Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asep Setiawan
"ABSTRAK
Modifikasi serat rayon menggunakan teknik radiasi sebagai adsorben uranium
telah dilakukan. Modifikasi dilakukan dengan cara kopolimerisasi cangkok
dengan teknik radiasi secara simultan menggunakan monomer N,N'-
metilendiakrilamid (NBA), monomer glycidil metacrylate (GMA), serta
campuran NBA dan GMA yang dicangkokkan pada serat rayon, juga dilakukan
pengikatan asam sitrat sebagai ligan pada serat tercangkok monomer, sehingga
diperoleh kopolimer cangkok Rayon-g-NBA, Rayon-g-NBA-CA, Rayon-g-GMA,
Rayon-g-GMA-CA, Rayon-g-NBA-GMA, dan Rayon-g-NBA-GMA-CA.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat serat penukar ion yang dapat
mengadsorpsi uranium dengan kapasitas tukar ionnya yang baik. Parameter yang
dipelajari adalah pengaruh dosis serap, volume monomer, konsentrasi monomer,
dan rasio volume larutan. Serat yang telah dimodifikasi dikarakterisasi sifat
fisiknya diantaranya ditentukan persen cangkok, topologi, sifat termal,
kristalinitas, serta kapasitas tukar ionnya. Hasil yang diperoleh adalah kondisi
optimum untuk memodifikasi serat rayon. Dosis radiasi yang digunakan 0,5 kGy
untuk R-g-NBA dan R-g-GMA; 0,75 kGy R-g-NBA-CA, R-g-GMA-CA, dan Rg-
NBA-GMA; dan 1 kGy untuk R-g-NBA-GMA-CA. Volume monomer
optimum untuk semua serat termodifikasi dengan berat serat 100 mg adalah 10
mL, konsentrasi optimum adalah 5%, rasio volume larutan adalah 8:2 untuk R-g-
NBA-CA, 5:5 untuk R-g-GMA-CA, dan R-g-NBA-GMA, dan 4:2:4 untuk R-g-
NBA-GMA-CA. Dari karakterisasi yang dilakukan terlihat bahwa pencangkokan
berhasil dilakukan dengan melihat persen grafting, spektra IR, sifat panas,
diameter, dan kristalinitas dari serat termodifikasi dibandingkan dengan serat asli.
Serat termodifikasi dengan GMA dan asam sitrat (R-g-GMA-CA) memberikan
hasil terbaik dengan kapasitas adsorpsi terhadap uranium terbesar yaitu 0,3 meq/g
serat.

Abstract
Rayon fiber modification using radiation techniques for uranium metal adsorbent
has been conducted. Modifications conducted by grafting copolymerization with
simultaneous radiation technique using the monomer N, N'-metilendiakrilamid
(NBA), glycidil metacrylate monomer (GMA), as well as a mixture of NBA and
GMA is grafted on a rayon fiber, also made of citric acid as a ligand binding to
the grafted fiber monomer, in order to obtain a graft copolymer Rayon -g-NBA,
Rayon-g-NBA-CA, Rayon-g-GMA, Rayon-g-GMA-CA, Rayon-g-GMA-NBA,
and Rayon-g-NBA-GMA-CA. The study aims to create an ion exchange fibers
which can adsorb uranium with a fine ion exchange capacity. Parameters studied
are, respectively, the influence of absorbed doses, the volume of monomers,
monomer concentrations, and the ratio of solution volumes. Modified fibers were
characterized physical properties of which are determined percentage of,
respectively, persent grafts, topologies, thermal properties, crystallinities, and ion
exchange capacities. The results obtained are optimum conditions for modifying
the rayon fiber. Dose of 0.5 kGy of radiation used for R-g-NBA and R-g-GMA;
0.75 kGy for R-g-NBA-CA, R-g- GMA-CA and R-g-NBA-GMA, and 1 kGy for
R-g-NBA-GMA-CA. Optimum monomer volume for all the fibers modified with
fiber weight of 100 mg was 10 mL, the optimum concentration was 5%, the
solution volume ratio is 8:2 for the R-g-NBA-CA, 5:5 for R-g-GMA-CA- and Rg-
NBA -GMA, and 4:2:4 for the R-g-NBA-GMA-CA. From the characterization
performed shows that the transplant has been successed by observing at,
respectively, the percentage of graftings, IR spectras, thermal properties,
diameters, and crystallinities of the fiber-modified compared to its original fiber.
Fibers modified with GMA and citric acid (R-g-GMA-CA) provided the best
results with the adsorption capacity of the largest uranium metal is 0.3 meq / g
fiber."
2012
T30997
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lu'lu Mubarokah
"enelitian ini bertujuan untuk mencari pelarut yang sesuai untuk
pencangkokkan Glisidil metakrilat (GMA) pada serat rayon terikat silang N,N’-
metilendiakrilamida (NBA) melalui teknik ozonasi dalam udara, yang memiliki
karakter sebagai matriks penukar ion yang tahan ternadap kondisi asam dan
basa. Gugus peroksida dan nidroperoksida dibentuk terlebih dahulu pada
permukaan serat rayon melalui ozonasi. Selanjutnya, serat rayon di ikat
silang dengan pengikat silang NBA dalam media gas N2 pada berbagai
konsentrasi monomer, waktu ozonasi dan suhu reaksi. Serat yang telah
terikat silang ini kemudian diuji ketahanannya dalam asam dan basa. Untuk
penoangkokkan GMA dilakukan ozonasi kembali pada serat terikat silang
selama 4 jam. Penoangkokkan GMA dilakukan pada beberapa pelarut
(metanol, metanol:air (4:6), etanol, aseton, n-neksan, N-metnyl-2-pirolidon,
dan 1,4-dioksan) Selanjutnya dengan menggunakan pelarut metanol dan
campuran metanol:air (416) dipelajari pengaruh konsentrasi, suhu dan waktu
pencangkokkan. Kemudian pada GMA tercangkok dilakukan modifikasi
dengan cara mereaksikannya dengan asam iminodiasetat (IDA) untuk
menghasilkan serat rayon-g-(GMA-IDA). Karakterisasi dilakukan dengan
menggunakan spektrofotometer FTIR, derajat pengembangan (% swelling)
dan penentuan kapasitas pertukaran ionnya. Ketahanan serat rayon
ternadap asam dan basa diperoleh pada ikat silang NBA dengan konsentrasi 5%, lame ozonasi 4 jam dan suhu reaksi 8O°C_ Kadar pencangkokkan (%G)
GMA tertinggi sebesar 56,6O%; 56,18%; dan 57,42% diperoleh dari hasil
pencangkokkan GMA 20% (%v/v), suhu reaksi 60°C dalam pelarut metanol,
metanol:air (416) dan 1,4-dioksan, waktu kopolimerisasi 2 jam. Hasil reaksi
GMA dengan IDA menghasilkan perbandingan mol 1:1. Pengamatan data
spektrum FTIR menunjukkan telah terjadi ikat silang NBA dan modifikasi
dengan GIVIA-IDA pada matriks serat rayon. Hasil uji pertukaran ion
diperoleh kapasitas pertukaran ion tertinggi sebesar 4,18 mek/g."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S30485
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Sulasminingsih
"In order to find an alternative method for the physical properties improvement of rayon sheet, a chemically graft copolymerization of acrylamide to rayon sheet by using cerric ammonium nitrate as an initiator under nitrogen atmosphere had been, successfully, carried out. Several circumstances that influence the degree of grafting and physical properties of rayon sheet were studied at various concentration of initiator, concentration of monomer (acrylamide), period of pre-initiation time, temperature and time of grafting process. The occurrence of acrylamide grafted to rayon sheet was evaluated by measuring the increase in weight of the treated rayon sheet and by the appearance of specific IR spectrum. Moreover, mechanical and physical property e.g. tensile strength unit, rigidity unit, and color absorption of the original rayon and grafted rayon were also evaluated.
The results from the mentioned study, briefly, can be reported as follow. In general, the degree of grafting (%grafting) increases with the increasing or initiator concentration, monomer concentration, temperature and time period of grafting process. Coincidentally, in all cases the value of rigidity unit and the ability to absorb particular dyes increase in line with the increasing in the degree of grafting. The tensile strength unit of the grafted rayon, however, does not show the similar trend. It was observed that the tensile strength unit showed an improvement only up to certain value of the degree of grafting, then become worst on farther increasing in the degree of grafting.
The degree of grafting that result the best tensile strength unit (optimum) was found to be in the values in of 11 to 12 % . The experimental condition that results the mentioned degree of grafting can be achieved by combination of initiator concentration, acrylamide concentration, pre-initiation time, grafting process time, and grafting temperature at 0.5 %; 4%; 5minutes; 35 minutes; and 60° C, respectively. The occurrence of grafted acrylamide to rayon sheet was also evidenced by appearing IR signal at 1684 cm 1 (for the indication of the introduction of carbonyl group). Although not very clear, due to absorption band overlapping from hydroxyl group, the IR signal at 3362 cm-1 and 3373 cm " (for the indication of amide group introduction) provide another evidence for the successful of grafting process.

Pencangkokan akrilamida pada kain rayon secara kimiawi dengan menggunakan inisiator ceric ammonium nitrat didalam atmosfir nitrogen, sebagai upaya alternalif untuk memperbaiki sifat-sifat fisik rayon, telah berhasil dilakukan. Pengaruh beberapa faktor terhadap-besarnya kadar pencangkokan dan sifat-sifat fisik rayon dipelajari dengan memvariasikan, antara lain, konsentrasi inisiator, konsentrasi monomer, waktu pra inisiasi, temperatur dan waktu pencangkokan. Keberhasilan terjadinya pencangkokan akrilamida pada kain rayon ditandai atau diarnati dengan kenaikan berat rayon (persen pencangkokan) dan perubahan spesifik spektrum infra merahnya. Terhadap rayon asli dan rayon tercangkok dilakukan beberapa evaluasi sifat fisik yang meliputi uji kekuatan tarik, uji kekakuan, dan daya scrap terhadap zat warna.
Dari penelitian yang lelah dilakukan dapat dilaporkan bahwa harga persen pencangkokan semakin besar dengan semakin tingginya konsentrasi inisiator, konsentrasi monomer, temperatur dan waktu pencangkokan. Sementara itu dari uji sifat fisik ditemukan bahwa dengan semakin besarnya harga persen pencangkokan maka daya serap terhadap zat warna dan kekakuannya semakin besar. Namun tidak demikian dengan kekuatan dari kain rayon yang tercangkok. Ditemukan bahwa kekuatan tarik kain rayon naik sejalan dengan besarnya persen pencangkokan hanya sampai pada harga persen pencangkokan tertentu, kemudian turun lagi meskipun harga persen pencangkokannya bertambah hesar.
Besarnya persen pencangkokan tertentu tersebut, yang memberikan kekuatan tarik paling besar (optimum), dicapai pada persen pencangkokan sebesar 11 sampai dengan 12 %. Sedangkan kondisi-kondisi untuk memperoleh persen pencangkokan tersebut dapat dicapai dengan konsentrasi irisiator, konsentrasi monomer , waktu pra inisiasi, waktu pencangkokan, dan suhu pencangkokan masing masing sebesar 0,5 %, 4 %, 5 rnenit, 35 menit dan 60° C. Disamping itu dapat dilaporkan bahv,ra keberhasilan pencangkokan akrilamida pads kain rayon ditandai dengan munculnya puncak serapan 1R pada bilangan gelombang 1684 cm-' sebagai indikasi terintroduksikannya gugus karbonit [C=D] dan, meskipun tidak terlalu nyata karena adanya tumpang suh dengan pity serapan gugus hidroksi, kecenderungan adanya puncak serapan pada bilangan geloinbang 3362 cm"' dan 3373 cm-' sebagai indikasi terintroduksinya gugus amida pada kain rayon."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pantius Drahen Soeling
"Pembenahan manajemen di lingkungan PAM JAYA sedang dilakukan oleh para direksi. Pembenahan ini berkenaan dengan adanya anggapan bahwa pelayanan kepada masyarakat yang khususnya pada rayon usaha sebagai ujung tombak dirasakan belum maksimal. Dengan adanya Sistem Pelayanan Cepat (pelayan prima) yang diluncurkan oleh Direksi PAM JAYA diharapkan masyarakat pelanggan maupun calon pelanggan dapat dilayani dengan lebih baik lagi.
Penulis ingin meneliti kesiapan dari sumber daya manusia di lingkungan rayon usaha, khususnya pola kepemimpinan dan kerjasama tim sebagai persiapan untuk pelayanan. Dengan asumsi bahwa pola kepemimpinan transaksional dikombinasikan dengan pola kepemimpinan transformasional, disertai dengan kematangan dan kedewasaan kerjasama tim merupakan persiapan dasar untuk menunjang pelayanan prima.
Dari hasil penelitian terhadap empat rayon usaha sebagai sampel dengan responden pimpinan 18 orang dan responden para bawahan 120 orang ternyata pola kepemimpinan baik transaksional dan transformasional telah diterapkan. Sedangkan tingkat kedewasaan tim juga sudah baik. Hasil tersebut temyata banyak dipengaruhi oleh sikap pimpinan yang menganggap para bawahan telah dewasa dan bertanggung jawab, ekstemal, motivasi berupa sistem target pelayanan prima, target penambahan sambungan baru dan target pelayanan melalui telephon. Disamping itu pola kepemimpinan yang berdasarkan pemberdayaan, partisipasif yang mampu menimbulkan internal motivator bagi para karyawan dalam tim sehingga menimbulkan tantangan yang harus dihadapi."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tin Kartini
"Modifikasi serat rayon sebagai adsorben dilakukan melalui pencangkokkan (grafting) monomer asam metakrilat (MA) dan komonomer N,N’ bisakrilamid (NNBA) dengan menggunakan teknik prairradiasi dalam udara dengan total dosis 20 kGy. Kondisi pencangkokkan dilakukan pada suhu 60oC, waktu reaksi 1 jam, konsentrasi MA 10% v/v (dalam air) serta variasi konsentrasi komonomer NNBA 0-15% w/w. Pengaruh konsentrasi komonomer NNBA dipelajari dengan melakukan karakterisasi serat rayon tercangkok. Karakterisasi serat tercangkok dilakukan dengan menentukan persen grafting (% G) dan swelling (% S) pada berbagai pH (3,0-9,0), mengamati perubahan morfologi serat dengan scanning electrone microscope (SEM) serta ketahanan terhadap panas dengan thermal gravimetric analysis (TGA) dan terhadap asam (HCl 1,0 N) dan basa (NaOH 1,0 N) dengan merendamnya dalam larutan asam dan basa selama 2 jam. Sifat adsorpsi serat tercangkok dipelajari pada berbagai konsentrasi komonomer dan berbagai pH menggunakan zat warna basa tekstil basic yellow 11 dan 12 (BY 11& 28) serta basic blue 41. Hasil karakterisasi terhadap serat rayon tercangkok menunjukkan bahwa kenaikkan konsentrasi NNBA menyebabkan turunnya % G, % S dan perbedaan % S dalam kondisi asam dan basa, memperkecil diameter serat serta meningkatkan ketahanan terhadap panas dan basa. Hasil ini menunjukkan komonomer NNBA dapat berfungsi sebagai crosslinker (pengikat silang). Kapasitas pertukaran ion serat rayon tercangkok dalam bentuk Na dengan sistem batch menurun dengan meningkatnya konsentrasi NNBA. Waktu kontak adsorpsi zat warna basa dengan sistim batch dicapai dalam waktu 120 menit. Laju reaksi meningkat dan selektivitas adsorpsi zat warna menurun dengan meningkatnya konsentrasi crosslinker. Kapasitas adsorpsi zat warna basa dengan sistem batch menurun dengan meningkatnya konsentrasi crosslinker dan pH larutan, namun kapasitas meningkat dengan meningkatnya sifat ionik dan keplanaran struktur zat warna basa,dengan urutan adsorpsi BB 41>BY 11>BY 28. Bentuk isotherm adsorpsinya mengikuti model persamaan Freundlich. Zat warna basa tidak dapat didesorpsi dengan sempurna menggunakan larutan garam (NaCl atau KCl 2000 mg/L), asam (HCl atau CH3COOH 0,5 M) maupun pelarut organic (metanol atau aseton)."
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, ], 2006
T40069
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasridah
"Telah dilakukan kopolimerisasi cangkok pada serat rayon terikat silang N,N?-metilenbisakrilamida (NBA) dengan teknik ozonasi menggunakan monomer akrilamida dan asam akrilat untuk menghasilkan suatu serat penukar kation. Optimasi kondisi ikat silang diperoleh pada laju alir 0,3 L/min, waktu ozonasi 90 menit, konsentrasi NBA 5%, suhu 80oC dan waktu reaksi 60 menit dengan persen pencangkokan rata-rata 49,50. Serat rayon terikat silang menunjukkan ketahanan dalam asam dan basa yang lebih baik dan derajat pengembangannya dalam air lebih rendah. Ozonasi kembali pada serat rayon terikat silang digunakan untuk mencangkokan monomer-monomer. Pada pencangkokan akrilamid dengan konsentrasi 30% pada suhu 70oC selama 90 menit diperoleh persen pencangkokan sebesar 152,46 % dan pencangkokan asam akrilat dengan konsentrasi 30% pada suhu 50oC selama 90 menit diperoleh persen pencangkokan sebesar 169,77 %.
Melalui spektrum FT-IR, pada R-NBA muncul bilangan gelombang 1533,41 cm-1 yang menunjukkan adanya gugus amida sekunder dari NBA, pada R-NBA-g-AAm terdapat puncak serapan yang tajam pada bilangan gelombang 1685,79 cm-1 yang menunjukkan munculnya gugus karbonil (C=O) dari amida sedangkan pada R-NBA-g-AA muncul puncak pada bilangan gelombang 1641,42 cm-1 menunjukkan pita serapan vibrasi rentang gugus karbonil (C=O) dari asam karboksilat. Kapasitas pertukaran ion yang diperoleh sebesar 1,1mek/g untuk RNBA-g-AAm dan 0,7 mek/g untuk R-NBA-g-AA. Penentuan tetapan distribusi ion Cu2+ pada pH 5 memberikan nilai sebesar 4,41 L/g untuk R-NBA-g-AAm dan 2,82 L/g untuk R-NBA-g-AAm.

Graft copolymerization on cross linked rayon fiber with N,N?-metilenbisacrylamide (NBA) carried out with ozonisation technique using monomer acrylamide and acrylic acid to produce a cation exchange fiber. Optimization conditions of cross- linked fiber obtained at flow rate of 0.3 L/min, ozonation time of 90 minutes with reaction temperature 80oC and reaction time of 60 minutes produces grafting percentage of 49.5. Cross-linked rayon fiber shows resistance towards acid and alkaline solution better and decreases degree in the of swelling. Further ozonation on cross-linked rayon fiber is use to graft the monomers. The grafting percentage for acrylamide is 152.46% (acrylamide concentration is 30% on 70oC for 90 minutes grafting time) and for acrylic acid is 169.77 % (acrylic acid concentration is 30% on 50oC for 90 minutes grafting time) respectively.
The FT-IR spectrum of wave numbers 1533.41 cm-1 indicate the presence of secondary amide groups of the NBA, a sharp absorption peak at wave numbers 1685.79 cm-1 for the carbonyl group (C = O) of the amide from R-NBA-g-AAm, and wave numbers 1641.42 cm-1 for vibration absorption band of the carbonyl group (C = O) of the carboxylate from R-NBA-g-AAm. Ion exchange capacity obtained are 1.1 meq/g for R-NBA-g-AAm and 0.7 meq/g for R-NBA-g-AA. Distribution constant for Cu2+ ions at pH 5 gave a value of 4.41 L/g R-NBA-g-AAm and 2.82 L/g for R-NBA-g-AA.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29070
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maryana Suryana
"Kopolimerisasi cangkok serat rayon dilakukan dengan asam metakrilat
(MAA) disertai dengan sejumlah kecil monomer bifungsional etilen glikol
dimetakrilat (EGDMA) dan N,N'-metilendiakrilamid (MDAAm) sebagai agen
pengikat silang. Kopolimerisasi cangkok ini dilakukan dengan metode
prairadiasi sinar gamma dalam media udara, dengan variasi kadar pengikat
silang 0-10%, dosis total iradiasi 20,24, dan 32 kGy, serta waktu reaksi 15-
120menit. /
Setelah dilakukan variasi kadar EGDMA dan MDAAm diketahui bahwa
penambahan EGDMA sampai 6,0% dan MDAAm hingga 10,0% berat serat
tidak mempengaruhi kadar pencangkokan. Penambahan EGDMA lebih dari
6,0% berat serat akan menurunkan kadar pencangkokan. Dari variasi dosis
total iradiasi dan waktu reaksi terlihat bahwa penambahan kedua agen
pengikat silang ini tidak mengubah karakteristik pencangkokan MAA.
Spektrum FTIR menunjukkan sudah tercangkoknya MAA pada serat rayon.
Keberadaan EGDMA dalam serat ditandai dengan adanya perbedaan
spektrum serat yang dimodifikasi dengan dan tanpa agen pengikat silang.
Pencangkokan MAA pada serat rayon menurunkan sifat
pengembangannya dalam air (%S), semakin besar kadar pencangkokan
semakin kecil derajat pengembangannya. Penambahan 2,5%^EGDMA tidak
mengubah derajat pengembangannya dalam air (%S). Perendaman serat rayon termodifikasi dalam HCI 6N pada suhu 80°C selama 2 jam,
memperlihatkan bahwa serat dengan adanya EGDMA ini memiliki ketahanan
asam yang lebih baik, Dalam basa, iaju alir serat yang dimodifikasi dengan
adanya EGDMA lebih cepat, sehingga efek blocking-nya dalam kolom lebih
kecil."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Elia
"Adsorben untuk ion logam berat dengan gugus pengkelat amina telah dibuat dengan memodifikasi serat rayon terikat silang N,N’-Metilenbisakrilamida (NBA) tercangkok Glisidil Metakrilat (GMA), R-NBA-g-GMA, dengan Dietilentriamin (DETA). Kondisi optimum reaksi modifikasi ini yaitu pada suhu 70 °C, waktu reaksi 8 jam, dengan konsentrasi DETA 25% dalam pelarut 1,4-dioksan. Adsorben terfungsionalisasi DETA (R-NBA-g-GMA-DETA) kemudian dilakukan pengujian untuk adsorpsi ion Cu(II), Pb(II) dan Cd(II) pada berbagai pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adsorben ini memiliki koefisien distribusi dan selektivitas tertinggi untuk ion Cu(II) pada pH 5. Proses adsorpsi cenderung mengikuti model kinetika orde dua semu dan model isoterm Langmuir dengan kapasitas maksimum teoritis sebesar 1,45 mmol/gram adsorben. Studi desorpsi dan regenerasi menunjukkan bahwa adsorben ini memiliki laju desorpsi yang tinggi dan dapat diregenerasi untuk digunakan kembali.

Adsorben untuk ion logam berat dengan gugus pengkelat amina telah dibuat dengan memodifikasi serat rayon terikat silang N,N’-Metilenbisakrilamida (NBA) tercangkok Glisidil Metakrilat (GMA), R-NBA-g-GMA, dengan Dietilentriamin (DETA). Kondisi optimum reaksi modifikasi ini yaitu pada suhu 70 °C, waktu reaksi 8 jam, dengan konsentrasi DETA 25% dalam pelarut 1,4-dioksan. Adsorben terfungsionalisasi DETA (R-NBA-g-GMA-DETA) kemudian dilakukan pengujian untuk adsorpsi ion Cu(II), Pb(II) dan Cd(II) pada berbagai pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adsorben ini memiliki koefisien distribusi dan selektivitas tertinggi untuk ion Cu(II) pada pH 5. Proses adsorpsi cenderung mengikuti model kinetika orde dua semu dan model isoterm Langmuir dengan kapasitas maksimum teoritis sebesar 1,45 mmol/gram adsorben. Studi desorpsi dan regenerasi menunjukkan bahwa adsorben ini memiliki laju desorpsi yang tinggi dan dapat diregenerasi untuk digunakan kembali."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47315
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Puspantari
"Pencemaran logam berat seperti logam kromium merupakan pencemaran yang membahayakan masyarakat, karena sifatnya yang dapat terakumulasi dalam rantai makanan. Pengolahan limbah tersebut dapat ditanggulangi dengan proses adsorpsi pada suatu penukar kation atau anion. Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu serat penukar anion berbahan dasar serat rayon. Modifikasi serat dilakukan dengan metode kopolimer cangkok monomer dengan teknik ozonasi. Ozonasi dilakukan untuk menginisiasi pembentukan radikal pada proses pencangkokan agen pengikat silang N,N-Metilendiakrilamida (NBA) dan monomer precursor Glisidil Metakrilat (GMA) dalam media gas N2. Pencangkokan agen pengikat silang NBA dilakukan pada berbagai waktu ozonasi dan reaksi. Pengaruh pelarut pada pencangkokan GMA dipelajari pada berbagai perbandingan metanol :air, dan selanjutnya pencangkokan GMA dilakukan pada berbagai waktu ozonasi dan reaksi. Selanjutnya GMA direaksikan dengan DEA pada berbagai suhu, konsentrasi, dan waktu reaksi untuk menghasilkan serat rayon-co-NBA-graft-(GMA-DEA)+Cl-. Karakterisasi serat rayon termodifikasi dilakukan dengan FT-IR dan sifat pertukaran anionnya dipelajari dengan larutan NaNO3 serta menentukan koefisien distribusi (Kd) penyerapannya terhadap ion Cr (VI) pada berbagai pH. Hasil uji FT-IR menunjukkan puncak serapan pada 1527,62 cm-1, menunjukkan adanya gugus amida sekunder dari NBA. Puncak serapan pada 1726,29 cm-1 menunjukkan adanya serapan rentangan C=O ester dari GMA. Puncak serapan pada 2715,6 cm-1 menunjukkan adanya ikatan –CH2-NHR2 dari DEA. Serat rayon termodifikasi dapat menukar ion Cl- dengan ion Cr (VI). Nilai Kd terhadap Cr (VI) tertinggi didapatkan pada pH 2. Penyerapan anion Cr (VI) semakin besar dengan semakin kecil pH larutan Cr (VI)."
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, ], 2009
S30499
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riri Ayu Nastiti
"Telah disintesis serat rayon terikat silang N,N?-Metilendiakrilamida (NBA) sebagai matriks pencangkokkan asam akrilat (AA) yang memiliki derajat pengembangan dalam air berkisar antara 300-400% serta tahan terhadap kondisi asam dan basa. Inisiasi ikat silang dan pencangkokkan monomer dilakukan dengan metode ozonasi dalam udara.
Metode ini dapat digunakan untuk memisahkan, mengontrol dan mengoptimasi pembentukan ikat silang dan pencangkokkan monomer AA dalam media N2. Gugus peroksida dan hidroperoksida yang terbentuk pada serat rayon pada berbagai variasi laju alir, waktu ozonasi, berat dan kerapatan serat ditentukan dengan metode iodometri dalam fasa organik.
Pembentukan ikat silang dilakukan pada berbagai konsentrasi monomer dan suhu reaksi. Pencangkokkan AA pada serat yang telah terikat silang dilakukan melalui variasi waktu ozonasi kembali dan konsentrasi monomer. Serat rayon-co-NBA-g-Poliakrilat yang dihasilkan dikarakterisasi menggunakan FTIR. Kadar peroksida pada serat semakin tinggi dengan meningkatnya laju alir dan waktu ozonasi.
Hasil yang diperoleh menunjukkan makin tinggi derajat ikat silang, makin sedikit AA yang dapat tercangkok. Derajat pengembangan dan ketahanan serat terhadap kondisi asam dan basa dipengaruhi oleh banyaknya ikat silang dan kadar AA tercangkok. Semakin banyak jumlah ikat silang pada serat, derajat pengembangan akan menurun dan ketahanan terhadap kondisi asam dan basa meningkat.

Cross-linked rayon fiber with N,N'-Methylenediacrylamide (NBA) as graft copolymerization matrix of acrylic acid (AA) has been synthesized. The grafted fibers which is resistant to acidic and alkaline conditions shown degree of swelling between 300-400%. The initiation of the cross-link formation and graft copolymerization of monomer were carried out by ozonation method in the air.
This method can be used to separate, to control and to optimize the cross-link process and graft copolymerization of AA in the media of N2. Peroxide and hydroperoxide groups formed on the rayon fibers at various flow rate, ozonation time, weight and density were determined by iodometric method in the organic phase.
Cross-linked rayon fibers was prepared at various monomer concentrations and reaction temperature. The graft copolymerization of acrylic acid on the crosslinked fiber is conducted at various ozonation time and AA concentration. Rayon fiber-co-NBA-graft-Polyacrylic were characterized using FTIR. Peroxide concentration on the rayon fibers increases with flow rate and ozonation time.
The result showed the increases in degree of cross-linking will decreases the amount of AA grafted. It was observed that the fiber swelling and resistant to acidic and alkaline conditions were depend on degree of crosslinking and the total of carboxylic group grafted onto rayon fiber. The higher concentration of crosslinking agent, the degree of swelling will be lower and stability in acidic and alkaline condition will be increases.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1304
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library