Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wida Kuswida Bhakti
"Keterampilan perawat dalam menjalin hubungan terapeutik perawat klien merupakan kompetensi perawat profesional. Fenomena yang ada di RSU Samsudin, SH Sukabumi berdasarkan hasil pengkajian Kornite Keperawatan terhadap kepuasan kiien didapatkan bahwa 75% klien (n-IOO) menyatakan perawat hanya datang jika dipanggil atau memberikan tindakan. Rumusan masalah penelitiannya adalah belum diketahuinya hubungan karakteristik perawat dan metoda penugasan asuhan keperawatan dengan pelaksanaan fase-fase hubungan terapeutik perawat klien. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan fcarakteristik perawat dan metoda penugasan asuhan keperawatan dengan pelaksanaan fase-fase hubungan terapeutik perawat klien di RSU Samsudin, SH Sukabumi.
Responden penelitian ini adalah 78 perawat pelaksana dari 10 ruang perawatan penyakit dalam dan bedah serta ruang perawatan anak. Metoda yang digunakan dalam penelitian adalah Cross Sectional. Instrumen penelitian berbentuk fcuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti yang mengacu pada pedoman pelaksanaan hubungan terapeutik perawat klien yang disusun oleh Bagian Keperawatan Jiwa FIKUI. Hasil uji coba instrumen didapatkan nilai reliabilitas pada aipha=0?9738 dan validitas r >0,364.
Hasil analisis univariat didapatkan tingkat pendidikan responden 52,6% lulusan SPK/SPR, selebihnya lulusan Dill Keperawatan. Jenis Kelamin responden yang terbanyak adalah perempuan (80,8%). Responden yang pernah mengikuti pelatihan hubungan terapeutik perawat klien sebesar 14,1%. Pemahaman perawat tentang nilai-nilai yang berhubungan dengan pelaksanaan fase-fase hubungan terapeutik perawat klien rata-rata baik (mean=3,8). Perawat yang bertugas di ruang perawatan yang menggunakan metoda penugasan asuhan keperawatan fungsional sebesar 51,3% dan selebihnya bertugas di ruangan dengan metoda penugasan tim primer, Perawat yang telah melaksanakan fase-fase hubungan terapeutik perawat klien dengan baik sebanyak 19,2%.
Hasil anafisis didapatkan ada perbedaan skor rata-rata pelaksanaan fase-fase hubungan terapeutik perawat klien yang signifikan pada variabel tingkat pendidikan, jenis kelamin dan pelatihan. Skor rata-rata perawat lulusan Dili lebih tinggi dari lulusan SPK. Untuk jenis kefamin, skor rata-rata perawat perempuan lebih tinggi dari perawat laki-laki. Adapun berdasarkan pelatihan, perawat yang pernah mengikuti pelatihan skor rata-ratanya lebih tinggi dari yang belum mengikuti pelatihan. Hasil analisis multivariat regresi linier ganda didapatkan pefatihan dan jenis kelamin berhubungan secara signifikan dengan pelaksanaan fase-fase hubungan terapeutik perawat klien. Kesimpulan variabel pelatihan mempunyai hubungan yang paling kuat dengan pelaksanaan fase-fase hubungan terapeutik perawat klien.
Disarankan bag! manajer dalam pelayanan keperawatan untuk mengintensifkan pelatihan bagi seluruh perawat dan peningkatan pendidikan bagi perawat lulusan SPK/SPR. Untuk perawat laki-laki pefatihan ditindaklanjuti dengan bimbingan dan pengarahan yang optimal."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T1076
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wida Kuswida Bhakti
"Penelitian ini bertujuan menyusun model kepemimpinan berbasis spiritual yangtepat untuk meningkatkan komitmen organisasi perawat pelaksana sertapemilihan gaya penanganan konflik yang asertif dan kerja sama yang tinggi untukkepala ruangan. Pendekatan yang digunakan adalah riset operasional. ModelKepemimpinan Berbasi Spiritual ini dibentuk oleh konstruk perilaku kesadarandiri, etis, visioner, altruism, dan kolaborasi kerja tim Sampel sebanyak 133perawat manajer tingkat bawah dari delapan rumah sakit umum di KalimantanBarat. Hasil analisis statistik Structural Equation Modelling SEM menunjukkanmodel ini memenuhi semua kriteria goodness of fit Chi-square=0,631; p=0,427 .Dimensi kesadaran diri berpengaruh signifikan terhadap dimensi etik, visioner,altruism dan kolaborasi kerja tim CR>1,96;

This research aimed to develop a spiritual-based leadership model that wouldenhance nurses organizational commitment and the selection of assertive and highcooperation of conflict handling style for the head nurses of the ward. Theapproach used was operational research. Spiritual-based Leadership Model wasformed by the construct of self-awareness, ethical, visionary, altruism, andcollaborative teamwork of behavior. Samples were 133 of low level nursemanagers of the eight general hospitals in West Kalimantan. Statistical analysisStructural Equation Modelling SEM showed this model met all the criteria ofgoodness of fit Chi-square = 0.631; p = 0.427 . Dimensions of self-awarenesshad significant effect on the ethical, visionary, altruism and collaborativeteamwork dimentions CR>1,96 ; p < 0.05 . Recommendations, the final productof the model modules and curriculum is applied to general hospitals in the form p.p1 margin: 0.0px 0.0px 0.0px 0.0px; font: 12.0px Helvetica of training."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
D-Pdf
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library