Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
""Setelah tahun 1970-an terjadi perkembangan penting dalam epistemologi dan filsafat ilmu pengetahuan yang oleh Stephen Cole disebut dengan ""relativism_conlruclivism "" atau disebut juga dengan ""social c'onstrucllvism "" (Cole, 1993: 33-35). Paradigma. Konstruktivisme mengakui peran fakta dan pengamman dalam mengonstruksi ilmu, akan tetapi fakta tidak ditemukan begitu saja. Fakta itu sendiri adalah basil konstruksi kita, konstruksi paradigma (Kuhn) atau konstruksi skema fonseptual (Putnam) atau perspektif yang kita gunakan. Paradigma, kerangka konseptual atau perspektif yang kita gunakan untuk menghampiri suatu fenomena akan signifikan membentuk jawaban dan makna yang kita amati, tidak peduli apakah kita bersifat obycktif atau tidak. Setiap paradigma, perspektif dan kerangka konseptual, secara pasti, membimbing teorisasi kita, pengamatan dan penelitian kita, jalan pikiran kita tentang proses dan fenomena alam yang kita teliti. Berlo mengemukakan bahwa manusia tidak menemukan realitas, melainkan mereka mengonstruksinya (Berlo, 1960: 2). Pemikiran tokoh konstruktivis: Jean Piaget, Albert Bandura, John R. Searle, Quine, dan Hillary Putnam yang secara khusus dibahas pada bab ini dapat jelaskan secara ringkas sebagai berikut:""
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia,
D1571
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Holid
"Realitas sosial sebagai sebuah teks merupakan kajian yang menitikberatkan kepada pencapaian pengetahuan manusia atas realitas yang telah mengalami proses konstruksi (diciptakan). Pertanyaannya adalah bagaimana proses manusia mengetahui tentang realitas sosial ketika realitas sosial itu dikonstruksikan oleh manusia melalui proses interaksi manusia sehari-hari?
Dalam usaha menjawab pertanyaan itu, penulis menggunakan pemikiran yang dikemukakan oleh konstruktivisme sosial. Dalam hal ini penulis mengkaji pemikiran-pemikiran Peter I. Berger dan Thomas Luckmann. John Searle, Stephen Cole dan Andre Kukla. Realitas sosial merupakan konsep filosotis tentang kenyataan sehari-hari manusia. Kenyataan sehari-hari manusia menurut konstruktivisme sosial adalah peristiwa yang di batik sesuatu yang nampak mengalir ide-ide atau gagasan yang sating bersaing. Persaingan gagasan ini muncul melalui simbol-simbol sosial tertentu. Sehingga simbol-simbol sosial itu tidak pernah netral dan lcpas dari gagasan pihak-pihak tertentu yang berkepentingan untuk menguasai pikiran orang lain. Dalam pengertian semacam ini, kenyataan sosial merupakan hasil dari konstruksi pikiran manusia.
Berger dan Luckmann menyebutnya dengan eksternalisasi dari ide-ide manusia. Eksternalisasi ide itu bisa terus berlangsung apabila manusia yang lain menyetujuinya. Ada proses negosiasi dalam kenyataan yang sedang terjadi. Begitu kenyataan sosial tertentu dipilih, manusia yang lain harus menyetujuinya. {ial ini berlawanan dengan pandangan positivisme tentang kenyataan sosial. Kenyataan sosial dipandang sebagai fakta yang tetap dan tidak mengandung gagasan apapun. Apa yang dilihat oleh indra merupakan pengetahuan yang obyektif dan ilmiah.
Pengandaian ini membawa kepada pandangan terhadap adanya universalisasi pengetahuan. Universalisasi pengetahuan ini menurut konstruktivisme dipandang sebagai kedok untuk kepentingan yang lebih besar yakni kolonisasi pengetahuan. Pengetahuan yang sifatnya lokal digeneralisir menjadi pengetahuan yang universal. Lokalitas yang lain yang lebih lemah dipaksa untuk tunduk dan patuh kepada gagasan yang lebih besar sehingga pikiran-pikiran kelompok yang lebih lemah disamakan dengan kelompok yang berkuasa. Jaring-jaring kekuasaan ini membentuk kenyataan sehari-hari ini menjadi sebuah teks yang hanya bisa ditafsirkan dan dikaji lebih dalam untuk mengetahui gagasan dari pihak-pihak yang berkuasa. Ada proses subyektivikasi dalam konstruktivisme sosial. Sehingga keseimbangan relasi dalam membangun kenyataan sosial itu bisa didapatkan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T39164
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
W.V. Anggara Wisesa
"ABSTRAK
Integritas telah menjadi satu istilah yang dianggap penting dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahan muncul ketika makna integritas itu sendiri tidak jelas, sehingga memunculkan permasalahan lain dalam pelaksanaannya. Sebagian konsep dan teori yang menjelaskan apa integritas itu dengan mengaitkannya dengan keutamaan moral tertentu, sebagian lainnya menjelaskan integritas itu sebagai struktur. Ada yang melekatkannya dengan konotasi moral, ada yang menempatkannya pada kutub imparsial. Di tengah wacana itu, satu kritik menunjukkan bahwa teori dan konsep terfokus pada kondisi tertentu, menjadikannya konsep integritas yang statis. Ada krisis pemahaman tentang integritas. Integritas membutuhkan pemahaman yang menempatkannya sebagai proses yang dinamis.
Disertasi ini bertujuan untuk memahami makna integritas yang menjelaskan apa itu integritas sebagai suatu proses dan bagaimana dimensi sosial berperan di dalamnya. Dengan menggunakan pendekatan fenomenologi dan konstruktivisme Jean Piaget, diperoleh pemahaman bahwa integritas pada hakikatnya adalah tentang membangun satu kesatuan diri yang utuh. Integritas merupakan satu sistem konstruksi diri yang dibangun melalui koherensi antara prinsip, motivasi, dan tindakan yang melaluinya individu membangun konstitusi dirinya sebagai subjek di dalam pengambilan keputusan. Semua itu berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan sosial yang melaluinya orang yang berintegritas terus mengembangkan sistem nilai dan kecerdasannya untuk menjaga ekuilibrium. Sistem ini menempatkan integritas diri pada posisi dinamis.

ABSTRACT
Integrity has become an important term in our daily life. In spite of its importance, problem arises when the meaning of integrity itself is not clear, giving rise to other problem in its implementation. Some concepts and theories of integrity associate it with moral virtue, while the others explain it as self-structure. Some attach it with moral connotations, some others see it impartially. In the midst of the discourse, critics should be proposed that those theories focus mainly on particular static condition of integrity. There is a crisis of understanding of integrity. Integrity should be understood as dynamic process.
This dissertation aims to propose alternative understanding of integrity as a process and how social dimension plays a role in it. By using phenomenological approach and constructivism of Jean Piaget, it is concluded that integrity is essentially about constructing one whole intact self. Integrity is a system of self-building construction by setting principles, motivations, and actions in coherence as the subject constitute his self. That process takes place in interaction with the social environment through which person of integrity continuously develops value system and intelligence to keep the equilibrium. This system puts the integrity of the self in dynamic position"
2016
D2204
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aida Renata Anjari
"Pada Tahun 1917 di Rusia, Revolusi Bolshevik timbul atas ideologi baru yang diusung sebagai pengganti kosongnya pemerintahan setelah bergulingnya kekaisaran Rusia. Gerakan seni Konstruktivisme dibuat sebagai alat penyampaian Komunisme dalam Revolusi Bolshevik yang umum agar dapat diterima oleh masyarakat. Mengangkat ideologi Komunisme oleh Karl Marx bahwa Komunisme adalah untuk pembebasan proletar, Kelompok Para Pekerja Konstruktivis sepakat bahwa konstruksi seni Konstruktivisme yang sebenarnya adalah untuk kepentingan dan kegunaan semua. Contoh kegunaan dalam Konstruktivisme yang paling konkrit adalah dalam arsitektur. Dasar dari Arsitektur Konstruktivisme merupakan kebutuhan untuk mengembalikan keadaan ekonomi Rusia dengan ambisi membangun lingkungan yang dapat meningkatkan keadaan sosial dan teknologi yang menguntungkan negara. Perbedaan translasi mengenai Arsitektur Konstruktivisme oleh seniman dan arsitek dalam perancangan arsitektur mencerminkan perbedaan pemahaman mengenai Konstruktivisme yang sesuai dengan Komunisme oleh Marx melalui Lenin. Skripsi ini akan membahas mengenai Arsitektur Konstruktivisme pada masa Revolusi Bolshevik di Rusia 1917 dengan dua studi kasus perancangan terkenal; Monumen Propaganda Monument to The Third International oleh Vladimir Tatlin dan rancangan bangunan publik Institut Kepustakawanan Lenin oleh Ivan Leonidov dalam merepresentasikan Arsitektur Konstruktivisme dalam konteks sosial Revolusi Bolshevik dengan Teori Basis dan Superstruktur oleh Marx. Tujuan dari perbandingan ini adalah mengkaji kesesuaian perancangan Konstruktivisme dengan Komunisme melalui Teori Karl Marx sebagai penulis The Communist Manifesto. Berdasarkan hasil kajian diperoleh bahwa berdasarkan Teori Basis dan Superstruktur oleh Marx, Institut Kepustakawanan Lenin oleh Ivan Leonidov lebih sesuai dalam merepresentasikan Konstruktivisme daripada Monument to The Third International oleh Vladimir Tatlin.

In 1917, Bolshevik Revolution rises as a new ideology to replace the vacuum of regime after Monarchy roll-over in Russia. Constructivism art movement was made as a tool to deliver Bolshevik Revolution to be acceptable to the community. Carrying Communism by Karl Marx, that Communism is for the liberation of the proletariat, The Working Group of Constructivists agreed that the actual goal for Constructivism construction is for the peoples purposes and interests. Architecture is an example of a concrete form of Constructivism in serving purposes. The primary purpose of Constructivism Architecture is to serve function to restore economic condition of Russia with the ambition of constructing environment in order to improve the social and technology state for the benefit of the nation. Differences in Constructivism Architecture translation from the artists and architect in designing architecture shows a difference in understanding Constructivism in accordance to Communism by Marx through Lenin. This thesis discussed Constructivism Architecture during Bolshevik Revolution in Russia 1917 within two study case of renowed architecture design; Propaganda Monument of Monument to The Third International by Vladimir Tatlin, and design of public place Lenin Institute of Librarianship by Ivan Leonidov in representing Constructivism Architecture in social context of Bolshevik Revolution with Base and Superstructure Theory by Marx. The aim of this comparison is to review the conformity of Constructivism design from Communism through Karl Marxs Theory as the author of The Communist Manifesto. Based on the study, it is obtained that: based on Base and Superstructure Theory by Marx, Lenin Institute of Librarianship by Ivan Leonidov is more fitting in representing Constructivism than Monument to The Third Internationtal by Vladimir Tatlin."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Piscesia Dwi Ratih
"Skripsi ini membahas tentang makna Konstruktivisme dalam ciri dan bentuk yang terdapat dalam poster iklan produk yang beredar pada periode New Economy Policy 1923-1929. Penulis menggunakan teori semiotik dan metode penelitian dekriptif analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam poster-poster dengan gerakan seni Konstruktivisme yang beredar pada periode New Economy Policy masih terdapat pengaruh Suprematisme dan Futurisme dengan konsentrasi bukan lagi semata-mata untuk seni melainkan suatu karya yang dapat berkontribusi dalam pembangunan kemajuan negara dan dapat digunakan sebagai alat propaganda pemerintah.

The focus of this study discusses about the characteristic and form of Constructivism contained in posters of product advertisement that circulated in New Economy Policy period 1923-1929. The author uses semiotic theory and research method analysis descriptive. The results showed that the posters with Constructivism art that circulated in New Economy Policy got Suprematism and Futurism influence with concentration aimed not just for art sake but must have contribution to country development and can be used as government propaganda tool."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43063
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Subroto
"ABSTRAK
Tesis ini membahas praktik pelaksanan Kurikulum 2013 yang diterapkan di SD Ujung 1 Tangerang Selatan-Banten. Melalui metode etnografi, dipaparkan konstruksi negara dan dampaknya dalam relasi sosial para pelakunya di sekolah. Pada masa konstruktif ini, pendekatan positivisme dengan model pendekatan top-down yang diterapkan banyak negara berubah. Siswa yang dulu diposisikan sebagai objek oleh otoritas pendidikan, pada abad ke-21 ini bergeser menjadi siswa aktif akibat revolusi teknologi informasi yang menjangkau semua warga dunia. Gejala ini kemudian ditangkap pemerintah dengan mengkonstruksi perubahan paradigma kultural melalui perubahan kurikulum sekolah. Salah satu cara yang dilakukan adalah mengkonstruksi pola pikir pendidik melalui model pelatihan guru. Namun, di level empiris model pelatihan guru itu cenderung menjadi mode penguasaan dan pengendalian oleh para pemegang otoritas. Kondisi ini tidak jarang menjadi kesenjangan akibat distribusi kekuasaan yang tidak merata. Tanpa pengelolan yang baik, ketidakmerataan ini sewaktu-waktu bisa menyebabkan konflik yang dapat menggoyahkan sistem pendidikan.

ABSTRACT
This thesis discusses the practical implementation of Curriculum 2013, which is applied in Sekolah Dasar Ujung 1 South Tangerang-Banten. Through ethnographic methods, described the construction of the state and its impact on social relations of the subject in schools. At the time of this constructive approach, positivism era with a top-down approach that is applied many states changed. Students who used to be positioned as an object by the education authorities, the 21st century has shifted into an active student as a result of the information technology revolution that reach all citizens of the world. This phenomenon was later arrested by the government to construct the cultural paradigm shift through changes in the school curriculum. One way to do is construct the mindset of teachers through teacher training model. However, at the empirical level teacher training model that tends to become a mode of domination and control by the authorities. This condition is not uncommon to be gaps due to the unequal distribution of power. Inequality is at times can lead to a conflict that could destabilize the education system. Without proper maintenance, this inequality at times can lead to a conflict that could destabilize the education system"
2016
T46152
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: McGraw-Hill, 2012
372.21 EAR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bangun Sentosa D. Haryanto
"Artikel deskriptif ini didasarkan pada penelitian yang dilaksanakan pada tahun 2014 di Madura, Indonesia. Sebagian besar data penelitian diperoleh melalui wawancara mendalam secara kualitatif dan observasi langsung yang terkemas dalam kerangka etnografi studi kasus. Metode-metode yang dipergunakan diarahkan pada pendekatan metodologi Structural Constructivism yang dikemukakan oleh Pierre Bourdieu. Konsep utama mengenai Dukun yang dipaparkan oleh Clifford Geertz diberdayakan untuk mengarahkan proses teorisasi dari penemuan-penemuan yang diperoleh serta membingkai argumen. Penelitian dilaksanakan sekitar delapan bulan di 4 (empat) Kabupaten di Pulau Madura dan dalam artikel ini 19 (sembilan belas) dukun yang diwawancarai dipaparkan dengan menggunakan nama samaran. Berkaitan dengan fenomena Dukun Madura, ditemukan bahwa magi?bagaimanapun?merupakan salah satu sumber strategis utama untuk meningkatkan strata sosial ekonomi dan politik dalam masyarakat. Fakta lain yang bertentangan dengan eksistensi magi tersebut adalah bahwa Madura dikenal sebagai salah satu pulau dengan mayoritas masyarakat Muslim taat di Indonesia. Fakta ini merupakan problematika akademik yang menarik untuk disingkap untuk mengetahui bagaimana kemampuan magi dari dukun-dukun tersebut muncul dan diwujudkan dalam masyarakat.

This descriptive paper is based on a research in Madura, Indonesia, in 2014. The research data was mostly through in- depth qualitative interviews and direct observation that have been developed into ethnographic case study. These methods were informed by a methodological approach derived from the ?structural constructivism? of Pierre Bourdieu. The main concept of ?dukun? (supernatural/magic service providers) of Clifford Geertz was employed to theorize the findings and frame the argument. Within eight-month research period in Madura, I interviewed 19 dukuns and describe them using pseudo-names. Madura?s dukun phenomenon demonstrates that magic is undoubtedly one of the main strategic resources available for mobilization in Madura to gain social/economical and political standing within society. Moreover, due to the fact that Madura is known as one of the most devoted Islamic Area Strictestin Indonesia, it is important to find out how dukuns? magical ability actually comes into being and is performed."
Universitas Trunojoyo. Department of Sociology, 2015
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muchammad Chasif Ascha
"Penelitian ini membahas hubungan antara Kurdistan Regional Government (KRG) dan Kurdistan Worker's Party (PKK) dalam kajian Hubungan Internasional. Pada dekade 90an, hubungan antara KRG dan PKK saling bermusuhan dengan jalan peperangan. Namun hubungan mereka mengalami dinamika yang juga merembet ke wilayah Kurdistan Suriah dalam beberapa peristiwa semenjak dimulainya Arab Spring. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pola hubungan antara KRG dan PKK dalam kurun waktu 2012-2019. Penelitian ini memakai metode kualitatif melalui studi pustaka. Dalam menganalisis, penulis menggunakan pendekatan Konstruktivisme melalui konsep sistem internasional, identitas dan kepentingan, serta tindak tutur. Penulis berpendapat bahwa dinamika hubungan antara KRG dan PKK menujukkan adanya proses transformasi antara sistem hubungan Lockean yang ditandai dengan adanya rivalitas dan sistem hubungan Kantian pada tindakan kerja sama atau solidaritas di antara mereka. Pada hubungan yang menunjukkan rivalitas, terjadi pertentangan antara identitas ideologi KRG dan PKK. Pebedaan identitas tersebut menghasilkan sebuah rivalitas dengan upaya masing-masing aktor untuk mengejar kepentingannya masing-masing. Dalam hubungan kerja sama atau solidaritas antara KRG dan PKK, identitas Kurdi menjadi identitas kolektif yang menjadi dasar dari tindakan mereka. Proses pembentukan dan rekonseptualisasi sistem hubungan di antara keduanya juga melibatkan tindak tutur yang mengandung maksud dan makna tertentu dari tokoh-tokoh aktor baik ketika dalam sebuah hubungan rivalitas ataupun juga dalam tindakan kerja sama serta solidaritas.

This research discusses the relations between Kurdistan Regional Government (KRG) and Kurdistan Worker’s Party (PKK) on International Relations study. In the decade of the '90s, the relations between KRG and PKK was characterized in the form fighting each other. But the relations experienced certain dynamics and expanded into Syrian Kurdistan in several events since the start of the Arab Spring. This research aiming to explain characteristic of relations between KRG and PKK in the period of 2012 to 2019. This thesis use qualitative method through library research. In the analysis, the researcher uses the Constructivism approach through the concept of the international system, identity and interest, as well as speech acts. The researcher argues that the dynamics of the relations between KRG and PKK indicated the transformation of the Lockean system which characterized by rivalry and Kantian system in the cooperation and solidarity acts. In the rivalry relations, the are clash of ideological identities between KRG and PKK. The disparity of identity resulted rivalry with the efforts of two actors to attain the interests. In the cooperation and solidarity relations between KRG and PKK, Kurds identity became collective identity which is the basis of their actions. The Process of structure construction and reconceptualization among the two actors involving speech acts that contained the intentions and purposes from the KRG and PKK’s figures either in the rivalry or in the cooperation and solidarity."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>