Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mahardika Pertiwi
"

Bacillus spp. berpotensi sebagai agen biokontrol untuk meminimalisir kontaminasi mikroorganisme. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antagonistis sel dan filtrat Bacillus siamensis LDR terhadap beberapa spesies kapang. Purifikasi dan karakterisasi morfologi dilakukan pada medium PDA. Uji aktivitas antagonistis dilakukan dengan metode dual kultur dan uji antibiosis dilakukan dengan menggunakan filtrat fermentasi B. siamensis LDR yang diperoleh dari panen hari ke-12 dan ke-14. Persentase inhibisi ditentukan berdasarkan perhitungan pertumbuhan radial dan biomassa kapang yang diberi perlakuan, dibandingkan dengan kontrol. Hasil uji antagonistis menunjukkan bahwa Fusarium oxysporum, Aspergillus flavus AHM, dan Aspergillus clavatus ABH berhasil dihambat sebesar 35,92%, 42.75%, 27.18% pada teknik dual disc dan sebesar 92.94%, 87.15%, 85.45% pada teknik pour plate disc. Hasil uji antibiosis menunjukkan inhibisi F. oxysporum, A. flavus AHM, dan A. clavatus ABH lebih tinggi pada filtrat 14 hari, yaitu 41.84—41,94%, 34,83—36,04%, 63.27—63,81% pada medium PDA dan 53,15—76,37%, -151— -11.01, 88.87—90.36% pada medium PDB. Sel dan filtrat B. siamensis LDR memiliki aktivitas antagonistis terhadap Fusarium oxysporum, Aspergillus flavus AHM, dan Aspergillus clavatus ABH dengan ketidakstabilan aktivitas antibiosis terhadap A. flavus AHM, secara in vitro.

 


Bacillus spp. are potential biocontrol agent to reduce crop contamination by microorganism. Aim of this research is to screen antagonistic activity of B. siamensis LDR cells and filtrate against few species of filamentous fungi. Purification and morphological characterization were done on PDA. Screening of antagonistic activity was done by antagonistic assay using dual culture method and antibiosis assay using 12 and 14 days fermentation filtrate of B. siamensis LDR. Percentage of inhibition were determined by comparing radial growth and biomass of treated fungi to untreated fungi as control. Result of antagonistic assay showed Fusarium oxysporum, Aspergillus flavus AHM, and Aspergillus clavatus ABH were inhibited for 35,92%, 42.75%, 27.18% by using dual disc technique and 92.94%, 87.15%, 85.45% by using pour plate disc technique, respectively. Result of antibiosis assay showed the highest inhibition activity against F. oxysporum, A. flavus AHM, A. clavatus ABH was found in 14 days fermentation filtrate, which were 41.84—41,94%, 34,83—36,04%, 63.27—63,81% on PDA and 53,15—76,37%, -151— -11.01, 88.87—90.36% on PDB, respectively. Therefore, B. siamensis LDR cell and filtrate has antagonistic activity against Fusarium oxysporum, Aspergillus flavus AHM and Aspergillus clavatus ABH, despite of unstable antibiosis activity against A. flavus AHM, in vitro.

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwin Wijaya
"Kandungan Fenol pada limbah Industri Minyak dan Gas yang melebihi baku mutu lingkungan sangat membahayakan karena fenol bersifat toksik bahkan merupakan polutan yang berbahaya menurut EPA (Environmental Protection Agency) sehingga harus di-treatment terlebih dahulu sebelum akhirnya dibuang ke lingkungan. Metode pengolahan fenol secara konvensional memiliki beberapa kekurangan sehingga digunakanlah metode biodegradasi. Pada penelitian ini, bakteri pendegradasi yang digunakan adalah Bacillus subtilis C19. Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah konsentrasi fenol awal, dan penambahan glukosa. Pada variasi konsentrasi fenol 10 ppm, 50 ppm, dan 100 ppm, pertumbuhan bakteri dan degradasi fenol yang paling signifikan adalah pada konsentrasi fenol 100 ppm. Pada penambahan glukosa, didapatkan glukosa memiliki sifat kompetitif terhadap fenol sehingga mempengaruhi degradasi fenol. Kinetika pertumbuhan bakteri pada berbagai konsentrasi fenol dimodelkan dengan menggunakan kinetika orde satu persamaan Monod. Kinetika laju degradasi fenol dimodelkan dengan menggunakan kinetika orde satu dan persamaan Michaelis-Menten.

Phenol concentration in Petroleum Industry that excess is hazardous because of phenol toxicity, moreover it is one of hazardous pollutan according to EPA (Environmental Protection Agency) thus pretreatment should be conducted before wastewater is discarded into environment. Conventional phenol removal methods have some disadvantages then we use biodegradation method. In this research, bacteria that we use is Bacillus subtilis C19. The variable that we use is initial phenol concentration and glucose addition. In phenol concentration variation which is 10 ppm, 50 ppm, and 100 ppm, bacteria growth and phenol degradation are most significant in phenol 100 ppm. In glucose addition, glucose has a competitive nature towards phenol thus it can affect phenol degradation. Cell growth kinetics model in various phenol concentration use first order and Monod Equation. Degradation reaction kinetics use first order and Michaelis-Menten Equation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45377
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haniyya
"Penelitian karakterisasi produk gen sintetik lipase Thermomyces lanuginosus yang diekspresikan oleh Bacillus subtilis DB104 rekombinan K7 bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu, pH, dan ion logam terhadap aktivitas lipase. Bacillus subtilis DB104 promXynAQ1 non rekombinan digunakan sebagai kontrol. Lipase rekombinan optimal diproduksi pada media LB yang mengandung substrat minyak zaitun 1% selama 24 jam. Aktivitas lipase rekombinan diuji pada berbagai variasi perlakuan suhu (40°C--80°C), pH (5--10), dan penambahan ion logam menggunakan metode uji aktivitas spektrofotometri p-nitrofenil palmitat (pNPP assay). Data aktivitas spesifik lipase rekombinan dianalisis menggunakan data standar deviasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lipase rekombinan aktif maksimal pada suhu 80°C dan optimal pH 8 dengan aktivitas spesifik sebesar 1,488 U/mg. Penambahan ion logam Ca2+, Mg2+, Cu2+, dan senyawa pengelat EDTA berpengaruh menghambat aktivitas enzim lipase rekombinan.

The research of characterization of lipase Thermomyces lanuginosus synthetic gene product expressed by recombinant Bacillus subtilis DB104 had been conducted to investigate the effects of temperature, pH, and metal ions toward the enzymatic activity. Non recombinant lipase of Bacillus subtilis DB104 promXynAQ1 was used as control. Recombinant lipase was optimally produced using LB media containing 1% olive oil during 24 hours incubation time. Recombinant lipase was assayed in various treatments of temperature (40°C--80°C), pH (5--10), and metal ion addition using spectrophotometric method of p-nitrophenyl palmitate assay (pNPP assay). Specific activity of recombinant lipase data were analyzed with deviation standard. Experiment results showed that activity of recombinant lipase is maximum at temperature 80°C and optimum at pH 8 in the amount of 1,488 U/mg. The presence of metal cations Ca2+, Mg2+, Cu2+, and chelating-agent EDTA gave an inhibitory effect on recombinant lipase activity."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S61788
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catherine
"Dari penelitian sebelumnya, diketahui bahwa terdapat tiga jenis bakteriosin yang disandi oleh Weissella confusa MBF8-1, yaitu Bac1, Bac2, dan Bac3. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keberhasilan ekspresi Bac3 yang dibawa oleh Bacillus subtilis DB403 serta karakterisasinya dengan elektroforesis SDS-PAGE dan uji KHM. Keberadaan gen bac3 dikonfirmasi dengan PCR yang menunjukkan fragmen DNA berada pada 135 bp. Produksi skala besar rekombinan B. subtilis DB403 dilakukan dengan menggunakan fermenter dengan agitasi 100 rpm dan suhu 30oC. Pelet sel yang diperoleh, dipanen dengan sentrifugasi dan dipecah dengan ultrasonikasi. Pada saat pemecahan sel, PMSF sebagai penghambat protease ditambahkan ke dalam suspensi sel, kemudian disentrifugasi. Proses purifikasi menggunakan kolom HisTrap dan fraksi purifikasi diliofilisasi. Konsentrasi protein yang akan dikarakterisasi dengan elektroforesis SDS-PAGE diukur dengan menggunakan BCA Assay. Hasil elektroforesis SDS-PAGE tidak menunjukkan pita protein seperti yang diharapkan dan ini diduga karena adanya fenomena folding, hasil purifikasi menunjukkan pita berada pada ukuran 86-87 kDa. Untuk konfirmasi proses purifikasi, uji aktivitas antimikroba KHM dilakukan, hasil uji menunjukkan peptida rekombinan Bac3 memiliki aktivitas antimikroba yang lemah.

From the previous study, it was reported that three type of bacteriocins were produced by Weissella confusa MBF8-1, they are Bac1, Bac2, and Bac3. The objectives from this study are to know the result of Bac3 expression in Bacillus subtilis DB403 and the characterization by SDS-PAGE and MIC. The existence of bac3 encoding gene was confirmed by PCR showing DNA fragment at 135 bp. Large scale production of recombinant B. subtilis DB403 is done by fermenter with the agitation was set to 100 rpm and the temperature was 30oC. The pellet cell obtained was collected by centrifugation and the cell lysed by ultrasonication. During cell lysis, protease inhibitor PMSF was added to the cell suspension, followed by centrifugation. Purification by HisTrap column was carried out and the protein was lyophilized. The concentration of protein for SDS-PAGE characterization was measured by performing BCA Assay. The SDS-PAGE did not show protein band as expected and it was assumed due to folding phenomenon problem, purification result showed at 86-87 kDa band. To confirm the purification process, antimicrobial activity assay performing MIC was carried out, the result showed weak antimicrobial activity of Bac3 recombinant peptide.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S63732
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeanita Haldy
"Bakteriosin merupakan suatu senyawa protein yang memiliki efek bakterisida terhadap mikroorganisme lain. Bakteri Weissella confusa MBF8-1 yang telah berhasil diisolasi dari produk ampas kacang kedelai terfermentasi, diketahui memiliki aktivitas Bacteriosin Like Inhibitory Substance (BLIS) terhadap bakteri Leuconostoc mesenteroides. Berdasarkan data pada GenBank, terdapat tiga jenis bakteriosin dari W.confusa MBF8-1, yaitu bakteriosin 1, 2, dan 3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekspresi dan karakterisasi salah satu bakteriosin yang dimiliki, yaitu bac2 dengan menggunakan SDS-PAGE. Dalam penelitian sebelumnya, peptida bakteriosin rekombinan Bac2 telah diklon ke Bacillus subtilis DB403. Keberadaan peptida rekombinan Bac2 telah diverifikasi dengan PCR menggunakan primer spesifik. Purifikasi dilakukan dengan menggunakan kolom afinitas HisTrap FF dan diliofilisasi dengan metode freeze-dry. SDS-PAGE digunakan untuk karakterisasi bobot molekul. Uji KHM terhadap bakteri uji Leuconostoc mesenteroides TISTR dilakukan sebagai uji aktivitas antimikroba serta konfirmasi karakterisasi. Hasil SDS-PAGE menunjukkan bahwa peptida Bac2 tidak berhasil dikarakterisasi, fraksi elusi Bac2 menunjukkan pita ukuran ± 84 kDa sedangkan kalkukasi sekuens asam amino diduga ukuran peptida Bac2 adalah 3,96 kDa. Hal ini terjadi karena terbentuknya agregat yang disebabkan oleh sifat bakteriosin. Uji KHM menunjukkan bahwa fraksi elusi Bac2 tidak memiliki aktivitas antimikroba yang potensial ketika diaplikasikan dalam bentuk bakteriosin tunggal.

Bacteriocin is a protein that has a bactericidal effect against other microorganisms. Weissella confusa MBF8-1 was isolated from waste of fermented soya and showed Bacteriosin Like Inhibitory Substance (BLIS) activity against bacteria Leuconostoc mesenteroides. Based on data on the GenBank, there are three types of bacteriocin produced by W.confusa MBF8-1, Bacteriocin 1,2,3. The objective of this study is to observe the expression and characterization one of bacteriocin, that is bac2 by using SDS-PAGE. In previous study, recombinant bacteriocin peptide Bac2 was cloned into Bacillus subtilis DB403. The existence of recombinant peptide Bac2 has been successfully proved by PCR with spesific primer. Purification method have been done using HisTrap FF affinity coloumn and was liofilized using freeze-dry method. SDS-PAGE has been done to characterize its molecular mass and showed that Bac2 peptide cannot be successfully characterized. Bac2 elution fraction showed band at size ± 84 kDa while by calculation amino acid sequence the molecular mass should be 3,96 kDa. Its happened due to aggregation caused by characteristic of bacteriocin. Minimum Inhibitory concentrations (MIC) test against Leuconostoc mesenteroides TISTR have been done as an antimicrobial activity assay and confirmation of characterization, the result didn?t show potential activity at elution fraction when application as a single bacteriocin.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S65142
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ma`ulfi Hanif
"Sebagian besar bakteri patogen telah mengalami resistensi terhadap antibiotik yang sudah ada. Hal ini memicu penelitian lebih lanjut mengenai penemuan antibiotik baru, termasuk dari bahan tanaman. Skrining awal telah dilakukan mengenai daya antibakteri dari tanaman Garcinia latissima dan didapatkan ekstrak metanol dan etil asetat dari tanaman tersebut dapat menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis. Penelitian ini bertujuan untuk menguji daya antibakteri dan memperoleh konsentrasi hambat minimal dari ekstrak metanol buah, kulit batang dan daun, serta ekstrak etil asetat buah dan daun tanaman G. latissima terhadap bakteri B. subtilis. Pengujian daya antibakteri ini dilakukan dengan uji konsentrasi hambat minimal dengan metode mikrodilusi dan uji bioautografi kontak.
Hasil menunjukkan bahwa nilai konsentrasi hambat minimal KHM dari ekstrak metanol buah, kulit batang dan daun terhadap bakteri B. subtilis adalah 1.250 g/mL, 4.000 g/mL dan 10.000 g/mL. Pada ekstrak etil asetat daun dan buah menunjukkan nilai KHM sebesar 3.500 g/mL dan 2.500 g/mL terhadap B. subtilis. Hasil uji bioautografi kontak mengindikasikan keberadaan senyawa dengan daya antibakteri, yaitu senyawa yang dikategorikan bersifat polar pada semua ekstrak metanol dan etil asetat, senyawa bersifat semi polar pada semua ekstrak etil asetat dan metanol daun dan senyawa bersifat non polar pada ekstrak etil asetat daun tanaman G. latissima terhadap B. subtilis.

Almost of the bacterial pathogens get resistance to the common antibiotics. This problem triggered further research on the discovery of new antibiotics, including from plant material. The initial screening had been conducted regarding the antibacterial activity of Garcinia latissima plant and obtained that methanol and ethyl acetate extracts of this plant can inhibit the growth of Bacillus subtilis. This research aimed to test the antibacterial activity and obtain the minimum inhibitory concentration of the methanol extracts of the fruit, stem bark and leaves, with ethyl acetate extracts of fruit and leaves of the G. latissima plant against B. subtilis. The antibacterial susceptibility test was conducted by performing microdilution and contact bioautography methods.
The result showed that the minimum inhibitory concentration MIC value of methanol extract of fruit, stem bark and leaves against B. subtilis are 1.250 g mL, 4.000 g mL and 10.000 g mL, respectively. Whereas, ethyl acetate extract of leaves and fruit showed MIC value 3.500 g mL and 2.500 g mL against B. subtilis. The result of contact bioautography test indicates the presence of antibacterial compounds, there are polar compounds in methanol and ethyl acetate extracts, while semi polar compounds in ethyl acetate extracts and methanol extract of leaves and non polar compound in ethyl acetate extract of leaves of the G. latissima plant against B. subtilis.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68933
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khalida Fasya
"ABSTRAK
Kegiatan produksi minyak bumi di Indonesia telah menimbulkan banyak kasus pencemaran dan berdampak buruk bagi kualitas lingkungan disekitarnya. Salah satu tindakan pemulihan pencemaran tersebut adalah bioremediasi yang memanfaatkan kemampuan mikroorganisme untuk mendegradasi hidrokarbon. Penelitian ini menggunakan teknik bio-composting, salah satu jenis bioremediasi yang paling aman digunakan dan ramah lingkungan. Bio-composting menggunakan bahan – bahan alami seperti serbuk kayu, kotoran ayam, serta bakteri pendegradasi hidrokabon dengan variasi Pseudomonas aeruginosa 15% v/w serta konsorsium Pseudomonas aeruginosa dan Bacillus subtilis sebesar 15% v/w. Selama 15 hari penelitian didapatkan penurunan kosentrasi Total Petroleum Hydrocabon (TPH) sebesar 77,24% dan 67,11%. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa variasi konsorsium Pseudomonas aeruginosa dan Bacillus subtilis 15% v/w paling efektif mendegradasi hidrokarbon pada tanah yang terkontaminasi minyak bumi.

ABSTRACT
Oil and gas industry in Indonesia has led to many cases of contamination and adversely affect for the quality of the surrounding environment. One of the recovery actions is bioremediation which utilizes the ability of microorganisms to degrade the content of biologically hazardous waste. This study uses a bio-composting technique which is one of the safest types of bioremediation to use and environmentally friendly. Bio-composting uses natural materials such as sawdust, chicken manure, and indigenous bacteria by variation of Pseudomonas aeruginosa 15% v/w and a consortium of Pseudomonas aeruginosa and Bacillus subtilis amount 15% v/w. During 15 days study, we found a decrease in the concentration of Total Petroleum Hydrocarbon (TPH) amounted to 77,24% and 67,11% From this study it can be concluded that consortium of Pseudomonas aeruginosa and Bacillus subtilis 15% v/w is the most effective variation to degrade hydrocarbons in oil contaminated soil.
"
2015
S59424
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maharani Suci
"Penggunaan bakteri sebagai mikroorganisme untuk menghasilkan lipase sedang dikembangkan karena memiliki keuntungan untuk diproduksi skala besar. Kultur Bacillus subtilis ditumbuhkan dalam substrat minyak jelantah menggunakan metode fermentasi terendam SmF. Aktivitas enzim dioptimasi dengan melakukan variasi konsentrasi inokulum, substrat, sumber nitrogen, inducer, serta ion logam Ca2 pada suhu 30oC selama 84 jam fermentasi. Aktivitas lipolitik diukur menggunakan metode titrasi dengan reaksi hidrolisis. Aktivitas maksimum diperoleh saat konsentrasi inokulum 5 v/v, konsentrasi minyak jelantah 4 v/v, konsentrasi ekstrak ragi 0.5 w/v, konsentrasi minyak zaitun 0.25 v/v, dan konsentrasi ion logam Ca2 10 mM di dalam medium pertumbuhan. Kemudian, ekstrak basah lipase dikeringkan dengan spray dryer dan menghasilkan 17,33 gr ekstrak kering dari 500 mL ekstrak basah. Ekstrak kering enzim lipase dianalisis aktivitasnya dengan menggunakannya sebagai biokatalis reaksi interesterifikasi sintesis biodiesel rute non-alkohol pada reaktor batch dengan perbandingan mol reaktan minyak kelapa sawit dan metil asetat 1:12 pada suhu reaksi 40oC selama 50 jam.

Bacterial lipase has been developed lately because of its advantage to produce with large scale. Culture of Bacillus subtilis were grown to produce lipase in Waste Cooking Oil WCO using submerged fermentation SmF method. The enzyme activity of the culture was improved by using different concentration of inoculum, substrate, nitrogen source, inducer, and Ca2 ion at 30oC for 84h fermentation. Lipolytic activity of crude lipase was determined using titrimetry method with hidrolysis reaction. Maximum activity of lipase 4.96 U mL was found at 5 v v inoculum, 4 v v WCO, 0.5 w v yeast extract, 0.25 v v olive oil, and 10 mM Ca2 that present in medium culture. Later, the crude lipase has been dried with spray dryer and resulting 17.33 gr of dry lipase powder per 500 mL crude lipase. Furthermore, dry lipase powder was analyzed its activity by utilizing it as a biocatalyst for interesterification reaction in non alcohol route of biodiesel synthesis in batch reactor with mole comparison 1 12 of reactant palm oil and methyl acetate in 40oC of reaction temperature and 50 hour cycle."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67869
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
hapus3
"Penyakit infeksi bakteri memiliki prevalensi yang tinggi di negara berkembang. Selain obat-obatan kimia sintesis, herbal menjadi salah satu pilihan. Skrining aktivitas antimikroba ekstrak metanol kulit buah dan ekstrak metanol daun Garcinia latissma telah dilakukan dan memberikan efek hambat terhadap pertumbuhan Bacillus subtilis. Penelitan ini bertujuan untuk menguji aktivitas antimikroba fraksi-fraksi dari eksrak metanol buah dan ekstrak metanol daun Garcinia latissima terhadap Bacillus subtilis. Metode yang digunakan adalah uji zona hambat menggunakan cakram kertas, uji konsentrasi hambat minimal KHM mikrodilusi, dan uji bioautografi kontak. Hasil yang diperoleh menunjukkan kedua ekstrak memiliki fraksi yang potensial sebagai antimikroba. Pada uji zona hambat dan uji KHM, hasil menunjukkan fraksi yang paling potensial adalah fraksi yang cenderung bersifat semipolar. Hal itu ditunjukkan dengan diameter zona yang paling lebar yaitu 0,82 cm untuk buah; 0,89 cm untuk daun dan angka KHM mikrodilusi yang paling rendah yaitu 312,5 ppm untuk buah dan daun. Pada uji bioautografi fraksi-fraksi ekstrak metanol buah, hasil pengamatan menunjukkan bahwa bercak yang menghasilkan zona hambat paling jelas ditunjukkan oleh fraksi A dengan Rf = 0-0,157; fraksi B dengan Rf = 0,114 dan 0,686; fraksi C dengan Rf = 0,257 dan 0,528; fraksi D dengan Rf = 0-0,214; dan fraksi E dengan Rf = 0-0,186. Sedangkan pada fraksi-fraksi ekstrak metanol daun, hasil pengamatan menunjukkan bahwa zona hambat paling jelas ditunjukkan oleh fraksi B dengan Rf = 0,443 dan 0,557; fraksi C dengan Rf = 0,729; fraksi D dengan Rf = 0,586 dan 0,471; dan fraksi E dengan Rf = 0,686.

In developing country, bacterial infection disease has a high prevalence. Aside from synthesis chemical drugs, herbs can be also chosen as an option. Antimicrobial activity screening of fruits methanol extract and leaves methanol extract of Garcinia latissima had been tested and showed the growth inhibition effect against Bacillus subtilis. This study aimed to examine the fractions of fruits methanol extract and leaves methanol extract of Garcinia latissima which showed the antimicrobial activity against Bacillus subtilis. The methods used were inhibitory zone test with paper disk method, minimum inhibitory concentration MIC with microdilution method, and bioautography test with contact method. Results showed that both extracts contained potential fractions as antimicrobial agents. The inhibitory zone test and MIC test showed the most potential fractions were the fractions with semi polar properties. It was shown by the widest diameter data inhibitory zone test which resulted were 0.82 cm for fruits extract fractions 0.89 cm for leaves extract fractions and the lowest MIC numbers were 312,5 ppm for both fruits and leaves extract fractions. Through bioautography test, fruits methanol extract fractions resulted the best inhibitory zones were shown by the observation data of fraction A, Rf value 0 0,157 fraction B, Rf value 0,114 and 0,686 fraction C, Rf value 0,257 and 0,528 fraction D, Rf value 0 0,214 and fraction E, Rf value 0 0,186. The leaves methanol extract fractions resulted the best inhibitory zones were shown by the observation data of fraction B, Rf value 0,443 and 0,557 fraction C, Rf value 0,729 fraction D, Rf value 0,586 and 0,471 and fraction E, Rf value 0,686."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S68843
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Marita Safitri
"ABSTRAK
Tingkat mobilitas yang tinggi berdampak pada penggunaan minyak solar sebagai sumber bahan bakar kendaraan semakin meningkat. Proses produksi dan pengolahan minyak solar berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan. Pencemaran minyak solar dalam konsentrasi rendah maupun tinggi dapat menimbulkan masalah lingkungan. Biodegradasi merupakan salah-satu upaya mengendalikan pencemaran minyak solar dengan memanfaatkan bakteri sebagai agen pendegradasi senyawa hidrokarbon. Bacillus subtilis dan Pseudomonas aeruginosa telah diketahui mempunyai kemampuan mendegradasi minyak solar. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kemampuan kultur tunggal dan campuran Bacillus subtilis InaCC B289 serta Pseudomonas aeruginosa InaCC B290 untuk mendegradasi senyawa hidrokarbon dalam minyak solar. Parameter yang diukur yaitu pH, Optical Density DO dan Dissolved Oxygen DO selama 25 hari. Hasil pengukuran pH, Optical Density DO dan Dissolved Oxygen DO tidak berbeda nyata P>0,05. Persentase penurunan total hidrokarbon dianalisis menggunakan GC-MS menunjukkan kultur campuran mampu mendegradasi hidrokarbon lebih besar 57,56 dibandingkan kultur tunggal Bacillus subtilis InaCC B289 37,53 dan kultur tunggal Pseudomonas aeruginosa InaCC B290 36,50.

ABSTRACT
High levels of mobility affect the use of diesel oil as a fuel source of vehicles is increasing. The production process of diesel oil has the potential to cause pollution. Diesel oil pollution with low or high concentrations caused environmental problems. Biodegradation is an effort to control the pollution of diesel oil by utilizing bacteria as degradation agent of hydrocarbon compound. Bacillus subtilis and Pseudomonas aeruginosa are known to have the ability to degrade diesel oil. The objective of the study is to investigate the ability single and mixed cultures of Bacillus subtilis InaCC B289 and Pseudomonas aeruginosa InaCC B290 to degrade hydrocarbon compounds in diesel oil. Parameters measured were pH, absorbance Optical Density and Dissolved Oxygen DO for 25 days. The results of pH measurements, Optical Density DO and Dissolved Oxygen DO were not significantly different P 0,05. The percentage of degradation was analyzed using Gas Chromatography ndash Mass Spectrometry GC MS showed that degradation of hydrocarbon compounds in diesel oil with mixed cultures Bacillus subtilis InaCC B289 and Pseudomonas aeruginosa InaCC B290 was higher 57,56 than single culture of Bacillus subtilis InaCC B289 37,53 and single culture of Pseudomonas aeruginosa InaCC B290 36,50."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>