Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Albar Abshar Muhamad
"Latar Belakang: Model cetakan gigi memiliki peranan penting dalam bidang prostodonsia untuk menentukan diagnosis dan rencana perawatan. Model yang saat ini sering digunakan adalah model konvensional. Model tersebut mempunyai beberapa kekurangan yaitu kemungkinan hilang dan rusak, membutuhkan tempat penyimpanan dan menyulitkan komunikasi dengan laboratorium. Perkembangan teknologi khususnya CAD/CAM diharapkan mampu mengatasi kekurangan tersebut dengan penggunaan intraoral scanner (IOS). IOS mampu menghasilkan model digital dengan cara pemindaian secara langsung di dalam mulut dan menghasilkan file dengan format standard tesselation language (STL). File ini kemudian dapat dicetak menggunakan 3D printer dengan teknik stereolithography (STL) menjadi model 3D printing. Tujuan: Untuk menganalisis perbedaan akurasi antara pengukuran langsung pada pasien, model konvensional, digital, dan 3D printing kasus kelas III Kennedy. Metode: Penelitian observasi analitik dengan desain studi potong lintang. Total sampel sebanyak 9. Dilakukan pengukuran masing-masing variabel sebanyak 3 kali kemudian diambil nilai reratanya. Pengukuran langsung pada pasien dijadikan kontrol dan dibandingkan dengan pengukuran pada model konvensional yang dicetak dengan PVS, model digital, dan 3D printing. Pengukuran dilakukan pada lebar mesiodistal, tinggi servikooklusal/insisal gigi dan lebar span edentulus. Dilakukan pengukuran langsung pada pasien, model konvensional dan 3D printing dengan digital calliper sedangkan model digital menggunakan piranti lunak Trios. Analisis data dilakukan dengan uji statistik Saphiro Wilk dan uji Kruskal Wallis. Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0.05) pada seluruh pengukuran dibandingkan dengan kontrol dan juga antara variabel yang berbeda. Kesimpulan: Penggunaan IOS dalam menghasilkan model digital yang kemudian dicetak menggunakan 3D printer dapat menjadi alternatif pembuatan model kerja dalam menentukan diagnosis dan perawatan pasien dalam bidang prostodonsia.
Background: Models play a crucial role in the field of prosthodontics for determining diagnosis and treatment plans. The conventional model is frequently used, but it has some drawbacks, such as the possibility of loss and damage, the need for storage space, and difficulties in communication with laboratories. Technological advancements, especially in CAD CAM, aim to address these limitations by utilizing intraoral scanners (IOS). IOS can produce digital models by scanning directly inside the mouth and generating files in standard tessellation language (STL) format. These files can then be printed with a 3D printer using stereolithography (STL) techniques to create a 3D printed model. Objective: To determine the accuracy differences between direct measurements on patients, conventional models, digital models, and 3D printed models in Class III Kennedy cases. Method: An analytical observational study with a cross-sectional design was conducted. A total of 9 samples were measured three times each and the mean value will be anyalzed. Direct measurements on patients were used as controls and compared with conventional models printed with PVS, digital models, and 3D printing. Measurements included mesiodistal width, cervico-occlusal/ incisal height of teeth, and edentulous span width. Direct measurements on patients, conventional models, and 3D printing used digital calipers, while digital models used Trios software. Statistical tests, including the Shapiro-Wilk test for data normality and the Kruskal-Wallis test for data analysis, were performed in this study. Results: There were no significant differences (p > 0.05) in all measurements compared to the control and among different variables. Conclusion: The use of IOS to produce digital models, subsequently printed with a 3D printer, can be an alternative for model fabrication in determining diagnosis and patient treatment in prosthodontics."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Mahathir
"Latar Belakang: Perkembangan teknologi digital telah diterapkan dalam bidang kedokteran gigi untuk menyederhanakan prosedur rehabilitasi oral. Perkembangan dengan sistem computer aided-design – computer-aided manufacturing (CAD-CAM) ini meningkat secara signifikan. Sistem ini menggunakan Intraoral Scanner (IOS) yang memiliki sejumlah keuntungan dan daya tarik yang cukup besar. Alat ini dapat memberikan penentuan kualitas cetakan secara langsung, model pasien tiga dimensi (3D) virtual yang dapat disimpan di dalam komputer tanpa pembuatan model plaster dan dapat digunakan sebagai sarana komunikasi efektif dengan pasien. Suatu perangkat IOS harus memiliki nilai akurasi yang tinggi. Akurasi teridiri dari nilai trueness dan precision. Akurasi cetakan digital ini sangat penting untuk kesesuaian internal restorasi akhir. Pendekatan pengukuran akurasi langsung melalui pengukuran linier dan .analisis perbedaan 3D setelah penyelarasan paling sering digunakan untuk mengevaluasi akurasi. Tujuan: Mengevaluasi perbedaan nilai trueness dan precission dari desain preparasi onlay yang dipindai dengan menggunakan IOS Primescan AC dan Primescan Connect (Denstply, USA). Metode: Model typodont desain preparasi onlay MOD dipindai dengan extraoral scanner (inEos X5, Dentsply Sirona, USA) untuk mendapatkan data referensi. Desain preparasi onlay juga dipindai dengan dua IOS Primescan AC dan Primescan Connect (Denstply, USA) masing-masing kelompok sebanyak 10 kali pengulangan. Akurasi dalam bentuk trueness berupa nilai root mean square dievaluasi dengan membandingkan data pemindaian IOS dengan data referensi. Sementara akurasi dalam bentuk precision dievaluasi dengan membandingkan data pemindaian sesama kelompok IOS dalam kelompok yang sama secara kombinatorik (10C2). Hasil : Tidak terdapat perbedaan nilai akurasi (trueness dan precision) pada desain preparasi onlay yang dipindai dengan menggunakan IOS Primescan AC dan Primescan Connect. Kesimpulan: Nilai trueness dan precision pada pemindaian dengan menggunakan IOS Primescan AC dan Primescan Connect dapat dipegaruhi oleh spesifikasi komputer masing-masing IOS dan teknologi optik pada scanner itu sendiri.
Background: : The development of digital technology has been applied in dentistry to simplify oral rehabilitation procedures. The development of computer-aided design – computer-aided manufacturing (CAD-CAM) systems has increased significantly. These systems can utilize an Intraoral Scanner (IOS) which has a number of advantages and considerable appeal. It can provide immediate determination of mold quality, virtual three-dimensional (3D) patient models, can be stored in the computer without the creation of plaster models and can be used as a means of effective communication with the patient. An IOS device must have a high accuracy value. Accuracy consists of trueness and precision. The accuracy of the digital impression is very important for the internal fit of the final restoration. Direct accuracy measurement approaches through linear measurements and 3D difference analysis after alignment are most commonly used to evaluate accuracy. Methods : To evaluate the differences in trueness and precission values of onlay preparation designs scanned using IOS Primescan AC and Primescan Connect (Denstply, USA). The MOD onlay preparation design typodont model was scanned with an extraoral scanner (inEos X5, Dentsply Sirona, USA) to obtain reference data. The onlay preparation design was also scanned with two IOS Primescan AC and Primescan Connect (Denstply, USA) in each group for 10 repetitions. Accuracy in the form of trueness in the form of root mean square value was evaluated by comparing the IOS scan data with the reference data. Meanwhile, accuracy in the form of precision was evaluated by comparing the scan data of fellow IOS groups within the same group combinatorically (10C2). Results: There was no difference in the accuracy values (trueness and precision) of onlay preparation designs scanned using the Primescan AC and Primescan Connect IOS. Conclusion: The trueness and precision values on scanning using IOS Primescan AC and Primescan Connect can be influenced by the computer specifications of each IOS and the optical technology on the scanner itself."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Dokumentasi Universitas Indonesia Library
Panjaitan, Martin Proklamanto
"Komponen otomotif, terutama casing dan mounting umumnya memiliki bentuk yang sangat rumit. Perancangan dari awal akan memakan banyak waktu, namun dapat dihindari dengan proses rekayasa balik. Komponen yang direkayasa balik pada penelitian ini adalah casing transmisi Nissan March. Metode yang digunakan adalah pemindaian tiga dimensi dengan menggunakan Faro Arm dan Geomagic Studio. Permukaan komponen dipindai untuk mendapatkan titik - titik koordinat x, y, z persatuan jarak tertentu. Data titik ini dibentuk menjadi model polygon dengan proses triangulasi. Model polygon disempurnakan dan dijadikan dasar untuk pemodelan permukaan CAD dengan metode parametrik dan NURBS. Model CAD kemudian digunakan untuk pembuatan cetakan, estimasi kebutuhan material, dan berbagai simulasi.
Automotive components, especially casing and mounting, have very complex geometry. Normal design procedure will take too much time, but it can be avoided by doing reverse engineering process. Component that is reverse engineered in this research is Nissan March transmission’s case. The method is 3D scanning using Faro Arm and Geomagic Studio. Component’s surfaces are scanned to get x, y, z coordinate points at every certain distance. This point clouds are used to make a polygon model with triangulation process. Polygon model is refined and used as a base for CAD surface modeling with parametric and NURBS methods. Then the CAD model is used for dies modeling, raw materials needs estimation, and many kinds of simulations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53809
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Isma Tria Savitri
"
ABSTRAK Nama Isma Tria SavitriProgram Studi Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Bedah MulutJudul Keakuratan Model 3 Dimensi Fused Deposition Modeling FDM Dibandingkan CT Scan 3 Dimensi pada Pengukuran Panjang Vertikal Ramus Mandibula Jarak Gonion Menton dan Gonial Angle Latar Belakang Rekonstruksi dan koreksi defek pada regio kraniomaksilofasial membutuhkan perencanaan pra operasi yang sangat matang Hal ini dikarenakan anatomi pada regio ini sangat kompleks melibatkan sistem sistem yang sensitif berdekatan dengan struktur anatomis vital serta mempengaruhi penampilan dan fungsional Dengan perkembangan teknologi di bidang Computed Tomography mampu menciptakan pendekatan perawatan yang baru serta memungkinkan untuk memperoleh model tulang tengkorak 3 Dimensi 3D menggunakan teknik solid free form fabrication SFF Tiap tahapan proses produksi berpotensi untuk terjadi error dan menghasilkan model akhir yang mengalami distorsi Tujuan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keakuratan dari model 3D FDM dengan cara membandingkan panjang vertikal ramus mandibula jarak Gonion Menton dan gonial angle pada model 3D dengan pengukuran pada CT rekonstruksi 3D Metode Penelitian 8 Sampel data CT scan pasien Bedah Mulut dan Maksilofasial Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta dibuatkan model 3D menggunakan teknik FDM Kemudian dilakukan pengukuran panjang vertikal ramus mandibula jarak Gonion Menton dan gonial angle terhadap CT rekonstruksi 3D menggunakan piranti lunak OsiriX dan model 3D menggunakan kaliper digital dan goniometri lalu hasil keduanya dibandingkan Hasil Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara pengukuran panjang vertikal ramus mandibula jarak Gonion Menton dan gonial angle pada CT 3D dan model 3D FDM Kesimpulan Model 3D yang menggunakan teknik FDM dinilai akurat sehingga dapat diterima secara klinis Kata kunci Model 3D FDM CT 3D panjang vertikal ramus mandibula jarak Gonion Menton gonial angle.
ABSTRACT Name Isma Tria SavitriStudy Program Post Graduate Student of Oral and Maxillofacial SurgeryTitle Accuracy of Three Dimensional Fused Deposition Modeling FDM Models Compared with Three Dimensional CT Scans on Measurement of Mandibular Ramus Vertical Length Gonion Menton Length and Gonial Angle Background Pre surgical treatment planning plays important role in reconstruction and correction of defect in craniomaxillofacial region The advance of solid freeform fabrication techniques has significantly improved the ability to prepare biomodel using computer aided design and data from medical imaging Many factors are implicated in the accuracy of the 3D model Purpose To determine the accuracy of the three dimensional fused deposition modeling FDM models compared with three dimensional CT scans on measurement of mandibular ramus vertical length Gonion Menton length and Gonial angle Research Methods 8 3D Models were produced from 8 CT scan data DICOM file patients of Oral and Maxillofacial Department Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Three measurements were done three times by two examiner Measurement of 3D CT scans were made using OsiriX software while measurement of 3D models were made using digital caliper and goniometry The measurement results were then compared Result There is no significant difference between measurement of mandibular ramus vertical length Gonion Menton length and Gonial angle 3D CT scans and FDM 3D models Conclusion FDM 3D models are considered accurate and is acceptable for clinical applications in dental and craniomaxillofacial surgery."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
SP-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Visita Persia
"Pendahuluan: Perkembangan digital di bidang ortodontik semakin berkembang. Penggunaan intraoral scanner merupakan babak penting dalam evolusi ini. Intraoral scanner merupakan sebuah perangkat yang diproduksi untuk menghasilkan cetakan digital langsung dalam kedokteran gigi. Penggunaan model studi konvesional yang selama ini menjadi baku emas dalam penegakan diagnosis mulai bergeser. Penelitian mengenai penggunaan intraoral scanner akhir-akhir ini banyak dilakukan terutama untuk melihat akurasi. Namun di Indonesia belum ada yang mengamati dari segi persepi pasien. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan persepsi pasien terhadap pencetakan metode konvensional dengan pencetakan digital. Metode: Subjek penelitian sebanyak 46 sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi dicetak menggunakan teknik pencetakan konvensional (alginate) dan digital (3D intraoral scanner). Kemudian subjek penelitian diberikan kuesioner untuk menilai persepsi pasien menggunakan VAS (visual analogue scale). Hasil: Terdapat perbedaan signifikan secara statistik pada rasa nyaman, sensitifitas gigi atau gusi, kesan kesulitan bernapas, dan refleks tersedak selama prosedur teknik pencetakan dengan teknik konvensional maupun digital dengan nilai (p<0.05). Kesimpulan: Persepsi pasien terhadap rasa nyaman, sensitifitas gigi atau gusi, kesan kesulitan bernapas, dan refleks tersedak adalah bermakna secara statistik dimana teknik pencetakan digital lebih dipilih dibandingkan dengan teknik konvensional.
Introduction: Digital orthodontics are increasingly in this era. The use of intraoral scanners is an important chapter in this evolution. An intraoral scanner is a device manufactured to produce direct digital impressions in dentistry. The use of conventional study models, which have been the gold standard in making diagnosis, is starting to shift. Recently, much studies has been carried out regarding the use of intraoral scanners, especially to look at the accuracy. However, in Indonesia, no one has observed the differences of patient perception in conventional and digital impressions. Objective: This study aims to determine the differences of patient perception in conventional and digital impression. Methods: 46 subjects were obtained according to the inclusion criteria using conventional (alginate) and digital (3D intraoral scanner) impression techniques. Then the subjects were given a questionnaire to see the patient's perception and assessed using a VAS (visual analogue scale). Results: There was a statistically significant difference in the feeling of comfort, sensitivity of teeth or gums, feeling difficulty of breathing, and gagging reflex during the impression procedure with conventional and digital technique with p value <0.05. Conclusion: The patient perception of comfort, sensitivity of teeth or gums, feeling difficulty of breathing, and gagging reflex are statistically significant where digital impression techniques are preferred compared to conventional techniques."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library