Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Joshua Prasetya Gani
"Penelitian ini mengembangankan sistem cloud telemetry untuk kendaraan berbasis CAN bus, sebuah protokol yang banyak digunakan dalam kendaraan untuk mengintegrasikan berbagai modul. Telemetri memainkan peran penting dalam memantau dan menganalisis kinerja kendaraan secara real time. Sistem cloud telemetry menerima data CAN bus dan menggunakan jaringan seluler sebagai media transmisi ke cloud. Pengujian sistem cloud telemetry membandingkan waktu transmisi saat cuaca cerah, hujan, dan propagasi yang berbeda-beda. Kondisi ini dipilih untuk mengetahui pengaruh cuaca terhadap keandalan dan kecepatan transmisi data. Hasil pengujian menunjukkan perbedaan waktu transmisi selama empat skenario yang berbeda. Waktu transmisi dapat didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan untuk transmitter mengirim data ke server yang dapat disebutkan delay transmisi. Waktu transmisi rata-rata skenario 1 (LOS - tidak ada hujan) adalah 1,41 detik. Waktu transmisi rata-rata skenario 2 (LOS - hujan sedang) adalah 1,56 detik. Waktu transmisi rata-rata skenario 3 (NLOS - tidak ada hujan) adalah 1,86 detik. Waktu transmisi rata-rata skenario 4 (NLOS - hujan deras) adalah 1,97 detik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hujan meningkatkan waktu transmisi, sementara ada nilai waktu transmisi yang lebih besar untuk propagasi NLOS jika dibandingkan dengan propagasi LOS. Oleh karena itu, hujan dan propagasi NLOS akan meningkatkan waktu transmisi atau delay ke cloud. Selain itu, sistem cloud telemetry menyediakan transmisi dan analisis data CAN bus secara real-time, sehingga memungkinkan para insinyur untuk mengambil keputusan yang tepat untuk kinerja kendaraan yang optimal. Kemampuan sistem untuk memberikan data yang tepat waktu dan akurat dalam kondisi cuaca buruk menjadikannya alat yang berharga untuk peningkatan kinerja kendaraan.

This thesis presents the development of a cloud telemetry system for vehicles that utilizes the CAN Bus Communication Protocol, a robust method widely used in vehicles for integrating various modules. Telemetry plays a crucial role in monitoring and analyzing the performance of a vehicle in real time. The cloud telemetry system receives CAN bus data and utilizes cellular networks as its transmission media to the cloud. The testing of the proposed cloud telemetry system compares the transmission time during clear weather, moderate rain, and different propagations. These conditions were chosen to understand the impact of weather on the reliability and speed of data transmission. The results of the testing show a difference in the transmission time during four different scenarios. Transmission time can be defined as the time required for the transmitter to send data to the server which can also be referred to as transmission delay. The average transmission time during scenario 1 (LOS - no rain) is 1.41 seconds. The average transmission time during scenario 2 (LOS - moderate rain) is 1.56 seconds. The average transmission time during scenario 3 (NLOS - no rain) is 1.86 seconds. The average transmission time during scenario 4 (NLOS - heavy rain) is 1.97 seconds. The results show that rain does increase transmission time, while there is a greater transmission time for NLOS propagation when compared to LOS propagation. Therefore, rain and NLOS propagation will increase transmission time or latency to the cloud. Furthermore, the cloud telemetry system provides real-time CAN bus data transmission and analysis, enabling the ability to make informed decisions for optimal vehicle performance. The system’s ability to deliver timely and accurate data under adverse weather conditions makes it a valuable tool for performance enhancement."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Nandi Pratyaksa
"Dalam melayani pelanggan selular, para perusahaan telekomunikasi menghadapi persaingan yang cukup ketat untuk meraih pasar. Pertumbuhan pelangganlsubscriber selular di Indonesia pun meningkat tiap tahunnya, dimana hal ini akan menambah kesiapan perusahaan telekomunikasi untuk memberikan kapasitas yang eukup dalam melayani pelanggannya. Maka seiring dengan rneningkatkan pertumbuhan pelanggan, perusahaan perlu meningkatkan jumlah fasilitas network selular untuk memastikan pelayanan dapat dijangkau dan gunakan pelanggan.
PT.Indosat sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi memiliki beberapa business segment seperti: selular, MIDI, dan Fixed Telecom. Segment selular yang merupakan penyumbang 75% pendapatan perusahaan pads tahun 2005 mengalami peningkatan pertumbuhan jumlah fasilitas network sebesar 25% dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan jumlah fasilitas ini menyebabkan kebutuhan akan perawatan dan perbaikan pun meningkat. PT.Indosat menyadari bahwa hal ini akan mempengaruhi konsentrasi perusahaan untuk melakukan ekspansi dan integrasi network telekomunikasi dalam tiap business segment perusahaan. Oleh sebab itu perusahaan merencanakan melakukan outsourcing pada aktivitas perawatan dan perbaikan fasilitas network selular, untuk tetap fokus dalam menjalankan strategi perusahaannya.
Aktivitas perawatan dan perbaikan fasilitas network selular sebelumnya tidak pernah dilakukan outsourcing (selalu in-house). Aktivitas yang sebagian dilakukan on-site, terbagi menjadi dua jenis pekerjaan yaitu preventive maintenance dan curative maintenance. Beberapa aktivitas dari kedua jenis ini mengharuskan perusahaan meluangkan waktu, biaya dan tenaga kerja serta konsentrasi pekerjaan. Oleh karena itu, perlu diketahui aktivitas apa saja yang layak untuk dilakukan outsourcing dan resiko apa yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam outsourcing.
Dalam karya akhir yang berjudul "Perencanaan Strategi Outsourcing Pada Perawatan dan Perbaikan Fasilitas Network Selular PT.INDOSAT Tbk" ini, penulis bermaksud Analisis aktivitas apa saja yang layak dilakukan beserta resiko yang perlu dipertimbangkan dalam outsourcing pada perawatan dan perbaikan fasilitas network selular PT.Indosat. Adapun ruang Iingkup penelitian ini, penulis membatasinya pada business segment selular, di divisi Network Operation and Maintenance (NOM) dan pada aktivitas perawatan dan perbaikan fasilitas access network PT.Indosat.
Dari hasil analisis didapat bahwa terdapat beberapa aktivitas dinilai layak untuk dilakukan outsourcing. Aktivitas tersebut merupakan aktivitas yang tidak terlalu mempengaruhi kinerja network dan merupakan aktivitas yang tidak membutuhkan pengetahuan, kemarnpuan dan pengalarnan dalam mengoptimalkan kinerja network. Kemudian dalam bekerjasarna dengan vendor, PT.Indosat perlu mempertimbangkan keamanan informasildata vendor, kualitas layman vendor, kema.mpuan vendor untuk berkembang sesuai dengan pertumbuhan bisnis PT.Indosat, tingkat kepedulian (responsiveness) vendor terhadap masalah atau penanggulangan masalah, dan perluasan lingkup pekerjaan vendor.
Akhirnya pada penutup Bab V, penulis rnemberikan saran mengenai tahapan outsourcing yang dapat dilakukan PT.Indosat untuk mencapai tujuan dari perencanaan outsourcing pada aktivitas perawatan dan perbaikan fasilitas network selular.

In order to serve cellular subscribers, Telecommunication Companies are facing competitive pressure to gain their market share. Indonesian cellular subscriber growth increasing every year, which means companies should prepare more to make their capacity suitable in order to serve subscribers. Therefore along with increasing subscriber growth, company should improve number of cellular network facility to ensure the service can be reached and used by subscriber.
PT.Indosat as one of Telecommunications Company has three business segment: cellular, MIDI, and Fixed Telecom. Segment Cellular revenue represents 75% of the company earnings in ,the year 2005 and adding more network facility up to 25% compare to the last year. This growth needs more maintenance treatment. PT.Indosat realize that this matter will influence the company concentration to network expansion and integration of network telecommurications in every business segment company. Therefore company plan to outsource cellular network maintenance activities, in order to focus in running its company strategy.
Cellular network maintenance activities have never been outsourced. Parts of these activities are on-site activity that has two types of work, preventive maintenance and curative maintenance. Several activities from each type need time, cost, workforce and management - focus to do. Therefore, company need to know what activities competent to be outsource and company should consider what risk that they will be facing to.
On this thesis "Planning outsourcing strategy in PT.Indosat cellular network maintenance activities", author try to analyze which activities competent to be outsource and what risk company will be facing if these activities outsourced. As for this scope of research is only at PT.Indosat cellular business segment, on network operation and maintenance (NOM) and research restricted only in access network facility maintenance.
From analysis result, several facility maintenance activities are competent to outsource. These activities represent activity that has low contribution to the network performance and it doesn't need network optimization knowledge. Later then in order working with vendor, PT.Indosat require to consider vendor's information security, quality of serving, vendor's ability to expand according to PT.Indosat business growth, vendor's problem solving responsiveness and scope of work.
At the end on chapter 5, author recommends outsourcing steps to PT.lndosat to achieve outsourcing success.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18312
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Haryono
"Kebutuhan akan layanan data saat ini semakin meningkat karena penggunaan smartphone untuk media sosial, layanan online, dan akses internet meningkat secara signifikan. Operator Jaringan Seluler/MNO (Mobile Network Operator) berusaha menyeimbangkan kebutuhan tersebut dengan meningkatkan penyebaran pemancar /BTS (Base Transceiver Station) yang mendukung layanan data dengan mengimplementasikan teknologi 4G. Sesuai dengan distribusi lokasi BTS, maka diperlukan transmisi antar BTS ke jaringan inti/core network. Tanpa jaringan transmisi dengan kapasitas yang cukup besar, penggelaran BTS 4G tidak akan ada artinya.
Tersebarnya beberapa jaringan transmisi tentunya akan menimbulkan kebutuhan investasi yang besar. Pemilihan teknologi yang digunakan, desain dan skema pemilihan pengadaan merupakan hal penting agar investasi saat ini dan beberapa tahun mendatang dapat optimal.
Penelitian ini menganalisis pemilihan strategi terbaik yang dapat diterapkan oleh Operator Jaringan Seluler dalam menggelar transmisi jaringan akses yang menghubungkan BTS 2G/3G/4G ke jaringan core/inti. Dalam hal ini area yang dipilih adalah cluster Denpasar Bali pada jaringan seluler operator PT.XYZ. Analisis pemenuhan kebutuhan bandwidth pada awalnya dilakukan dengan menganalisis trafik data di kota Denpasar Bali, kemudian dengan analisis trend ditentukan estimasi kebutuhan bandwidth dalam beberapa tahun ke depan. Dimensioning didefinisikan untuk memenuhi kebutuhan kapasitas per site. Berdasarkan dimensioning tersebut, kebutuhan bandwidth dipenuhi dengan beberapa alternatif skenario. Perhitungan TCO (Total Cost Ownership) dan analisis teknis dilakukan pada beberapa alternatif solusi tersebut. Pemilihan solusi terbaik dilakukan dengan Rank Order Centroid Methods (ROC), Rank Reciprocal Methods (RR), Rank Sum Method (RS) dan Equal Weight Methods (EW). Strategi terbaik yang dihasilkan dari analisis dalam penelitian ini adalah "upgrade kapasitas microwave".

The requirement for data services is currently increasing due to the use of smartphones for social media, online services, and internet access has increased significantly. Mobile Network Operators/MNOs try to balance these needs by increasing the deployment of transmitters/BTS (Base Transceiver Station) that support data services by implementing 4G technology. Following distribution of the BTS locations, it requires transmission between BTS to the core network. Without a transmission network with a sufficiently large capacity, the deployment of 4G BTS will be meaningless.
This paper analyzes the selection of the best strategy that can be applied by Mobile Network Operators in deploying an access transmission network that connects 2G/3G/4G BTS to the core network. In this case the selected area is the Denpasar Bali cluster on the mobile network operator PT.XYZ. At the initial stage, bandwidth requirements are carried out by analyzing data traffic in Denpasar city, Bali, then with trend analysis the estimated bandwidth requirements are determined in the next few years and matched with the BTS configuration preferences at PT. XYZ. Fulfilling bandwidth needs is done by several scenarios. Furthermore, the calculation of TCO (Total Cost Ownership) and technical considerations are carried out on several alternative solution scenarios. Selection of the best scenario is done by the Rank Order Method (ROC), Reciprocal Methods (RR), Rank Sum Method (RS) and Equal Weight Methods (EW). The best scenario resulted from the analysis in this paper is “deployment microwave solution (upgrade capacity) and new optical fiber Hub”
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salman Zahid Fathurrahman
"ABSTRACT
Penggunaan dan perkembangan dari teknologi telekomunikasi menjadi perhatian utama dalam era ICT ini. Menurut CISCO VNI Mobile 2017, diprediksikan pada tahun 2021 bahwa perangkat yang terhubung ke jaringan data mencapai 11.6 milyar. Dari perangkat tersebut, sebesar 86 merupakan perangkat smartphone. Untuk mengakomodasi hal tersebut, perancangan jaringan seluler butuh dimaksimalkan dengan melakukan pemodelan berdasarkan kondisi geografis. Pemodelan bisa dilakukan dengan menggunakan metode Physical Optic PO untuk pengaruh terhadap refleksi ground dan dinding bangunan. Digunakan pendekatan metode PO near to far field untuk didapatkan waktu komputasi yang lebih cepat. Pemodelan dilakukan untuk mengetahui mengetahui pengaruh ketinggian transmitter dan lebar jalanan terhadap path loss pada kondisi Line of Sight LOS maupun Non Line of Sight NLOS. Pada kondisi LOS didapatkan nilai Path Loss Exponent PLE sebesar 1.9 ndash; 2.2, sedangkan pada kondisi NLOS didapatkan dengan nilai 3.1 ndash; 3.2.

ABSTRACT
The use and development of telecommunication technology is a major concern in this ICT era. According to CISCO VNI Mobile 2017, it is predicted by 2021 that devices connected to data networks reach 11.6 billion. Out of these devices, 86 is a smartphone. To accommodate this, the design of cellular networks needs to be maximized by modeling based on geographical conditions. Modeling of cellular networks can be done by using Physical Optic PO method to influence the effect of ground reflection and wall reflection. The method of near to far field PO is used to obtain faster computation time. Modeling is done to fine out the influence of transmitter height and street width to path loss in Line of Sight LOS and Non Line of Sight NLOS condition. In the LOS condition, Path Loss Exponent PLE is 1.9 ndash 2.2, while NLOS condition is 3.1 ndash 3.2. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Wireless networking technologies are witnessed to become the integral part of industry, business, entertainment and daily life. Encyclopedia of Wireless Networks is expected to provide comprehensive references to key concepts of wireless networks, including research results of historical significance, areas of current interests, and growing directions in the future wireless networks. It can serve as a valuable and authoritative literature for students, researchers, engineers, and practitioners who need a quick reference to the subjects of wireless network technology and its relevant applications. "
Switzerland: Springer Cham, 2019
e20503330
eBooks  Universitas Indonesia Library