Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ayuningtyas Runi Putri
"Globalisasi berdampak pada kompleksitas dan perubahan dalam organisasi yang dapat menjadi sumber potensial timbulnya konflik dalam organisasi (Juanita, 2002; Judson, 2000). Agar tidak mengganggu kelancaran jalannya organisasi, konflik perlu diredakan melalui gaya penyelesaian konflik (Rivai, 2004). Gaya penyelesaian konflik berhubungan dengan faktor budaya. Masyarakat Jawa misalnya, mereka cenderung menghindari konflik terbuka (Suseno, 1991). Hal ini diduga karena konflik dapat menimbulkan situasi ketidakpastian, yang seringkali dipersepsikan dengan situasi yang mengancam atau disebut juga uncertainty avoidance (Hofstede & Hofstede, 2005).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dimensi uncertainty avoidance dengan gaya penyelesaian konflik pada suku Jawa. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan desain metode non eksperimental yang bersifat ex post facto fields study. Responden dalam penelitian ini adalah 158 orang karyawan BUMN Z cabang Semarang dan Surabaya yang bersuku Jawa. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner. Untuk mengetahui hubungan antara dimensi uncertainty avoidance dengan gaya penyelesaian konflik, dilakukan analisis perhitungan statistik korelasi Pearson.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1) tingkat uncertainty avoidance pada suku Jawa adalah tinggi; 2) gaya penyelesaian konflik suku Jawa adalah gaya penyelesaian konflik aktif; 3) terdapat korelasi positif antara dimensi uncertainty avoidance dengan gaya penyelesaian konflik pada suku Jawa.

Globalization effected complexity and change in organization which can be a potential source for conflict appear in organization (Juanita, 2002; Judson, 2000). Conflict need to be subside with conflict handling style, so that it will not be interfere organization (Rivai, 2004). Conflict handling style related to cultural factor. Javanese for example, tend to avoid open conflict (Suseno, 1991). This opinion estimated because conflict can make uncertainty situation, which is oftenly perception with threat situation or named uncertainty avoidance (Hofstede & Hofstede, 2005).
The purpose of this research is to identify the relation between uncertainty avoidance dimension and conflict handling style among Javanese. This research is a quantitative research with non experimental desain method, characteristic by ex post facto fields study. Respondents of the research are 158 Javanese employees of BUMN Z branch Semarang and Surabaya. Statistic Correlation Pearson Method will be used in order to know correlation between uncertainty avoidance dimension and conflict handling style.
The research results showed that : 1) Javanese have high level of uncertainty avoidance; 2) Javanese used active conflict handling style; 3) There is a positive correlation between uncertainty avoidance dimension and conflict handling style among Javanese."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
303.372 PUT h
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Wisnu Wardhani
"Kewirausahaan telah lama menjadi perhatian penting dalam mengembangkan pertumbuhan sosioekonomi suatu negara (Zahra dalam Peterson & Lee, 2000). Selain itu, kewirausahaan juga semakin menjadi perhatian penting dalam menghadapi tantangan globalisasi yaitu kompetisi ekonomi global dalam hal kreativitas dan inovasi (Peterson & Lee, 2000). Tingkah laku inovatif yang dimiliki oleh seorang wirausaha secara umum dapat mengimbangi perubahan yang terjadi dengan begitu cepatnya, khususnya dalam menghadapi tantangan globalisasi (Peterson & Lee, 2000). Tingkah laku inovatif ini berhubungan dengan faktor budaya. Dalam hal ini, individu yang berada pada lingkungan dengan budaya uncertainty avoidance yang rendah mempunyai toleransi yang tinggi terhadap tingkah laku yang baru dan kreatif (Hostede & Hofstede, 2005). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran nilai budaya uncertainty avoidance seperti yang diungkapkan oleh Hofstede (1980), dan tingkah laku inovatif seperti yang diungkapkan oleh West (1997), pada wirausaha bersuku Minangkabau. Selain itu, penelitian ini juga berfokus pada penemuan ada/tidaknya hubungan antara nilai budaya uncertainty avoidance dengan tingkah laku inovatif tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini termasuk di dalam penelitian kuantitatif ex post field study yang bersifat korelasional. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1) Wirausaha bersuku Minangkabau yang berada di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi memiliki nilai budaya uncertainty avoidance yang rendah atau dengan kata lain mempunyai toleransi yang tinggi terhadap ketidakpastian; 2) Wirausaha bersuku Minangkabau yang berada di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi memiliki tingkah laku inovatif yang tinggi ; 3) Hubungan yang terjadi antara nilai budaya uncertainty avoidance dan tingkah laku inovatif adalah hubungan positif yang signifikan dimana jika seseorang mempunyai toleransi yang tinggi terhadap ketidakpastian (uncertainty avoidance rendah) maka ia akan menampilkan tingkah laku inovatif yang tinggi.

Entrepreneurship has long been considered as a significant factor for socioeconomic growth and development (Zahra in Peterson & Lee, 2000). Besides that, entrepreneurship also become more important to face the global competition based on creativity and innovation (Peterson & Lee, 2000). In order to face global challenge, an entrepreneur has to develop innovative behavior (Peterson & Lee, 2000). Innovative behavior is related with cultural factor. Person whose living in an environment which encourage him to have low uncertainty avoidance culture has high tolerance to new and creative behavior (Hostede & Hofstede, 2005). The purpose of this research is to identify the relation between uncertainty avoidance value and innovative behavior among Minangkabau Entrepreneurs in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi. Furthermore, this research is also try to find the description profile about uncertainty avoidance as a culture value, and innovative behavior as a trait among Minangkabau Entrepreneurs. This research is a quantitative research with non experimental design method, characteristic by ex post facto fields study. The research results showed that: 1) Minangkabau Entrepreneurs in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi have low uncertainty avoidance culture value which means high tolerance of ambiguity; 2) Minangkabau Entrepreneurs in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi have high innovative behavior; 3) There is a positive correlation between uncertainty avoidance value and innovative behavior among Minangkabau Entrepreneurs in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
155.8 WIS h
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Dwiastuti
"Memasuki era globalisasi, salah satu hal yang dituntut untuk melakukan perubahan adalah organisasi karena organisasi harus selalu menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi (Wursanto, 2003). Pada umumnya setiap perubahan menghasilkan ketidakpastian, dan setiap individu didalam organisasi harus berhadapan dengannya. Dalam menghadapi ketidakpastian individu memiliki sikap masing-masing yang dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya yang dianutnya, salah satunya adalah Uncertainty Avoidance (Hofstede & Hofstede, 2005).
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara dimensi nilai Uncertainty Avoidance dengan sikap terhadap perubahan pada suku Jawa. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan desain ex post facto (fields study). Pada penelitian ini digunakan dua jenis kuesioner yaitu kuesioner Uncertainty Avoidance dan kuesioner sikap terhadap perubahan untuk mengumpulkan data. Responden penelitian ini terdiri dari 95 orang karyawan PT. Jasa Marga (Persero) cabang Semarang yang bersuku Jawa dengan teknik accidental sampling. Untuk melihat hubungan antara dimensi nilai Uncertainty Avoidance dengan sikap terhadap perubahan digunakan metode korelasi Pearson?s Product Moments.
Dari hasil perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS 12.0 for Windows, disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara nilai Uncertainty Avoidance dengan sikap individu terhadap perubahan. Semakin tinggi toleransi individu terhadap ketidakpastian maka individu tersebut akan memiliki sikap menerima perubahan. Suku Jawa memiliki tingkat toleransi yang rendah terhadap ketidakpastian dan sikap menerima terhadap perubahan.
Entering the globalization, an organization should change it self because it has to adapt with the change happen around (Wursanto, 2003). Every change produce uncertainty, and people have to face it. To face the uncertainty, people have their own atittude which is affected by their cultural values. The cultural value which is related with the way to face the uncertainty is uncertainty avoidance (Hofstede & Hofstede, 2005).
The purpose of this research is to find out the correlation between uncertainty avoidance dimension and attitude toward change among Javanese people. This is a quantitative research with non experimental design method with ex post facto fields study. This research uses uncertainty avoidance questionnaire and attitude toward change questionnaire to collect the data. Respondents of this research are 95 Javanese employees of PT Jasa Marga (Persero) Semarang branch which is taken by accidental sampling technique. Statistic Correlation Pearson?s Product Moments will be used to find correlation between uncertainty avoidance dimension and attitude toward change.
From statistical tabulation by using SPSS 12.0 for Windows, the research shows that there is a negative correlation between uncertainty avoidance dimension and attitude toward change among Javanese people, which means employee with high uncertainty avoidance will resist the change while employee with low uncertainty avoidance will accept the change.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rumman
"

Terdapat beberapa dimensi budaya yang diteliti oleh Geert Hofstede untuk melihat budaya dari setAiap individu dalam memilih keputusan. Beberapa diantaranya adalah Individualism/Collectivism, Uncertainty Avoidance, dan Indulgence/Restraint. Penelitian ini menguji apakah ketiga budaya tersebut memengaruhi konsumen dalam mengadopsi bank Islam. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey yang dapat mengumpulkan 406 responden dan diolah dengan menggunakan regresi berganda. Dari penelitian ini didapati bahwa semakin collectivism budaya akan cenderung mengadopsi bank Islam dibandingkan dengan budaya individualism dan uncertainty avoidance memiliki pengaruh adopsi bank Islam. Sedangkan budaya restraint/indulgence tidak terbukti berpengaruh terhadap adopsi bank Islam.


There are several cultural dimensions issued by Geert Hofstede to see the culture of each individual in making decisions. Some of these cultures are Individualism/Collectivism, Uncertainty Avoidance, and Indulgence/Restraints. This study discusses the three cultures that influence consumers in adopting Islamic banks. This research was conducted with a survey method that can be collected 406 respondents and processed using multiple regression. From this study it was found that the more a collection of cultures would increase Islamic banks compared to individualism culture and the avoidance of uncertainty had the effect of adopting Islamic banks. While the culture of arrest / indulgence is not proven against the adoption of Islamic banks.

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Amalia Putri
"Komitmen perubahan merupakan sikap dan faktor yang mempengaruhi seseorang dan diperlukan untuk mencapai efektivitas perubahan organisasi. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara nilai uncertainty avoidance terhadap komitmen perubahan. Selain itu, penelitian ini juga melihat hubungan uncertainty avoidance terhadap ketiga dimensi komitmen perubahan, yaitu komitmen afektif, komitmen kontinu dan komitmen normatif. Pengukuran komitmen pada perubahan akan menggunakan alat ukur Commitment to Change Inventory (Herscovitch & Mayer, 2002), dan uncertainty avoidance akan menggunakan alat ukur GLOBE Culture and leadership scale.
Hasil pengukuran dari 164 responden pada PT.ALO, memberikan gambaran bahwa uncertainty avoidance memiliki hubungan negatif yang signifikan terhadap komitmen perubahan (r= -0,729, p<0,01). Lebih lanjut, dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa uncertainty avoidance memiliki hubungan negatif yang signifikan terhadap komitmen afektif perubahan (r= -0,461, p<0,01), komitmen kontinuan perubahan (r= -0,698, p<0,01), komitmen normatif perubahan (r= -0, 639, p<0,01).

Commitment to change is people attitude and can be regarded as one of the factor achieving the effectiveness of organizational change. This study was conducted to observe the relationship between the value of uncertainty avoidance to changes. Furthermore, this study also try to identify the relationship of uncertainty avoidance with three dimensional of commitment changes, affective commitment, continuous commitment, and normative commitment. The measurement tool of commitment to change will use Commitment to Change Inventory (Herscovitch and Mayer, 2002), and uncertainty avoidance will use of instruments by GLOBE Culture and Leadership scale.
The results from 164 respondents of PT.ALO, show that uncertainty avoidance have a negative significant relation with commitment to change(r= -0,729, p<0.01). Furthermore, it also showed that uncertainty avoidance has a negative significant relation to changes in affective commitment (r= -0.461, p<0.01), commitment continuants change (r = -0.698, p <0.01) and normative commitment to change (r= -0, 639, p<0.01.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S53961
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Razif Syauqi Adriananta
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi niat penumpang maskapai penerbangan bertarif rendah. Penelitian ini mengacu pada penelitian Pan dan Truong (2018) yang dilakukan di Cina, namun karena kesamaan budaya, maka penelitian ini dapat diterapkan di Indonesia. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari kualitas pelayanan, norma subyektif, persepsi kontrol perilaku, harga tiket, frekuensi penerbangan, akses, dan kecenderungan dalam menghindari ketidakpastian sebagai variabel bebas, sikap sebagai variabel intervening dan niat dalam berperilaku sebagai variabel terikat. Sampel dalam penelitian ini adalah maskapai penerbangan bertarif rendah, dimana teknik pengambilan data yang digunakan adalah purposive sampling. Jumlah sampel terdiri dari 200 responden. Metode analisis data menggunakan Structural Equation Modelling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap penumpang, kualitas layanan, harga tiket, dan frekuensi penerbangan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi behavioral intention pada penumpang maskapai bertarif rendah. Sedangkan kualitas pelayanan juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi sikap dari pelanggan. Kemudian, dari hasil pengujian persepsi kontrol perilaku, norma subyektif, akses, kecenderungan dalam menghindari ketidakpastian, serta efikasi diri teknologi tidak berpengaruh terhadap niat.

This study aims to analyse the factors that influence the intention of LCC airline passengers. This study refers to the research of Pan and Truong (2018) conducted in China but due to the similarity of culture this research can be applied in Indonesia. The variables in this study consist of service quality, subjective norms, perceived behavioural control, price, frequency, access, uncertainty avoidance as independent variables, attitude as intervening and behavioural intention variables as the dependent variable. The sample in this study is the use of LCC airlines where the sample technique used is purposive sampling. The number of samples consisted of 200 respondents. Data analysis method uses Structural Equation Modelling. The results showed that passenger attitude, service quality, price, and frequency were factors that could influence behavioural intention on LCC airline passengers. Meanwhile, service quality is also a factor that can affect attitude. Meanwhile from the test results, perceived behavioural control, subjective norms, access, risk avoidance and technology self efficacy does not have influence on intention."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Octaviana
"Penelitian ini membahas mengenai pengaruh antecedent commitment, yang terdiri dari informational complexity, position involvement dan volitional choice, perceived value, yang terdiri dari monetary price dan behavioral price, serta brand affect dan brand trust terhadap attitudinal loyalty dan behavioral loyalty dengan adanya moderating effect uncertainty avoidance. Tujuan penelitian ini adalah ingin menguji faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan.
Hasil penelitian mendukung bahwa tiga antecedent commitment sebagai pembentuk loyalitas, akan tetapi tidak mendukung pengaruh informational complexity terhadap attitudinal loyalty dan behavioral loyalty serta volitional choice terhadap attitudinal loyalty dan behavioral loyalty. Seperti yang dihipotesiskan bahwa brand affect dan brand trust berkontribusi untuk memprediksi loyailitas baik attitudinal loyalty maupun behavioral loyalty. Akan tetapi dari data dalam penelitian ini variabel moderasi uncertainty avoidance hanya memoderasi pengaruh brand trust terhadap loyalitas, sedangkan data tidak mendukung pengaruh brand affect terhadap loyalitas dengan dimoderasi oleh uncertainty avoidance

This study examines the effect of antecedent commitment, that proxy into variables of informational complexity, position involvement and volitional choice, the effect of perceived value, that proxy into variables of monetary price and behavioral price, and the effect of brand affect and brand trust on loyalty with moderating effect of uncertainty avoidance. The purpose of this study is to describe and analyze factors as forming loyalty.
The empirical findings supported the three antecedents of commitment as the determinants of loyalty. But no support was found for the hypothesized relationships between informational complexity and attitudinal loyalty and behavioral loyalty, and also no support for relationships between volitional choice and attitudinal loyalty and behavioral loyalty. As hypothesized, monetary price, behavioral price, brand affect and brand trust contributes to predicting both attitudinal and behavioral loyalty. Contrary to expectations, no support was found for moderating effect of uncertainty avoidance on the effect of brand affect and loyalty construct; while there is effect of uncertainty avoidance on the effect of brand trust and loyalty construct.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Puspita Galih
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara uncertainty avoidance GLOBE dan uncertainty avoidance Hofstede dengan komitmen perubahan. Penelitian ini dilakukan di perusahaan BUMN dengan jumlah sampel sebanyak 176 responden. Uji statistik korelasional digunakan untuk menganalisis hasil data yang diperoleh. Pengukuran dimensi uncertainty avoidance dilakukan dengan alat ukur GLOBE Research Survey dan Values Survey Module (VSM). Pengukuran komitmen perubahan dilakukan dengan alat ukur Commitment to Change Inventory (CCI).
Hasil dari penelitian ini adalah: 1). Tidak ada hubungan signifikan antara skor uncertainty avoidance GLOBE dengan skor komitmen perubahan. 2). Terdapat hubungan signifikan dan bernilai negatif antara skor uncertainty avoidance Hofstede dengan skor komitmen perubahan.

The aim of this study is to identify the correlation between uncertainty avoidance and commitmen to change, and also try to use GLOBE uncertainty avoidance and Hofstede uncertainty avoidance as different construct with similar label. The data was collected from employee in state-owned company with total 176 sample size, and used correlational analysis to analyse the statistic data. Uncertainty avoidance was measured by GLOBE Research Survey dan Values Survey Module (VSM). Whereas, Commitment to Change Inventory (CCI) was used to measure commitment to change.
Results showed that: 1). There is no significant correlation between GLOBE uncertainty avoidance and commitment to change. 2). There is a negative and significant correlation between Hofstede uncertainty avoidance and commitment to change.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57378
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daindra Widyaputri Utami Wisaksono
"ABSTRACT
The purpose of this research is to study the influence of the usage of fear appeals in advertising regarding the impact of uncertainty avoidance on consumer behavior, specifically on their purchase intention and willingness to pay. Fear appeals that have been used for this research are product central fear fear of threats or consequences of not having the product , and product peripheral fear fear with no direct association to the product . The analysis for this research has not just been conducted using respondents rsquo actual level of uncertainty avoidance, but has also tried to see whether the level of uncertainty avoidance of consumers can be manipulated and whether it yields a different impact.This research has studied the impact of the utilization of fear regarding commercial products only. The findings of this research have suggested that when consumers are faced with advertisements that are induced with fear appeals, people with high and low uncertainty avoidance respond differently.

ABSTRAK
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh dari penggunaan rasa takut dalam iklan dan dampaknya terhadap kultur pengindaran ketidakpastian ke perilaku konsumen, khususnya pada niat pembelian dan kemauan membayar. Rasa takut yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasa takut yang sentral terhadap produk takut akan konsekuensi atas tidak memiliki produk , dan rasa takut yang periferal terhadap produk takut yang tidak berhubungan langsung terhadap produk .Analisis untuk penelitian ini tidak hanya diambil menggunakan level penghindaran ketidakpastian responden yang sebenarnya, namun juga mencoba apabila level penghindaran ketidakpastian responden dapat dimanipulasi dan apakah akan menghasilkan hasil yang berbeda.Penelitian ini mempelajari pengaruh dalam penggunaan rasa takut dalam iklan terhadap produk komersial saja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang dihadapkan pada iklan yang telah diinduksi oleh rasa takut, orang dengan tingkat penghindaran ketidakpastian tinggi dan rendah merespons stimuli secara berbeda."
2017
S70043
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library