Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Aswati
"Penelitian ini berawal dari mengapa saat ini banyak terjadi kehamilan yang belum diharapkan di kalangan remaja. Kemudian ditunjang dengan buku para pakar yang mengetengahkan hasil-hasil penelitian yang dilakukan di kalangan remaja bahwa, banyak remaja sudah berani melakukan perbuatan seksual. Hal ini disebabkan antara lain: tersedianya berbagai media cetak dan media elektronik yang dapat menimbulkan rangsangan seksual remaja.
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan sikap terhadap perilaku tersebut antara lain, keadaan remaja yang karena mulai berfungsinya hormon seksual menyebabkan keingintahuan tentang seks meningkat, sedangkan sebagian orangtua bersikap kurang terbuka dan membuat jarak kepada anak dalam masalah seksual. Sarwono (1991) menyatakan behwa perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang timbul akibat dorongan seksual yang muncil.
Lebih lanjut penelitian Fox dan Inayu dalam penelitiannya yang dikutip oleh Sarwono (1991) menyatakan bahwa (a) Makin sering terjadi percakapan seks antara ibu dan anak, tingkah laku seksual anak makin bertanggung jawab, (b) Makin awal komunikasi itu dilakukan fungsi pencegahannya makin nyata, (c) Tetapi jika komunikasi itu dilakukan setelah hubungan terjadi maka komunikasi itu justru mendorong lebih sering dilakukannya hubungan seks. Meskipun demikian pengaruh positif itu tetap ada yaitu hubungan seks yang terjadi tidak sampai menimbulkan kehamilan yang tidak diharapkan.
Lebih lanjut Zelnik dan Kim dalam Sarwono (1991) jugs menyatakan bahwa remaja yang telah mendapat pendidikan seks jarang melakukan hubungan seks, tetapi mereka yang belum pernah mendapat pendidikan seks cenderung lebih banyak mengalami kehamilan yang tidak dikehendaki.
Zakiah Daradjat (1976) mengemukakan pendidikan agama yang ditarapkan sejak kecil pada anak melalui pembiasaan-pembiasaan akan meresap dalam sanubari anak dan akan dibawa sampai dewasa. Pemahaman agama yang benar ini akan dapat menangkal perubahan-perubahan nilai-nilai seksual dalam masyarakat.
Penelitian ini mengambil 3 faktor yang diduga menjadi penyebab sikap remaja terhadap perilaku seksual yaitu pendidikan seks oleh orangtua, pola asuh orangtua dan pendidikan agama dari orangtua.
Melalui kajian teoritis tentang sikap remaja terhadap perilaku seksual diajukan empat hipotesis untuk diuji kebenarannya. Penelitian ini dilakukan dengan responden sebanyak 295 orang yang diambil secara acak. Hasil pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
Tiga hipotesis ditolak dan satu hipotesis diterima. Hipotesis yang ditolak adalah hipotesis satu, dua., dan empat, sedangkan hipotesis yang diterima adalah hipotesis ketiga.
Dengan demikian terungkaplah hasil penelitian sebagai berikut:
- Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan seks dari orangtua dengan sikap remaja terhadap perilaku seksual.
- Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orangtua dengan sikap remaja terhadap perilaku seksual.
- Terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara pendidikan agama dari orang tua dengan sikap remaja terhadap perilaku seksual.
- Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan seks, pola asuh, pendidikan agama dari orangtua dengan sikap remaja terhadap perilaku seksual.
Untuk penelitian lebih lanjut dalam bidang ini perlu memperhitungkan variabel lain yang diduga barpengaruh antara lain, pengaruh media cetak dan elektronik. Begitu Pula dalam menentukan sampel hendaknya dibedakan tempat tinggal, perbedaan jenis kelamin serta usia. Selain itu pendidikan seks perlu diberikan di sekolah. Bagi orangtua hendaknya menjaga hubungan dengan anak remajanya agar tetap hangat dan mengontrol secara bijaksana."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
T107
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zoya Dianaesthika Amirin
"Saat ini dapat kita temui adanya perubahan gaya hidup dalam masyarakat. Mulai dari cara bersenang-senang, hingga cara mengekspresikan diri. Peneliti tertarik mengadakan penelitian mengenai persepsi pria dewasa muda dalam seks pranikah dan kaitannya dengan pengharggan terhadap pacar. Perilaku seksual pria dewasa muda dalam seks pranikah ini dapat mengungkap gambaran penghargaan terhadap wanita sebagai pacar. Melalui penelitian ini, akan dapat ditemukan gambaran mengenai prilaku seks pranikah dewasa muda sehubungan dengan penghragaan terhadap pacar tersebut apakah dikategorikan gaya hidup atau perilaku yang deviant.
Sikap masyarakat yang lebih terbuka saat ini mengenai hal-hal yang menyangkut umsan seksual membuat peneliti semakin terdorong untuk mengadakan penelitian ini. Dengan adanya suatu sikap masyarakat yang tidak lagi menabukan hal-hal tersebut dapat lebih mengungkap pendapat masyarakat , sehingga gambaran mengenai prilaku seksual pria dewasa muda dalam seks pra nikah dapat lebih jelas ditelaah.
Dengan adanya gambaran ini , diharapkan kaum dewasa muda yang sedang mengalzuni tahap pemilihan pasangan hidup sebagai tugas perkembangannya, dapat lebih mengerti mengenai perilaku seksual pria dewasa muda, pendapat kaum wanitanya (yang juga menjadi tambahan penelitian) dan mendapatkan infonnasi mengenai apa yang sedang terjadi di tengah masyarakat, suatu gaya hidup yang menjadi bagian dari kehidupan masyarakat ini, lewat suatu studi atas suatu kelompok kecil.
Kelompok kecil yang diteliti terdiri dari 2 kelompok pria dan berdomisili di Jakarta. Kelompok pertama terdiri dari golongan mahasiswa, dibesarkan di luar Jakarta dan mayoritas menganut agama Islam. Kelompok kedua terdiri dari kaum muda sebuah gereja di Jakarta dan golongan pekerja, dibesarkan di Jakarta dan menganut agama Kristen. Pembedaan kelompok tersebut bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang esensial mengenai pokok penelitian, ditinjau dari latar belakang pendidikan dan agama yang berbeda. Pada akhimya ditemukan bahwa perbedaan latar belaikang pendidikan dan agama tidak menyebabkan adanya perbedaaan persepsi mengenai pokok penelitian. Persepsi mereka yang sama terbentuk karena mereka sama-sama berdomisili di Jakarta dan terbiasa dengan gaya hidup di Jakarta saat ini.
Pendekatan penelitian atas perilaku seksual pria dewasa muda dalam seks pranikah yang dilakukan adalah pendekatan kualitatif, didasari data kualitatif dan analisa kualitatif. Sementara penelitian tambahan atas kaum wanitanya melalui skala sikap Guttman. Peneliti mengadakan penelitian tambahan tersebut karena peneliti ingin mengetahui sikap wanita deweisa muda mengenai perilaku seksual tersebut. Melalui skala sikap Guttman, peneliti menggambarkan hierarki sikap wanita mengenai perilaku seksual tersebut, apakah perilaku seksual pria tersebut deviant atau tidak. Dari hierarki tersebut ditemukan bahwa wanita menganggap yang terkategorikan deviemt adalah pelampiasan seks terhadap wanita lain dengan alasan mengfeargai pacar. Yang terkategorikan nonnal adalah cara menghargai melalui tindakan kesetiaan.
Sementara pada kelompok pria dewasa muda ditemukan bahwa cara penghargaan terhadap wanita di antaranya adalah dengan kesetiaan, memberikan pilihan pada pacamya untuk melakukan atau tidak melakukan seks pra nikah, menyerahkan pada wanita cara melakukan hubungan seksual (manual sex, oral sex, atau senggama). Menurut pria, pelampiasan seksual denga wanita selain pacar dengan alasan menghargai pacar adalah hal yang wajar, bukan suatu deviant. Seks pranikah adalah merupakan gaya hidup."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S2856
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rianty Mellantika A.W
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3266
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellis, Havelock
New York: New American Library, 1933
176 ELL p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Malinowski, Bronislaw, 1884-1942
London: Routledge Classics , 2001
155.3 MAL s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dessie Dwi Rahayu
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3099
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chichester: John Wiley & Sons, 1978
599 BIO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Fransiska Elisabeth Tey Eda
"ABSTRAK
Latar Belakang. Hubungan seks pasca persalinan juga dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi dan budaya setempat. Hal ini juga dipengaruhi oleh pendidikan dan wilayah. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan dan wilayah terhadap periode kembali berhubungan seks pasca persalinan menurut regional di Indonesia tahun 2012. Metodologi. Analisis stratifikasi dengan data sekunder dari SDKI tahun 2012. Hasil analisis ditemukan adanya pengaruh pendidikan dan wilayah terhadap periode kembali berhubungan seks pasca persalinan di Sumatera, Kalimantan, Maluku dan Papua. Hasil. Ada variasi pengaruh pendidikan dan wilayah. Pada Sumatera dan Kalimantan, untuk pendidikan lebih rendah dari SMA dan di kota 1,3 kali lebih cepat kembali berhubungan seks dibandingkan yang di desa. Di Maluku, untuk pendidikan lebih tinggi dari SMA dan di desa 1,2 kali lebih cepat kembali berhubungan seks dibandingkan pendidikan lebih rendah dari SMA. Di Papua, untuk pendidikan lebih rendah dari SMA dan di kota, 3,1 kali lebih cepat kembali berhubungan seks dibandingkan yang di desa. Pendidikan lebih tinggi dari SMA dan di kota, 2,2 kali lebih cepat kembali berhubungan seks dibandingkan yang di desa. Pada yang tinggal di desa dan pendidikan lebih tinggi dari SMA, 1,5 kali lebih cepat kembali berhubungan seks dibandingkan pendidikan lebih rendah dari SMA. Simpulan. Ditemukan adanya variasi pengaruh pendidikan dan wilayah terhadap periode kembali berhubungan seks pasca persalinan di Sumatera, Kalimantan, Maluku dan Papua. Papua merupakan regional yang lebih lambat untuk kembali berhubungan seks pasca persalinan.

ABSTRACT
Introduction. Sex resumption after childbirth was influenced by social, economic and culture factors, where the women live. It was influenced by education and residence. Objective. The study aims on explore the effects of woman’s education and residence on sex resumption after childbirth by region in Indonesia 2012 Method. Stratified analysis with secondary data of the Indonesia Demographic Health Survey (IDHS) 2012. The results shows the effects of woman’s education and residence on sex resumption after childbirth in Sumatera, Kalimantan, Maluku and Papua. Results. There are variation in the effects of education and residence. In Sumatera and Kalimantan, effect of higher education in urban area is 1.3 times faster on sex resumption than rural area. In Maluku, effect of living in rural area for higher education is 1.2 times faster on sex resumption than lower education. In Papua, effect of lower education in urban area is 3.1 times faster on sex resumption than rural area. The effect of higher education in urban area is 2.2 times faster on sex resumption than rural area. The effect of living in rural area for higher education is 1.5 times faster on sex resumption than lower education. Conclusion. There are variation in the effects of education and residence on sex resumption after childbirth in Sumatera, Kalimantan, Maluku dan Papua. Papua have the long abstinence after childbirth than other regions."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41872
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Dhini Jayanty
"ABSTRAK
Pendidikan seksualitas masih menjadi masalah yang belum dibahas secara terbuka, sehingga pendidikan seksualitas di Indonesia masih sulit diterima karena masih dianggap hal yang tabu. Pendidikan seksualitas anak usia dini mempunyai peran yang penting dalam kesehatan seksual anak di masa depan. Orangtua mempunyai tanggung jawab untuk menyediakan pendidikan seksualitas, namun memerlukan bantuan dalam memberikan pendidikan seksualitas agar kompeten sebagai pendidik seksualitas kepada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas psikoedukasi dalam meningkatkan pengetahuan orangtua tentang seksualitas anak usia dini dan sikap orangtua terhadap pendidikan seksualitas anak usia dini. Pengetahuan dan sikap orangtua diukur menggunakan kuesioner pre-test dan post-test, dengan desain penelitian eksperimen pre-test post-test control group. Hasil penelitian menunjukkan psikoedukasi efektif meningkatan pengetahuan orangtua tentang seksualitas anak usia dini dan sikap orangtua terhadap pendidikan seksualitas anak usia dini dengan nilai p < 0.05.

ABSTRACT
Sexuality education is an issue which still not openly discussed, hence sexuality education in Indonesia is not well accepted since it is considered taboo. Sexuality education for children plays an important role in their sexual health and general well being. Parents have the responsibility of providing sexuality education but still need aid to become a competence sexuality educator for children. This study reviews the evidence regarding the effectiveness of psychoeducation to improve parent rsquo s knowledge on early child sexuality and attitude toward early childhood sexuality education. Parent rsquo s knowledge and attitude are measured with pre test and post test questionnaire. Experiment pre test post test control group is used for the research design. The result showed psychoeducation is effective to increase parent rsquo s knowledge on early child sexuality and attitude toward early child sexuality education with p 0.05."
2018
T51027
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>