Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
New York : Raven Press, 1985
617.03 MED
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Stokes, Emma K.
Edinburgh: Elsevier, 2011
617.03 STO r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dymiargani Nandaputra M.
"Analisis gerakan kinematik telah memberikan kontribusi wawasan berharga ke dalam ilmu fisiologi koordinasi gerakan. Analisis gerakan kinematik ini juga digunakan untuk menggambarkan kerusakan fungsi motorik yang spesifik secara rinci dan membantu untuk diagnosis klinis yang lebih baik. Sebagai teknik kuantitatif obyektif, beberapa aplikasi telah mengklaim untuk melacak perubahan dalam fungsi motorik dari waktu ke waktu lebih akurat daripada perangkat klinis. Gait Analysis manusia telah terbukti menjadi indikator penting kesehatan, yang berlaku dalam berbagai aplikasi, seperti diabetes, penyakit neurologis, dan prediksi jatuh. Gait
Analysis pada penelitian ini diharapkan untuk menjadi sitem yang akurat, tidak mengganggu voluntir, dan low cost. Gait Analysis dalam kiprah klinis memiliki banyak aplikasi dalam diagnosis, pemantauan, pengobatan dan rehabilitasi. Tujuan dari penilitian ini adalah untuk merancang sebuah parameter pengukuran untuk rehabilitasi medik dengan menggunakan gait analysis. Pada penelitian ini, hasil classification learner untuk mendeteksi siklus stance dan swing memiliki akurasi sebesar 90 dan hasilclassification learner untuk mendeteksi apakah pola jalan voluntir normal atau tidak memiliki akurasi sebesar 94.4.

The analysis of kinematic movements has contributed valuable insights into the physiology of movement coordination. It is also used to describe specific damage to motor function in detail and thereby increase the clinical diagnosis. As an objective quantitative technique, some applications have claimed to track changes in motor function over time more accurately than clinical ratings. Human gait analysis have proven to be an important indicator for a few application such as diabetic, neuro impairment and fall prediction.
In this research, the parameter of gait analysis was made to be an accurate, easy to use and low cost system. There are lots of clinical applications on gait analysis such as in diagnosis, treatment, and rehabilitation. The purpose of this research is to design a parameter for medical rehabilitation using gait analysis. The result on classification that are used to detect the stance and swing cycle have an accuracy percentage of 90 and for the classification of walking abnormalities are 94.4
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johanes Hardjono
"Pendahuluan. Rata-rata lama hari rawat merupakan salah satu indikator effisiensi pengelolaan rumah sakit dan juga merupakan tolak ukur pelayanan medis rumah sakit. Rata-rata lama hari rawat penderita traumatic paraplegia yang dirawat di Instalasi Rehabilitasi Media Rumah sakit Fatmawati belum diketahui dan berkisar antara 1 hari sampai dengan 360 hari.
Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran rata-rata lama hari rawat penderita traumatik paraplegia serta faktor-faktor apa yang berhubungan dan mempengaruhi rata-rata lama hari rawat tersebut.
Metodologi. 71 Penderita traumatik paraplegia yang dapat ditelusuri . datanya melalui telaah rekam medic merupakan bagian dari 93 penderita traumatik paraplegia yang dirawat di Instalasi Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati mulai awal tahun 1990 sampai dengan akhir tahun 1993. Penderita dikelompokan menurut awal kedatangan penderita yaitu penderita yang langsung dirawat di RSUP Fatmawati, penderita yang datang dari rumah sakit lain dan penderita yang pergi ke dukun terlebih dahulu. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat dengan analisis Marian dari Kruskal Wallis serta analisis regresi berganda.
Hasil. Didapatkan 71 penderita traumatik paraplegia yang terdiri dari 13 orang penderita yang langsung berobat ke R.S.Fatmawati, 10 orang penderita berobat ke dukun terlebih dahulu dan 48 penderita berobat ke RS Lain terlebih dahulu. Rata-rata lama hari rawat penderita traumatik paraplegia secara umum yang dirawat di RSUP Fatmawati 100 hari, sedangkan yang langsung dirawat di RSUP Fatmawati 73 hari, yang pergi ke dukun terlebih dahulu 178 hari dan yang datang dari rumah sakit lain 104 hari. Kurangnya variasi data khususnya pada penderita yang datang langsung ke RS.Fatmawati dan penderita yang datang dari dukun terlebih dahulu menyebabkan analisis dengan uji mean tidak bisa dilakukan. Hanya penderita yang datang dari R.S.Lain dapat memenuhi syarat dan dapat dilakukan analisis. Faktor yang mempengaruhi rata-rata lama hari rawat (α = 0.05 ) adalah dekubitus. Besarnya penganth dekubitus terhadap rata-rata lama hari rawat adalah 36 had setiap peningkatan stadium ( Grade) dekubitus.
Kesimpulan. Hasilpenelitian menyimpulkan bahwa rata-rata lama hari rawat penderita traumatik paraplegia yang dirawat langsung di RSVP Fatmawati terpendek dibandingkan penderita yang datang dari nwmah sakit lain atau dukun terlebih dahulu.. Rata-rata lama hari rawat penderita traumatik paraplegia dipeugatuhi oleh komplikasi dekubitus. Diharapkan hasil penelitian dan saran-saran dapat membantu dalam upaya peningkatan katalitas pelayanan penderita traumatik paraplegia tidak saja terbatas bagi RSUP Fatmawati tetapi bagi rumah sakit lainnya di Indonesia.

Introduction. The average length of stay is one of the indicator of hospital management efficiency and also a parameter of hospital medical services. The average length of stay of paraplegia traumatic patient which is treated at RSUP Fatmawati hasn't been known yet and the range are from 1 to 360 days.
Purpose. The purpose of this research is to gain the profile of the average length of stay of paraplegia traumatic patient and its connected and influencing factors.
Methodology. 71 traumatic paraplegia were observed from the medical record at RSup Fatmawati between 1990 to 1993. The patients are categorized into 1) patients who are treated directly at RSUP Fatmawati hospital (13 patients), 2) coming from other hospital before treated at Fatmawati hospital (48 patients), 30 patients coming from traditional healers before treated at Fatmawati Hospital (10 patients). The predicted factors which influence the length of stay of the traumatic paraplegia are sex, age, decubitus, uriterary tract infections, other complications, type of paralysis, treatment and method of payment. The statistical analysis that is used is univariance analysis, bivariance with analysis of variance (anova) and Kruskall Wallis and multiple regression analysis.
Result. In general, the length of stay of the traumatic paraplegia is 100 days, patients which is coming directly to fatmawati Hospital is 73 days, patients coming from other hospitals 104 days and patients coming from traditional healers 178 days. Factor which influence the length of stay is decubitus (p=0,00) and the increasing of the length of stay is 36 days/grade of decubitus.
Conclusion. the result of this research conclude that the average length of stay of the traumatic paraplegia patients who are treated directly at RSUP Fatmawati is the shortest period comparing to others coming from other hospitals or traditional healers. The influence factor of the length of stay is decubitus which is prolong 36 days/ grade decubitus. This is indicated that nursing care is very important part in the treatment of the traumatic paraplegia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1995
T2540
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suharyuni Suharmadji Argadikusuma
"Dengan makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka berkembang pula peralatan yang dipergunakan oleh dokter baik peralatan diagnostik maupun terapetik.
Demikian pula dalam bidang ilmu Rehabilitasi Medik. Salah satu jenis alat tersebut adalah alat terapetik yang menggunakan arus listrik dan dipakai untuk pemanasan jaringan ("diathermy") dengan mengubah arus listrik menjadi arus eletromagnetik gelombang ultra pendek ("ultra short wave diathermy") atau elektromagnetik gelombang mikro ("micro wave diathermy") (1) (2) (3).
Beberapa kepustakaan menyebutkan pemakaian diatermi gelombang pendek bermanfaat pada panatalaksanaan lesi yang terletak dalam dan sulit dicapai oleh alat modalitas yang lain (4) (5).
Akhir-akhir ini disebutkan pula alat ini berfaedah pada terapi keluhan-keluhan ginekologis (6) (7).
Pada adneksitis, seringkali infeksi oleh bakteri gonorrhoe disertai kuman lain, sehingga penyembuhan tidak sempurna, timbul penyumbatan dan perlekatan antara tuba dengan ovarium atau jaringan sekitarnya dan penyakit kronis (8) (9).
Selain penggunaan antibiotika yang dapat mencakup beberapa jenis kuman, diatermi ternyata bermanfaat untuk menunjang keberhasilan terapi stadium kronis ini (1) (2). Disini pemanasan menyebabkan peningkatan vaskularisasi yang akan membantu penyembuhan penyakit dan membantu terapi antibiotika menjadi lebih efektif.
Tehnik pemakaian yang sesuai adalah dengan metode kondensor secara "cross fire techniques". Cara pemberian yang terdiri dari 2 bagian dengan tehnik pemasangan elektroda saling tegak lurus, memungkinkan ke empat dinding rongga panggul dipanasi (2) (10).
Untuk keberhasilan terapi ini, penilaian rasa nyeri merupakan hal yang penting. Telah dikenal beberapa cara, salah satu diantaranya yang cukup dapat diandalkan adalah Visual Analogue Scale {VAS). VAS merupakan cara yang cukup popular karena caranya mudah, murah dan dapat diulang (11) (12).
Akhir-akhir ini kasus adneksitis lebih banyak ditemukan, hal ini mungkin berhubung dengan spektrum penyakit hubungan seksual yang semakin luas (6). Demikian pula dengan jumlah rujukan dari bagian kebidanan ke Unit Rehabilitasi Medik. Selain itu di Indonesia, penelitian khusus mengenai hal ini belum pernah dilakukan.
Oleh karena itu penulis merasa perlu melakukan penelitian dengan tujuan umum yaitu membantu upaya peningkatan kualitas pengobatan serta mempercepat proses penyembuhan penyakit adneksitis kronis serta tujuan khusus menilai adakah kecenderungan manfaat terapi diatermi sebagai terapi penunjang pada pengobatan penyakit tersebut.
Walaupun penulis telah melakukan berbagai upaya penelusuran bahan rujukan dari berbagai sumber antara lain: Perpustakaan Pusat FKUI, Pusat Inforrnasi Kedokteran dan Kesehatan (PIKK), perpustakan di Tokyo Jepang, perpustakaan beberapa pabrik obat dan lain-lain, tetapi penulis masih merasakan banyaknya kekurangan-kekurangan mengenai hal tersebut, tetapi walaupun begitu hasil penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat terhadap penderita adneksitis kronis dan akan diperoleh pengertian lebih mendalam tentang potensi terapi, ini?"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theta Felicia Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara coping dan simtom depresi pada individu yang sedang menjalani rehabilitasi medik. Sebanyak 50 partisipan diminta untuk melengkapi kuesioner coping (Brief COPE) dan simtom depresi (Beck Depression Inventory). Pada penelitian ini gambaran coping partisipan tergolong sedang dan simtom depresi mereka tergolong rendah. Pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara coping dan simtom depresi (r = -0.223, p > 0.05). Meski demikian ditemukan hubungan yang negatif dan signifikan antara use of instrumental support (subscale emotion focused coping) dengan simtom depresi (r = -.304, p < 0.05).

This research examined the relationship between coping and depressive symptoms in individuals who are undergoing medical rehabilitation. A total of 50 participants were asked to fill out questionnaires on coping (Brief COPE) and depressive symptoms (BDI). In this research, participants were found to have moderate coping effectivity and low depressive symptoms. The results indicated an unsignificant relationship between coping and depressive symptoms (r = -0.223, p > 0.05). Although the results also indicate that there is a negative and significant relationship between the use of instrumental support (emotion focused coping subscale) and depressive symptoms (r = - .304, P <0.05).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S54835
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library