Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 370 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chichester: John Wiley and Sons, 1991
616.74 POS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Purbasari
"ABSTRAK
Ruang Iingkup dan Cara Penelitian : Mesin amplas yang dipakai pada perusahaan mebel ratan " RR " sangat membantu dan mempermudah pekerjaan tenaga kerja, namun dapat menimbulkan Sindrom Getaran Tangan dan Lengan.
Telah dilakukan identifikasi penyakit akibat kerja Sindrom Getaran Tangan dan Lengan pada karyawan perusahaan tersebut dengan menggunakan test Allen, test Lewis Prusik, tes rasa raba, tes rasa nyeri dan tes rasa suhu. Selanjutnya dilakukan studi intervensi dan penatalaksanaan Sindrom Getaran Tangan dan Lengan terhadap 3 ( tiga ) orang tenaga kerja dengan masa kerja lebih dari 1 ( satu ) tahun pada bagian amplas. Pengumpulan data telah dilakukan dengan cara pengamatan, anamnesis, pemeriksaan fisik, kuesioner dan alai pengukur getaran.
Kesimpulan dan Saran : Didapatkan 3 (tiga) orang tenaga kerja menderita Sindrom Getaran Tangan dan Lengan derajat berat. Studi intervensi selama ± 2 bulan berupa penggunaan sarung tangan belum menghasilkan temuan yang konklusif, diperlukan penanganan yang bersifat komprehensif untuk keberhasilannya.

ABSTRACT
Hand and Arm Vibration Syndrome on Labours of Rattan Furniture Company " RR "Material and Method : The fig tree machine which was used in rattan furniture company " RR " has been very helpful to the worker.
However it may cause hand and arm vibration syndrome. There was an intervention study of three workers with fig tree work exprience more than one year in the company. Data were collected by means of observation, anamnesis, physical examination, questionare and vibration examination.
Conclusion and Suggestion : Three workers were identified as patients suffer with severe hand and arm vibration syndrome. No conclusive results found from the intervention study a comprehensive management should be taken to produce a successful result.
"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Man above 50 years old as women who experience menopause, will show certain and specific problems . Middle age man often has a group of complaints, symptoms and syndromes that almost the same as women...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Neneng Ratnasari
"Background
Prodromal factors of Guillain-Barre syndrome (GBS) are often associated with previous viral infection (60%). The ailment supported by the acquired immunomediated disorder concept. Viral hepatitis is very rarely found in GBS, preceded by cytomegalovirus (15-18%), Campylobacter jejuni (28%), and Epstein-Barr virus (5%). There is no specific etiology of GBS because those viruses usually appear sporadically (subclinically). All hepatitis virus infection can cause neurological complications, including GBS.
Case Report
We report two cases of hepatitis A virus infection (HAV) in GBS patients in Dr. Sardjito General Hospital during 5 years of observation (1996-2000) from 92 GBS patients. The diagnosis of HAV was based on more than 2 times increment of transaminase enzyme, positive IgM anti HAV, negative HbsAg, and negative IgM ami HCV. The diagnosis of GBS was based on clinical symptoms of acute generalized paralysis, cerebrospinal fluid examination, and electromyelography. In both cases, sub-clinical and sporadic symptoms appeared several days before paralysis, which makes it more likely that the prodromal period of GBS occurred at the same time of HAV incubation period.
Discussion
The incidence of HAV in GBS patients during 5 years of observation was 2%. This corresponds with the case reported by Verona et al, 1996 and Pelletier et al, 1985, i.e. the presence of peripheral neuropathy (n. facialis and n. occulomotorius). Possible alternative pathways for hepatitis virus complicating as GBS are perivascular and endometrial peripheral nerve infiltration by mononuclear cells, T cell sensitization, stimulation of IL-2 growth factor surface receptor, and B cell stimulation. All of the conditions mentioned above causes necrotizing arteritis, vascular occlusion, and at the end, segmental demyelinization. Hepatitis virus may replicate in the central nervous system or peripheral nervous system, subsequently developing into multiple neuropathy disorder and poly arteritis.
Conclusion
The diagnoses of HAV and GBS in both cases were established. HAV is one of several viruses that may trigger GBS. In both cases, HAV infection was sub-clinical and sporadic. Symptoms of hepatitis infection subsided along with improvements in the patient's neurological status. Acute viral hepatitis has a wide clinical spectrum and laboratory manifestation that is in accordance with the severity, varying from unclear symptom (anicteric) to jaundice. Acute hepatitis A, B, C infections have the same symptoms in general. However, hepatitis B and C tend to be more severe. The mildest symptoms are transaminase enzyme level increment, no jaundice, gastrointestinal symptoms, flu-like symptoms, and sometimes it can not be diagnosed. The more severe symptoms are jaundice with obvious generalized symptoms.' The incidence of hepatitis A is difficult to be determined accurately because of its characters, i.e. sporadic, endemic, and has a high rate of asymptomatic infection.23-4"
2002
IJGH-3-2-Augustl2002-58
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bradley, Dinah
London: Kyle Cathie Limited, 1991
R 616.20 BRA h
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Febrina Rahmayanti
"ABSTRAK
Burning mouth syndrome (BMS) is one of the orofacial pain problem. BMS has been defined as burning pain in the tongue or oral mucous membranes, usually without accompanying clinical and laboratory findings. BMS affecting mostly women, is a constant and aggravating source of discomfort for more than 1 million adults in the world. This paper provides updated information on burning mouth syndrome and current etiopathogenesis and treatment options are discussed."
Journal of Dentistry Indonesia, 2006
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bray, George A.
Boca Raton: CRC Press, Taylor & Francis Group, 2011
616.398 BRA g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Uji Arum Ismartini
"ABSTRAK
Anak merupakan harta yang paling beiiiarga bagi orangtua. Khususnya
bagi ibu, anak yang lahir dengan sehat dan tidak berkelainan memilild simbol
bahwa ibu mampu memberikan ketuninan yang baik.
Berbedajika anak yang dilahirkan memilild kelainan Down Syndrome. Hal
ini dapat membuat ibu mengalami shock dan kekecewaan yang hebat (Ashman &
Eikins, 1994), karena kelainan Down Syndrome dapat terlihat dengan jelas,
sehingga dapat menimbulkan reaksi lingkungan yang d£Q}at berpengaruh teriiadap
penerimaan ibu. Selain itu hadin^ra anak Down Syndrome akan berpengaruh pada
pengaturan waktu luang dan ekonomi keluarga Harapan ibu juga akan menurun
setelah mengetahui keterbatasan-keterbatasan yang dimilild anak
Untuk dapat menerima kondisi anaknya, ibu membutuhkan waktu yang
relatif cukup panjang. Diawali dengan perasaan shock, sedih dan kecewa (primary
phase). Kemudian dalam diri ibu akan timbul rasa marah, bersalah, ambivalensi
dan maiu (secondary phase). Kondisi ini akan terns berlangsung hingga ibu
menyadari bahwa anaknya membutidikan intervensi yang tepat (tertiary phase)
(Kubler-Ross dalam Gargiulo, 1985). Pada saat ini dapat dikatakan bahwa ibu
sudah dapat menerima kondisi anaki^a, walaupun penerimaaniQra tidak akan
pemah sempuma karena perasaan sedih dan depresi akan selalu muncul (Gargiulo,
1985).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses penerimaan ibu antara lain
adalah sikap lingkungan dan kerabat dekat (significant others), reaksi abnormal
anak, kesenjangan yang timbul antara harapan dan kenyataan, serta tingkat
ekonomi dan orientasi pendidikan. Kesemuanya itu saling berinteraksi dengan
proses yang ibu alami d^am menerima kondisi anak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses penerimaan
ibu anak Down Syndrome yang berusia kurang dari lima tahun. Penerimaan ibu
merupakan hal yang penting bagi anak Down Syndrome, karena semakin cepat ibu
dapat menerima kondisi anak, semakin cepat ibu dapat mengambil tindakan
selanjutnya untuk meningkatkan kemampuan anak. Lima tahun pertama
merupakan masa yang relatif berat bagi ibu, dimana ibu memperoleh diagnosa
yang akurat, kemudian mengalami berbagai emosi yang berfluktuasi, hingga
akhimya dapat menerima kondisi anak (Tumbull, dkk. dalam Heward, 1996).
Taliun-tahun selanjutnya ibu sudah mulai dapat mengorganisasi kehidupan seharihari,
dan kekhawatiran pada anak sudah mulai berkurang. Untiik dapat mengetahui proses penerimaan teisebut, digunakan
pendekatan kualitatif dengan metode single case study. Sampel diperoleh melalui
prosedur typical purposeful sampling. Data penelitian diperoleh melalui
wawancara dan observasi terhadap tiga orang ibu yang memiliki anak Down
Syndrome benisia kurang dari lima tahun dan tinggal bersama anak teisebut.
Untuk memenuhi etika penelitian, maka identitas asli dari subjek disamarkan
sedemikian rupa sehingga tidak tersebar luas. Penelitian ini divalidasi dengan
menggunakan metode member checks. Data yang diperoleh dianalisa dengan cara
koding.
Hasil dari penelitian mi menunjukkan bahwa pada ketiga ibu muncul
reaksi-reaksi primary, secondary, dan tertiary phase. Hanya saja, tidak semua ibu
mengalaminya. Misdnya saja sebagian ibu merasa shock dengan hadimya anak
Dawn Syndrome, namun ada ibu yang tidak merasa shock. Kemudian, sebagian
ibu tidak malu dengan kondisi anaknya, tetapi ada pula ibu yang malu dan risi
dengan kondisi anakya. Dari ketiga subjek juga diketahui bahwa reaksi ^ef and
depression teijadi sejak anak Dawn Syndrome lahir dan masih berlanjut faingga
saat ini. Sedangkan adaptasi teihadap anak yang merupakan bagian dari tertiary
phase tennyata muncul sejak awal, beberapa saat setelah anak didiagnosa
mengalami Dawn Syruirome. Ketiga subjek juga menunjukkan bahwa reaksireaksi
yang mereka ^ami tidak berurutan, seperti ibu yang tidak mengalami reaksi
tertentu, kemudian "lompat" pada reaksi selanjutnya. Selain itu juga diketahui
reaksi-reaksi yang merupakan bagian dari secondary phase temyata muncul pada
saat ibu sedang berada pada primary phase. Begitu juga dengan tertiary phase
yang muncul saat ibu sedang berada pada secondary phase, sehingga dapat
dikatakan bahwa proses penerimaan yang dilewati ibu anak Dawn Syndrome
mengalami tumpang tindih. Hal ini sebenamya merupakan fenomena yang wtgar,
karena tergantung sepenuhnya pada keunikan individu masing-masing (Gargiulo,
1985). Dari hasil penelitian juga dapat disimpulkan bahwa pada akhimya ketiga
subjek dapat menerima kondisi anak mereka, tenitama karena adanya dukungan
dari orang terdekat dan lingkungan.
Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan pada ibu yang memiliki
anak Down Syndrome untuk mengjkuti program parent support group, sehingga
dapat berbagi cerita dengan ibu-ibu lain yang juga memiliki anak Down
Syndrome. Selain itu bagi konselor yang terlibat dalam parent support group,
(hsarankan untuk memfokuskan pada tahap penerimaan yang dialami ibu,
sehingga dapat memberikan penanganan yang lebih tepat. Kemudian bagi yang
berminat untuk melakukan penelitian lebih lanjut, dapat digunakan metode lain
dalam kerangkan kualitatii^ kemudian menggunakan sumber data yang lebih
bervariasi. Dengan demikian hasil yang diperoleh dapat lebih kaya."
2001
S2804
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veronika Trimardhany
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3275
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>