Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Noorina Prametty Mahdayuni
Abstrak :
Tujuan dari penyelenggaraan praktik kedokteran keluarga adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan para pasiennya melalui upaya pencegahan penyakit dari faktor risiko yang dimiliki oleh pasien tersebut. Untuk memenuhi hal tersebut, tentulah diperlukan suatu perilaku yang harus dijalani oleh pasien agar dirinya selalu sehat. Dan penelitian terdahulu terungkap bahwa ada hubungan antara interaksi dokter-pasien dengan kepatuhan pasien dimana. komunikasi yang terjadi pada setiap konsultasi yang dilakukan adalah berhubungan dengan banyak faktor seperti bahasa, dan budaya ataupun kebiasaan hidup sehari-hari dari pasien tersebut. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini lebih menekankan pada cin pelayanan dokter keluarga yang lebih bersifat promotif, dan preventif .serta cara pasien menjalankan perilaku kesehatan berdasarkan interaksi dokter-pasien yang dilakukannya. Penelitian ini bertujuan.untuk memahami, dan memberikan gambaran mengenai pola interaksi antara dokter keluarga dengan pasien di Klinik Dokter Keluarga (KDK) milik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang terletak di wilayah Kayu Putih, serta memahami bagaimana cara pasien menjalankan perilaku sehatnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dalam format studi kasus. Oleb karena itu daftar pertanyaan?disusun menjadi pedoman wawancara mendalam, dan 'FGD (Focus Group, Discussion). dalarn rangka memperoleh data-data kualitatif yang dipadukan dengan data hasil pengamatan/observasi. Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut: Pertama, dalam berinteraksi dengan pasiennya, para dokter keluarga di KDK FKUI Kayu Putih sesuai dengan standard praktik dokter keluarga berusaha untuk memandang pasien secara keseluruhan, tidak hanya dan segi penyakitnya saja. Hal inilah yang akhirnya menyebabkan kelimanya menerapkan hampir semua jenis hubungan dokter-pasien. Balk yang berdasarkan gejala fisiologis pasien seperti yang dikemukakan oleh Szasz dan Hollander (1956), `Convincing Tactics' yang dikemukakan oleh Hayes dan Bautista (1976), 'pengetahuan dokter terhadap permasalahan pasien' yang disebutkan oleh Stewart dan Buck, 'Engineering Model', 'Priestly Model', dan juga `Contractual Model' yang dikemukakan oleh Robert Veatch (1972), dan juga `Conflict Model'-nya Freidson. (1970). Hal., tersebut- terjadi karena disesuaikan dengan kondisi dart setiap pasien pada scat melakukan kunjungannya. Kedua, belum memasyarakatnya arti `dokter keluarga' di kalangan pasien khususnya beberapa pasien KDK FKUI Kayu Putih, dan juga akibat perasaanperasaan yang dibawa oleh pasien tersebut akibat kondisi 'sakit' yang dimilikinya, akhimya menimbulkan sikap pasif yang merupakan hambatan dalam interaksi yang dilakukan. Ketiga, latar belakang seorang pasien, seperti tingkat pendidikan yang rendah, faktor biaya, serta tingkat pemahaman pasien yang berbeda-beda terhadap pendekatan yang dilakukan oleh dokter keluarga dapat menimbulkan cara yang berbeda-beda pada dirt pasien dalam menjalankan perilaku kesehatannya. Rekomendasi terhadap basil penelitian ini adalah suatu usulan untuk membentuk Community. Based Health Development Program dengan tujuan menjadikan KDK FKUI Kayu Putih benar-benar dapat dimaksimalkan keberadaannya oleh masyarakat sekitar. Selain itu, para staff, khususnya dokter keluarga di klinik ini, dituntut pula untuk menerapkan kemampuan baik di bidang medis, dan sosial demi tercapainya kepatuhan atas perilaku yang diharapkan atas dirt pasien. Model tersebut juga mengarah pada upaya mandiri dalam bidang kesehatan seperti tercantum dalam misi yang tercantum dalam misi Indonesia Sehat 2010.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T 19916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boyd, William
Philadelphia: Lea & Febiger, 1958
616.07 BOY p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Meldrum, Helen
Boston: Butterworth-Heinemann , 2001
610.696 MEL p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Permata Rezeki
Abstrak :
ABSTRAK Tesis ini membahas bagaimana komunikasi dokter dalam memberikan informasi kepada pasien di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Dengan spesialisasi penyakit jantung dimana kondisi penyakit tersebut sangat mendekati dengan kematian, sehingga tidak hanya memiliki kemampuan secara profesionalisme, tetapi juga memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan paradigma postpositivistik. Melalui wawancara dan observasi terhadap seorang dokter, dapat disimpulkan bahwa dokter dalam kegiatan pelayanan medik mampu mengaplikasikan pendekatan komunikasi ?patient centered style? dengan baik. Dengan mendengarkan keluhannya dengan seksama, yang dibantu dengan memperhatikan komunikasi verbal dan non-verbal yang ada pada pasien. Dalam penelitian ini melihat hambatan komunikasi dokter dan pasien dalam memberikan informasi melalui kegiatan pelayanan medik di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita.
ABSTRACT With specialization of heart disease where the disease condition is very close to death, so doctors not only has the professional capacity but also have good communication skills. This research uses qualitative research methods Through in-depth interview and observasion with a doctors, it can be concluded that the doctors has establishing communications with good enough for the patient. The doctor could implemented communication approach ?patient centered style? in medical servicesses process well. Listen carefully to the complaint, which is assisted by obsrving verbal and non-verbal communication that exist. In this study also learn about barriers to communication between doctor and patient in providing information through the activities of medical service in the Hospital Cardiovascular and Blood Vessel Harapan Kita.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35563
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Yunita
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuikinerjaDokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) sebagai staf pengajar oleh peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Departemen Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada bulan Januari hingga Juni 2013 dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode Desain penelitian ini adalah potong lintang menggunakan kuesioner yang sudah divalidasi, dengan responden peserta PPDS di ruang rawat, poliklinik, dan instalasi gawat darurat Departemen Obstetri dan Ginekologi RSCM pada bulan Januari - Juni 2013. Hasil Penelitian ini menghasilkan 131 kuesioner yang diisi oleh 40 peserta PPDS. Sebanyak 58.78% responden menyatakan kinerja DPJP sebagai pembimbing sudah baik, sementara 46.56% menyatakan fungsi DPJP sebagai pendidik sudah sangat baik. Terdapat hubungan antara lamanya DPJP menjadi konsultan dengan kinerja DPJP, bahwa DPJP yang menjadi konsultan kurang atau sama dengan 10 tahun dinilaimemilikikinerja lebih baik. Terdapat hubungan yang bermakna antara cara komunikasi langsungdan sering dengan kinerja DPJP yang sangat baik. Faktor lain yang dinilai pada penelitian ini, yaitu tahap PPDS, tempat penugasan DPJP, dan jabatan DPJP tidak menunjukkan hubungan yang bermakna. Kesimpulan Secara keseluruhan, dari ketiga fungsinya, kinerja DPJP dinyatakan baik. Hasil ini dinilai dari 2 sisi yaitu dari faktor DPJP maupun faktor PPDS, dan diketahui bahwa kinerja DPJP dipengaruhi oleh lamanya menjadi konsultan, dan juga intensitas dan cara diskusi dengan PPDS. ......Objective To assess the performance of Doctors-In-Charge of Patients (DICPs) as teaching staffby doctors enrolling in the Specialty Doctor Education Program (PPDS) in The Department of Obstetrics and Gynecology of Ciptomangunkusumo Hospital during the period of January to June 2013 as well as to explore the factors influencing their performance. Study design It is a cross-sectional study using a validated-questionnaire. Respondents of the study are doctors enrolling in the Specialty Doctor Education Program (PPDS) or generally referred to as residents in the inpatient rooms, outpatient clinic and emergency department of the Department of Obstetrics and Gynecology of Ciptomangunkusumo Hospital (RSCM) on January - June 2013. Results The study outcome was 131 questionnaires filled by 40 residents. The result showed that 58.78% of respondents stated that the performance of DICP as a counselor had been good, while 46.56% stated that DICP’s function had been very good. There was a relationship between the duration of DICP’s role as consultants with their performance, in which DICPs who had been consultants for 10 years or less were assessed to have better performances. There was also a significant relationship between the communication methodand frequency of DICPs and their performance. Other factors assessed are resident’s level of PPDS education, point of DICP’s assignment, and job position of DICPs did not show significant relationship. Conclusion Among its three functions, DICPs’ performance was considered as good. The result was assessed from two sides, including DICP factors and residents’ factors, and it was known that the performanceof DICP was influenced by the duration of their role as consultants; and their intensity of interaction and way of discussions with their residents.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Hardiyanto
Abstrak :
Menciptakan obat bagi pasien rumah sakit adalah tugas instalasi farmasi rumah sakit yang rumit dan rawan human error. Obat-obatan dengan nama yang mirip seperti hydroxyzine, obat jenis antihistamin, dan hydralazine, obat tekanan darah, mudah keliru saat diramu oleh apoteker. Karena itu perlu dibuat alat bantu untuk mengambil dan mengemas obat yang akurat dan tak keliru serta bisa bekerja nonstop selama 24 jam dan lebih presisi dibandingkan apoteker farmasi manusia berupa lengan robot dengan konfigurasi mekanik berbentuk planar dua sendi yang berputar horizontal dengan tambahan satu sendi yang bergerak vertikal dan pengendali berbasis mikrokontroler Atmel89S52. Robot ini memiliki tugas utama untuk mengambil obat diwadah dengan koordinat tertentu untuk dipindah-pindahkan ke wadah berikutnya dengan koordinat yang lain yang masih dalam daerah kerjanya.
Chemical-medicine composing is a duty of hospital pharmacy that is complicated and sometimes vulnerable to human error. Drugs bearing similar names such as hydroxyzine, of antihistamine and hydralazine types, and for high-blood pressure are easily mixed up when composed buy the druggists. Therefore a device that correctly and accurately picks and packs the drugs with a-24 hour working ability and a higher precision than a human druggist- is of an urgent need.The device is a robotic arm with a mechanical configuration in the form of two-joint planar that rotates horizontally. This is added by a vertically rotating joint and a Atmel89S52-microcontroller based controller. The main task of the robot is to pick a drug in a container that has a specific coordinate and to move it to another container that has another coordinate that is still within the robot's working range.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24954
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Krisnawati
Abstrak :
Suatu pelayanan kesehatan belum dapat dikatakan berkualitas, jika pasien tidak merasa puas. Studi terkait kepuasan pasien telah banyak dilakukan dimanca negara antara lain Amsterdam, Swedia, Norwegia, Brazil, United Kingdom. Kepuasan pasien terhadap hasil perawatan Ortodonti berkisar antara 34% - 75 %. Rentang yang lebar ini kemungkinan disebabkan cukup sulit mencari Alat Ukur yang standar dan relevan untuk menilai kepuasan pasien. Tujuan : memperoleh Alat Ukur Kepuasan pasien Ortodonti yang valid dan reliabel. Menilai korelasi antara kepuasan pasien dengan keberhasilan perawatan yang diukur menggunakan Index Complexity Outcome and Need (ICON) Metode : Telah dilakukan studi potong lintang pada pasien Ortodonti di klinik Ortodonsia Rumah Sakit Khusus Gigi Mulut FKG-UI. Penelitian berlangsung 2 tahap, yaitu melakukan adaptasi lintas budaya kuesioner Academic Centre of Dentistry Amsterdam (ACTA).Mencari faktor risiko Usia, jenis kelamin, pendidikan, Etnis, sosio- ekonomi yang berperan terhadap Kepuasan pasien dan mencari korelasi antara Kepuasan Pasien (subjektif) dengan Keberhasilan perawatan (objektif) yang diukur menggunakan Index Complexity Outcome and Need. (ICON) Hasil: Setelah dilakukan Translasi dan Adaptasi Lintas Budaya kuesioner ACTA dan Principle Component Analysis diperoleh 5 domain dan 34 pertanyaan yang valid dan reliabel. Analisis multivariat menemukan faktor pendidikan dan sosio ekonomi yang berperan terhadap Kepuasan pasien. Korelasi antara Kepuasan pasien dengan keberhasilan perawatan ortodonti adalah sebesar r=0.364. Kesimpulan: Telah diperoleh Alat Ukur Kepuasan Pasien Adaptasi Lintas Budaya dari Kuesioner ACTA yang valid dan reliabel. Sebanyak 87,59 % responden puas dengan perawatan Ortodonti di RSKGM FKG-UI. Terdapat korelasi sedang antara Kepuasan pasien (subjektif) dengan keberhasilan perawatan ortodonti (objektif). ......Health care can not be high quality unless the patient is satisfied. Studies about patient satisfaction have been done in Amsterdam, Swedia, Norwegia, Brazil, United Kingdom, and many more. Patient satisfaction with orthodontic results range from 34% - 75 %. Previous studies showed different factors have been explored and different instrument have been used. It makes comparisons between studies difficult. Objective : to obtain measurment tools for patients satisfaction which is valid and reliable through cross cultural adaptation; find out correlation between satisfaction with risk factors such age, gender, education, ethnic, socio-economic. Then correlation between satisfaction and treatment outcome using Index Complexity Outcome and Need. Method : a cross sectional studies was done on 137 patients from orthodontic clinic at Dental Hospital, Faculty of Dentistry Universitas Indonesia. Result : After Principle component analysis was done, we obtained the cross cultural adaptation questionnaire from ACTA which consist of 5 domain with 34 items that is valid and reliable. Multivariat analysed found that education and socioeconomic give an influenced on patient satisfaction. Conclusion: this study obtained questionnaire that is cross cultural adaptation from ACTA which valid and reliable. Mostly patient 87,59 % who have been treated at RSKGM FKG Universitas Indonesia were satisfied with the result. And there is moderate correlation between patient satisfaction and treatment outcome which assed by Index of Complexity Outcome and Need (ICON)
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kiki Rachmanissa
Abstrak :
Kepatuhan terapi antiretroviral (ARV) merupakan faktor utama keberhasilan manajemen terapi. Terapi ARV yang diminum seumur hidup diperlukan dukungan untuk menjaga kepatuhan. Penelitian ini bertujuan melihat hubungan Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) terhadap kepatuhan terapi ARV pada penderita HIV & AIDS di Jakarta Timur. Desain penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan potong lintang. Jumlah responden berpartisipasi 96 orang dengan teknik non random sampling convenience. Instrumen yang digunakan adalah AACTG dan FSSQ Duke-UNC yang dimodifikasi. Hasil analisis Chisquare tidak ada hubungan KDS dengan kepatuhan ARV (p= 1,00; α = 0,05; OR = 1,150). Hasil ini merekomendasikan program dari LSM dan pelayanan kesehatan untuk membantu kepatuhan terapi ARV dari sesama ODHA melalui KDS rutin. ...... Adherence antiretroviral (ARV) therapy is a major factor in successful of this therapy management. ARV therapy that taken for life is required support system to maintain adherence. This study aimed to show the relationship between peer support group and arv adherence in patient with HIV and AIDS in East Jakarta. This study used descriptive correlation design with cross sectional. The number of sampel was 96 respondents, who was collected with no-random sampling with convinience techique. The instrument used was AACTG and FSSQ Duke-UNC modified. The result of chi-square analysis showed that there was no relation between peer support group with ARV adherence (p=1,00; α=0,05; OR=1,150). Because of that NGO and health service have to make program to enhance ARV therapy adherence with participations from peer support group regularly.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47786
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thiffa Allia Pangestu
Abstrak :
ABSTRAK
RSUP Fatmawati memiliki penugasan bagi dokter spesialis untuk melakukan tugas jaga di luar jam kerja yang disebut sebagai dokter on site. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya kasus bedah cito on site yang tidak dihadiri oleh dokter operator on site yang berkewajiban. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan antara kehadiran dokter operator on site dengan response time operasi di OK Cito RSUP Fatmawati Tahun 2017. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif dan kualitatif dengan desain cross-sectional. Penelitian ini menggunakan 1087 data sekunder kasus bedah cito on site pada Bulan Oktober 2016 ndash; Oktober 2017. Dalam periode satu tahun, 73 kasus bedah cito on site tidak dihadiri oleh dokter operator yang berkewajiban. Namun, rerata response time operasi pada periode tersebut masih mencapai target yaitu 90 menit 0,005. Dari hasil temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa rumah sakit perlu melakukan perbaikan pada peraturan yang berkaitan dengan kehadiran maupun tata kerja dokter operator on site.
ABSTRACT
RSUP Fatmawati specialist doctors have a duty on the after working hours called as doctor on site. Due to many of cito on site surgical cases which are not attended by the obligatory on site surgeon, this study was conducted to analyze the relation between the attendance of on site surgeon with the surgical response time at OK Cito RSUP Fatmawati 2017. The methods used in this research are quantitative and qualitative method with cross sectional design. The study used 1087 secondary data of cito on site surgical cases in October 2016 October 2017. In a one year period, 73 of cito on site surgical cases were not attended by an obligatory surgeon. However, the average of surgicall response time during that period still reaches the target that is 90 minutes 0,005. From the findings it can be concluded that the hospital needs to make some improvements to the regulations in relation to the attendance and work procedures of on site doctors.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6   >>