Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan arah kausalitas nilai tukar dan indeks saham negara Emerging Market (EM) saat periode kebijakanQuantitative Easing(QE) dan Tapering Off(TO) oleh The Fed. Negara EMdalam penelitian ini dipilih berdasarkan hubungan perdagangan dengan Amerika Serikat, yaitu China, India, Korea Selatan, Taiwan, Indonesia, Argentina, Brazil, Meksiko, Rusia dan Turki. Adapun dari hubungan perdagangan ini dapat dilihat apakah suatu negara memiliki ketergantungan ekonomi dengan negara lainnya (Park, 2018). Penelitian ini sendiri dilakukan dengan membandingkan arah kausalitas masing-masing variabel (indeks S&P 500, indeks saham dan nilai tukar negara EM) sebelum dan sesudah implementasi kebijakan QE dan TO (1 Januari 2008 - 31 Desember 2017). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji kausalitas Granger dan Vector Auto Regression(VAR). Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa hubungan kausal sebagian besar negara cenderung mengalami perubahan arah saat periode QE ke TO.
This study was conducted to know the causality change of Emerging Market (EM) capital market and United States (US) capital market in the periods of the Quantitative Easing (QE) and Tapering Off (TO) policies by the Fed. The EM countries in this study were selected based on trade relations with the US, those are China, India, South Korea, Taiwan, Indonesia, Argentina, Brazil, Mexico, Russia and Turkey. From this trade relationship, it can be seen whether a country has an economic interdependence with other countries (Park, 2018). The study itself was conducted by comparing the causal direction of each variable (S & P 500 index, EM’s stock index and exchange rate) before and after the implementation of QE and TO policy (January 1st, 2008 - December 31st, 2017). The method used in this study is by using Granger causality test and Vector Auto Regression (VAR) model. The results of this study found that the causal relationships of most countries was changed during the period of QE to TO.
"Penelitian ini melihat pengaruh dari pelonggaran kuantitatif atau quantitative easing yang diumumkan oleh bank sentral Amerika dan penurunan suku bunga pada returns indeks saham LQ45. Studi ini menggunakan data bulanan dengan periode observasi dari Bulan November 2008 sampai Oktober 2014, sesuai dengan 13 pengumuman yang dikeluarkan oleh FOMC dan dari Bulan Agustus 2019 sampai April 2020 (durasi penurunan suku bunga). Dengan metode EGARCH, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengumuman quantitative easing memiliki dampak yang signifikan terhadap volatilitas returns saham LQ45. Selain itu, hubungan antara penurunan suku bunga dan returns saham LQ45 memiliki hubungan yang berlawanan. Ketika suku bunga di Amerika turun, returns indeks LQ45 meningkat sehingga ketika interest rate turun sebesar 1 unit, returns indeks LQ45 naik sebesar 0.42 persen selama periode penurunan suku bunga di Amerika.
This research examines the impact of quantitative easing announced by the FED and interest rates or Fed Funds Rate cut on LQ45 stock index returns. The study uses monthly data with the observation period of November 2008 until October 2014, according to 13 announcements stated by FOMC and August 2019 until April 2020 (the duration of interest rate cut). With EGARCH method, the result of the research exhibits that the announcement of quantitative easing has a significant impact on the volatility of LQ45 stock returns. Moreover, the relation of Fed Funds Rate cut and LQ45 stock returns has a negative correlation. During the slash of interest rate, LQ45 index return climbs up. Therefore, if interest rates increase by 1 unit, LQ45 index returns increases by 0.42 percent.
"