Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chandra Pamungkas
"Kapal crew boat merupakan kapal yang digunakan untuk membawa para tenaga ahli yang bekerja di anjungan lepas pantai. Kapal ini mengutamakan kenyamanan dan keselamatan penumpang, terutama dari ancaman kebakaran. Sampai saat ini belum ditemukan kejadian kebakaran di kapal crew boat. Sistem di kapal ini sendiri diadopsi dari ketentuan IMO yang diamandemen, FSS Code, ISM dan SOLAS. Sedangkan di Indonesia belum ada peraturan khusus mengenai sistem keamanan kebakaran di kapal crew boat.
Oleh karena itu, penulis menganalisis sistem fire control plan pada kapal crew boat dengan mengambil contoh desain LOA 50 m kapasitas 200 penumpang yang mengacu pada desain LOA 35 m kapasitas 75 penumpang. Desain kapal menggunakan program Autocad dan Maxsurf sedangkan simulasi dilakukan dengan program Pyrosim.
Dari hasil simulasi didapatkan bahwa identifikasi bahaya kebakaran di ruang penumpang dan ruang mesin dapat diketahui dari heat detector dan smoke detector yang terpasang. Pemadaman kebakaran yang efektif di ruang penumpang menggunakan alat pemadaman portabel, sedangkan pemadaman yang efektif di ruang mesin menggunakan CO2. Selain itu, jalur evakuasi yang berada di tiap deck mempermudah evakuasi saat terjadi kebakaran di ruang penumpang dan ruang mesin.

Crew boat is the vessel that is used to bring the experts who worked on offshore platforms. This ship prioritizes comfort and safety of passengers, mainly from the threat of fire. Until now there has not been found fires in this ship. The system on the ship itself is adopted from the provisions of the amended IMO, FSS Code, ISM and SOLAS. Meanwhile, in Indonesia there are no specific regulations regarding fire safety system on the crew boat.
Therefore, the authors analyze the system of fire control plan on the crew boat with LOA 50 m sample design capacity of 200 passengers which refers to 35 m LOA design capacity of 75 passengers. Ship design using Autocad and Maxsurf while simulations done with the Pyrosim.
From the simulation obtained that the identification of fire hazards in the passenger room and the engine room can be seen from the heat detector and smoke detector. Effective fire suppression in the passenger room using portable extinguishing equipment, while the effective extinction in the engine room using CO2. In addition, evacuation routes those are in each deck makes evacuation during a fire in the passenger room and the engine room.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44331
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This research is conducted in April 2005 in diatas lake,subdistrict Danau Kembar, regency Solok, Province West Sumatra. Materials used for examination is some zaks of sand range from 100 kg until 1 ton...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fridyan Ratnasari. author
"Hipertensi tidak terkendali sebagai masalah kesehatan utama yang sering tidak terdiagnosa sehingga prevalensinya terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Kondisi tidak terkendali ini merupakan kontributor utama mortalitas dan morbiditas penyakit kardiovaskular. Prevalensi tertinggi hipertensi tersebar di negara sedang berkembang termasuk Indonesia. Namun, dari seluruh pasien hipertensi, hanya 37% yang mendapatkan tatalaksana obat antihipertensi. Semakin meningkatnya angka kejadian hipertensi terutama hipertensi tidak terkendali dari tahun ke tahun semakin mempertegas pentingnya evaluasi penatalaksanaan pada pasien hipertensi dalam mencapai hipertensi terkendali. Untuk menjawab permasalahan klinis tersebut, peneliti melakukan analisa data 198 rekam medis pasien hipertensi melalui penelitian dengan metode cross sectional di Poliklinik Ginjal dan Hipertensi IPD RSCM.
Tujuan penelitian adalah untuk melihat apakah terdapat hubungan antara jumlah pemberian obat antihipertensi dengan terkendalinya kendali tekanan darah. Dari seluruh data yang terkumpul, peneliti mengeksklusi data yang tidak lengkap hingga menjadi 117 data yang selanjutnya menunjukkan karakteristik pasien hipertensi. Penderita hipertensi 53% nya merupakan wanita. Selain itu, 50,4% pasien hipertensi berada pada status obesitas. Penelitian ini menunjukkan proporsi pasien dengan hipertensi tidak terkendali sebesar 41% dan 78,6% dari seluruh pasien hipertensi mendapatkan obat antihipertensi lebih dari dua obat. Pada pengobatan kombinasi, terdapat 47,8% pasien dengan hipertensi tidak terkendali dan 52,2% pasien dengan hipertensi terkendali, sedangkan pada pengobatan monoterapi terdapat 16% pasien dengan hipertensi tidak terkendali dan 84% pasien dengan hipertensi terkendali.
Berdasarkan analisa uji hipotesis dengan Chi-square test, terhadap variabel jumlah pemberian obat didapatkan p= 0,004 (p<0,05) yang menunjukkan adanya hubungan bermakna antara jumlah pemberian obat antihipertensi dengan kendali tekanan darah pada pasien hipertensi Poliklinik Ginjal dan Hipertensi IPD-RSCM.
......Uncontrolled-hypertension is one of the health problem which mostly undiagnosed in which its prevalence increase year by year. It is the main contributor for mortality and morbidity of cardiovascular disease. The highest prevalence of hypertension spread highly in most advancing countries such as Indonesia. Unfortunately, from all hypertensive patients, only 37% was prescribed for anti-hypertensive drugs. This proportion is out of those undiagnosed hypertension. The increasing number of uncontrolled-hypertension become an important factor to be evaluated factor in prescribing anti-hypertensive drugs for the patient. In line with this clinical question, researcher analyze 198 hypertensive patients? medical records by cross-sectional study in Renal and Hypertension Division of Internal Medicine, Cipto Mangunkusumo Hospital.
This study was conducted to analyze if there is an association between the number of prescribed anti-hypertensive drugs with the controlling condition of hypertension. From all hypertensive-patients datas, researcherexclude the unqualified datas becoming 117 datas which describe the characteristic of hypertensive patients datas. This research shows the proportion of hypertention in women about 53% ang 47% in men. Meanwhile, 50,4% patients are in obesity stage. From all datas, 41% patients have uncontrolled hypertension. All patients get anyhypertensive drugs with the proportion of using more than one drug is 78,6%. The proportion of patient on combination treatment is 47,8% diagnosed uncontrolled hypertension and 52,2% controlled hypertension, meanwhile in monotherapy patients, there is about 16% uncontrolled hypertension patient and 84% in controlled hypertension.
Based on the analized datas by using Chi-square test, p value for the number of anti-hypertensive drugs is 0,004 (p<0,05). From this reasearch, researcher concludes that there is significant assosiation between the number of anti-hypertensive drugs given to hypertensive patients to the controlling factor of hypertension."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Malau, Jessica Natalie Basaria
"Kelelahan kerja merupakan perasaan lelah yang menyebabkan penurunan kemampuan kerja. Meski dapat ditemukan di setiap sektor industri, beberapa sektor lebih rentan terhadap kondisi ini karena kombinasi dari berbagai faktor risiko. Salah satunya adalah sektor tambang. Hingga saat ini, penelitian terkait kelelahan kerja di pertambangan belum banyak dilakukan pada pekerja mine support. Divisi X sebagai salah satu divisi mine support PT X telah mengalami insiden boat di mana kelelahan kerja terindikasi sebagai salah satu faktor laten. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran komprehensif mengenai kejadian kelelahan kerja serta faktor risikonya, baik terkait kerja maupun tidak terkait kerja, yang dialami oleh operator boat di Divisi X PT X tahun 2023. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan desain penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner Subjective Self Test oleh Industrial Fatigue Research Committee, wawancara mendalam, pengisian formulir, dan dokumentasi. Informan terdiri atas informan utama, yaitu operator boat, sejumlah lima orang dan informan kunci, yaitu supervisor operator boat, sejumlah satu orang. Variabel yang diteliti terdiri dari kelelahan kerja, faktor risiko terkait kerja (pengalaman kerja, desain kerja, durasi kerja, waktu istirahat, shift kerja, dan lingkungan kerja), serta faktor risiko tidak terkait kerja (durasi tidur, kualitas tidur, dan waktu perjalanan). Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa semua operator boat Divisi X PT X mengalami kelelahan kerja tingkat ringan atau sedang, dengan faktor risiko terkait kerja yang dialami adalah desain kerja, durasi kerja, waktu istirahat, shift kerja, dan lingkungan kerja. Sementara faktor risiko tidak terkait kerja adalah durasi tidur, kualitas tidur, dan waktu perjalanan.
......Work fatigue refers to the feeling of tiredness that resulted in reduced work performance. While this condition can be found in every industrial sector, some are more susceptible than others due to the combination of risk factors. Such example is the mining industry. Research on work fatigue in mine support workers is currently limited. Division X, one of the mine support division in PT X, has recently experienced a boat incident in which work fatigue was indicated as a latent factor. This research aims to provide a comprehensive overview of work fatigue experienced by boat operators in Division X of PT X in 2023, along with its related risk factors, both work- and non-work-related. This research uses qualitative method with descriptive design. Data is collected through Subjective Self Test questionnaire by Industrial Fatigue Research Committee, in-depth interviews, data form, and documentation. Informants consist of five boat operators as main informants and one direct supervisor as key informant. Variables studied consist of work fatigue, its work-related risk factors (work experience, work design, work duration, rest time, shift work, and work environment), and non-work-related risk factors (sleep duration, sleep quality, and commuting time). Result shows that all boat operators in Division X of PT X experience mild to moderate occupational fatigue, with work-related risk factors found being work duration, rest time, shift work, and work environment. Meanwhile, non-work-related factors include sleep duration, sleep quality, and commuting time."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avyanthi Azis
"This article is a short report drawn from a research on the issue of the Afghan refugees in Australia (1999-2002). Using the infamous "boat people" case as illustration, the research was intended provide careful observation on the concept "human security/' a term increasingly linked to forced migration issues. Although human security is often portrayed as a benign concept with strong moral stance, its vastness and loose definition limit its adequacy as a useful tool of analysis. The concept is also prone to misuse because it loosely adapts to various ideological interests. Following framework elaborated from the thoughts of Caballero-Anthony and Freitas, the article shows that it: is possible to implement the human security approach in two conflicting dimensions, positive (the ideal) or negative. Both serve to protect the individuals, but each secures a different entity.
"
2004
GJPI-7-1-Nov2004-80
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Gerr, Dave
Camden, Maine: International Marine / McGraw-Hill, 2009
R 623.822 GER b
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Suriaty Paraminta Putri
"Pada umumnya, pembuatan kapal Phinisi dilakukan berdasarkan alur proses yang telah ada dan secara tradisional. Dengan berdasar kepada pembuatan secara tradisional tersebut, maka dilakukan suatu penelitian dengan melakukan pengelolaan risiko pembuatan kapal Phinisi yang akan mempengaruhi waktu pelaksanaan proyek. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian berdasarkan analisa deskriptif dan pendekatan risiko melalui survey, observasi dan wawancara. Dalam penelitian ini juga dilakukan studi literatur yang berkaitan dengan penelitian yang digunakan sebagai acuan. Dengan melakukan analisa risiko pembuatan kapal Phinisi maka akan didapatkan suatu response risiko yang digunakan sebagai acuan untuk mengantisipasi risiko-risiko yang berpotensi terjadi yang akan mempengaruhi waktu pelaksanaan proyek.
......Phinisi is one of Indonesian traditional boat that mostly used as cruising boat. For that reason, a research for traditional boat building base of risk management which will influence the time of project implementation will be held. Some research method will be used such as risk descriptive analysis and risk approach analysis and also literature study as a reference. With doing the research, so that will be obtained the risk response which can be used to anticipating the most potential risk which will be arise from the research which will influence the time of project implementation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T40759
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pindi Setiawan
"Proses pemberdayaan masyarakat yang baik adalah yang memperhatikan pengetahuan masyarakat terkait. Oleh karena itu, pemahaman tentang pengetahuan lokal menjadi penting. Pemberdayaan berarti melakukan sesuatu untuk menjadi lebih berdaya, sehingga tentu di dalamnya mempunyai tahapan belajar atau alih pengetahuan. Pemahaman tentang proses belajar pentimg karena akan mempengaruhi strategi pemberdayaan masyarakat nelayan. Untuk itu saja memfokuskan pada pola proses belajar di dalam kelompok nelayan payang. Kelompok nelayan yang tinggal di Pelabuhan Ratu itu adalah nelayan yang operasi menangkap ikannya menggunakan jenis jaring kantong yang bernama payang. Para nelayan payang berkelompok selain karena kesamaan alat dan tehniknya, juga karena keberadaan kelompok usaha payang dari juragan-juragan yang mempunyai kapal dan jaring payang. Mereka tidak berkelompok karena alasan kesukuan atau kesamaan tempat tinggal.
Para nelayan payang Pelabuhan Ratu percaya bahwa kegiatan menangkap ikan adalah `warisan' leluhur mereka. Sehingga kajian mengenai aksi-aksi memayang dari nelayan Pelabuhan Ratu sedikit banyak akan mengungkapkan salah satu kesinambungan tentang pengetahuan lokal nelayan setempat. Namun pengetahuan nelayan payang tidak berhenti seperti yang diwariskan leluhumya saja, ia terus disempurnakan oleh nelayannelayan payang. Pengetahuan yang ada di individu nelayan juga tidak berhenti menjadi sekumpulkan inovasi-inovasi mereka saja, pengetahuan para nelayan itu, `disebarkan' kepada kelompoknya.
Ada empat peran utama dalam operasi nelayan payang, yaitu peran juragan, peran juru much, peran orang bengkel dan peran anak payang. Anak payang juga terbagi atas sejumlah pecan Lae. Semua peran itu saling berkaitan dan tentu berkaitan dengan kebudayaan yang lebih besar dari nelayan di Pelabuhan Rata dalam membentuk pengetahuan nelayan payang. Peran-peran itu mempengaruhi proses alih pengetahuan. Derajat perbedaan dan persamaan pengetahuan ditentukan pada tingkatan seseorang dalam menjalani perannya. Untuk dapat menelaah proses ini, maka dipakai pendekatan sejumlah teori kognitif dan pembentukan kelompok kecil.
Pada proses alih pengetahuan tidak sepenuhnya bisa terjadi dimana saja dan pada siapa saja. Pengalihan itu butuh 'trig? dan `suasana' untuk mengaktifkannya. Proses alih pengetahuan atau proses belajar ini juga dimungkinkan karena kelompok ini mempunyai kebiasaan membawa orang baru dalam operasi payang. Kenyataan ini membuat para nelayan Pelabuhan Ratu menganggap bahwa kegiatan operasi payang ini adalah sakalal.iannya para nelayan muda. Alih pengetahuan mempunyai dua tahapan penting, yaitu tahapan pengetahuan kelompok dan tahapan pengetahuan minat individu.
Tahapan ini sangat dipengaruhi sifat mekanisme pembagian tugas yang tegas dan luwes dalam operasi menangkap ikan di taut. Proses belajar di dalam tahapan pengetahuan kelompok di atas terdiri dari proses tiru semirip mungkin, tiru-tanya dan tiru contoh. Sedang tahapan minat individu mempunyai proses tiru semirip mungkin per-individu dan proses tirulihat tindakan individu. Proses belajar individu juga dilengkapi dengan percakapan verbal terbatas dan diskusi khas. Suasana proses belajar di atas juga `dilengkapi' dengan cerita tentang kesuksesan likong. Para !ikon yang sukses ini disebut kolot laut, dan mereka menjadi tokoh-tokoh individu yang mempengaruhi pengetahuan kelompok nelayan payang di Pelabuhan Ratu.
Ada sejumlah tempat yang digunakan untuk proses belajar, yaitu di atas perahu ketika melaut, di atas perahu di dermaga, di gudang, di pantai ketika mencelup jating. Selain hari-hari operasi di laut, selama musim payang melaut ada hari yang mempunyai makna penting, yaitu hari jum'at. Hari yang dianggap hari libur, namun juga menjadi waktu untuk para nelayan payang saling berbagi pengalaman."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T11990
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Rahmansyah
"Setiap kegiatan termasuk kegiatan transportasi mempunyai risiko terjadinya kecelakaan kerja. Transportasi sungai menggunakan Smallboat memiliki risiko terjadinya kecelakaan, khususnya yang berkaitan dengan bahaya perairan. Terdapat beberapa kecelakaan didalam transportasi sungai menggunakan Smallboat. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui bahaya-bahaya dan tingkat risiko yang ada dalam transpotasi sungai menggunakan Smallboat. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif observasional, JHA (Job Hazards Analysis) untuk identifikasi bahaya dan metode penilaian risiko semi kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat risiko diawal cukup tinggi untuk beberapa kategori bahaya, terutama untuk bahaya yang berhubungan dengan perairan (Marine Hazard) tabrakan, drifted (akibat gagal mesin), pengikatan tali mooring, sampai bahaya orang jatuh ke air (dengan nilai risiko <350-sangat tinggi). Dengan beberapa tindakan pengendalian yang sudah ada dan saran dari peneliti, risiko dapat berkurang menjadi beberapa kategori (prioritas 3, substansial dan dapat diterima). Penulis menyarankan untuk melakukan beberapa tindakan (prosedural, training dan engineering control) untuk dapat mengurangi nilai risiko yang ada dari setiap potensi bahaya dan perlu adanya penilaian risiko lanjutan untuk area-area kerja lainnya.
......
All work activity include transportation have a risk of accident. Small boat Marine (river) transportation have a specific risk of accident, especially regarding marine hazards. There were many accidents happen regarding small boat transportation. The purpose of this study is to know what kind/type of hazards and level of risk from small transportation activity. This study uses design of observational descriptive, Job Hazard Analysis (JHA) for identify hazards tools and semi quantitative for risk assessment approach/technique.
The result showed that there have high level of risk assessment from several specific hazards (regarding marine hazards), specially related with collision, drifted (engine failure), mooring line, and until man overboard (with result is more than 350 which is very high category risk level). With some existing and recommend action for mitigation from author to reduce risk level from the activity the result can be reduce until low category (priority 3, substantial and acceptable risk level). The author suggested that mitigation action (procedural, training and engineering control) should implemented and perform other risk assessment for the others work area location."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42095
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risna Sagitasari
"Latar belakang: Awak kapal tunda rentan mengalami kelelahan karena selama 24 jam berada pada lingkungan kerja baik dalam kondisi kerja maupun istirahat. Terdapat tingkat insiden perairan yang tinggi yang melibatkan kapal tunda di perairan Sungai Mahakam. Belum ada penelitian yang menilai kelelahan di kalangan awak kapal tunda. Untuk itulah perlu dilakukan penelitian untuk melihat hubungan jumlah jam kerja terhadap tingkat kelelahan pada awak kapal tunda serta faktor-faktor lain yang berhubungan.Metode: Dengan menggunakan desain potong lintang komparasi, 127 awak kapal tunda diukur tingkat kelelahan dengan alat pengukur waktu reaksi dan kuesioner alat ukur perasaan kelelahan kerja KAUPK2 . Faktor risiko kelelahan yang diukur: usia, status perkawinan, jabatan, durasi berlayar, masa kerja, pola kerja sistem dinas jaga , kebiasaan merokok, kebiasaan minum kopi, konsumsi alkohol, jumlah jam tidur, jumlah jam kerja, kualitas tidur dengan Pittsburg Sleep Quality Index PSQI , tingkat stress yang berhubungan dengan konflik kerja-keluarga dengan Work Family Conflict Scale WFCS .Hasil: Kelelahan kerja didapatkan pada 40,2 dari responden. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kelelahan dengan jumlah jam kerja terutama jika pekerja bekerja lebih dari 72 jam/minggu OR: 13,64, 95 CI 4,54-40,93 , dengan kualitas tidur yang buruk OR:4,11, 95 CI 1,21-14,01 serta jabatan OR: 0,30, 95 CI 0,09-0,98 .Kesimpulan: Jumlah jam kerja, kualitas tidur dan jabatan berhubungan secara independen dengan tingkat kelelahan kerja awak kapal tunda. Kata kunci: Kelelahan, awak kapal tunda, jumlah jam kerja, kualitas tidur, jabatan

Background Tugboat crews are subjected to fatigue because of their 24 hours stayed in working environment even in resting time. There were high marine incidences in Mahakam River related to tug boats. Research on fatigue on tugboat never been done. This study aims to analyze association between working hours and fatigue in tug boat crews and other possible related factor.Method In comparative cross sectional study, 127 tug boat crews were measured fatigue level using reaction timer and instrument questionnaire for subjective feelings of fatigue at work KAUPK2 . Other factors determined are age, marital status, rank position, duration on board, years of service, watch system, smoking habit, coffee and alcohol consumption, hours of sleep, working hours, sleep quality using Pittsburg Sleep Quality Index PSQI and level of stress related to work family conflict using Work Family Conflict Scale WCFS .Results There are 40.2 subject experienced fatigue which were associated with long working hours particularly that exceeded 72 hours week OR 13.64, 95 CI 4.54 40.93 , sleep quality OR 4.11, 95 CI 1.21 14.01 , and rating OR 0.30, 95 CI 0.09 0.98 .Conclusion Working hours, sleep quality and rating were associated with fatigue on tug boat crews."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T57771
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>