Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Saiful Ardi Imam
Jakarta: Republika, 2007
899.221 SAI b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ageng Budhiman
Abstrak :
Benteng menara adalah salah satu jenis benteng yang dibangun oleh Belanda di Indonesia. Menurut Victor J. Enoch, ciri umum benteng menara adalah bentuk siluetnya yang menye_rupai tong kayu dan dinding-dindingnya berukuran tebal serta terbuat dari Bata. Di Indonesia, hanya terdapat empat buah benteng menara. Seluruhnya berada di Perairan Teluk Jakarta dan hanya tinggal tiga buah saja yang sisanya masih dapat dilihat saat ini. Benteng menara di Pulau Bidadari adalah salah satu dari ketiga benteng menara tersebut dan dijadikan obyek peneli_tian ini. Bentuknya sudah tidak utuh lagi. Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk utuhnya. Se_dangkan tujuan lainnya adalah mengetahui fungsi dan peranan benteng menara tersebut. Kedua tujuan penelitian di atas dicoba dicapai melalui pendekatan komparatif dan analogi sejarah. Dua benteng menara lainnya, yang juga terdapat di Perairan Teluk Jakarta, dan beberapa benteng menara di Belanda dijadikan data banding dalam melakukan pendekatan komparatif. Data sejarah yang semuanya berupa data-data tertulis digunakan dalam penelitian ini sebagai data sekunder untuk kepentingan analogi sejarah_ Hasil dari pendekatan komparatif dan analogi sejarah tersebut kemudian digabungkan untuk dijadikan bahan dalam penarikan kesimpulan.Kedua tujuan penelitian ini dapat dicapai dan kesim_pulan yang dapat ditarik adalah bentuknya sebagai berikut ; (1) bentuk denahnya lingkaran, (2) bentuk siluetnya menyerupai tong kayu, (3) dindingnya berukuran tebal dan terbuat dari bata merah, (4) terdiri dari dua lantai dan pintu masuknya berada di lantai kedua sebelah barat, (5) masing-masing lantai terbagi menjadi tujuh bagian, (6) pada lantai pertama terdapat sebuah gudang amunisi dan sebuah bak penampung air, (7) permukaan lantai pertama dilapisi rowlock bata hitam dan bentuk langit-langitnya datar, (8) lantai pada lantai kedua terbuat dari papan kayu dan bentuk langit-langitnya lengkung, (9) tidak memiliki parit keliling dan kakus. Adapun fungsi dan peranannya adalah sebagai bagian dari suatu sistem pertahanan yang melindungi daerah perairan di sekitar Pulau Bidadari, Kelor, Onrust, dan Cipir. Sistem pertahanan tersebut dibangun antara tahun 1851-1853
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S11534
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edhie Wurjantoro
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam penelitian bahasa di Kepulauan Seribu pada bulan April 1994 yang lalu, menemui kesulitan untuk menuliskan latar sejarahnya. Hal itu disebabkan karena sejarah Kepulauan Seribu memang belum ditulis secara menyeluruh. Penulis sejarah umumnya hanya menyinggung secara singkat sejarah Kepulauan Seribu.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode sejarah, dan anilisis temuan hasil penggalian arkeologis yang dilakukan di beberapa situs di kepulauan Seribu, dengan sasaran yang dituju adalah untuk menjelaskan sejarah Kepulauan Seribu. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi penulisan sejarah Indonesia. Dari sekitar 111 huah pulau, 14 di antaranya merupakan pulau karang dengan ke dalaman laut antara 4 sampai 12m. Empat pulau yaitu pulau Air Kecil, pulau Nyamuk Besar, pulau Ubi Besar dan Ubi Kecil, telah hilang ditelan ombak. Sedangkan yang menjadi tempat kegiatan manusia sejak abad ke-1 sampai abad ke-20, dan bisa dilacak sejarahnya, yaitu pulau Onrust dan pulau Sakit.

Sejak tahun 1618 Oost Indische Compagnie (VOC) mendirikan sebuah dermaga dan galangan kapal dan aebuah rumah sakit di Pulau Onrust. Pendirian galangan kapal itu berkaitan dengan makin meningkatnya perdagangan. Untuk mempertahankan pulau itu dari serangan musuh, sekeliling pulau dilengkapi dengan sebaris meriam. Pada tahun 1671, jumlah benteng ditambah dua buah lagi yaitu Bastion Beekhuis di selatan dan Bastion Towpunt di timur.

Pada tahun 1800 armada Inggris menghancurkan bangunan-bangunan Belanda yang ada di pulau-pulau di Teluk Jakarta dan di Batavia. Pada tahun 1803 Belanda membangun kembali pulau Onrust, tetapi kembali dihancurkan tentara Inzgris pada tahun 1806 dan 1819. Pada tahun 1911 pulau Onrust dibangun kembali, tetapi dengan fungsi yang berbeda, yaitu sebagai karantina orang-orang sakit lepra dan penjara. Fungsi ini terus berlangsung hingga tahun 1939, dan sejak itu pulau Onrust ditinggalkan.

Pulau Sakit yang ada di sebeiah timur pulau Onrust mula-mula dihuni oleh orang Ambon dan Ternate, Tahun 1679 Belanda membangun sebuah rumah sakit bagi penderita lepra dan kusta. Orang Ambon dan Ternate dipindahkan ke pulau Kubur disebelah utaranya.

Sejak tahun 1977 pulau Sakit dikelola untuk obyek wisata, dan namanya diganti menjadi pulau Bidadari.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Supriyanto
Abstrak :
Tesis ini membahas hasil penelitian tentang Analisis Sistem Pengamanan Pulau Bidadari Terhadap Keamanan Wisatawan di Kepulauan Seribu. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif-kualitatif yang bersumber dari data primer dan sekunder dengan metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Sebagai tujuan wisata bahari, saat ini di Pulau Bidadari terdapat 49 cottage, yang terdiri dari 3 tipe yaitu deluxe berjumlah 23 cottage, family 20 cottage, dan suite 6 cottage. Sebagaimana tempat wisata pada umumnya, di Pulau Bidadari terjadi beberapa gangguan keamanan, diantaranya pengunjung kehilangan tas, handphone dan unit Laptop serta adanya pengunjung yang kedapatan mengkonsumsi narkoba. Hasil penelitian menunjukan bahwa, pihak manajemen pengelola PT. Seabrezz Indonesia melakukan manajemen pengamanan dengan menggunakan tenaga sekuriti dari perusahaan jasa outsourcing PT. Kamara. Jumlah tenaga sekuriti hanya berjumlah tiga orang. Bentuk kegiatan yang dilakukan berupa pemeriksaan secara rutin terhadap aset-aset yang ada di pulau Bidadari, melakukan kegiatan patroli di seluruh wilayah Pulau Bidadari untuk melakukan pemantauan terhadap setiap orang yang akan masuk ke Pulau Bidadari dengan bantuan dari pihak Polres Kepulauan Seribu. Sementara apabila ada kejadian serius seperti adanya tindakan pencurian atau kejahatan lainya, anggota sekuriti akan melaporkan terlebih dahulu kepada Opersional Manajer untuk selanjutnya dikoordinasikan dengan pihak Polres Kepulauan Seribu. Dalam prakteknya kegiatan pengamanan yang dilakukan di Pulau Bidadari ditemukan beberapa kendala, diantaranya: jumlah kamera CCTV yang terpasang sangat minim, jumlah tenaga sekuriti sangat terbatas, tidak adanya pelatihan atau kursus dalam bidang sekuriti, dan peralatan dalam bidang sekuriti masih minim. Oleh karena itu maka disarankan agar pihak manajemen dapat memperbanyak pemasangan kamera CCTV di setiap sudut, penambahan jumlah tenaga sekuriti yang ada dan pihak manajemen pengelola Pulau Bidadari perlu melakukan penambahan berbagai peralatan sekuriti kepada tenaga sekuriti. ...... This thesis discusses the results of research on analysis of the security system at Pulau Bidadari for tourists security in Kepulauan Seribu. This research was conducted with qualitative descriptif approach, sourced from the primary and secondary data by the method of data collection is carried out by means of observation, interview and documentation. As a nautical tourist destination at Pulau Bidadari there are 49 cottage, consisting of 3 type that is deluxe were 23 cottage, family 20 cottage, and a suite of 6 cottage. As tourist sites in general, there have been some security threats at Pulau Bidadari, some of them are visitors lost bag, cellular phones and units of laptop and the existence of visitors who are caught consumption of drugs. The outcome of the research shows that, the activity management at Pulau Bidadari was conducted by outsourcing company PT. Kamara, with three people. Security activities are carried out on routine bases patrol is conducting in the whole area of the Pulau Seribu to carry out monitoring toward any person who is coming to the Pulau Seribu with the help of the Thousand Island Resort Police. While if there was an incident serious such as the existence of the act of theft or other crime, a member of security will report in advance to opersional next manager to be coordinated with the Thousand Island Resort Police. In practice activities the security which conducted by on the Pulau Seribu found a number of problems, including the sum of CCTV Cameras are attached very minimal, the number of security officers very limited, the absence of training or course in the field of security, and equipment in the field of security are still minimal. Hence so it is suggested that the management can increase installation of CCTV Cameras in every corner, increase in the number of security officers who is and the management management Pulau Seribu need to do the addition of an assortment of devices security to security officers.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Ratnawaty
Abstrak :
Indonesia memiliki banyak pulau (+ 17.500 pulau) dan sebagian besar adalah pulau-pulau kecil yang banyak mengandung kekayaan alam berupa tambang mineral, kekayaan laut, maupun keindahan alam yang sangat potensial untuk pembangunan ekonomi sehingga banyak pihak yang berkepentingan menginginkan pulau-pulau tersebut bahkan oleh pihak asing, beberapa pihak sangat mengkhawatirkan penguasaan pulau-pulau tersebut oleh pihak asing, karena dianggap akan membahayakan Integrasi dan Kedaulatan negara kesatuan Republik Indonesia. Kita masih trauma dengan direbutnya Pulau Simpadan dan Ligitan oleh Negara Malaysia. Pulau Bidadari yang merupakan salah satu dari 300 gugusan pulau yang ada di Nusa Tenggara Timur saat ini dikuasai Ernest Lewandowski warga negara Inggris, selaku kuasa dari PT. REEFSEEKERS KATHERNEST LESTARI telah memperoleh Hak Guna Bangunan dari Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Manggarai Barat sesuai surat Keputusannya tanggal 23 Mei 2005 Nomor 01/550.2/24.16/2005 dan telah diterbitkan sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 17 Labuan Bajo. Permasalahannya adalah apakaah penguasaan Pulau Bidadari oleh PT. REEFSEEKERS KATHERNEST LESTARI sah menurut hukum? Bagaimana proses pemberian Hak Guna Bangunan kepada PT. REEFSEEKERS KATHERNEST LESTARI; PT. REEFSEEKERS KATHERNEST LESTARI memasang rambu-rambu larangan bagi penduduk setempat memasuki Pulau Bidadari, apakah pemasangan ramburambu larangan tersebut diperkenankan. Dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif dan metode pengumpulan data studi dokumen dilengkapi wawancara dengan masyarakat dan pejabat pertanahan setempat diperoleh kesimpulan bahwa penguasaan Pulau Bidadari oleh PT. REEFSEEKERS KATHERNEST LESTARI adalah sah menurut hukum pertanahan karena subyeknya memenuhi syarat sebagai badan hukum Indonesia yang boleh mempunyai hak guna bangunan, dan tanahnya diperoleh secara sah berdasarkan penyerahan dari H. Yusuf yang selanjutnya telah diberikan Hak Guna Bangunan yang bukan merupakan keseluruhan pulau dan bukan sepadan pantai sehingga tidak melanggar ketentuan pasal 60 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 yis Surat Edaran Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional tanggal 3 Juni 1997 Nomor 500-1197 dan tanggal 14 Juli 1997 Nomor 500-1698. Proses pemberian haknya karena dilaksanakan oleh pejabat yang tidak berwenang menurut Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 tahun 1999 maka Surat Keputusan Pemberian Hak Guna Bangunan atas nama PT. REEFSEEKERS KATHERNEST LESTARI harus dibatalkan. Pemasangan rambu-rambu larangan masuk bagi penduduk setempat adalah melanggar hukum sehingga pemasangan rambu-ramhu tersebut hares dilarang.
Indonesia is the home of vast archipelago consisting of many islands (approximately 17,500 islands), the most of which are minor islands containing vast amount of natural resources and beauty, which are potential particularly for the economic development. Despite the positive side, it nevertheless also brings about other less desirable consequence such as the intention of many parties to possess them privately for the sake of their own interest, some of which are even the foreigners. There are people who worried about this condition, especially recalling what just happened between Indonesia and Malaysia regarding the Sipadan-Ligitan dispute, one of the cases of which considered as threat to our sovereignty. Pulau Bidadari, one of three hundred islands stretched in the region of East Nusa Tenggara, currently is under the possession of an Englishman named Ernest Lewandowski, as the representative of PT REEFSEEKERS KATHERNEST LESTARI who has attained the concession right from the Chief of Land Office of the Western Manggarai District, referring to the Decision dated at May 23`d 2005 No.01/550.2/24.16/2005, and the follow up of which is the issuing of the Certificate of Structure Concession No.17 from Labuan Baja. This research is conducted to find out whether the concession is legally appropriate, particularly with respect to the Land Law? How was the process that eventually Ieads to the issuing of the certificate, and whether the act to put the signs prohibiting the native people to cross is appropriate through the legal point-of-view? Based on the physical research and written data gathered by the writer, within this research will be analyzed several matters as follow: the concession right owner, the possession, the process of the issuing of the concession right, related to the local official who granted it as well as the implementation of the law concerning the transfer of possession right of a land which is part of the whole area on the coast-bordered land (Article 60 of the Government Law No.40 Year 1996 elaborated in the Circular Letter of the State Minister of Agrarian Affairs/ the Chief of National land Bureau dated at June 3rd 1997 No.500-1197 and July 14th 1997 No. 500-1698. In this thesis it is also elaborated the matters concerning the prohibition signs for the native people to cross into the Pulau Bidadari area, with respect to the applicable law.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T19580
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Teks naskah ini berisi cerita tentang kesedihan Bathara Indra karena khayangan hendak diserang oleh pasukan raksasa yang dipimpin oleh Prabu Niwatakawaca. Arjuna yang sedang bertapa di gunung Indrakila diperintah oleh dewa untuk melawan raksasa tersebut dan akan diberi perhiasan dan tujuh bidadari. Arjuna menang dan dia dinikahkan dengan Dewi Supraba dan mendapat senjata panah Pasopati. Daftar pupuh sebagai berikut: 1. Asmaradana; 2. Sinom; 3. Dandanggula; 4. Kinanthi; 5. Pangkur; 6. Durma; 7. Dandanggula; 8. Mijil; 9. Dandanggula; 10. Maskumambang; 11. Sinom; 12. Pangkur; 13. Asmaradana; 14. Durma; 15. Sinom; 16. Mijil; 17. Dandanggula. Asal koleksi naskah dari RM. Sajid.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.11-KS 83
Naskah  Universitas Indonesia Library