Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gilbert Sandy Santana
"Indonesia merupakan negara berkembang dan terletak di kawasan Asia yang merupakan kawasan dengan pasar yang tumbuh dengan cepat, dimana para investor asing berminat untuk ikut menanarnkan investasinya di kawasan ini. Berdasarkan kondisi diatas banyak investasi langsung dilakukan oleh investor asing dimana salah satunya adalah bidang Industri Otomotif yang rnerupakan bisnis yang menarik terlihat dari peningkatan jumlah pasar otomotif dari tahun 1997 sebesar 380.000 unit/ tahun menjadi 500.000 unit/ tahun pada tahun 1998. Namun dengan adanya krisis moneter di kawasan mi yang dirnulai dari Thailand dan akhirnya mempengaruhi Indonesia pada pertengahan 1997, maka dalam waktu 6 bulan terjadi penurunan nilai mata uang sebesar ± 80% terhadap dolar Arnerika sehingga terjadi koreksi dari pasar otomotif Indonesia menjadi 240.000 unit/tahun.
Melihat strategi investasi dari PT. X yang dilakukan waktu sebelum dan sesudah krisis moneter, dirnana keputusan akhirnya adalah membatalkan projek investasi untuk mencapai kandungan lokal (KL) 60%, sehingga fasiiitas pembebasan PPnBM dari pemerintah sebesar 20% dari hargajual tidak dapat dinikmati. Menurut penulis, strategi ini hanya berpengaruh positif terhadap jangka pendek, namun dalam jangka panjang akan rnenyebabkan berkurangnya keunggulan bersaing dan PT. X dimana dalam jangka waktu paling lama 5 tahun lagi pasar bebas untuk kawasan Asia akan segera terlaksana. Alasan utama dari PT. X melakukan strategi mi dikarenakan adanya ketidakpastian dari pasar otomotif, arah kebijakan pemerintah dan dukungan dari pihak prinsipal.
Berdasarkan temuan penulis dalam melakukan studi ini, dengan menggunakan perhitungan volume titik impas (Breakeven Volume) dan perhitungan penghematan biaya produksi, maka volume titik impas dari investasi yang dilakukan adalah sebesar 8,381 unit dimana rencana penjualan tahun 1999 sebesar 19,193 unit clan akan terjadi penghematan biaya produksi sebesar 8 Miliar Rupiah pada tahun 1999. Berdasarkan analisa faktor internal dan internal, PT. X mempunyai kekuatan untuk melakukan investasi yang pada akhirnya akan meningkatkan relatif kemampuan bersaing dari produknya secara cepat untuk menghadapi persaingan yang akan datang.Sehingga ditinjau dan analisa biaya ataupun faktor internal clan eksternal perusahaan terlihat bahwa investasi tersebut layak untuk dilanjutkan.
Walaupun pada saat ini kondisi perusahaan untuk melanjutkan investasi dirasakan sulit, menurut penulis alternatif pernecahan adalah masalah teknis pendanaan dapat dilakukan dengan mencari pendanaan dari Institusi Keuangan Internasional yang dijamin oleh pihak prinsipal Jepang dan alternatif sistim pernbayaraimya dilaksanakan satu tahun sesudah mencapai KL > 60%, dimana dananya bisa diambil dari penghernatan biaya produksi akibat fasilitas pembebasan PPnBM dari pemerintah. Untuk masalah dukungan dari prinsipal dapat diminta oleh PT. X dengan menjelaskan keuntungan yang didapat dengan dijalankannya investasi untuk pencapaian kandungan lokal minimal 60%.
Selain itu dengan dilanjutkannya investasi tersebut, maka PT. X telah menciptakan sinergi yang membuat perusahaan lebih efisien clan efektif dikarenakan sebagian besar investasi dipakai untuk membuat komponen utama dari kendaraan otornotif yang mana akan mempercepat alih teknologi di bidang ini dan meningkatakn kemampuan bersaing dari perusahaan di masa depan"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isfandayani
"Tesis ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap strategi investasi PT. Asuransi Takaful Keluarga dalam mengalokasikan dananya pada beberapa instrumen investasi sehingga menghasilkan return yang optimal. Seperti yang telah kita ketahui, bahwa investasi merupakan salah satu faktor penting dalam pengelolaan dana oleh perusahaan asuransi jiwa. Apalagi perusahaan asuransi syariah yang dari awal sudah memprogramkan adanya produk dengan sistem tabungan dan non tabungan yang keduanya mempunyai bagi hasil untuk nasabah.
Perusahaan harus secara optimal dalam mengelola dananya untuk memperoleh return yang maksimal. Namun di sisi lain, suatu perusahaan keuangan syariah harus konsisten dalam berinvestasi agar jauh dari kegiatan investasi yang mengandung sifat maysir, gharar, dan riha. Selain itu untuk perusahaan asuransi syariah, juga ada batasan dalam porsi berinvestasi dari Menteri Keuangan Republik Indonesia.
Dalam tesis ini penulis batasi hanya menganalisis lima instrumen investasi, yaitu deposito, saham, reksa dana, obligasi, dan pembiayaan murahahah. Analisis tersebut juga meliputi kekafahan dalam kesyariahan masing-masing instrumen, baik itu jenis investasi secara garis besar, maupun hasil diversifikasi ke institusi mana saja. Sedangkan observasi ini dilakukan untuk kegiatan investasi pada tahun 2003.
Untuk pengolahan data dilakukan dengan mengumpulkan data investasi lima instrumen dan dihitung bagi hasil atau return yang diperoleh. Setelah itu dibandingkan dengan maksimisasi hasil dari strategi lain dengan mengubah porsi masing-masing instrumen dan tentunya sesuai dengan hukum positif yang berlaku.
Hasilnya temyata return yang diperoleh melalui strategi dalam mengalokasikan investasi yang tidak sama kebijakan PT. Asuransi Takaful Keluarga, adalah lebih besar. Sehingga diharapkan Cara seperti ini bisa diterapkan dalam menyusun strategi investasi pada perusahaan syariah khususnya PT. Asuransi Takaful Keluarga.

Syariah Investment Strategy of PT Asuransi Takaful KeluargaThe aim of this thesis is to analyze the investment strategy of PT Asuransi Takaful Keluarga in allocating fund on several investment instruments in order to obtain an optimum return. As we all know, investment is one of the most important factors in fund management by a life insurance company. This is especially for Islamic insurance company which from the beginning has programmed a product with saving and non saving system, with outcome sharing for its customers.
A company must manage its fund optimally to obtain a maximum return. However syariah funding company to be consistent in investing to avoid investment gets containing maysir, gharar. and riba. In addition, there are also limitations of investment portions from the Indonesia ministry of Finance for syariah company.
In this thesis, the author limits her analysis on five investment instrument, are deposits, shares, mutual fund, obligations. and murabahah financing. Those analysis also include kekafahan in kesyariahan each instrument, whether it is investment types in general or diversification outcome to any institution. However the observation was carried out only to observe investment in 2003.
The processing of data was done by gathering investment data of five instrument, calculating outcome sharing or the obtained return this was followed by comparing the maximum outcome from another strategy through Lindo Program by changing the portion of each instrument and of course, according to the valid positive law.
The outcome shares that a gifater return was obtained by an investment allocation strategy different from the policy of PT Asuransi Takaful Keluarga. Due to such fact it is haped that this method could be applied in composing an investment strategy for syariah companies particularity PT Asuransi Takaful Keluarga.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T13402
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noordjajadi W. Utomo
"Citireksadana merupakan alternatif investasi jangka panjang yang ditawarkan oleh Citibank ditengah kondisi perekonomian negara yang tidak menentu, situasi politik yang tidak stabil, menipisnya tingkat kepercayaan masyarakat akan produk yang dikeluarkan oleh bank, serta kurangnya informasi dan pemahaman masyarakat mengenai investasi ini menjadikan pengembangannya tidak selancar yang d iharapkan.
Citibank mememiliki kapabilitas yang memadai untuk dapat digunakan sebagai sarana mengembangkan produk ini. Dan dengan kapabilitas yang dimilikinya yaitu yang bersifat tangible dan intangible serta ditambah faktor human menjadikan ia memiliki kapasitas pengembangan Citireksadana secara lebih optimal dan memadai.Namun ternyata ditemukan bahwa pengenalan terhadap Citireksadana ini hanya melalui selebaran, pamflet dan sisipan dalam statement saja, tidak dijumpai suatu promosi yang menyeluruh dan luas.
Sehingga diperlukan suatu strategi khusus Citibank dan untuk inilah penelitian ini diadakan yaitu untuk mengkaji strategi pengembangan pemasaran Citireksadana Citibank melalui suatu analisis pada Segmentasi, Targetting dan Positioning dengan diversifikasi pada Marketing Mix ( Product, Price, Place and Promotion) ditambah dengan selling, branding, service dan process. Landasan dasar yang dipakai untuk memahami hal ini adalah konsep-konsep dan teori-teori pemasaran.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan memaparkan data apa adanya untuk kemudian dianalisa ke dalam bentuk-bentuk angka. Ataupun bila ada data yang bersifat kualitatif akan dianalisa dalam bentuk angka (diangkakan). Analisa data ini akan dilanjutkan oleh teori analisa 5 Competitive Factor Michael Porter agar dapat diketahui hal-hal apa saja yang merupakan Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan dan Peluang yang dimiliki Citibank dalam upayanya ini. Keempat faktor tersebut akan dianalisa melalui suatu pemetaan hubungan satu dengan yang lain dalam suatu matriks yang dinamakan Matrix TOWS. Dan dari hasil ini maka akan terlihat hal-hal apa yang dapat dirangkum sebagai Key Success Factors yang dimiliki Citibank sebagai dasar dan landasan bagi penerapan strategi arganisasinya di kemudian hari.
Setelah analisis data maka didapatkan hasil bahwa Citibank menerapkan Strategi STP (Segmentasi, Targetting dan Positioning) dengan memberikan evaluasi dan penekanan pada upaya-upaya peningkatan dan perbaikan secara kontinyu pada faktor-faktor seperti product, merek, price, place, promotion,selling, branding, service, dan proses yang kesemuanya ditujukan bagi pemenuhan kepuasan dan keinginan customer dengan meningkatkan value added yang melekat pada produk Citireksadana sehingga diharapkan akan mampu menjaga brand image tetap konsisten dan koheren. Khusus untuk promosi memerlukan suatu kegiatan advertising yang bersifat keluar dan mencakup masyarakat banyak melalui pilihan media yang dirasa efektif dan efisien sesuai dengan visi dan mini Citibank."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13834
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ikhsan Burhanuddin
"Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kinerja strategi investasi Magic Formula yang diperkenalkan oleh Joel Greenblatt (2006) yang diaplikasikan pada Bursa Efek Indonesia. Magic formula adalah strategi pemilihan saham sederhana dengan cara memeringkatkan saham berdasarkan return on capital dan earning yield. Langkah selanjutnya adalah memilih tiga puluh saham teratas dari peringkat gabungan untuk dijadikan portofolio. Indeks Kompas100 dipilih untuk pasar saham Indonesia. Pengembalian dari portofolio Magic Formula kemudian dibandingkan dengan pengembalian pasar. Rebalancing portofolio dilakukan tahunan. Analisis Sharpe, Treynor dan Jensen's Alpha digunakan untuk mengukur pengembalian yang disesuaikan dengan risiko (RAR).
Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan return on capital dan earning yield mampu menghasilkan pengembalian rata-rata yang lebih tinggi daripada indeks pasar dari April 2007 sampai dengan April 2019 namun tidak signifikan. Portofolio magic formula menghasilkan pengembalian rata-rata 35,11% dengan RAR 72% dan pasar menghasilkan pengembalian rata-rata 15,01% dengan RAR 76% selama periode yang diuji.

This study aims to investigate the performance of the Magic Formula investment strategy introduced by Joel Greenblatt (2006) which was applied to the Indonesia Stock Exchange. Magic Formula is a simple stock selection strategy by ranking stocks based on return on capital and earnings yield. The next step is to choose the top thirty stocks from the combined rank to become a portfolio. The Kompas100 index was chosen for the Indonesia stock market. Returns from the magic formula portfolio are then compared to market returns. Portfolio rebalancing is conducted annually. Sharpe, Treynor, and Jensen's Alpha analysis is used to measure returns adjusted for risk (RAR).
Overall, this study shows that using return on capital and earnings yields can produce higher average returns than the market index from April 2007 to April 2019 but not significant. The Magic Formula portfolio yields an average return of 35.11% with RAR 72% and the market produces average returns 15.01% with RAR 76% during the period under test.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Iqbal
"Penelitian ini menganalisis perbandingan strategi investasi antara pendistribusian modal secara sekaligus atau biasa disebut dengan Lump-Sum LS dan pendistribusian modal secara bertahap atau biasa disebut dengan Dollar-Cost Averaging DCA . Penerapan setiap strategi investasi harus didasarkan pada karakteristik dari instrumen investasi yang dipilih oleh investor dan karakteristik dari investor atas investasi yang dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis return dan risk pada portofolio instrumen investasi yang menerapkan LS dan DCA. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t t-test atau biasa disebut dengan uji parsial untuk menguji hipotesis mengenai return dan risk pada portofolio instrumen investasi yang menerapkan LS dan DCA. Sampel penelitian ini adalah portofolio instrumen investasi terdiri dari saham yang terdaftar di indeks Kompas100 pada periode Agustus 2007-Januari 2017. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa selama periode penelitian portofolio instrumen investasi yang menerapkan LS memiliki return yang lebih tinggi, jika dibandingkan dengan return pada portofolio instrumen investasi yang menerapkan DCA. Hasil dari penelitian ini kemudian menyarankan kepada investor untuk menerapkan strategi investasi LS pada portofolio instrumen investasi yang dimiliki.

These studies analyze the comparison between the distribution of capital investment strategy at once or commonly known as Lump Sum LS and the distribution of capital investment strategy gradually or commonly known as Dollar Cost Averaging DCA . The application of any investment strategy should be based on the characteristics of the chosen investment instruments by investors and the characteristics of investors over the investments made. The purpose of this research is to analyze the return and risk on portfolio investment instruments that apply the LS and DCA. Research methods used in this research is t test or commonly referred to as a partial test for testing the hypothesis concerning the return and risk on portfolio investment instruments that apply the LS and DCA. The sample of this research is the investment instruments portfolio consists of stocks listed on the Kompas100 index in the period August 2007 January 2017. The results of this study stated that during the period of the research portfolio investment instruments that apply the LS has higher return, if compared to the return on a portfolio of investment instruments that implement the DCA. The results of this research later suggests to investors to implement investment strategies investment instruments portfolio in LS."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahul Jannah
"Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kinerja strategi investasi Magic Formula yang diperkenalkan oleh Joel Greenblatt (2006) yang diaplikasikan pada Bursa Efek Indonesia. Magic formula adalah strategi pemilihan saham sederhana dengan cara memeringkatkan saham berdasarkan return on capital dan earning yield. Langkah selanjutnya adalah memilih tiga puluh saham teratas dari peringkat gabungan untuk dijadikan portofolio. Indeks KOMPAS100 dipilih untuk pasar saham Indonesia. Pengembalian dari portofolio Magic Formula kemudian dibandingkan dengan pengembalian pasar. Rebalancing portofolio dilakukan tahunan. Analisis Sharpe, Treynor dan Jensen's Alpha digunakan untuk mengukur pengembalian yang disesuaikan dengan risiko. Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan return on capital dan earning yield mampu menghasilkan pengembalian rata-rata yang lebih tinggi daripada indeks pasar dari April 2013 sampai dengan April 2018 namun tidak signifikan. Portofolio magic formula menghasilkan pengembalian rata-rata 12.67% dan pasar menghasilkan pengembalian rata-rata 5.31% selama periode yang diuji.

This study aims to investigate the performance of the Magic Formula investment strategy introduced by Joel Greenblatt (2006) which was applied to the Indonesia Stock Exchange. Magic Formula is a simple stock selection strategy by ranking stocks based on return on capital and earnings yield. The next step is to choose the top thirty stocks from the combined rank to become a portfolio. The KOMPAS100 index was chosen for the Indonesia stock market. Returns from the magic formula portfolio are then compared to market returns. Portfolio rebalancing is conducted annually. Sharpe, Treynor, and Jensen's Alpha analysis is used to measure returns adjusted for risk. Overall, this study shows that using return on capital and earnings yields can produce higher average returns than the market index from April 2013 to April 2018 but not significant. The Magic Formula portfolio yields an average return of 12.67% and the market produces average returns 5.31% during the period under test."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53539
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simangunsong, Sofian
"Masih menjadi sebuah pertanyaan penting sampai saat ini untuk seorang perencana keuangan, nasihat apa yang harus diberikan untuk seorang investor yang mempunyai sejumlah dana tunai dan siap diinvestasikan ke pasar modal. Apakah dana tersebut akan diinvestasikan sekaligus atau diinvestasikan secara bertahap untuk membeli sekuritas dengan periode tertentu. Umumnya strategi pendistribusian tersebut adalah investasi lump-sum (LS), buy and hold strategy (BH), value averaging (VA), dan dollar-cost averaging (DCA).
Penelitian ini bertujuan membandingkan kinerja strategi dollar-cost averaging terhadap kinerja strategi lump-sum pada kondisi pasar sedang turun maupun kondisi pasar sedang naik di Bursa Efek Jakarta. Strategi dollar-cost averaging adalah sebuah metoda investasi yang populer dianjurkan penasihat keuangan, dimana seorang investor dengan sejumlah dana tertentu yang slap diinvestasikan, tidak menginvestasikan seluruh dananya sekaligus; tetapi menginvestasikan sejumlah dana dengan proporsi tetap secara berkala. Sedangkan strategi investasi lump-sum mengharuskan investor menggunakan seluruh dana tunainya secara sekaligus untuk membeli sebuah atau beberapa asset.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah menghitung kinerja dan risiko portofolio untuk setiap strategi dengan menggunakan mean return dan standar deviasi. Kemudian dilakukan uji statistik dengan uji-t untuk melihat perbedaan rerata return dan perbedaan rerata standar deviasi.
Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara return portofolio yang diperoleh dengan menggunakan strategi dollar-cost averaging dan strategi lump-sum baik pada saat kondisi pasar sedang turun maupun pasar sedang naik di Bursa Efek Jakarta. Sebaliknya dengan strategi dollar-cost averaging diperoleh risiko investasi yang Iebih kecil secara signifikan dibandingkan dengan strategi lump-sum."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T17774
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidauruk, Kezia Agnesia
"Ekonomi Australia, terbesar ke-12 di dunia, memiliki PDB nominal sebesar $1,553 triliun pada tahun 2021. Industri makanan, minuman, dan bahan makanan memberikan kontribusi signifikan, membentuk lebih dari sepertiga sektor manufaktur negara ini. Analisis sektor ini menggunakan Lima Kekuatan Porter menunjukkan pasar yang kompetitif yang didominasi oleh perusahaan seperti Woolworths Group Ltd., pemain utama di ritel. Woolworths beroperasi melalui segmen Australian Food dan BIG W dan terdaftar di ASX 200 dengan kapitalisasi pasar sebesar AUD$47,69 miliar. Analisis keuangan menunjukkan tren pendapatan yang meningkat pasca 2020, tetapi kenaikan COGS dan beban operasional mempengaruhi pendapatan bersih. EBIT Woolworths mencapai puncaknya pada tahun 2022, dengan perkiraan masa depan menunjukkan pertumbuhan moderat. Penilaian melalui arus kas bebas mengungkapkan FCFF negatif yang diproyeksikan pada tahun 2025 karena peningkatan utang dan beban operasional, namun nilai terminal tetap positif. Analisis sensitivitas menyoroti dampak tingkat pertumbuhan terminal dan WACC pada nilai intrinsik, menyoroti bahwa nilai ekuitas optimal muncul dari keseimbangan pertumbuhan dan biaya modal yang rendah. Prospek jangka panjang Woolworths tampak menjanjikan, didorong oleh posisi pasar yang kuat, investasi strategis, dan penciptaan nilai yang berkelanjutan, menjadikannya investasi yang menarik meskipun ada tantangan keuangan jangka pendek.

Australia's economy, the world's 12th largest, had a nominal GDP of $1.553 trillion in 2021. The food, beverage, and grocery industries significantly contribute to this, making up over one-third of the country's manufacturing sector. Analyzing this sector using Porter’s Five Forces shows a competitive market dominated by firms like Woolworths Group Ltd., a major player in retail. Woolworths operates through Australian Food and BIG W segments and is listed on the ASX 200 with a market capitalization of AUD$47.69 billion. Financial analysis indicates an upward revenue trend post-2020 but rising COGS and operating expenses impact net income. Woolworths' EBIT peaked in 2022, with future forecasts showing moderate growth. Valuation through free cash flow reveals a projected negative FCFF in 2025 due to increased debt and operating expenses, yet the terminal value remains positive. The sensitivity analysis underscores the impact of terminal growth rates and WACC on intrinsic value, highlighting that optimal equity value arises from a balance of growth and low capital costs. Woolworths' long-term prospects appear promising, driven by strong market positioning, strategic investments, and sustained value creation, making it a compelling investment despite short-term financial challenges."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sensony Dwi Purwahyu
"Upaya mengembangkan model dengan faktor yang lebih efisien dibanding FF6 factors model sangat berarti untuk strategi berinvestasi di pasar Eropa. Faktor-faktor dieliminasi dengan metode spanning test dan uji significance of intercepts model pada 75 portfolio dengan metrics GRS, A|?i|, SE|?i|, Sharpe ratio, Average Distance, dan NPSI. Dengan confidence level 95%, faktor QMJ dapat menjadi subtitusi faktor RMW, CMA, dan UMD, sedangkan faktor BAB tereliminasi, Hal ini dimungkinkan karena faktor QMJ dibentuk oleh profitability, growth, safety, and payout. Model kombinasi 4 faktor (MKT-SMB-HML- QMJ) menjadi model yang lebih efisien dan sebanding dengan FF6 factors model untuk pasar Eropa.

Developing a parsimony model than the FF6 factors model is meaningful for investing strategy in the European market. Factors were eliminated by spanning test method and significance of intercepts test using GRS statistic, A|?i|, SE|?i|, Sharpe ratio, Average Distance, and NPSI metrics on 75 portfolios. With a confidence level of 95%, QMJ factor can subtitute RMW, CMA, and UMD factors, while BAB factor is eliminated, it can be explained that QMJ factor is formed by profitability, growth, safety, and pay-out. The combination model result (MKT-SMB-HML-QMJ) is more parsimonous and comparable to the FF6 factors model for the European market"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wilis Windar Astri
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah strategi pemilihan aset
dalam portofolio yang didasarkan pada likuiditas turnover ratio dan Amihud
Illiquidity mampu menghasilkan abnormal return atau tidak. Setiap portofolio
yang dibentuk kemudian di-hold dengan masa kepemilikan selama 6 bulan (6M)
dan 12 bulan (12M). Excess return dari setiap portofolio kemudian dievaluasi
dengan model CAPM, Fama-French Three Factors, dan Carhart Four Factors.
Hasilnya, diperoleh nilai abnormal return yang positif dan signifikan pada
portofolio least ? most liquid strategi 6 ? 6M yang disusun berdasarkan turnover
ratio.

ABSTRACT
This paper aimed to test whether stock selection strategy based on
liquidity namely turnover ratio and Amihud Illiquidity could generate abnormal
return or not. Holding periods for every formed portfolio are 6 months (6M) and
12 month (12M). Each portfolio excess return then evaluated with CAPM, Fama-
French Three Factors Model, and Carhart Four Factors Model. The results show
that positive alpha consistently generated from least ? most liquid portofolio with
formation and holding strategy 6 ? 6M which arranged by turnover ratio."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>