Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"This article examines the use of mass media, particularly print media, as means of political communication for candidates in the mayoral election in five regencies in Bali during elections in 2010. This study focuses on two aspects of these elections."
300 JWISOS 2:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Harsono Suwardi
"Studi Mengenai Pers dan Pemilu di Indonesia masih sangat langka. Studi-studi yang senacam pernah dilakukan dalam batas-batas tertentu, terutama pada pemilu 1977 dan 1982, sementara penelitian-penelitian yang sifatnya partial juga pernah dilakukan. Namun demikian, ,penelitian yang melihat secara khusus terhadap cara suatu liputan serta interaksi antara pers dan proses kampanyenya sendiri belum banyak dan bahkan barangkali belum pernah dilakukan di Indonesia. Oleh karena itu penelitian ini dipilih sebagai pokok kajian.
Pokok masalah penelitian ini berkaitan secara langsung dengan cara penyajian berita serta pilihan isu berita ten-tang pemilu. Apakah hal tersebut merupakan hal yang utama dari suatu proses penyampaian bdrita yang dikatakan sebagai medium aspirasi politik bagi pembacanya?
Kerangka acuan teoritik yang digunakan adalah merupakan sintesa dari pikiran-pikiran Lippmann (1924,1965), Lasswell (1948), Klapper(1960) dan Patterson(1980) yang mengarah kepada exposure media, dampak media dan potensi media.
Metoda yang digunakan adalah analisis isi surat kabar selama masa kampanye pemilu 1987 dari 10 surat kabar yang terbit di Ibukota Jakarta dan di daerah. Dengan menggunakan alat ukur yang dituntut dalam suatu studi analisis isi, maka diperoleh temuan-temuan sebagai berikut:
Pada umumnya surat kabar-surat kabar yang diamati pada masa kampanye pemilu 1987 lebih banyak menampilkan topik-topik berita yang hanya mendasarkan atas apa yang diperkirakan disukai oleh .pembacanya, akan tetapi kurang melihat kepada isu yang di kampanyekan. Topik berita yang secara substantif berisi isu-isu kampanye tidak banyak mengisi halaman-halaman surat kabar, akan tetapi justru didominir oleh topik-topik berita yang non-substantif sifatnya. Keadaan ini tidak saja dijumpai di surat kabar-surat kabar Ibukota, akan tetapi juga di daerah. Liputan-liputan berita yang tinggi lebih banyak diberikan kepada kontestan GOLKAR dan sangat kurang untuk PPP' maupun PDI. Dari Cara liputan semacam ini terdapat suatu korelasi yang lemah antara liputan berita disatu pihak dengan perolehan kursi dilain pihak. Liputan yang tinggi terhadap Go1kar ada kecenderungan mencerminkan kuatannya ikatan-ikatan yang sifatnya paternalistik antara para dengan elit penguasa, sedangkan ikatan-ikatan premordial di antara surat kabar-surat kabar baru muncul pada saat mereka mempertanyakan jati-dirinya masing-masing. Walaupun demikian ada di antara surat kabar yang memperlihatkan secara tegas sifat partisan-nya kepada salah satu kontestan yang ada. Cara penyajian ini justru lebih memberi warna kepada kebijakan redaksional surat kabar-surat kabar tersebut. Kurangnya isu yang ditampilkan semasa kampanye, ada kecenderungan mendorong surat kabar untuk menyajikan topik-topik berita yang bernada sloganistik. Pada satu sisi surat kabar miskin akan materi kampanye, akan tetapi pada`sisi lain kaya dengan aspek hiburannya. Kedua hal ini telah mewarnai kampanye-kampanye selama ini. Gaya berkampanye dari para tokoh merupakan salah satu daya tarik di dalam setiap penampilan. Ada kecenderungan dan relevansi antara liputan media (media exposure) yang tinggi dengan perolehan suara dalam pemilu untuk jabatan-jabatan wakil rakyat.
Studi ini perlu dilakukan lebih dalam, khususnya yang berkaitan dengan pendekatan analisis isi dan yang secara langsung pula berkaitan dengan para pemilih dan calon pemilih baru."
1993
D355
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Amini
"WOM atau word of mouth adalah suatu aktivitas yang bisa mengalahkan komunikasi terencana jika diimplementasikan dengan baik. Bahkan kekuatannya mampu lebih besar dart iklan media cetak. Tapi penggunaanWOM sebagai bagian perencanaan komunikasi pemasaran masih sangat sedikit di Indonesia.
WOM bisa diterapkan dalam kegiatan social marketing, yang pada intinya juga menggunakan prinsip-prinsip komunikasi pemasaran, hanya saja yang dipromosikan adalah produk/ide social yang bertujuan pada perubahan perilaku khalayak komunikasi (target adopter). Dikaitkan dengan upaya pencegahan HIV/AIDS di Indonesia yang dikoordinasi oleh KPA, maka penelitian ini akan fokus pada remaja. Dengan alasan mereka adalah target utama upaya pencegahan HIV/AIDS di Indonesia.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan apakah perilaku WOM remaja pengunjung mal tentang kondom dipengaruhi oleh kepribadian, terpaan kampanye komunikasi dan persepsi terhadap HIV/AIDS serta kondom.. Penelitian ini bersifat eksplanatif dilakukan pada populasi pelanggan remaja usia 15-24 tahun pengunjung mal di Jakarta. Sampel dipilih secara simple random sampling dan diperoleh 100 responden.
Hasil pengolahan data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa :variabel terpaan kampanye komunikasi adalah varibel yang berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku menyebarkan WOM tentang kondom, di kalangan remaja pengunjung mal di Jakarta.
Hasil penelitian ini menguatkan pemahaman tentang peran WOM sebagai salah satu elemen bauran pemasaran yang penting dan bisa dimanfaatkan dalam kegiatan social marketing. WOM akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam program social marketing jika direncanakan dengan memperhatikan unsur-unsur pemasaran dengan baik."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14316
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suviankin Sunarto
"Di tahun 2002, BNI kantor cabang Kebayoran Baru mengalami pembobolan dana senilai Rp 1,7 triliun dan pemberitaan akan kasus ini masih berjalan saat penelitian dilakukan. Kemudian di tahun 2004 BNI melakukan strategi re-branding logo pada saat citra perusahaan memang sedang dalam kondisi buruk pada persepsi masyarakat. Memperbaiki citra yang buruk memiliki hambatan paling besar dibanding perusahaan dengan citra baik yang mengganti logo karena ingin mengkomunikasikan perubahan. Keadaan BNI yang unik mendorong peneliti untuk mencari tahu lebih lanjut pengaruh dari communication campaign rebranding logo yang dilakukan BNI terhadap persepsi audience secara empiris. Kemudian peneliti ingin mengetahui faktor-faktor communication campaign pembeda antara audience yang persepsinya berhasil dirubah terhadap citra perusahaan dan audience yang persepsinya tidak berubah akan citra BNI.
Tesis ini merupakan analisis pengaruh faktor-faktor communication campaign re-branding logo perusahaan tehadap persepsi audience akan citra perusahaan. Dengan menggunakan komponen logo yaitu; "desain logo", "warna logo" dan "slogan", dan juga faktor-faktor communication campaign re-branding logo yaitu; "iklan tv", "iklan media cetak", iklan below the line/billboard", dan "sponsorship event", sebagai -variable independent. Menggunakan diskriminan dengan data berupa kuesioner dengan sampel mahasiswa Universitas Indonesia. Hasil penelitian secara deskriptif menunjukkan perbandingan antara kelompok audience yang berubah persepsinya dan yang tidak berubah, yang menjadi faktor pembeda adalah warna logo dan iklan bilboard.
Rekomendasi yang dapat diberikan sehubungan dengan penelitian adalah perusahaan dapat memperpanjang sosialisasi re-branding logo karena terbukti strategi ini dapat mempengaruhi persepsi audience dan kemudian perusahaan harus lebih menangani kedua variabel pembeda dengan seksama.

In 2002, BNI's fraud case worth Rp 1, 7 trillion has become news in mass media. In 2004, in order to improve company image, BNI has taken logo re -branding strategy and started its logo re -branding communication campaign. This thesis analyzes the influence of factors of logo re-branding communication campaign to audiences' perception of company image. Using logo's components such as 'logo's design'; "logo's colors"," and "slogan" and also factors of communication campaign such as "television advertisement"; "newspaper advertisement"; 'below the line/billboard advertisement", and "sponsorship" as independent variables_ This analysis uses discriminant technique and which divides audience into 2 different groups, the group of audience who perceive that company image changes better and those who perceive that image does not change better. This thesis uses quantitative, questionnaires as raw materials, and sample taken from Universitas Indonesia's student.
The result shows that there are independent variables that significantly differentiate the two groups, which are logo's colors and billboard advertisement.
Based on this thesis, the company is recommended to continue the logo re-branding communication campaign socialization and manage independent variabel carefully; especially the logo and billboard aspects.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T21650
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurcholis MA Basyari
"ABSTRAK
Tesis ini bertujuan untuk menelaah etika komunikasi politik kandidat gubernur-wakil gubernur Anies-Sandi terkait dengan janji kampanye pemilikan rumah DP nol rupiah dalam Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai informan. Peneliti tertarik mengkaji bagaimana masyarakat menilai etika komunikasi politik Anies-Sandi dalam menjanjikan rumah DP nol rupiah. Penilaian etis itu menggunakan model tiga poros etika Bruce E. Gronbeck, yakni: motif, karakter, dan kompetensi. Hasil penelitian menunjukkan adanya kecenderungan preferensi pilihan politik mempengaruhi bagaimana penilaian etis masyarakat terhadap kandidat, baik pada aspek motif, karakter maupun kompetensi. Selain itu, ada kecenderungan perbedaan persepsi terhadap pesan politik-dalam hal ini janji kampanye rumah DP nol rupiah-juga turut menentukan bagaimana penilaian masyarakat terhadap etika komunikasi politik kandidat pada tiga poros etis tersebut.

ABSTRACT
The purpose of this thesis is to evaluate political communication ethic of Anies-Sandi as a governor-vice governor candidate in the matter of campaign promise on zero rupiah down payment of property ownership in the Jakarta's gubernatorial election 2017. This qualitative research use study case method. Data collection is conducted by interviewing informants. The researcher interested in elaborating how the public evaluate political communication ethic of Anies-Sandi when they promised zero rupiah down payment of property ownership. The main framework for analysing the ethical dimension will be ethical judgment model of Bruce E Gronbeck's three ethical pivots: motives, character, and competence. The result of this research found that political preference tends to influence ethical judgement toward candidate in term of motive, character, as well as competence. It also show that perception difference on political message-i.e. campaign promise on zero rupiah DP- tend to affect the ethical judgement toward candidate's motive, character, and competence."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hendy Wibowo
"Kampanye komunikasi kesehatan memiliki urgensi untuk dilakukan oleh lembaga pemangku kepentingan di masa pandemi Covid-19, khususnya sebagai salah satu upaya kegiatan hubungan masyarakat pemerintah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan mendorong perilaku sehat agar terhindar dari ancaman virus serta menghambat penyebarannya. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui tim hubungan masyarakat-nya telah melakukan kampanye komunikasi kesehatan yakni Protokol 3M (Menggunakan masker, mencuci tangan pakai sabun, dan menjaga jarak (minimal 1.5-2 meter)) sejak Juli 2020 hingga Januari 2021, salah satu media yang digunakan untuk mendiseminasi pesannya adalah media sosial. Oleh karena itu, peneliti ingin melihat bagaimana pengaruh terpaan kampanye komunikasi kesehatan kesehatan Protokol 3M Kemenkes RI melalui media sosial periode Juli 2020 sampai Januari 2021 terhadap perilaku masyarakat Jabodetabek dalam melakukan penerapan Protokol 3M, baik secara langsung maupun melalui unsur health belief model (perceived barriers, perceived benefit, self-efficacy & perceived threat). Studi ini menggunakan     pendekatan kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel non probabilita, yaitu purposive sampling. Responden yang berpartisipasi berjumlah 284 orang. Hasil menunjukkan adanya pengaruh positif antara terpaan kampanye terhadap perilaku secara langsung maupun melalui unsur health belief model, terkecuali terpaan kampanye terhadap salah satu unsur health belief model (perceived barriers). Temuan menarik lainnya adalah total kekuatan pengaruh tertinggi terjadi pada pengaruh terpaan kampanye melalui unsur health belief model (perceived threat) terhadap perilaku.

A Health communication campaign must be carried out by stakeholder institutions during the Covid-19 pandemic, especially as one of the government's public relations efforts. The effort aims to increase public awareness and encourage healthy behavior to avoid the threat of the virus and inhibit its spread. The Ministry of Health of the Republic of Indonesia, through its public relations team, has conducted a health communication campaign, the 3M Protocol (Using masks, washing hands with soap, and maintaining a distance (at least 1.5-2 meters)) from July 2020 to January 2021. One of the platforms used to disseminate the message is social media. Therefore, researchers would like to see how the impact of the Ministry of Health of the Republic of Indonesia's 3M Protocol health communication campaign through social media for the period July 2020 to January 2021 on the behavioral implementation of the 3M Protocol in the community, especially in Greater Jakarta, both directly and through elements of the health belief model (perceived barriers, perceived benefits, self-efficacy & perceived threat). This study uses a quantitative approach with a non-probability sampling technique, purposive sampling. There were 284 respondents who participated. The result shows a positive influence between campaign exposure to behavior both directly and through elements of the health belief model, except for campaign exposure to one element of the health belief model, namely perceived barriers. Another interesting finding is that the highest total power of influence occurs in the influence of campaign exposure through elements of the health belief model (perceived threat) on behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Ikhsan Widiyanto
"Penelitian ini diadakan terutama untuk melihat bagaimana efektivitas dari kegiatan kampanye bertemakan "Keterwakilan Perempuan di Legislatif" yang diluncurkan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan tahun lalu menjelang proses pemilihan umum 2004. Penelitian diadakan secara survey kepada masyarakat Jakarta yang diambil secara random. Dari sejumlah angket yang disebabkan ke lima wilayah DKI hanya sebagian kecil saja tidak dilanjutkan untuk dianalisa. Selain itu dalam analisis digunakan teknik analisis data path analysis untuk menguji hipotesis bahwa kegiatan kampanye akan mempengaruhi sikap dan perilaku khalayak sasaran, serta cluster analysis untuk mengetahui profil khalayak sasaran yang diterpa oleh kegiatan kampanye ini. Responden penelitian hampir separuhnya berusia remaja yang sebagian berprofesi sebagai mahasiswa dan sebagian ada yang berusia dewasa bekerja. Kesemuanya berimbang antara laki dan perempuan. Untuk yang bekerja rata-rata sudah cukup mapan dengan penghasilan cukup. Hasil penelitian tentang kegiatan kampanye yang dilakukan menunjukkan bahwa kegiatan kampanye komunikasi secara keseluruhan adalah berada pada kategori Efektif . Ada sebagian tidak efektif yang disebabkan kurang kena pada terpaan iklan. Memang sebagian cukup kuat untuk dihadapkan pada terpaan iklan namun ada juga sebagian kecil yang hanya kena terpaan dan hasil tidak terlalu mempengaruhi secara kuat. Hal ini terjadi responden menyatakan tidak pernah melihat iklan. Dapat disimpulkan bahwa bagi responden yang tidak diterpa oleh iklan, maka efektivitas iklan menjadi tidak efektif, tetapi ketika responden diterpa oleh iklan, maka iklan ini efektif di dalam mempengaruhi responden yang bersangkutan. Untuk menguji bagaimana pengaruh kegiatan kampanye pada sikap dan perilaku khalayak sasaran, maka dilakukan analisis dengan teknik path analysis. Model dasar yang diuji berusaha untuk membuktikan adanya pengaruh kegiatan kampanye pada sikap dan perilaku khalayak sasaran. Tetapi setelah dilakukan uji regresi pada setiap hubungan di dalam model tersebut ternyata masih terdapat hubungan yang tidak signifikan, yaitu yang mempunyai level of significance. Oleh karena itu, hubungan-hubungan yang tidak signifikan tersebut harus dikeluarkan dari model. Analisis cluster menunjukkan bahwa ada tiga tipe khalayak sasaran dari kegiatan kampanye ini, yaitu kelompok yang pertama adalah mereka yang lebih senang menghabiskan waktunya sendirian di rumah atau bersama keluarga, kelompok kedua adalah mereka yang sangat gemar bersosialisasi dan berkumpul bersama teman-teman, dan kelompok ketiga adalah mereka yang memiliki karakteristik lebih seimbang, senang di rumah tetap juga senang berkumpul dengan teman-teman. Untuk ketiga kelompok yang ada, kampanye keterwakilan perempuan di lembaga legislatif adalah efektif, terutama pada kelompok terakhir. Tetapi, untuk kategori kampanye Tidak Efektif ternyata juga paling besar jumlahnya adalah di Kelompok ini. Hal ini menunjukkan bahwa terpaan kampanye masih dapat ditambah lagi terutama pada kelompok ini yang memiliki karakteristik adalah mereka yang berusia muda berprofesi sebagi mahasiswa dan sangat gemar bersosialisasi dengan teman-teman kelompok. Artinya, karena gemar bersosialisasi, kelompok ini amat dimungkinkan untuk tidak terterpa kegiatan kampanye, tetapi pada saat mereka diterpa oleh kampanye komunikasi, maka proses komunikasi yang berjalan bagi mereka adalah lebih efektif dibandingkan dengan kedua kelompok lainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22606
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tagor, Alyssa Nuhanifa Dewanta
"Penelitian ini menganalisa strategi kreatif Greenpeace menggunakan kampanye daring yang sukses dan cara pencapaian tujuan yang memanfaatkan media sosial untuk menghasilkan advokasi sosial. Penelitian ini mengulas literatur konsep dasar organisasi nirlaba dalam pemanfaatan media sosial sebagai cara penyebaran cepat informasi ke seluruh dunia, yang bertujuan mendukung aktivis dalam mendorong masalah dan perubahan sosial dengan menjalani strategi kampanye komunikasi yang dibahas oleh Rudolf Beger (2018). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian studi pustaka dan analisis konten kualitatif ,kampanye di media sosial yaitu Youtube yang telah dibuat dan diungguh oleh Greenpeace pada tanggal 7 Juni, 2011. Hasil menunjukkan bahwa mereka telah menggunakan strategi kampanye komunikasi untuk menunjukkan bagaimana cara menyebarkan pesan-pesan penting dalam kampanye melalui media sosial dan meningkatkan dukungan daring. Penelitian ini juga menggambarkan kampanye daring telah membuktikan potensi penggunaan media sosial yang mengajak dan mempengaruhi aktivis untuk mendorong perubahan sosial, dimana Greenpeace mencoba untuk terlihat tulus dan jujur dalam menyalurkan apa yang mereka yakini.

This qualitative research looks into Greenpeace's creative strategies for a successful online campaign and how it achieved its goals utilizing social media platforms that generate social advocacy. In addition, this qualitative research reviews the literature on the basic concepts of non-profit organizations utilizing social media to spread information worldwide to increase activists to support the issue and drive social change, adheres to the communication campaign strategy discussed by Rudolf Beger 2018. This research has been done as a desk study research that analyzes the online campaign on Youtube that is created and uploaded by Greenpeace on June 7, 2011. The result indicated that they had used the communication campaign strategy to successfully show how it spread the key message of the campaign through social media platforms and increased active online supporters. Furthermore, this research has also discovered that the Greenpeace online campaign has proven that the potential of social media can create a considerable engagement and influence towards activists which Greenpeace seeks to be sincere and honest about what they believe in. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kinkin Yuliaty Subarsa P.
"Penelitian ini mengadopsi konsep ideation pada komunikasi kesehatan yang dilakukan oleh Kincaid (1997&2000). Peneliti kemudian menggabungkan dengan dua variabel lain, yaitu modal sosial dan interaksi dengan peer grup sebagaimana pernah dilakukan sebelumnnya oleh Putnam (1996) dan Thomas J. Dishion, et. al., yang merupakan penggabungan perspektif sosial dan komunikasi dalam konteks kesehatan. Penggabungan dua perspektif tersebut didasarkan atas pertimbangan untuk memperoleh gambaran yang lebih baik mengenai pola hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi program kesehatan.
Model dasar kemudian oleh peneliti diturunkan menjadi variabel umur, jumlah anak, pengeluaran, pendidikan, modal sosial, interaksi dengan peer group, ideation, communication campaign recall dan intensitas kunjungan terhadap program use and intention. Pemahaman responden terhadap tahapan perubahan perilaku diharapkan dapat mendukung program pemeriksaan ibu hamil dan bersalin yang dicanangkan oleh pemerintah.
Studi ini merupakan crosssectional survey, menggunakan seratus responden, (terbagi kedalam dua kelompok, ibu bersalin dan ibu hamil, masing-masing 47 dan 53) yang diperoleh melalui simple random sampling, dari populasi puskesmas yang berada di kecamatan Tebet dan sekitarnya, berusia 19-38 tahun dengan jumlah anak yang dimiliki 0-4 anak.
Uji reliabilitas untuk melihat konsistensi jawaban responden Menghasilkan alpha cronbach sekitar 0,6 - 0,9. Uji validitas ditempuh melalui dengan confirmatory factor analysis untuk mengetahui apakah indikator-indikator benar-benar mengukur konsep yang diukur.
Path analysis dilakukan untuk melihat pola hubungan kesalingtergantungan antara variabel-variabel independen dan variabel dependen dalam model analisa. Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan model akhir penelitian antara ibu hamil dan ibu bersalin. Terdapat empat variabel yaitu modal sosial, ideation, communication campaign recall dan intensitas kunjungan untuk ibu hamil sementara ibu bersalin hanya ada tiga yaitu modal sosial, interaksi dengan peer group dan ideation. Hasil pengujian fit coeficient secara pasti menunjukan bahwa pada responden ibu bersalin, model yang disesuaikan (X2m = 12,59) lebih baik daripada model dasar . Sementara pada responden ibu hamil hasil pengujian fit coeficient secara pasti menunjukan bahwa model yang disesuaikan (X2m = 14,0671) lebih baik daripada model dasar.
Model umum pola hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan program kesehatan menunjukan adanya pengaruh pada level individu yang digambarkan dalam tiga variabel prediktor, yaitu modal sosial (total efek 0,489), ideation (total efek 0,539), interaksi dengan peer group (total efek 0,509) untuk ibu bersalin. Sedangkan untuk kelompok ibu hamil, terdapat tiga variabel prediktor modal sosial (total efek 0,287), ideation (total efek 0,507), communication campaign recall (total efek 0,634).
Sebagai implikasi teoritis, model penelitian Kincaid, Putnam dan Thomas J. Dishion tidak bisa diterapkan untuk konteks dimana penelitian ini dilakukan. Walaupun demikian Ideation sebagai tahapan perubahan perilaku, dan communication campaign recall dapat diterapkan pada penelitian ini; demikian juga dengan faktor modal sosial dan interaksi dengan peer group.
Kelemahan penelitian ini adalah jumlah responden yang kurang mencukupi, apabila hasil penelitian ini akan digeneralisasikan ke populasi. Belum dimasukkannya faktorlvariabel isi dari media komunikasi dalam analisa juga merupakan suatu kelemahan studi ini. Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian sejenis yang akan dilakukan di waktu mendatang.

The Correlation Pattern among Factors Influencing Health Program (Survey of Pregnancy and Post Delivery Examination at Tebet Subdistrict Health Service Center)This Research adopt "ideation" concept of health communication from Kincaid (1997, 2000). Then, researcher include two other variables, : social capital and interaction in the peer group to combine social perspective and communication in heath context which is done before by Putnam (1996) and Thomas J. Dishion, et al, which is. This combination aimed to get more clear view about correlation pattern among factors influencing health program.
Based on the basic model, researcher describe the variable into : age, number of children, expense, education, social capital, interaction in the peer group, ideation, communication campaign recall and intensity of visiting to the program use and intention. Respondents awareness about the stage of behavior change expect to be an effort for developing pregnancy and post delivery examination program is issued by government
It is crossectional survey using 100 respondents which is devided into two groups : 53 for pregnant women and 47 post delivery women. This research sampling technique is simple random sampling from all population ever to use Tebet subdistrict health service center, who has 0 - 4 children and their age : 19 -- 38 years old.
By using alpha cronbach as reliability test to test consistency of respondent answers, is shows that 0.6 - 0.9. Confirmatory factor analysis is usesd to test validity in order to get to know if indicator are able to measure the concept.
Path analysis is used to get to know if the concept model is still the same with model based on this research result. The path analysis is used to see the dependent relationship between the dependent and independent variables from analysis model. This research result shows that there's a different model between the concept model and the research result model. There are four variables : social capital, ideation, communication campaign recall and intensity of visiting) for pregnant women. And there are only three variables (social capital, interaction in the peer group and ideation). Fit coefficient results shows that the adopted/adjusted model is better than the basic model (X2m = 12.59) in the post delivery women. So for the pregnant women (X2m = 14.0671).
General model of correlation pattern factors influencing the use of health program shows there's a significant correlation in the three predictor variables : social capital (0.489), ideation ( 0.539), interaction in the peer group (0.509) at the individual level for the post delivery women. And there are a significant correlation in the three predictor variables : social capital (0.287), ideation ( 0.507) and communication campaign recall (0.634).
Not all of the Kincaid, Putnam and Thomas J. Dishion model cannot be implicate to this research only communication campaign recall, ideation, social capital, and interaction in the peer group could be implicate to this research.
Weaknesses of this result is unsufficientlinadequate number of respondents, it will be generalize to the population. The other weakness is not considerize the content of communication media in the analysist. This research could be a refferences for the similar research in the future."
2002
T5626
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Hidayah Putri
"Latar belakang penelitian ini adalah adanya komitmen bersama pemerintah dalam rangka pencegahan dan pemberantasan korupsi secara nasional untuk mewujudkan penyelenggaraan Negara yang bersih dan berwibawa, salah satunya melalui pelaksanaan strategi komunikasi Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi. Strategi komunikasi melalui kampanye komunikasi ini bertujuan untuk mengembangkan budaya anti korupsi secara efektif dan efisien di lingkungan aparatur pemerintahan. Sebagai suatu kampanye perubahan sosial (ideological or cause-oriented campaign- Charles U. Larson), maka diperlukan serangkaian kegiatan komunikasi yang dirancang dan dapat diimplementasikan secara efektif sesuai dengan tujuan.
Penelitian ini bertujuan membahas tentang Evaluasi Strategi Komunikasi Kampanye Anti Korupsi di Kementerian Komunikasi dan Informatika. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Dalam penelitian ini dibahas tentang bagaimana perencanaan kampanye komunikasi dilakukan untuk mendukung kegiatan Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi dengan unit kerja pilot project Direktorat Operasi Sumber Daya. Unit kerja ini memiliki layanan perizinan yang dianggap rentan terhadap praktik korupsi.
Berdasarkan evaluasi tahap formatif dan pelaksanaan ditemukan fakta bahwa pesan yang disampaikan dalam kampanye dianggap mampu mempersuasi khalayak untuk menghindari tindakan korupsi, khususnya menghindari gratifikasi dan suap. Namun di sisi lain, pesan yang diangkat ini tidak sesuai dengan rencana strategi komunikasi yang ingin mengangkat nilai disiplin dan keterbukaan. Penggunaan media komunikasi interpersonal seperti kegiatan tatap muka dinilai dapat menjadi pelengkap (supplementation) dalam kampanye perubahan sosial, sehingga akan sukses.

The background of this research is the shared commitment of the government in preventing and eradicating corruption nationally to actualize the implementation of clean and respectable country, through the implementation of communication strategy of The Anti-Corruption Education and Culture. Strategic communication through communication campaign aims to develop a culture of anti-corruption effectively and efficiently in the government agency. As a social change campaign (ideological or cause-oriented campaign- Charles U. Larson), it would require a series of communication activities designed to be effectively implemented in order to achieve certain goals.
This study aims to discuss the Evaluation of Strategic Communication Implementation on Anti-Corruption Campaign at the Ministry of Communication and Information Technology. This research is a descriptive qualitative research. This study discussed how communication campaign planning undertaken to support the activities of the Anti-Corruption Education and Culture pilot project with the working unit of the Directorate of Radio Frequency Spectrum Resources Operation. The work unit was chosen because it has a licensing service that is considered vulnerable to corruption.
Based on the evaluation and implementation of the formative phase, it was discovered that the messages conveyed in the campaign is considered able to persuade the public to avoid corruption, especially to avoid gratification and bribery. But on the other hand, the message does not correspond with the communication strategy planned in raising the value of discipline and openness. The use of interpersonal communication media such as face-to-face activities is considered to be complementary/supplementation in social change campaigns, so it will be a success.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library