Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reidha Fitri Nurbaeti
"Perawat harus berkinerja baik dalam pelayanan keperawatan namun perawat sangat rentan dengan penyakit akibat kerja dalam menjalankan pekerjaannya. Healthy eating merupakan salah satu faktor pendukung kesehatan perawat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan healthy eating dengan penyakit akibat kerja dan kinerja perawat. Metode penelitian menggunakan metode crosssectional pada 266 perawat pelaksana yang diambil dengan menggunakan quota sampling. Instrumen penelitian terdiri dari instrumen healthy eating (Cronbachs alpha 0,915), Penyakit akibat kerja (Cronbachs alpha 0,939) dan Kinerja (Cronbachs alpha 0,859). Hasil healthy eating tergolong kurang baik (61,7%), keanekaragaman pangan kurang baik (56,4%), PHBS baik sebesar 52,3%, pemantauan berat badan baik (87,2%), aktivitas fisik rendah  (65,8%), status gizi perawat didominasi oleh obesitas (42,5%), perawat tergolong risiko tinggi penyakit akibat kerja (52,3%), kinerja perawat tergolong kurang baik (67,7 %) Kesimpulan: ada hubungan antara healthy eating dengan penyakit akibat kerja (p 0,037) dan ada hubungan antara healthy eating dengan kinerja perawat (p 0,043). Komponen healthy eating yang paling berhubungan dengan penyakit akibat kerja adalah pemantauan berat badan (p 0,003). Komponen healthy eating yang paling berhubungan dengan kinerja adalah keanekaragaman pangan (p 0,032). Rekomendasi yang diberikan adalah mengoptimalkan healthy eating perawat dengan meningkatkan upaya promotif dan preventif pemantauan berat badan agar mempertahankan status gizi normal, dan mengoptimalkan keanekaragaman pangan perawat dengan upaya promotive dan preventif tanpa meninggalkan kuratif dan rehabilitative untuk meningkatkan kinerja perawat dan mencegah risiko terjadinya penyakit akibat kerja sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanaan keperawatan.

Nurses must perform well in nursing services, but nurses are very vulnerable to occupational diseases in carrying out their work. Healthy eating is one of the supporting faktors for nurses' health. The aim of this research is to identify the relationship between healthy eating and occupational diseases and nurse performance. The research method used a cross-sectional method on 266 implementing nurses who were taken using quota sampling. The research instruments consisted of healthy eating instruments (Cronbach's alpha 0.915), occupational diseases (Cronbach's alpha 0.939) and performance (Cronbach's alpha 0.859). Healthy eating results were classified as poor at 61.7%, food diversity was poor at 56.4%, PHBS was good at 52.3%, weight monitoring was good at 87.2%, low physical activity was 65.8%, status nurses' nutrition is dominated by obesity at 42.5%, nurses are at high risk of occupational diseases at 52.3%, nurses' performance is classified as poor at 67.7%. Conclusion: there is a relationship between healthy eating and occupational diseases (p 0.037) and there is a relationship between healthy eating and nurse performance (p 0.043). The components of healthy eating that are most related to occupational diseases is weight monitoring (p 0.003). The components of healthy eating that are most related to performance is food diversity (p 0.032). The recommendations given are to optimize nurses' healthy eating by increasing promotive and preventive efforts to monitor body weight to maintain normal nutritional status to reduce the risk of occupational diseases and optimize the food diversity of nurses with promotive and preventive efforts without neglecting curative and rehabilitative to improve the performance of nurses so as to improve the quality of nursing services."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umrah
"Kualitas tidur merupakan hal yang sangat penting dipenuhi oleh setiap individu, tidak terkecuali perawat. Penurunan kualitas tidur mampu mempengaruhi kinerja perawat dalam melakukan asuhan keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kontribusi kualitas tidur dengan kinerja perawat di rumah sakit yang bekerja secara shift malam. Penelitian ini menggunakan desain penelitian study cross sectional pada 151 perawat di Rumah Sakit Universitas Indonesia. Analisis menggunakan uji bivariat Wilcoxon Signed Test. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan anatara kualitas tidur dengan kinerja perawat (p<0.001; p<0.05). Penelitian ini menyatakan bahwa karakteristik penghasilan memiliki hubungan dignifikan dengan kualitas tidur (p=0.042). Rumah sakit perlu memperhatikan kesejahteraan perawat dalam hal pemenuhan waktu istirahat.

Sleep quality is very important to be fulfilled by every individual, including nurses. A decrease in sleep quality can affect nurses' performance in providing nursing care. This study aims to determine the contribution of sleep quality to the performance of nurses in hospitals who work in night shifts. This study used a cross sectional study research design on 151 nurses at the University of Indonesia Hospital. Analysis using the wilcoxon signed test bivariate test. The results of this study showed a relationship between sleep quality and nurse performance (Sig <0.001). This study states that income characteristics have a significant relationship to sleep quality (p=0.042). Hospitals need to pay attention to the welfare of nurses in terms of fulfilling rest time."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juwita Nur Fadhila
"Nilai profesional adalah ciri penting dari profesi keperawatan dan sebagai acuan dalam berperilaku dan bertindak. Terdapat tujuh dari sepuluh mahasiswa profesi di Jawa Timur yang mengatakan sulit beradaptasi dengan program profesi diduga menjadi salah satu masalah dalam penerapan nilai profesional di lingkungan praktik. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi gambaran nilai profesional mahasiswa profesi pada Perguruan Tinggi Negeri di daerah Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif menggunakan kuesioner NPVS3-I (Nurses Professional Values Scale-3: Indonesian Version) dengan teknik simple random sampling. Penelitian ini menggunakan 195 orang sebagai sampel mahasiswa profesi semester dua. Penelitian menghasilkan bahwa responden memiliki rerata usia 22,37 tahun, berjenis kelamin perempuan 82,6%, berpendidikan terakhir SMA/SMK/Ma sederajat 76,9%, dan berasal dari PTN di daerah Surabaya 55,9%. Mahasiswa profesi memiliki nilai profesional baik 56,4%, caring baik 58,5%, activism baik 52,3%, dan profesionalism baik sebanyak 54,4%. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah nilai profesional dan faktor-faktornya (caring, activism, dan profesionalism) dari mahasiswa profesi di perguruan tinggi negeri di daerah Jawa Timur cenderung baik utamanya pada jenis kelamin perempuan, pendidikan terakhir SMA/SMK/Ma sederajat, dan dari PTN di daerah Surabaya. Rekomendasi peneliti adalah perlu adanya pengembangan nilai profesional bukan hanya fokus dalam akademik, melainkan juga melalui pelatihan langsung di lahan praktik.

Professional values are an important characteristic of the nursing profession and as a reference in behavior and action. There are seven out of ten professional students in East Java who say it is difficult to adapt to the professional program is thought to be one of the problems in the application of professional values in the practice environment. This study aims to identify the description of professional values of professional students at state universities in East Java. The method used in this research was descriptive using the NPVS3-I (Nurses Professional Values Scale-3: Indonesian Version) questionnaire with simple random sampling technique. This study used 195 people as a sample of second semester professional students. The study found that the respondents had an average age of 22.37 years, 82.6% were female, 76.9% had a senior high school education, and 55.9% came from public universities in Surabaya. Professional students have good professional values 56.4%, good caring 58.5%, good activism 52.3%, and good professionalism as much as 54.4%. The conclusion in this study is that professional values and their factors (caring, activism, and professionalism) of professional students in public universities in East Java tend to be good, especially in female gender, the last education of SMA / SMK / MA equivalent, and from state universities in the Surabaya area. The researcher's recommendation is that there is a need to develop professional values not only in academics, but also through direct training in practice."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktivani Budi Nur Fajri
"Asuhan keperawatan berkelanjutan adalah suatu proses asuhan keperawatan secara komprehensif dengan melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan dan penyusunan rencana asuhan keperawatan dari pasien masuk hingga pasien pulang sesuai dengan kebutuhan pasien. Implementasi asuhan keperawatan berkelanjutan dapat meningkatkan kepuasan pasien, meningkatkan outcomes pasien, dan mengurangi jumlah pasien datang kembali ke rumah sakit. Di ruang rawat inap sudah terdapat Standar Prosedur Operasional (SPO) Kontinuitas Pelayanan Pasien yang mencakup asuhan keperawatan dari pasien masuk hingga pasien pulang. Metode analisis menggunakan metode observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil analisis, perawat di ruang rawat inap medikal dan bedah dewasa telah mengimplementasikan setiap tahap SPO Kontinuitas Pelayanan Pasien. Implementasi asuhan keperawatan berkelanjutan di ruang rawat inap perlu dipertahankan dan terus diimplementasikan selama merawat pasien namun pada SPO Kontinuitas Pasien perlu mengatur proses follow up care sebagai salah satu bagian dari asuhan keperawatan berkelanjutan.

Continuity of nursing care is a process of nursing care in a comprehensive manner by involving the patient in decision making and preparation of a nursing care plan from the patient in until the patient returns according to the patient's needs. Implementation of continuous nursing care can increase patient satisfaction, improve patient outcomes, and reduce the number of patients readmission. Methods of analysis using observation and interview methods. In the inpatient room there is already a Standard Operating Procedure (SOP) Continuity of Patient Services which includes nursing care from the patient entering until the patient returns. Based on the results of the analysis, nurses in adult medical and surgical inpatient rooms have implemented each stage of the Continuity of Patient Services procedures. The implementation of continuous nursing care in the inpatient room needs to be maintained and continues to be implemented while caring for the patient but in the Continuity of Patient Services SPO it is necessary to regulate the follow-up care process as a part of continuous nursing care."
2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Anjali
"Tidur sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia seringkali tidak terlalu diperhatikan pada masa rawat inap. Padahal pasien yang dirawat di rumah sakit sering mengalami gangguan tidur terutama pasien pre dan post operasi. Penurunan kualitas tidur ini akan berdampak pada pemulihan yang tidak optimal, penurunan kualitas hidup pasien, dan memanjangnya waktu rawat inap di rumah sakit. Salah satu intervensi yang dapat diberikan pada pasien adalah intervensi penerapan sleep hygiene di ruang rawat. Pasien yang ada dalam projek ini berjumlah tiga orang dengan diagnosis medis yang berbeda-beda. Pasien dijadwalkan post-operasi kembali ke ruang rawat. Ketiga pasien memiliki masalah kualitas tidur yang buruk dibuktikan dengan skor Richard Campbell Sleep Questionnaire (RCSQ) yang rendah yaitu 30, 54, dan 52. Penulis memberikan intervensi berupa penerapan sleep hygiene kepada pasien bekerja sama dengan perawat ruangan selama 3 hari. Setelah intervensi terdapat perbaikan kualitas tidur pasien dilihat dari peningkatan skor RCSQ. Namun peningkatan skor RCSQ yang signifikan ini kemungkinan disebabkan karena pasien mengalami kecemasan sebelum operasi yang mengakibatkan kualitas tidurnya terganggu. Selain itu pada pasien dengan komorbid ditemukan peningkatan kualitas tidur yang kurang memuaskan. Pada intervensi berikutnya, direkomendasikan untuk mengkaji sleep hygiene pasien sebelum masa perawatan menggunakan instrumen yang baku, mengajarkanteknik relaksasi, menyarankan pasien membawa alat tidur dari rumah (eye mask dan/atau ear plug), dan memberikan edukasi terkait pentingnya tidur cukup dan kebiasaan tidur yang baik di rumah sakit.

Sleep, as one of the basic human needs, is often not given much attention during hospitalization. In fact, patients treated in hospital often experience sleep disorders, especially pre- and post-operative patients. This decrease in sleep quality will have an impact on suboptimal recovery, a decrease in the patient's quality of life, and a longer hospital stay. One intervention that can be given to patients is the intervention of implementing sleep hygiene in the treatment room. There were three patients in this project with different medical diagnoses. The patient is scheduled to return to the ward after surgery. The three patients had poor sleep quality problems as evidenced by low Richard Campbell Sleep Questionnaire (RCSQ) scores, namely 30, 54, and 52. The author provided intervention in the form of implementing sleep hygiene to the patients in collaboration with the room nurse for 3 days. After the intervention, there was an improvement in the patient's sleep quality as seen from the increase in the RCSQ score. However, this significant increase in RCSQ scores was probably caused by the patient experiencing anxiety before surgery which resulted in disturbed sleep quality. In addition, patients with comorbidities found an increase in unsatisfactory sleep quality. In the next intervention, it is recommended to assess the patient's sleep hygiene before the treatment period using standard instruments, teach relaxation techniques, advise the patient to bring sleeping equipment from home (eye mask and/or ear plugs), and provide education regarding the importance of getting enough sleep and good sleep habits. in the hospital..
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhadi Wibowo
"Cedera jarum suntik merupakan kecelakaan kerja akibat benda tajam pada petugas kesehatan yang menggunakan jarum atau benda tajam yang terkontaminasi. Salah satu faktor terjadinya cedera jarum suntik adalah perilaku yang tidak aman pada perawat saat bekerja. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengidentifikasi dampak dari diskusi interaktif pencegahan cedera jarum suntik pada perawat. Penulis melakukan observasi perilaku 3 perawat pada 18- 20 September 2023 dengan menggunakan Standar Prosedur Operasioanl (SPO) memberikan obat melalui intravena. Intervensi yang dilakukan penulis yaitu diskusi interaktif pencegahan cedera jarum suntik pada 3-7 Oktober 2023 pada saat pre conferance. Didapatkan hasil 3 perawat dalam melakukan tindakan pemberian obat melalui intravena secara lengkap sesuai SPO. Direkomendasikan diskusi interaktif pencegahan cedera jarum suntik dapat dilakukan sebagai pengingat perawat dalam melakukan tindakan keperawatan.

Needlestick injuries are occupational accidents caused by sharp objects in health workers who use needles or contaminated sharp objects. One factor in the occurrence of needlestick injuries is the unsafe behavior of nurses while working. The purpose of this paper is to identify the impact of an interactive discussion on the prevention of needlestick injuries in nurses. The author observed the behavior of 3 nurses on September 18-20, 2023 by using the Standard Operating Procedure (SPO) to administer drugs via intravenous. The intervention carried out by the author was an interactive discussion on the prevention of needlestick injuries on October 3-7, 2023 during the pre-conference. The results obtained by 3 nurses in carrying out the action of administering drugs through intravenous completely according to the SPO. It is recommended that interactive discussions on the prevention of needlestick injuries can be carried out as a reminder for nurses in carrying out nursing actions."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maisya Putri Nibenia
"Fraktur mempengaruhi aspek kehidupan manusia secara fisik, psikososial, hingga ekonomi apabila terjadi kecacatan yang menetap karena tidak ditangani dengan baik. Gejala umumnya berupa rasa sakit yang tajam seperti menusuk yang semakin parah ketika menggerakan tulang. Tindakan pembedahan juga menimbulkan nyeri. Nyeri yang tidak ditangani dengan baik menyebabkan pasien tidak mampu berpartisipasi dalam proses pemulihan yang dapat meningkatkan kecacatan. Manajemen nyeri perlu dilakukan dalam memenuhi aspek kenyamanan dalam kebutuhan dasar manusia dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Terapi relaksasi Benson dan aromaterapi merupakan intervensi non farmakologis yang bertujuan untuk mengurangi nyeri. Metode yang digunakan berupa studi kasus pada pasien closed fracture of right humerus yang mengalami nyeri akut dan penelusuran literatur evidence based practice mengenai efektivitas relaksasi Benson dan aromaterapi pada pasien nyeri. Hasil studi kasus menunjukan bahwa terapi tersebut terbukti efektif menurunkan nyeri. Perawat dapat menerapkan terapi tersebut dalam asuhan keperawatan manajemen nyeri dan melatih pasien sehingga mampu melakukannya secara mandiri.

The Effectiveness of Benson Relaxation Therapy and Aromatherapy in Reducing Pain on Pre and Post Operative ORIF Fracture Patients. Fractures permanent disability can be affected by the aspects of human life physically, psychosocially, and even economically because it is not handled properly. The common symptoms are intense stabbing pain that worsens in every bones movement. Surgery procedures also cause pain. Pain that is not treated properly causes patients to be unable to participate in the recovery process which can increase disability. Pain management needs to be done to fulfill the comfort aspect of basic human needs and improve health services. Benson relaxation therapy and aromatherapy are non-pharmacological interventions that aim to reduce pain. The method used was a case study of a closed right humerus fracture patient who experienced acute pain and a literature search based on practical evidence regarding the effectiveness of Benson relaxation and aromatherapy in pain patients. The results of the case study show that this therapy has proven effective in reducing pain. Nurses can apply this therapy in pain management treatments and train patients so they are able to do it independently.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ditya Khairiani Sugito
"Perkembangan teknologi khususnya internet telah mempengaruhi seluruh kegiatan di berbagai bidang salah satunya adalah bidang pendidikan. Semakin berkembangnya internet sejalan juga dengan kemudahan dalam mengaksesnya. Mahasiswa yang berada dalam bidang pendidikan sangat terbantu dengan adanya internet namun kehadiran dan kemudahan dalam mengakses internet ternyata juga menimbulkan fenomena baru yaitu cyberloafing yang memiliki dampak negatif. Cyberloafing adalah aktivitas individu mengakses internet untuk keperluan yang tidak ada hubungannya dengan proses pembelajaran. Perilaku ini apabila terus dilalukan dapat mempengaruhi tingkat konsentrasi belajar. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan antara cyberloafing dengan konsentrasi belajar mahasiswa sarjana reguler. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode cross sectional dengan total sampel 370 yang diambil dari mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia menggunakan teknik stratified random sampling. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner Skala Academic Cyberloafing dan Student Learning Concentration Questionnaire (SLCQ-I) Versi Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan tingkat cyberloafing di tingkat sedang dengan persentase 53,2% dan konsentrasi belajar berada di tingkat sedang dengan persentase 76,2%. Analisis uji statistik bivariat yang digunakan yaitu uji chi square. Hasilnya didapatkan bahwa hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga terdapat hubungan yang signifikan antara cyberloafing dengan konsentrasi belajar pada mahasiswa sarjana reguler dengan tingkat hubungan besar (X^2(4)= 53,87, p-value = 0.001 (α 0,05), V= 0.27). Pada penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan agar memperluas cangkupan responden tidak hanya dari mahasiswa kesehatan agar hasil penelitian bersifat lebih general.

The development of technology, especially the internet, has affected all activities in various sectors, one of which is the educational sector. The development of the internet is also in line with the easiness in accessing it. Students who are in the education sector are greatly helped by the internet, but the presence and ease of accessing the internet also creates a new phenomenon, namely cyberloafing which has a negative impact. Cyberloafing is the activity of individuals accessing the internet for purposes that have no relation to the learning process. This behavior, if continued, can affect the level of learning concentration. This study aims to assess the relationship between cyberloafing and learning concentration of regular undergraduate students. This study is a quantitative study with a cross-sectional method with a total sample of 370 taken from students of the University of Indonesia Health Sciences Group using stratified random sampling techniques. The questionnaires used are the Academic Cyberloafing Scale and Student Learning Concentration Questionnaire (SLCQ-I) Indonesian Version. The results showed the level of cyberloafing at a moderate level with a percentage of 53.2% and the concentration of learning was at a moderate level with a percentage of 76.2%. The bivariate statistical test analysis used is the chi-square test. The results found that Ho's hypothesis was rejected and Ha was accepted, so there was a significant relationship between cyberloafing and learning concentration in regular undergraduate students with a large level of relationship (X^2(4) = 53,87, p-value = 0.001 (α 0,05), V= 0.27). In future studies, researchers suggest expanding the scope of respondents not only from health students so that the results of the study are more general."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Dwi Rusnawati
"Masalah kekurangan tenaga perawat di rumah sakit secara global masih mengancam hingga saat ini. Keterikatan kerja diperlukan untuk menghasilkan rendahnya angka turnover dan kelelahan, tingginya tingkat kepuasan kerja, dan tenaga kerja yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi determinan keterikatan kerja perawat di rumah sakit. Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan melibatkan 325 perawat rumah sakit di Jakarta Pusat. Pengambilan data dilakukan secara convenience sampling dan menggunakan e-form. Data dianalisis dengan regresi linier berganda. Hasil penelitian mendapatkan determinan keterikatan kerja perawat adalah berjenis kelamin laki-laki (p = 0,019), kesejahteraan pegawai (p < 0,0001), budaya klan (p = 0,577), dan peran pemimpin (p = 0,005). Faktor usia, pendidikan terakhir, status pernikahan, masa kerja, status kepegawaian, level kompetensi, lama perjalanan dan alat transportasi ke tempat kerja tidak berhubungan dengan keterikatan kerja perawat. Hasil penelitian ini merekomendasikan peningkatan peran pemimpin “mendorong hati”, penerapan tata kelola/gaya manajemen didasarkan pada budaya klan, dan evaluasi terhadap peminatan atau penempatan pegawai sesuai kemampuan fisik dan intelektual.

The shortage of nursing workforce in hospitals is the threatening problem recently. Work engagement form is necessary to produce lower turnover and burnout rates, as well as improving the levels of job satisfaction, and a better workforce. This study aims to identify the determinants of nurse work engagement in the hospital. The research design used cross sectional involving 325 hospital nurses in Central Jakarta. Data collection was carried out by convenience sampling and using e-form. Data was analyzed by multiple linear regression. The results showed that the determinants of nurse work engagement were male sex (p = 0,019), employee’s well being (p < 0,0001), clan culture (p = 0,577), and leadership role (p = 0,005). Factors of age, higher education qualification, marital status, years of working experience, employment status, level of competence, length of trip and means of transportation to work are not related to nurse work engagement. The results of this study recommend to encourage each staff by apply compassion in leader role, apply governance/management style based on clan culture, and evaluate the employee’s spesialisation for employee placement according to his/her physical and intellectual abilities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramita Nastiti
"Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kecemasan pasien di ruang rawat ICU, di antaranya pengalaman dirawat di ICU itu sendiri serta lingkungan ICU yang banyak menimbulkan suara dari mesin dan monitor. Selain itu, pasien tidak mampu berkomunikasi secara lisan karena pemasangan endotracheal tube. Ketidakmampuan berkomunikasi ini membuat pasien merasa tidak berdaya, takut, kesepian, dan cemas. Untuk mengurangi dan mencegah kecemasan ini berkembang lebih lanjut adalah dengan menerapkan komunikasi terapeutik pada pasien. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional yang menggunakan purposive sampling dengan 69 responden. Sumber data merupakan data primer yang dikumpulkan peneliti menggunakan kuesioner. Data menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan gambaran komunikasi terapeutik mayoritas baik (60.9%). Gambaran tingkat kecemasan mayoritras ringan (56.5%). Hasil uji statistic Chi Square di peroleh nilai ? 0,000 (<0,05) artinya ada hubungan antara komunikasi terapeutik dengan tingkat kecemasan pada masa penyepihan ventilator. Komunikasi terapeutik yang diterapkan oleh perawat efektif menurunkan kecemasan pasien dalam masa penyapihan ventilator. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan pasien selama perawatan di ruang ICU.

Many factors can affect the patient's anxiety level in intensive unit, including the experience of being treated in the ICU itself and the ICU environment which generates a lot of noise from machines and monitors. In addition, the patient was unable to communicate verbally because of the endotracheal tube placement. This inability to communicate makes patients feel helpless, afraid, lonely, and anxious. To reduce and prevent this anxiety from developing further is to apply therapeutic communication to patients. The research to be conducted is a quantitative study with a cross-sectional design using purposive sampling with a total sample of 69 respondents. The data source is primary data collected by researchers using a questionnaire. Data analysis used univariate and bivariate analysis with chi-square. The results showed that the majority of the therapeutic communication images were good (60.9%). The description of the level of anxiety of the majority is mild (56.5%). The results of the Chi Square statistical test obtained ? 0.000 (<0.05) meaning that there is a relationship between therapeutic communication and anxiety levels during ventilator withdrawal. Therapeutic communication implemented by nurses is effective in reducing patient anxiety during ventilator withdrawal. Further research is needed to look at the factors that influence the patient's anxiety level during treatment in the ICU.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>