Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Ramawati
"Kemampuan perawatan diri anak tuna grahita, kemampuan perawatan diri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor
eksternal (karakteristik orangtua dan lingkungan) maupun faktor internal (karakteristik anak). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kemampuan perawatan diri anak tuna grahita. Rancangan penelitian cross
sectional dengan sampel adalah 65 orangtua anak tuna grahita di Sekolah Luar Biasa (SLB). Analisis data menggunakan uji
Chi-Square dan regresi logistik ganda menunjukkan kemampuan perawatan diri pada anak tuna grahita masih rendah.Terdapat
hubungan bermakna antara pendidikan orang tua, umur, dan kekuatan motorik pada anak tuna grahita dengan kemampuan
perawatan diri (p < 0,005). Faktor paling dominan yang mempunyai hubungan adalah faktor kekuatan motorik anak tuna
grahita dengan OR= 4,77.
"
FKIK Universitas Sudirman Purwokerto ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia ; Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
610 JKI 15:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rokhaidah
"ABSTRAK
Anak dan remaja yang menderita kanker sering mengalami gangguan tidur yang dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh dan mempengaruhi kualitas hidup. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk memberikan gambaran penerapan Model Konservasi Levine dalam asuhan keperawatan pada anak dengan kanker yang mengalami gangguan tidur. Desain yang digunakan adalah studi kasus. Terdapat lima kasus yang menjadi pembahasan dalam artikel ini dan teridentifikasi bahwa masalah tidur merupakan masalah yang utama. Intervensi keperawatan yang diberikan didasarkan pada prinsip-prinsip konservasi yaitu konservasi energi, integritas struktural, integritas personal dan integritas sosial. Hasil evaluasi berdasarkan respon organismik menunjukkan sebagian besar masalah dapat teratasi dan menunjukkan perbaikan meskipun belum teratasi secara keseluruhan. Model Konservasi Levine direkomendasikan untuk dapat diterapkan dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan kanker yang mengalami gangguan tidur dengan intervensi sleep hygiene dan terapi komplementer pemberian madu sebelum anak tidur untuk mencapai hasil asuhan yang optimal."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
610 JKI 19:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Alfani Prima Kusumasari
"Peningkatan Kemampuan Anak Autis Menggosok Gigi melalui Foto: Studi Subjek Tunggal di Indonesia. Autisme merupakan gangguan perkembangan pada anak dengan prevalensi kejadian 1 : 88 anak di dunia. Sebanyak 50% anak autis usia sekolah mengalami kesulitan dalam menggosok gigi secara mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menggosok gigi anak autis usia sekolah menggunakan foto. Metodologi penelitian kuantitatif kuasi eksperimen dengan menggunakan desain subjek tunggal (single subject design). Sebanyak tiga orang subjek penelitian yang merupakan anak autis usia sekolah beserta orangtua mereka berpartisipasi dalam penelitian ini. Intervensi diberikan menggunakan rangkaian foto mengenai tahapan dalam menggosok gigi setelah terlihat trend kemampuan pada fase baseline. Pengukuran kemampuan menggosok gigi dilakukan pada fase baseline, intervensi, maintenance, dan generalisasi. Hasilnya, kemampuan menggosok gigi Anak A, B, dan C meningkat dari 14, 21, dan 22 menjadi 30, 31, dan 30. Kemampuan menggosok gigi pada ketiga anak meningkat setelah dilakukan intervensi dan menetap pada fase generalisasi.

Autism is a developmental disorder in children that now affects 1 : 88 children in the world. As many as 50% of school- age children with autism face difficulty in independently performing oral hygiene. This research seeks to increase the ability of children with autism in performing oral hygiene through the use of photographs. The methodology of the research is quantitative quasi-experimental through the single subject design. The three research subjects are school-age children with autism, and their parents also participated in this research. Intervention is conducted through a series of photographs on the steps in performing oral hygiene after the ability trend in the baseline phase is observed. Assessment of the ability to perform oral hygiene is done in the baseline, intervention, maintenance, and generalization phases. The result is that the ability to perform oral hygiene for Children A, B, and C increases from 14, 21, and 22 to 30, 31, and 30. The ability to perform oral hygiene for the three children increases after intervention and settles in the generalization phase."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Alfani Prima Kusumasari
"Peningkatan Kemampuan Anak Autis Menggosok Gigi melalui Foto: Studi Subjek Tunggal di Indonesia. Autisme merupakan gangguan perkembangan pada anak dengan prevalensi kejadian 1 : 88 anak di dunia. Sebanyak 50% anak autis usia sekolah mengalami kesulitan dalam menggosok gigi secara mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menggosok gigi anak autis usia sekolah menggunakan foto. Metodologi penelitian kuantitatif kuasi eksperimen dengan menggunakan desain subjek tunggal (single subject design). Sebanyak tiga orang subjek penelitian yang merupakan anak autis usia sekolah beserta orangtua mereka berpartisipasi dalam penelitian ini. Intervensi diberikan menggunakan rangkaian foto mengenai tahapan dalam menggosok gigi setelah terlihat trend kemampuan pada fase baseline. Pengukuran kemampuan menggosok gigi dilakukan pada fase baseline, intervensi, maintenance, dan generalisasi. Hasilnya, kemampuan menggosok gigi Anak A, B, dan C meningkat dari 14, 21, dan 22 menjadi 30, 31, dan 30. Kemampuan menggosok gigi pada ketiga anak meningkat setelah dilakukan intervensi dan menetap pada fase generalisasi.

Autism is a developmental disorder in children that now affects 1 : 88 children in the world. As many as 50% of schoolage children with autism face difficulty in independently performing oral hygiene. This research seeks to increase the ability of children with autism in performing oral hygiene through the use of photographs. The methodology of the research is quantitative quasi-experimental through the single subject design. The three research subjects are school-age children with autism, and their parents also participated in this research. Intervention is conducted through a series of photographs on the steps in performing oral hygiene after the ability trend in the baseline phase is observed. Assessment of the ability to perform oral hygiene is done in the baseline, intervention, maintenance, and generalization phases. The result is that the ability to perform oral hygiene for Children A, B, and C increases from 14, 21, and 22 to 30, 31, and 30. The ability to perform oral hygiene for the three children increases after intervention and settles in the generalization phase."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Setiowati
"Kepemimpinan efektif merupakan salah satu faktor yang berperan dalam keberhasilan penerapan budaya keselamatan
pasien. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan kepemimpinan efektif head nurse dengan penerapan budaya
keselamatan pasien. Desain yang digunakan analisis korelasi secara cross sectional pada 206 perawat pelaksana.
Analisis data dengan Pearson, Spearman, t independent, dan regresi linear. Hasil analisis menunjukkan hubungan
lemah dan positif antara kepemimpinan efektif Head Nurse dengan penerapan budaya keselamatan pasien. Penelitian
merekomendasikan peningkatan pengetahuan head nurse pada fungsi pengorganisasian dengan pembentukan struktur
organisasi, uraian tugas, pelatihan budaya keselamatan pasien, pendidikan keperawatan berlanjut, diskusi keselamatan
pasien, sistem penghargaan atas penerapan budaya keselamatan pasien.
Effective Leadership of Head Nurse Increase the Implementation ofd Patient Safety Culture by Nurse
Practitioners of Dr. Cipto Mangunkusumo National Hospital, Jakarta. Leadership effectiveness is one factor that
contributes to successfully patient safety culture applied. This study aimed to identify the correlation of leadership
effectiveness of head nurse to apply the patient safety culture in the wards. Research design used correlation analytic
with cross sectional approach to 206 clinical nurses as samples. Data analysis used Pearson, Spearman, t independent
and linier regression. This study shown there was a weak positive correlation between head nurse leadership
effectiveness and the application of patient safety culture by clinical nurses. This study’s recommendation were 1)
improvement of the head nurses’ knowledge related to organizational function, 2) appropriate job description, 3) patient
safety culture training, 4) continuing nursing education program, and 5) relevant reward system based on patient safety
achievement."
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju. Jurusan Keperawatan ; Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia ; Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fetty Rahmawaty
"Sleep disturbances and fatigue are frequently complained by adolescents with cancer. These problems will lead to a
variety of changes that may affect adolescents? development. However, there is very limited data concerning
adolescents with cancer in Indonesia. The research aimed to explore sleep disturbances and fatigue in adolescents with
cancer who are receiving chemotherapy. The research applied a qualitative design with phenomenology approach. Data
were collected using in-depth interviews with seven adolescents with cancer in Jakarta, Bogor, and Bekasi. The
interviews involved open questions on seven aspects, consisting of level of fatigue, responses to psychological drives,
sleep disturbances, sleep disruption due to illness and chemotherapy, disruptions in some aspects of daily life, responses
to problematic situations, and general perspective on life. Participants stated that chemotherapy induced sleep
disturbances and fatigue, and this situation greatly influenced their overall quality of life. These problems are
interrelated to each other and may affect the success of chemotherapy program. In terms of nursing, this research also
shows the importance of developing a more effective system for managing sleep disturbances and fatigue during
chemotherapy program.
Gangguan Tidur dan Kelelahan pada Remaja Pengidap Kanker yang Menjalani Kemoterapi. Gangguan tidur dan
kelelahan seringkali dikeluhkan oleh para remaja yang mengidap kanker. Keluhan ini mengakibatkan timbulnya
berbagai perubahan yang dapat memengaruhi pertumbuhan remaja. Namun, data tentang remaja penderita kanker di
Indonesia masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki keluhan-keluhan berupa gangguan tidur dan
kelelahan yang diderita oleh remaja pengidap kanker yang sedang menjalani kemoterapi. Penelitian ini menerapkan
rancangan kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan wawancara
mendalam mengenai tujuh aspek yang terdiri dari tingkat kelelahan, reaksi terhadap dorongan-dorongan psikologis,
gangguan tidur, tidur tidak nyenyak karena penyakit dan kemoterapi, gangguan pada sejumlah aspek dalam kehidupan
sehari-hari, reaksi terhadap keadaan yang menyulitkan, dan pandangan hidup secara umum. Para responden menyatakan
bahwa kemoterapi menimbulkan gangguan tidur dan kelelahan. Selain itu, mereka juga menyatakan bahwa situasi ini
sangat memengaruhi kualitas hidup mereka secara umum. Masalah-masalah ini berkait satu sama lain dan dapat
memengaruhi kesuksesan program kemoterapi yang mereka jalankan. Dari segi keperawatan, penelitian ini juga
menunjukkan pentingnya merancang sebuah sistem yang lebih efektif untuk menghadapi gangguan tidur dan kelelahan
selama program kemoterapi."
Poltekkes Kemenkes Palangka Raya. Jurusan Keperawatan ; Universitas Indonesia. Fakultas Ilmu Keperawatan, 2014
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Masulili
"Hospitalisasi merupakan suatu kondisi seseorang karena sakit dan masuk rumah sakit. Tujuan penelitian mengetahui
pengaruh metode bimbingan imajinasi rekaman audio terhadap stres hospitalisasi pada anak usia sekolah di Rumah
Sakit di Kota Palu. Desain penelitian quasi eksperimental dengan pre and post test design with control group. Sampel
yaitu anak usia 7–12 tahun sebanyak 26 responden kelompok intervensi dan 26 responden kelompok kontrol. Intervensi
yaitu metode bimbingan imajinasi rekaman audio, diberikan 3 kali selama 2 hari (6 sesi @ 15 menit)). Hasil penelitian
menunjukkan ada perbedaan yang signifikan rerata skor stres hospitalisasi setelah intervensi (pv = 0,004). Tidak ada
kontribusi variabel confounding. Berdasarkan hasil penelitian ini, bimbingan imajinasi rekaman audio dapat diterapkan
pada asuhan keperawatan anak sakit di rumah sakit.
Audio Recorded Guided Imagery Method to Reduce Stress Hospitalisazation in School Age Children in Palu
Hospital. Hospitalization is a condition of a person because of illness and hospital admission. Research objectives
determine the influence of audio recorded guided imagery method to stress of hospitalization in school-age children in
hospital in Palu. Quasi-experimental research design with pre and post test design with control group. The sample of
children aged 7-12 years were 26 respondents intervention group and 26 control group respondents. Intervention is the
method of audio recorded guided imagery, three times a day for two days (one session equal to15 minutes). The results
showed the significant difference mean stress score of hospitalization after the intervention (Pv = 0.004). No
contribution of confounding variables. Based on these results, audio recorded guided imagery intervention can be
applied to care the sick pediatric in hospital."
Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu ; Universitas Indonesia. Fakultas Ilmu Keperawatan ; Universitas Indonesia. Fakultas Kesehatan Masyarakat, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Komang Yogi Triana
"ABSTRAK
Nyeri merupakan salah satu gejala yang paling mengganggu bagi pasien anak maupun dewasa yang mengidap kanker. Nyeri yang berkepanjangan dapat mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas hidup anak dengan kanker. Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah memberikan gambaran mengenai pemenuhan kebutuhan kenyamanan untuk menurunkan nyeri kronis pada anak kanker melalui inhalasi aromaterapi dengan pendekatan Teori Kenyamanan Kolcaba. Terdapat lima kasus keganasan pada anak dengan usia 7 ndash; 15 tahun yang diberikan asuhan keperawatan menggunakan Teori Kenyamanan Kolcaba. Aplikasi Teori Kenyamanan Kolcaba dapat membantu dalam menerapkan asuhan keperawatan yang komprehensif pada anak kanker dan membantu dalam memahami bahwa pemenuhan kebutuhan kenyamanan anak dengan kanker diharapkan dapat memperhatikan aspek fisik, psikospiritual, sosiokultural, dan lingkungan. Intervensi inhalasi aromaterapi terbukti efektif dalam membantu pasien anak kanker dalam mengontrol nyeri kronis yang dirasakan dibandingkan dengan perawatan rutin. Perawat diharapkan dapat menerapkan intervensi inhalasi aromaterapi untuk mengoptimalkan kerja obat analgetik dalam menurunkan nyeri pada anak dengan kanker.ABSTRACT
Pain is one of the most disturbing symptoms for pediatric and adult patients with cancer. Prolonged pain can lead to decreased quality of life of children with cancer. The purpose of this paper is to provide a description of the fulfillment of comfort needs to reduce chronic pain in children with cancer through aromatherapy inhalation with Kolcaba Comfort Theory approach. There are five cases of malignancy in children aged 7 - 15 years who are given nursing care using Kolcaba Comfort Theory. Applications of Kolcaba Comfort Theory helps in applying comprehensive nursing care to children with cancer and helps in understanding that to complete the comfort needs of children with cancer, we need to pay attention to physical, psychospiritual, sociocultural and environmental aspects. Interventions of aromatherapy inhalation have been shown to be effective in helping pediatric cancer patients in controlling perceived chronic pain compared with standard care. Nurses are expected to apply inhaled aromatherapy interventions to optimize the work of analgesic drugs in reducing pain in children with cancer."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library