Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 36 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutabarat, Arifin
Jakarta : Ganesia PR, 1989
387.7 HUT p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Arifin
Jakarta: Ganesia , 1989
387.7 HUT t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Shidiki Iribian
"Sejalan dengan perkembangan pesat teknologi informasi dunia saat ini, telah memberi dampak terhadap semakin meningkatnya transaksi-transaksi penjualan yang dilakukan melalui kegiatan bisnis direct marketing. Bisnis ini telah dikembangkan oleh berbagai jenis industri sebagai suatu strategi untuk melakukan pemasaran yang terintegrasi. Dengan mengkombinasikan beberapa aktifitas pemasaran dan aktivitas penjualan, serta penggunaan teknologi informasi sebagai sarana untuk memasarkan secara langsung produk/jasa yang dihasilkan perusahaan maka suatu umpan balik berupa respon langsung dapat dengan mudah diperoleh sehingga efektifitas kegiatan pemasaran yang dilakukan dapat dengan mudah pula untuk diukur. Manfaat lain yang dapat diperoleh perusahaan dengan menerapkan program ini adalah sebagai alat untuk berkomunikasi langsung antara perusahaan dengan para pelanggannya tanpa adanya hambatan?hambatan geografis yang berarti.
Berdasarkan analisis internal dan eksternal yang dilakukan terhadap PT. Garuda Tridonesia diperoleh gambaran bahwa adanya peluang yang besar bagi Garuda untuk mengembangkan bisnis direct marketing ini dengan rnelihat kepada potensi sumber daya dan fasilitas sistem perusahaan yang dimiliki saat ini. Sedangkan dari analisa permasalahan dan temuan serta rancangan penerapan direct marketing pada PT. Garuda Indonesia diperoleh kesimpulan bahwa adanya ketergantungan yang tinggi pada harga dan agen sebagai metode distribusi yang utama, sementara lemahnya pengawasan khusus kepada para agen karena umumnya agen bertindak bukan hanya pada satu perusahaan akan tetapi atas nama sejumlah besar perusahaan penerbangan. Kondisi ¡ni akan dapat menyebabkan lemahnya daya saing Garuda terutama dalam memasuki era pasar bebas (open sky) nanti. OIeh karena itu dengan strategi direct marketing yang tepat dan didukung oleh penawaran produk produk pelayanan yang berkualitas kepada pelanggan-pelanggan potensial Garuda, maka perusahaan sekaligus akan dapat mengurangi tingkat ketergantungan yang tinggi pada harga sebagai satu-satunya alat bersaing dan mampu menekan besarnva komisi agen dan pembebanan ASPE (Additional Sale's Promotion Expense) di luar komisi yang cukup tinggi bagi Garuda (rata-rata 20% dan target pendapatan pertahun).
Perkembangan direct marketing dalam dunia penerbangan diawali dengan pengembangan program loyalitas pelanggan melalui frequent flyer program sebagai suatu cara-cara yang menyeluruh dan berfokus kepada pelanggan. Frequent flyer program ini kemudian dapat menjadì alat untuk mengembangkan database marketing perusahaan. Oleh karena itu efektifitas program direct marketing yang dibentuk perusahaan sangat dipengaruhi oleh kualitas dan kapasitas database marketing yang hanya dimungkinkan melaIui implementasi frequent flyer program pada Garuda, sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya satu rantaian nilai (value chain) antara frequent flyer program, database marketing dan direct marketing yang saling menunjang dan melengkapi.
Bentuk pelaksanaan program penerapan direct marketing pada PT. Garuda Indonesia dapat dilakukan melalui cara kontrak dengan direct marketing company selama beberapa tahun, sementara Garuda dalam hal ini melaksanakan fungsi manajemen perencanaan dan pengawasan yang akan dilakukan oleh Dinas Marketing Planning and Development. Sedangkan dalam pengorganisasian kegiatan direct marketing dapat dilakukan oleh bagian/ unit tersendiri yang setingkat dengan bagian promosi.
Pembentukan database marketing yang merupakan kunci kesuksesan kegiatan direct marketing dapat dilakukan dengan cara:
Dibangun dan dihasilkan oleh Garuda sendiri melalui data-data pelanggan Frequent Flyer Bonus Program.
Diperoleh dan pihak luar seperti : List Brokerage, program Cross
Participation.
Berbagai media yang dapat direkomendasikan untuk digunakan dalam melakukan penawaran produk-produk perusahaan melalui program direct marketing, adalah : Direct mail, Telemarketing, Newsletter, Advertising/infomercial, dan Internet."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Fatchoelqorib
"ABSTRAK
Garuda Indonesia sebagai penyedia produk jasa angkutan udara/airlines menghadapi
kendala yang sama dengan produsen jasa lainnya yang berkaitan dengan cacat produk jasa.
Berbeda dengan cacat produk yang terjadi pada barang. cacat produk jasa sangat erat
kaitannya dengan kualitas sumberdaya manusia yang ada pada organisasi sebagai penyaji
Iangsung produk jasa tersebut, selain itu faktor Iingkungan juga dapat sangat berpengaruh
terhadap kualitas produk jasa yang dihasilkan.
Masalah kualitas sumber daya manusia dapat diatasi antara lain dengan meningkatkan
kemampuan dan motivasi karyawan dengan serangkaian pendidìkan dan pelatihan serta
kebijaksanaan organisasi. Untuk mengatasi masalah yang terjadi pada lingkungan organisasi
secara tuntas adalah sangat sulit, namun upaya untuk mengurangi dampaknya terhadap
organisasi dan produknya antara lain dapat dilakukan dengan aktivitas ?boundary spanning?.
Pelaksanaan ?boundary spanning? yang berkaitan dengan produk jasa harus dilaksanakan
oleb lembaga yang memiliki keahlian dalam menyusuri konsep komunikasi, keterampilan
dalam penggunaan ?alat? komunikasi, dan akses yang sangat luas baik kedalam maupun
keluar organisasi, sehingga lembaga itu sangat Iincah dan luwes dalam bertindak. Marketing
Public Relations adalah Lembaga yang memiliki kriteria tersebut.
Tulisan ini akan membahas mengenai rancangan struktur Marketing Public Relations dan
Latar belakangnya, serta perananriya dalam ?boundary spanning? di organisasi Garuda
Indonesia.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristiana Dewi
"Di dalam dunia usaha penerbangan, pelayanan kepada penumpang baik pelayanan sebelum keberangkatan, seperti layanan pembukuan (reservation), layanan check-in dan layanan di ruang tunggu keberangkatan (boarding buge service); pelayanan selama penerbangan serta pelayanan setelah tiba di tujuan, sudah merupakan Core Product bagi perusahaan penerbangan yang tidak dapat ditawar lagi. Dewasa ini para pengguna jasa penerbangan sudah terbiasa dan selalu membandingkan kritena pelayanan tersebut diantara perusahaan perusahaan penerbangan yang ada. Ketidakrnampuan suatu perusahaan penerbangan dalam memenuhi keinginan dan kepuasan penggunanya dapat mengakibatkan turunnya kepercayaan dan minat mereka terhadap jasa layanan atau pemilihan penggunaan jasa yang kita tawarkan.
Bagi PT Garuda Indonesia, khususnya dalam mengelola permintaan di pasar domestik, dewasa ini harus menentukan strategi dan kiat yang tepat dalam memperebutkan pangsa pasar dengan perusahaan penerbangan domestik Iainnya. Dalam penulisan karya akhir ini, akan dibatasi pengembangan produk layanan PT Garuda Indonesia khusus untuk jalur Jakarta - Surabaya dalam usahanya meriingkatkan daya saing terhadap produk layanan dari perusahaan pesaing yang melayani jalur penerbangan tersebut. Konsep dan sistem pengembangan produk layanan tadi divvujudkan dalam bentuk perubahan pola layanan makanan/minuman kepada penumpang untuk tiap-tiap kelas dengan didasari oleh perilaku serta keinginan maSirig-masing kelas penumpang.
Dalam operasi penerbangan domesk untuk jalur Jakarta- Surabaya, selain 4 perusahaan penerbangan domestik (Sempati, Merpati, Bouraq, Mandala) terdapat juga beberapa maskapai asing yang masuk ke Surabaya, seperti KLM dan Singapore Airline. Dengan memiliki perolehan market share terbesar, 61 %, image PT Garuda Indonesia masih cukup kuat dalam ingatan para pelanggannya yang sering menggunakan jasa ini untuk melakukan per]alanan ke dan dari Surabaya. Akan tetapi dengan adanya strategi yang diterapkan beberapa perusahaan penerbangan, seperti penambahan frekuensi penerbangan per hari serta penggunaan armada pesawat yang Iebih baru dengan kapasitas yang tebih banyak oleh perusahaan asing tersebut akan cukup menganggu posisi PT Garuda Indonesia sebagai pemegang market share terbesar.
Proses pengembangan produk layanan kepada penumpang yang sebenarnya Iebih merupakan Defensive Strategy dalam berkompetisi dengan produk-produk pesaing, adalah dengan membuat anailsis terhadap situasi yang meliputi analisis terhadap kinerja perusahaan baik dari sisi keuangan maupun pelayanan, kondisi bisnis dan ekonomi di Indonesia; analisis terhadap pesaing baik kekuatan maupun kelemahannya; serta melakukan analisis terhadap perilaku masing-masing kelas penumpang sebagai dasar penentuan pola layanan yang tepat serta strategi pemasarannya.
Darl hasil analisis tersebut di atas, solusi yang dapat diajukan adalah: untuk penumpang kelas bisnis, dengan load factor rata-rata 62.5% serta berdasarkan periaku penumpang terhadap keinginan produk layanan (prosentase) sebesar 25%, dapat dilakukan strategi partnering dengan beberapa commerciaI food operator sehingga diharapkan terjadi hubungan yang saling menguntungkan (simbiotic relationship) antara pihak PT Garuda Indonesia dengan pihak caterer.
Bagi penumpang kelas ekonomi, sesuai dengan keinginan dan perilaku penggunanya, pola layanan yang diberikan adalah mengganti layanan makanan / minuman kepada penumpang selama 50 menit penerbangan menjadi layanan makanan/minuman kepada penumpang selama menunggu di ruang tunggu.
Beberapa keuntungan dari perubahan pola layanan ini adalah menghindarkan adanya makanan terbuang (waste food) akibat tidak dimanfaatkan oleh penumpang karena selama ini seakan-akan penumpang hanya dihadapkan pada 1 jenis rnakanan tanpa bisa memilih sesuai dengan selera dan kesehatannya, mengurangi pemakaian alat-alat penunjang layanan makanan di pesawat seperti food serice trollwy dan lain-lain serta pada akhimya dapat mengurangi biaya inflight service yang meliputi penghematan biaya akibat adanya keuntungan-keuntungan di atas."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T1447
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wibowo Kuntjoroadi
"Looking to the passenger number achievement of PT. Garuda Indonesia (Garuda) and the developing of airline industry in Indonesia, it it obvious that the market competition of airline industry is very competitive. Such competition could be handled if Garuda could apply a marketing strategy that has a sustainable competitive advantage. This served as the background of the research which aimed at identifying the feasibility of applying the sustainable competitive advantage concept as the marketing strategy and to what extend it can be applied to identify competitive position of Garuda toward other competitors in the airline industry in Indonesia.
The research adoptive descritiptive method through data collection in a form of secondary and primary data. The former used books, annual reports and other document related with the research. As for the letter, questionnaires designed based on the Likert Scale were distributed to the personnel of Garuda in the head quaters and Jakarta Raya Branch Office. The research adopted Boston Consulting Group (BCG) matrix theory and the Sustainable Competitive Advantage (SCA) aproach. The BCG matrix was used to identify the competitive position of Garuda towards the competitors in the airline industry and the SCA was to analyse the component of competitors covering own product familiarity, familiarity towards competitors, familiarity towards the competitors' product and the component of competition techniques conspiring of cost advantage, product differenciation, market focus, pioneering products and market sinergy.
The result of this research despicted that competitive position of Garuda in the airline industry in Indonesia was the star quadran possesing the growth of long run opportunies. The strategies that could be adopted were forward integration, backward integration, horizontal integration, market penetration, market development and product development. Whereas the result of analysis of the component of prequisite condition of SCA concept war thing like the the familiarity of own product, familiarity of copetitors' product, cost advantage, product diferenciation, market focus and pioneering product receiving good/high level category and as for being familiar with the competitors possesing very good/very high category whereas the market sinergy obtained relatively good/relatively high category. Therefore it could be concluded that the SCA concept could be adopted as the marketing strategy of Garuda. The optimalize adoption of the SCA concept as the marketing strategy that possessed the sustainable competition required mending and improvement of such strategies as market synergy, human resources development and the market extention."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T24589
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tuty Marliati
"ABSTRAK
Revolusi dalam bidang turisme, telekomunikasi dan transportasi yang merupakan
ciri transisi ekonomi pada abad XXI nanti serta akan dengan diberlakukannya AFTA
2000, akan berdampak langsung terhadap perusahaan nasional Indonesia. Perusahaan
penerbangan Garuda Indonesia sebagai salah satu BUMN harus siap memposisikan
dirinya ditengah ketatnya kompetisi dalam jasa penerbangan baik di domestik dan
intemasional. Dampak dari globalisasi ini akan sangat besar, khususnya dalam hal
pendapatan dan pangsa pasar. Unit pemasaran sebagai salah satu unit pendapatan di
Garuda Indonesia merupakan unit yang paling berkepentingan dalam upaya
mempertahankan posisi pendapatan dan pangsa pasar setelah masuknya pesaing
pesaing baru nanti.
Kunci sukses pemasaran adalah membuat perencanaan pemasaran yang tepat dan
efektif sesual dengan kondisi yang dimiliki perusahaan serta tanggap terhadap perubahan
situasi yang teij adj. Perencanaan pemasaran sangat penting artinya untuk setiap
operasional bisnis dan untuk mengefektiÍkan serta mengefisienkan program pemasaran
dan produk balk berupa barang maupun jasa. Dengan membuat perencanaan
pemasaran, kita dapat melihat dengan jelas arah yang akan dituju serta apa yang akan
dicapai dalam kurun waktu tertentu.
Perencanaan pemasaran yang dibuat oleh bagian pemasaran merupakan
salah satu dari 4 macam perencanaan yaitu perencanaan korporat, perencanaan keuangan.,
perencanaan pemasaran, dan perencanaan armada yang dibuat oleh bagian
pemasaran untuk mendukung perencanaan lainnya dalam pemsahaan.
Dalam operasi penerbangan internasionalnya, area South West Pacific adalah
salah satu area yang dilayani oleh perusahaan penerbangan PT. Garuda Indonesia,
yang meliputi kota kota: Darwin, Cairns, Melaide, Melbourne, Perth, Sydney, Brisbane
dan Auckland di Selandia Baru. Dengan menggunakan jenis pesawat Airbus 300-600
untuk wilayah Australia dan DC 10 untuk Selandia Barn serta menggunakan kota
Denpasar sebagai pusat persinggahannya, rute ini menyumbang rata rata sebesar 8,3
% dan total pendapatan Garuda Indonesia (antara tahun 1990-1993).
Dengan kontribusi tersebut, rute South West Pasifik sangat potensial untuk
dikembangkan. Didukung oleh armada baru yaitu Airbus 300-600, frekuensi yang
banyak, pelayanan yang berkualitas serta tarif tiket yang kompetitif area ini diharapkan
akan mampu menyumbang pendapatan yang lebih besar lagi kepada Garuda. Dengan
membuat perencanaan pemasaran yang efektif dibarapkan program program pemasaran
akan mencapai sasaran sesuai dengan tujuan perusahaan.
Proses pembuatan perencanaan pemasaran adalah dengan membuat analisis
terhadap situasi yang meliputi perkiraan terhadap permintaan, faktor demografi,
kondisi bisnis dan ekonomi, serta politik dan peraturan. Keadaan lingkungan umum
yang harus diperhatikan adalah keadaan keuangan, kebijaksanaan pemerintah, serta
media. Keadaan pesaing juga harus dianalisis kekuatan maupun kelemahannya baik
pesaing utama maupun pesaing potensial. Setelah menganalisis situasi baik eksternal
maupun internal, langkah selanjutnya adalah menentukan target pasar dan menemukan
masalah dan peluang. Tujuan,target pemasaran dan strategi pemasaran adalah
langkah berikutnya yang barus dianalisis.
Kendala kendala yang dihadapi dalain pembuataia perencanaan pemasaran
adalah kurangnya inforinasi yang lengkap, baik daii internal maupun eksternal.
Dukungan data dan informasi daii pihak yang berkepentingan sangat membantu sekali,
tenitania untuk data eksternaiPereflcaflaafl pemasaran untuk area South West Pacific
yang ttlah dibuat dihrapkan dapat dijadikan acuan dalam membuat perencanaan pemasaran untuk area area lainnya."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianto Poerwodihardjo
"ABSTRAK
Tantangan bagi Garuda Indonesia di dalam menghadapi persaingan bisnis di dalam
industri airline baik di pasar domestik maupun internasional pada tahun-tahun mendatang
akan semakin berat. Hal tersebut dipengaruhi oleh cepatnya perubahan dan perkembangan
yang terjadi pada industri airline dewasa ini, terutama disebabkan karena industri airline di
hadapkan pada issue-issue penting seperti deregulasi, liberalisasi, privatisasi, multirateral
agreement dan strategi aliansi yang telah mendorong munculnya mega carrier yang
berskala global.
Bagi Garuda Indonesia, prospek usaha pada dunia bisnis penerbangan yang
dihadapai saat ini dan di masa yang akan datang, mempunyai potensi yang besar untuk
berkembang. Pasar yang ada di berbagai kawasan masih dapat ditumbuh kembangkan lebih
lanjut, diperkirakan pasar Garuda Indonesia tumbuh sebesar +/- 5.7% pertahun. Hal tersebut
sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat baik di dalam negeri maupun di kawasan
Asia Pasifik. Namun demikian, tanpa persiapan yang matang serta penetapan strategi
korporasi yang terpadu secara menyeluruh, maka Garuda Indonesia bisa tenggelam justru
ditengah maraknya industri penerbangan dalam masa recovery setelah masa perang teluk
dewasa ini.
Meskipun kemungkinannya masih akan ada proteksi pemerintah yang dilakukan
untuk melindungi airline domestik termasuk Garuda Indonesia, akan tetapi di masa yang
akan datang tampaknya hal tersebut akan segera dilepaskan, mengingat adanya desakan
?open sky? baik melalui multilateral agrrement seperti GATT maupun bilateral agreement
yang semakin kuat, serta pertimbangan ekonomi bahwa sumbangan dunia bisnis
penerbangan kurang lebih hanya sebesar 7% dan perekonomian secara keseluruhan. Sebagai
contoh pembebasan proteksi tersebut adalah dengan dikeluarkannya PP-20 baru-baru ini,
yang memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi swasta asing (PMA) untuk mendirikan
perusahaan airline di Indonesia, serta adanya kerjasama antara Pemerinlah Indonesia dengan
Pemerintah Singapura di bidang pariwisata, yang telah membuka jalur penerbangan langsung
di beberapa kota di Indonesia dengan Singapura, baik oleh Singapore Airline maupun carrier
di Indonesia dan pemberian fifth freedom kepada Singapore Airline untuk penerbangan ke
Australia.
Oleh karena itu jalan satu-satunya bagi Garuda Indonesia adalah mempersiapkan diri
melalaui penetapan strategi secara menyeluruh dan terpadu termasuk penetapan strategi di
bidang keuangan seperti ?Cost Leadership? misalnya. Salah satu cara untuk unggul di bidang
cost leadership adalah dengan menekan alternatif investasi yang tepat dan berbiaya rendah.
Untuk itu dipenlukan satu strategi keuangan yang menyeluruh dan terkait dengan strategi
korporasi, disamping diperlukan juga cara perhitungan keuangan yang matang untuk setiap
investasi yang akan di lakukan dengan menggunakan model analisis dan proyeksi keuangan
atas dasar ?Fleet Plan? yang telah disepakati. Kendala utama yang di hadapi adalah justru
dalam pembuatan ?Fleet Plan? ¡tu sendiri yang masih banyak terpenganik path faktor-faktor
eksternal. Namun dernikian, path akhirnya kembali kepada komitmen top manajemen
Garuda yang alcan memutuskan bagaimanakah bentuk ?Fleet Plan? yang tepat.
Model analisis dan proyeksi keuangan yang di terapkan dalam karya akhir (thesis) ini
menggunakan analisis makro, yang di namakan ?Macro Spreadsheet Methodology
Diagram?. Model dimaksud merupakan penjabaran danipada model umum analisis pada
airline yang kompleks dan komprehensif kedalam bentuk diagram spreadsheet dengan
menggunakan bantuan software komputer Lotus for Window 4.01. Tehnik-tehnik yang
digunakan di dalam analisis tersebut, juga menggunakan tehnik ?capital budgeting? dan
metode easiblliçy study? yang sesuai dengan kriteria umum seperti ?Net Present Value?,
?Rate of Return? dan sebagainya khususnya yang cocok untuk airline.
Dari hasil perhitungan dengan model analisis dan proyeksi keuangan Garuda
Indonesia atas ?Fleet PIan? tahun 1994 - 2004, yang meliputi investasi pembeian 2 (dua)
pesawat 1.3747-400 dan 7 (tujuh) pesawat B737-400, 3er14 pcnycwaaan pcsawat (leasing)
yang dilakukan cperti pesawat Airbus300-600 dan MD-il, diperoleh hasil proyeksi
keuangan yang menyeluruh, baik berupa proyekai anis kas, proyeksi rugi laba, proyeksi
neraca dan proyeksi rasio keuangan. Di dalam proyeksi keuangan tersebut bila di ukur dati
evaluasi proyck dengan mcnggunakan Net Present Value, diperoich angka yang positif
sebesar USS 2472,749.OOE sehingga dapat dikatakan bahwa ?Fleet Plan? Garuda Indonesia
tahun 1994 - 2004 cukup byak dan feasible
Akan tetapi bila diukur dengan menggunakan analisis tasio, posisi keuangan Garuda
Indonesia pada tahun-tahun awal sarnpai dengan tahun 1999 dalam tingkat yang kurang
menguntungkan, hal tersebut disebabkan karena beban bunga dan depresiasi yang cukup
tinggi. Tingginya beban bunga dan depresiasi tersebut disebabkan karena tingginya biaya
investasi untuk pembeian sembilan buah pesawat baru yang mencapal USS 650 juta
Meskipun demikian, Dan segi financial exposure peneiimaan Garuda Indonesia yang multi
currency cukup membantu memperkuat posisi keuangan perusahaan, terutama didalam
rangka memenuhi kewajiban keungan kepada pihak-pihak lender di luar negeri.
Keuntungan lain dengan penerapan model analisis dan proyeksi keuangan ini adalah,
dapat diketahui pula mengenai proyeksi statistik produksi dan operasi Garuda Indonesia,
yang dapat di gunakan sebagal pedoman dalam penyusunan budgetlanggaran tahunan selama
periode proyeksi tersebut. Disamping itu dengan penerapan model analisis dan proyeksi
keuangan seperti ini, akan dapat di adakan simulasi terlebih dahulu sebingga diperoich alasan
yang kual untuk memilih ?Fleet Plan? dengan kondisi yang paling baik dengan komposisi fleet
yang menguntungkan.
"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusti Ayu Indira
"ABSTRAK
PT Garuda Indonesia diketahui sebagai salah satu Badan
Usaha Milik Negara yang mengemban misi sebagai perusahaan
penerbangan nasional penbawa bendera negara (flag carrier).
Konsekuensinya PT Garuda Indonesia dituntut untuk menjadi
perusahaan yang menguntungkan dengan mengindahkan kaidah
kaidah dunia usaha yang berlaku umum, mulai dari cara
pengelolaannya sampai kepada memenangkan persaingan di
pasaran bebas.
Persaingan antar perusahaan penerbangan domestik
maupun internasional kini semakin tajam dan ketat. Banyak
hal yang menjadi penyebabnya, antara lain globalisasi dan
resesi ekonomi yang berkepanjangan. Ketatnya persaingan
ditandai dengan masuknya maskapai penerbangan dalam suatu
sektor penerbangan yang dimungkinkan melalui agreement
antar negara, modernisasi armada, pemberian pelayanan yang
sangat beragam dan penyediaan fasilitas yang super canggih.
Kondisi persaingan ini juga berdampak pada Garuda
Indonesia. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, tahun 1993
tercatat sebagai tahun yang kurang menguntungkan bagi
Garuda. Pada tahun tersebut, pasar wisata Indonesia,
khususnya Jepang, menurun dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya sekalipun dalam persentasi yang kecil. Masalah
masalah yang terkait dengan fenomena ini antara lain :
penurunan jumlah penumpang, load factor dan revenue.
Faktor-faktor yang disinyalir melatarbelakangi masalah
tersebut diatas adalah resesi yang menghinggapi dunia -
khususnya Jepang, krisis Teluk Parsi yang berawal sejak
tahun 1991, globalisasi dalan segala aspek kehidupan dan
masuknya JAL sebagai kompetitor kuat dalam rute penerbangan
langsung Tokyo-Jakarta.
Dalam situasi seperti ini tentu saja Garuda perlu
memiliki manajemen operasional yang efisien dan efektif
agar dapat unggul dalam persaingan. Salah satu strategi
dalam kerangka manajemen operasional adalah perencanaan dan
pendisainan produk yang handal guna mengantisipasi gejolak
dan perubahan dalam era globalisasi ini, dengan
memperhatikan resources perusahaan dan kebutuhan/keinginan
pasar maupun reaksi pesaing. Perencanaan dan pendisainan
mencakup keseluruhan aspek/feature yang melengkapi produk
secara keseluruhan baik fisik maupun service.
Dengan strategi ini diharapkan Garuda dapat membawa
diri menjadi maskapai penerbangan internasional yang
berorientadi pada kepuasan penumpang.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amrulloh Hakiem
"ABSTRAK
Garuda Indonosla adalah flag carrier BUMN dengan aset Rp 10 triliun dengan
masalah keuangan yanq dlhadapi adalah kemampuan mempertahankan laba operasi
dan arus kas Secara berkeIanjutan. Domestik memberi kontribusi yang signifikan
pada keuangan, namun Penurunan kurs rupiah dan masuknya pesaing baru menjadi
ancaman.
Kekuatan merek Garuda dibanding pesaing adalah skala ekonomi dan experience
curve, sehlngga strategi harga adalah diferensiasi dan bukan mengikuti perang
harga. Untuk meningkatkan nilai tambah, customization harga perlu dilakukan untuk
menjaring pelanggan baik dari segmen yang kurang sensitif maupun sensitif harga.
Customization mempunyal dampak strategis terhadap persaingan yaltu mengurangi
intensitas persaingan harga pada pasar premium sekaigus menjaring segmen
sensitif-harga dan mempertahankan dominasi. Rute Jakarta-Surabaya dipilih karena
memberi kontribusi terbesar di domestik cian persaingan yang dinamis. Untuk
merancang implementasi, customization didasari oleh pengendali-nilai (value driver)
yaitu fleksibilitas, kenyamanan dan penghargaan. Inovasi diperlukan untuk
membangun pagar pembatas antar kelompok pelanggan. Namun demikian
overcustomization dihindari karena bíaya yang tidak sebanding dengan tambahan
nilai yang diporoleh, dan menurunnya goodwill konsumen.
Tantangan Customization adalah rasa keadilan, arbitrase dan peraturan batas-atas
harga. Komunikasi ke pelanggan melalui media dan agen perlu dilakukan untuk
memberikan kejelasan bahwa perbedaan harga dan batasan tempat-duduk
memenuhi rasa keadilan. Arbitrase dihinclari dengan pembuatan penyekat antar
kelompok pelanggan secara efekiif, Garuda juga perlu mempengaruhi pemerintah
untuk menghilangkan batas-batas dan membiarkan harga tersebuJt berdasar
mekanisme pasar. Untuk menghindari penyalahgunaan kekuatan monopoli atau
oligopoli secara berlebihan. pemerintah perlu memberi keleluasaan perijinan untuk
mendirikan perusahaan penerbangan baru, bukan dengan pembatasan harga
"
2002
T2811
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>