok: Universitas Indonesia, 1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4   >>