Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rionaldi Dwipurna Wongsoputra
"Peningkatan jumlah kendaraan beserta pelanggaran lalu lintas setiap tahunnya membuat semakin sulit bagi pihak berwenang untuk mendeteksi dan menindak pelanggaran tersebut. Salah satu pelanggaran yang menantang untuk dideteksi adalah penggunaan plat palsu pada mobil. Implementasi Intelligent Transportation System (ITS) dalam sistem lalu lintas dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mendeteksi jenis pelanggaran ini. Beberapa studi sebelumnya telah sukses menerapkan ITS untuk mendeteksi dan mengklasifikasikan kendaraan menggunakan deep learning, memberikan solusi dalam penanganan pelanggaran lalu lintas. Penerapan teknologi ini dapat memberikan dukungan yang efektif bagi pihak berwenang dalam mengambil tindakan yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem deteksi tipe mobil dan plat nomornya. Dalam pendekatan ini, model deep learning YOLO-NAS dan EfficientNet digunakan untuk mendeteksi dan mengklasifikasikan jenis mobil serta plat nomornya. Sebagai pendukung, model SRGAN digunakan untuk meningkatkan resolusi citra plat mobil. Untuk tujuan mendeteksi penggunaan plat palsu pada kendaraan, maka selanjutnya hasil dari sistem ini dapat diintegrasikan dengan database plat dan jenis kendaraan untuk mendeteksi plat yang palsu. Performa terbaik pada masing-masing model adalah 92% untuk akurasi validasi model EfficientNet dengan menggunakan layer dense sebesar 1024 dan dropout sebesar 0.2, 93% pada nilai mAP dan 1.24 pada nilai validasi loss untuk model YOLO-NAS dengan melakukan training sebanyak 30 epoch, serta nilai PSNR sebesar 19.5 dan nilai validasi loss sebesar 2.8 untuk model SRGAN dengan learning rate generator sebesar 0.001 dan learning rate discriminator sebesar 0.0001. Dibutuhkan pengembangan lebih lanjut pada model ini agar dapat dipakai secara real-time.

The increasing number of vehicles and traffic violations each year makes it increasingly challenging for authorities to detect and address these violations. One of the challenging offenses to detect is the use of fake license plates on cars. The implementation of Intelligent Transportation Systems (ITS) in traffic can significantly contribute to detecting such violations. Several studies have successfully applied ITS for vehicle detection and classification using deep learning, providing a solution for handling traffic violations. The adoption of this technology can effectively support authorities in taking appropriate actions. Based on existing literature, this research aims to develop a system for detecting the type and license plates of vehicles. In this approach, deep learning models, YOLO-NAS, and EfficientNet are used to detect and classify the type of vehicles and their license plates. As a supportive model, SRGAN is utilized to enhance the resolution of license plate images. This research is expected to contribute to improving the effectiveness of traffic violation detection, particularly concerning the use of fake plates on vehicles. Furthermore, the results from this system can be integrated with license plate and vehicle type databases to detect fake plates. The best performance of each model is 92% for the validation accuracy of the EfficientNet model using a dense layer of 1024 and a dropout of 0.2, 93% for the mAP value and 1.24 for the validation loss value for the YOLO-NAS model after training for 30 epochs, and a PSNR value of 19.5 and a validation loss value of 2.8 for the SRGAN model with a generator learning rate of 0.001 and a discriminator learning rate of 0.0001. Further development of this model is needed for real-time application."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Josh Frederich
"Diagnosis otomatis kanker kulit dari lesi kulit dengan menggunakan gambar dermoskopi masih merupakan tugas yang menantang bagi kecerdasan buatan khususnya pada Artificial Neural Network dengan menggunakan deep learning. Penggunaan arsitektur yang tepat pada klasifikasi merupakan faktor penting dalam membuat diagnosis otomatis yang akurat. Meski demikian, model-model klasifikasi yang sudah terbuat tersebut masih belum dapat sempurna melakukan kategorisasi pada penyakit lesi kulit. Pada riset ini dilakukan penggantian arsitektur model klasifikasi yang digunakan dengan menggunakan arsitektur terbaru seperti EfficientNet B0 dan B1. Model EfficientNet B0 terbaik dengan menggunakan augmentasi saja memiliki akurasi, presisi, recall, dan f1-score sebesar 91%, 76%, 68%, dan 71% sedangkan EfficientNet B1 terbaik dengan menggunakan augmentasi dan class weight memiliki akurasi, presisi, recall, dan f1-score sebesar masing-masing 89%, 78%, 73%, dan 73%. Model EfficientNet B1 terbaik tersebut dapat mengungguli model state of the art yang ada dengan kenaikan recall dan f1-score sebesar 2% dan 12% dari model semi-supervised. Model juga dapat diimplementasikan dengan graphical user interface sehingga dapat digunakan oleh dokter spesialis kulit dalam pemeriksaan dermoskopi.
Automatic diagnosis of skin cancer from skin lesions using dermoscopy images is still a challenging task for artificial intelligence, especially in Artificial Neural Networks using deep learning. The use of the correct architecture in the classification is an important factor in making an accurate automatic diagnosis. However, the classification models that have been made are still not able to perfectly categorize skin lesions. In this research, a replacement of the classification model architecture used by using the latest architectures such as the EfficientNet B0 and B1 was conducted. The best EfficientNet B0 model that only used augmentation has the accuracy, precision, recall, and f1-scores of 91%, 76%, 68%, and 71% while the best EfficientNet B1 that used augmentation and class weights has the accuracy, precision, recall, and f1-score of 89%, 78%, 73%, and 73%, respectively. The best EfficientNet B1 model can outperform the existing state of the art model with an increase in recall and f1-score by 2% and 12% from the semi-supervised model, respectively. The model can also be implemented with a graphical user interface so that dermatologist can use it in dermoscopy examinations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Idham Ramadito
"Proses identifikasi dan pengenalan emosi seseorang selama ini hanya dapat dilakukan secara langsung dengan melihat raut wajahnya secara langsung dan mengolah raut wajah dari orang tersebut untuk mengerti emosi yang sedang dirasakan. Emosi dari raut wajah seseorang merupakan sesuatu yang paling susah dimengerti dan manfaat dari aplikasi yang dapat mengenali emosi ini dari raut wajah seseorang sangat tinggi. Untuk memenuhi minat yang tinggi atas pengenalan emosi pada raut wajah seseorang, penulis berniat untuk mengembangkan sebuah aplikasi yang dapat mengenali emosi seseorang dari raut wajahnya dengan menggunakan machine learning face recognition. Penulis berniat menggunakan framework CNN sebagai algoritma untuk melakukan machine learning face emotion recognition karena algoritma ini yang paling cocok dan mudah untuk digunakan, serta menggunakan arsitektur EfficientNet karena arsitektur ini merupakan arsitektur pengembangan dari Google yang bersifat opensource dan mudah digunakan karena sudah terintegrasi langsung dengan Keras. Program face emotion recognition ini menggunakan arsitektur EfficientNetB2 dan menggunakan dataset FER2013 berhasil mendapatkan akurasi training di angka 95.55% dan akurasi validasi sebesar 63.71%. Walaupun terjadinya overfitting karena perbedaan akurasi validasi dan training yang besar, akurasi testing dari program ini mendapatkan angka 88.21% dan berhasil mendeteksi 7 kategori emosi yang dihasilkan oleh raut wajah manusia
The process of identifying and recognizing a person's emotions so far can only be done directly by looking at his face directly and processing the facial expressions of the person to understand the emotions that are being felt. The emotion of a person's facial expression is something that is the most difficult to understand and the benefits of an application that can recognize this emotion from a person's facial expression is very high. To meet the high interest in recognizing emotions on a person's facial expression, the author intends to develop an application that can recognize a person's emotions from his facial expression using machine learning face recognition. The author intends to use the CNN framework as an algorithm to perform machine learning face emotion recognition because this algorithm is the most suitable and easy to use and uses the EfficientNet architecture because this architecture is a development architecture from Google that is open source and easy to use because it is integrated directly with Keras. This face emotion recognition program using the EfficientNetB2 architecture and using the FER2013 dataset managed to get a training accuracy of 95.55% and a validation accuracy of 63.71%. Despite the occurrence of overfitting due to the large difference in validation and training accuracy, the testing accuracy of this program scored 88.21% and succeeded in detecting 7 categories of emotions generated by human facial expressions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library