Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Mulki Mulyadi Noor
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa latar belakang terjadinya kerusuhan tak berdarah di tanah partikelir Batu Ceper pada tanggal 4 Juni 1934 yang disebabkan oleh penolakan petani untuk menyerahkan padi miliknya kepada juru sita. Konflik ini kemudian berlanjut hingga ke landraad Tangerang tanggal 18 Juni 1934. Selain itu penelitian ini juga menjelaskan keterlibatan organisasi pergerakan sosial bernama Tirtajasa yang berjuang membela kepentingan petani di tanah partikelir. serta media massa yang digunakan oleh organisasi ini untuk membentuk opini di masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan menggunakan sumber-sumber primer maupun sekunder yang berkaitan dengan insiden yang terjadi. Dengan menggunakan teori Collective Action Charless Tilly, penelitian ini menitikberatkan pada peran pergerakan nasional pada masa kolonial dalam usaha-usahanya mensejahterakan petani di tanah partikelir. Sebelum kerusuhan terjadi diketahui bahwa Tirtajasa masuk ke tanah partikelir untuk memberi pencerahan dan penyadaran hukum kepada para petani, sehingga mereka sadar hak dan kewajibannya. Propaganda Tirtajasa ini kemudian mendapatkan sambutan hangat di Batu Ceper dan sekitarnya, sehingga ketika kerusuhan tersebut terjadi para petani meminta bantuan hukum kepada Tirtajasa untuk membela mereka dalam pengadilan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan orientasi ekonomi antara tuan tanah Cina dan petani menyebabkan ketimpangan sosial dan ekonomi di Tangerang dimana tuan tanah mengeruk hasil pajak secara kaku saat kondisi ekonomi petani semakin terpuruk. Karena itu akumulasi dari rasa ketidakpuasan tersebut memunculkan rasa permusuhan yang dapat meledak sewaktu-waktu. Dalam penelitian ini terlihat bahwa organisasi pergerakan nasional mendapatkan keuntungan dari dukungan para petani yang memiliki kepentingan untuk melepaskan diri dari ekploitasi tuan tanah. Sementara itu pembelaan dari tokoh pergerakan nasional juga mendorong pemerintah untuk segera membeli tanah partikelir Batu Ceper. Secara umum, pembelian ini terbukti merubah kehidupan masyarakat yang dihidup di tanah partikelir, karena dengan begitu perbaikan sarana infrastruktur, kesehatan dan pendidikan dapat dilakukan secara lebih baik oleh Gubernemen dibandingkan oleh tuan tanah. Selain itu keterlibatan kalangan nasionalis di dalam tanah partikelir menambah rasa anti-cina yang telah meruncing pada awal abad ke-20. ......This study analyze the conflict between peasants and landlord in Batu Ceper which culminated in the occurrence of bloodless riots on June 4, 1934 in the form of peasant refusal to hand over their grain to bailiffs which ignited the emotions of other peasants. This case then continued to the Tangerang court on June 18, 1934. This study explained the involvement of a social movement called Tirtajasa which struggled to defend the interests of peasant in private lands and also analyzed the presence of mass media in spreading opinions in the community. This study uses historical methods using primary and secondary sources related to the incident. By using the theory of Collective Action by Charless Tilly, this study focuses on the role of the national movement in the colonial period and its efforts to prosper indigenous people, especially peasants in private lands who sometimes feel dissatisfied with the oppressive system. Before the turmoil began, it was discovered that Tirtajasa Organization had entered private land to provide legal enlightenment and awareness to peasants about their rights and obligations. The Tirtajasa propaganda then received raves from Batu Ceper inhabitants and even invoked Tirtajasa to defend their right in the court. The results showed that differences in economic orientation between Chinese landlords and peasants caused social and economic inequality in Tangerang where landlords dredged tax revenues rigidly as peasant’s economic conditions deteriorated. Therefore the accumulation of dissatisfaction raises hostility that can explode at any time. In this study it can be seen that the national movement organization had benefited from the support of peasants who have an interest in escaping the exploitation of landlords. Meanwhile the defense of the national movement leaders also encouraged the government to immediately buy the Batu Ceper private land. This defense led to an accelerated purchase of Batu Ceper private land by the Government. Therefore, this purchase is proven to change the lives of people who live on private land, because the improvement of infrastructure, health and education facilities can be done better by the Colonial Government. In addition, the involvement of nationalists (anti-colonialism) in private land adds to the feeling of anti-chinese that had been tapering in the early 20th century.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T51817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Nur Ramdhaniah
Abstrak :
Artikel ini membahas tentang dinamika Perhimpunan Tirtajasa sebagai perkumpulan etnis Banten di Bandung 1928 hingga 1935, dalam upayanya meningkatkan kehidupan ekonomi dan pendidikan masyarakat Banten. Kajian tentang Perhimpunan Tirtajasa masih jarang ditemukan. Kajian-kajian sebelumnya hanya sedikit menyinggung pembentukan Perhimpunan Tirtajasa dan aktivitasnya di bidang sosial dan pendidikan, tetapi belum secara utuh membahas perihal proses pembentukan Perhimpunan Tirtajasa. Perhimpunan Tirtajasa terbentuk melalui hasil reorganisasi Paguyubann Kabeningan Hate pada tahun 1928. Faktor pendorong pembentukan Perhimpunan Tirtajasa adalah kondisi ekonomi dan pendidikan masyarakat Banten yang terbelakang, serta kegiatan Pagoejoeban Pasoendan yang belum berdampak bagi masyarakat Banten. Terdapat dinamika pada perjalanan Perhimpunan Tirtajasa mewujudkan tujuan-tujuannya, seperti munculnya polemik atas pembentukan Perhimpunan Tirtajasa oleh etnis Sunda berinisial Kawe. Pada tahun ketiganya, terjadi perluasan kegiatan perhimpunan melalui pendirian cabang di Jakarta, Serang, Bandung, Menes, dan Tangerang. Penelitian ini menunjukan bahwa kegiatan Perhimpunan Tirtajasa berdampak bagi kondisi ekonomi dan pendidikan masyarakat di Banten melalui pendirian koperasi Tirtajasa dan Hollands Inlands School (HIS) Met de Koran Tirtajasa di berbagai wilayah di Banten. Artikel ini ditulis menggunakan Metode Sejarah dengan data berupa koran sezaman, koleksi foto, buku, disertasi, dan artikel. ......The article describes the dynamics of the Tirtajasa Association as a Banten ethnic association in Bandung from 1928 to 1935. In the article, the Banten people discuss its efforts to improve their economic life and education. Research on the Tirtajasa Association is still scarce. Previous studies have focused only on the formation of Tirtajasa Association and its social and educational activities. The Tirtajasa Association formation process has not yet been fully discussed. Tirtajasa Association was formed in 1928 as the result of the reorganization of the Kabeningan Hate Association. Tirtajasa Association was formed because of the backward economic and educational conditions of Banten. Moreover, there was no impact on Banten's people from the Pagoejoeban Pasoendan activities. In its journey to achieve its goals, the Tirtajasa Association has dynamics. In this case, there has been a polemic over formation of the Tirtajasa Association by Sundanese with Kawe initials. The association's activities expanded by establishing branches in Jakarta, Serang, Bandung, Menes, and Tangerang in its third year. As shown by this study, Tirtajasa Association's activities have a positive impact on the economic conditions and education of people in Banten through their cooperative and the Hollandsch Inlandsche School (HIS) Met de Koran Tirtajasa. The article was written using historical sources, including newspapers, photos, books, dissertations, and articles, using the Historical Method.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library