Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irmawati
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41523
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irmawati
Depok: Universitas Indonesia, 1991
S26882
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irmawati
"Skripsi ini membahas mengenai persepsi karyawan departemen produksi terhadap budaya organisasi yang dihubungkan dengan produktivitas kerjanya pada PT Indofood Sukses Makmur,Tbk pabrik di Tangerang, dimana terdapat tiga pokok permasalahan yaitu; bagaimana persepsi karyawan terhadap budaya organisasi, bagaimana produktivitas kerja karyawan departemen produksi dan bagaimana hubungan antara persepsi karyawan departemen produksi terhadap budaya organisasi dan produktivitas kerjanya.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan teknik pengukuran skala peringkat Likert dan pengolahan data menggunakan sistem Statistical Package For Social Sciences (SPSS).
Peneliti menyarankan sebaiknya perusahaan melakukan evaluasi terhadap budaya organisasi dan produktivitas secara berkala dan berkesinambungan dengan tujuan untuk mengetahui apakah implementasinya sudah dilakukan secara optimal dan juga mengukur tingkat produktivitas kerja karyawan apakah sudah mencapai target yang ditetapkan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irmawati
"Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata) memiliki banyak aktivitas farmakologi diantaranya sebagai antiinfeksi pada pernafasan atas, antiinfeksi gastrointestinal, antimalaria, immunostimulan, dan meningkatkan nafsu makan. Andrografolid, neoandrografolid, dan deoksiandrografolid memiliki rasa yang sangat pahit sehingga menjadi kendala apabila diberikan per oral terutama untuk anak-anak. Penelitian ini bertujuan untuk membuat mikrosfer ekstrak sambiloto menggunakan betasiklodekstrin untuk menutupi rasa pahit. Mikrosfer dibuat dalam tiga formula dengan perbandingan ekstrak sambiloto dan betasiklodekstrin sebesar 1:1, 1:5, dan 1:10. Evaluasi mikrosfer yang dilakukan meliputi distribusi ukuran partikel, efisiensi proses, kadar air, efesiensi penjerapan, dan uji sensori. Kandungan andrografolid ditentukan dengan menggunakan metode KLT densitometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikrosfer dari ketiga formula belum dapat menutupi rasa pahit dari ekstrak sambiloto tetapi hanya mengurangi rasa pahit."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S33131
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irmawati
"Selection of the whitening technique for tooth whitening in pediatric use should be based on the types of the stains and discoloration, and depth of the stains. if superficial, stains can be removed by microabrasion, but for deeper stains bleaching materials must be used. Use the bleaching materials or bleaching product should also be based on the concentration of active ingredient, the viscosity of the product, and tooth sensitivity."
Surabaya: Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga, 2005
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
A. Irmawati
"Keefektifan Model Experiential Learning dalam Pembelajaran Menulis Puisi Naratif SMP Negeri 2 Dua Pitue Kabupaten Sidrap. Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) hasil penerapan model Experiential Learning dalam pembelajaran menulis puisi naratif, (2) hasil penerapan tanpa menggunakan model Experiential Learning dalam pembelajaran menulis puisi naratif, (3) keefektifan model Experiential Learning dalam menulis puisi naratif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dua Pitue Kabupaten Sidrap. Desain penelitian yang digunakan bersifat eksperimen. Populasi penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dua Pitue Kabupaten Sidrap. Sampel penelitian terdiri dari dua kelompok, yaitu siswa kelas VIII.2 sebagai kelas
eksperimen dan kelas VIII.3 sebagai kelas control. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, artinya penentuan sampel dilakukan secara sengaja dengan jumlah yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan analisis. Teknik yang digunakan untuk menentukan data penelitian ini adalah tes tertulis. Teknik analisis data menggunakan teknik statistika deskriptif dan statistika inferensial. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) penerapan model Experiential Learning berpengaruh signifikan dilihat dari nilai tes awal ke tes akhir yakni nilai rata-rata tes awal sebesar 64 menjadi 80,74 setelah dilakukan tes akhir, yakni nilai rata-rata sebesar 16,74, (2) hasil penerapan tanpa menggunakan model Experiential Learning menunjukkan hasil nilai rata-rata tes awal sebesar 61,63 dan menjadi 71,59 setelah dilakukan tes akhir dengan peningkatan
sebesar 9,96, (3) uji analisis data dengan menggunakan Independent Sample T-tes menunjukkan perolehan nilai
p=0,000 karena p ≤ α =0,05 pada derajat kebebasan 44, maka H yang menyatakan keefektifan terhadap penerapan model Experiential Learning dalam pembelajaran menulis puisi naratif siswa diterima. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan model Experiential Learning efektif dalam pembelajaran menulis puisi naratif SMP Negeri 2 Dua Pitue Kabupaten Sidrap"
Ambon: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2019
400 JIKKT 7:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Irmawati
"Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan "Mengapa suku bangsa Batak Tuba lebih berhasil di bidang pendidikan daripada suku bangaa Melayu?". Upaya untuk mengungkapkannya adalah dengan mempelajari gambaran motivasi berprestasi, dan keterkaitan antara pola pengasuhan dan motivasi berprestasi pada kedua suku bangsa tersebut. Motivasi berprestasi adalah kecenderungan dari diri individu untuk mencapai prestasi secara optimal yang tampak dari usaha yang gigih untuk mencapai keberhasilan dalam segala aktifitas kehidupan dengan menggunakan suatu ukuran keunggulan yaitu perbandingan dengan prestasi orang lain atau standart tertentu. (McClelland, dalam Zimbardo,1985). Motivasi berprestasi dipengaruhi oleh pola asuh yaitu seperangkat sikap dan perilaku yang tertata, yang diterapkan oleh orangtua dalam berinteraksi dengan anaknya (Baumrind, dalam Achir,1990). Sementara itu pola pengasuhan anak dipengaruhi oleh latar belakang etnografis yaitu lingkungan hidup yang berupa habitat, pola menetap, lingkungan sosial, sejarah, sistem mata pencaharian, sistem kekerabatan, sistem kemasyaratan, sistem kepercayaan, upacara keagamaan dan sebagainya. Karena itu, cara pengasuhan anakpun berbeda-beda di berbagai masyarakat dan kebudayaan. (Danandjaja,19B8). Untuk menjawab permasalahan di atas, dilakukan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode wawancara mendalam dan observasi tidak terlibat sebagai metode utama dalam pengumpulan data. Subyek penelitian adalah orangtua dan anak suku bangsa Batak Toba dan MeIayu, yang bertempat tinggal di desa asalnya, yaitu suku bangsa Melayu di desa Bogak, dan suku bangsa Batak Toba, di desa Parparean II. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suku bangsa Batak Toba di desa Parparean II memiliki lingkungan geografis berstruktur tanah gersang, sehingga tingkat kesuburannya tergantung pada curah hujan, membuat masyarakatnya tidak termanjakan oleh alam. Bermata pencaharian sebagai petani, menariknya, penggarap sawah mayoritas adalah perempuan. Suku bangsa Batak Toba meletakkan nilai pendidikan sebagai hal yang utama dalam kehidupan mereka. Hal ini dilandasi oleh nilai-nilai filsafat hidup orang Batak Toba, bahwa jalan menuju tercapainya kegayaan (hamoraon) dan kehormatan ( hasangapon) adalah melalui pendidikan. Dalam hal pola pengasuhan, cenderung bergaya authoritative. Sekalipun demikian, gaya authoritarian tetap masih ada berkaitan dengan keinginan agar anak bersikap taat pada aturan agama dan orangtua. Pola pengasuhan ini diikuti juga oleh sikap orangtua yang mendorong pencapaian pendidikan anak berupa dukungan, kontrol dan kekuasaan. Hal yang juga menarik, ternyata nilai kerja yang tinggi dimiliki oleh Orangtua Batak Toba Berhasil dan Anak Batak Toba Berhasil yang secara nyata diaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari guna merealisasikan pencapaian keberhasilan pendidikan. Sedangkan suku bangsa Melayu di desa Bogak, yaitu sebuah desa pantai, mayoritas tinggal di rumah-rumah panggung yang non permanen, berdinding kayu dan beratap daun nipah atau seng. Mata pencaharian penduduk yang utama adalah nelayan. Hal yang menonjol adalah banyaknya sarana hiburan di desa ini. Berbeda dengan daerah di tempat suku Batak Toba tinggal, di daerah ini, pada pagi dan siang hari saat jam pelajaran sekolah berlangsung, tampak banyak anak usia sekolah yang tidak bersekolah dan. memilih bekerja sebagai "anak. itik" yang berpenghasilan minimal sebesar Rp 20.000, dan adakalanya mendapatkan Rp 100.000,- per harinya. Tergambar bahwa anak mempunyai "nilai .ekonomis", dalam arti untuk membantu penghasilan keluarga. Dengan demikian, dapat dimaklumi bila pada akhirnya nilai pendidikan bukan menjadi hal yang utama dalam. pandangan suku ini. Nilai kerjalah yang dominan bagi suku bangsa Melayu."
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T38532
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ais Irmawati
"Tujuan dilakukannya studi ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh sosialisasi keluarga, sosialisasi sekolah, dan sosialisasi peergroup (teman sebaya) terhadap perilaku budi pekerti anak. Serta agen sosialisasi mana yang memegang peranan paling penting dalam mempengaruhi perilaku budi pekerti anak.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif yang besifat deskriptif, dengan metode studi kasus. Adapun cara pengumpulan datanya, terlebih dahulu dilakukan Focus Group Discussion, yang hasilnya kemudian dianalisa secara kualitatif, selain juga dijadikan kuesioner untuk data kuantitatif. Data kuesioner tersebut kemudian dianalisa dengan menggunakan korelasi dan regresi ganda.
Kerangka pemikiran teori yang dipergunakan adalah: dalam setiap tahap perkembangan manusia, sebagai makhluk sosial, yang selalu mendapat sosialisasi, baik primer maupun sekunder. Setiap orang, dalam hal ini populasi penelitiannya adalah siswa kelas III SMPN 123 Jakarta, akan mendapat pengaruh perilaku budi pekertinya dan orang lain. Namun, menurut Getting dan Donnermeyer, sumber sosialisasi sekunder hanya dapat bekerja melalui dampak dari sosialisasi primer.
Hasil studi ini mendapatkan kesimpulan bahwa variabel sosialisasi keluarga, sosialisasi sekolah, dan sosialisasi peergroup (teman sebaya) mempunyai pengaruh terhadap perilaku budi pekerti anak sebesar 0,388, atau 15 %. Artinya, terdapat 85 % perilaku budi pekerti dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel lain yang dimaksud berdasarkan hasil focus group discussion adalah media massa, dalam hal ini televisi.
Dan hasil analisa penelitian, penulis menyarankan 1) kepada para orang tua hendaklah mendidik putra-putrinya dengan pola asuh authoritative, yaitu pola asuh yang bersifat mencintai, mengontrol, komunikatif dan mempunyai tuntutan perilaku yang matang terhadap anak-anaknya.2) kepada guru, hendaklah dapat menjadi seorang guru, yang dapat digugu (dipatuhi) dan ditiru, sehingga siwa dapat melakukan imitasi terhadap perilaku guru di sekolahnya. 3) kepada badan sensor, hendaklah melakukan tugas sensor dengan baik, baik untuk produksi nasional, maupun asing. 4) kepada masyarakat luas, hendaklah selalu berperilaku budi pekerti yang baik, sehingga semua orang akan terbiasa melihat pola perilaku yang baik."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14282
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lestia Irmawati
"Semangat otonoml daerah dan desentralisasl pemerintahan yang terkandung dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Pemerintahan Daerah serta Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 sebagalmana telah diubah menjadi Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2002 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah diharapkan akan menghasllkan dua manfaat nyata, yaltu: pertama mendorong peningkatan partisipasi, prakarsa dan kreatlvltas masyarakat dalam pembangunan, serta mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan di seluruh daerah dengan memanfaatkan sumberdaya dan potensi yang tersedia di masing-masing daerah. Kedua, memperbaiki alokasi sumberdaya produktif melalui pergeseran peran pengambllan keputusan publik di tingkat pemerlntah yang paling rendah yang memiliki informasi paling lengkap.
Berdasarkan kedua undang-undang tersebut, peranan pemerintah daerah semakin meningkat sesuai dengan kewenangan daerah yang diberikan akibat adanya pengalihan urusan pemerintahan dari pemerlntah pusat kepada pemerintah daerah yang disertai dengan pengalihan sumber-sumber dana untuk pembiayaan urusan tersebut. Sumber-sumber pembiayaan pemerintah daerah sebagalmana diatur dalam perundangan diatas terdiri dari: (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari pajak daerah dan retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; (2) Dana Perimbangan; (3) Pinjaman Daerah; dan (4) lain-lain pendapatan daerah yang sah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T17064
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Irmawati
"Dengan terdapatnya beberapa peluang masalah dalam penyelenggaraan RUPS pada Perusahaan Publik, penulis membahas beberapa potensi permasalahan yang dapat muncul, sebagai berikut:
1. Apakah kewenangan dari RUPS dalam Perusahaan Publik?
2. Apa saja yang menjadi aspek hukum dari penyelenggaraan RUPS pada Perusahaan Publik?
3. Bagaimana penerapan penyelenggaraan RUPS di PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk terkait dengan adanya keputusan RUPS untuk membagikan dividen yang dibatalkan oleh Instansi Pasar Modal dan adanya gugatan terhadap hasil keputusan RUPS oleh salah satu Komisaris yang diberhentikan?
Tujuan Penelitian
Penelitian mengenai penyelenggaraan RUPS dalam Perusahaan Publik, mempunyai tujuan-tujuan sebagai berikut:
1. Untuk menganalisa sejauhmana wewenang dan kekuasaan yang dimiliki oleh RUPS pada Perusahaan Publik (sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam PT), termasuk segala sesuatu yang berhubungan dengan kedudukan pemegang saham pada Perusahaan Publik tersebut. Dengan mengetahui segala kekuasaan dan wewenang yang dimiliki RUPS diharapkan dapat diambil suatu pemahaman dan analisa yang mcndalam apakah hasil keputusan yang diambil dalam RUPS telah mencerminkan kedudukan dan posisi RUPS sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi didalam Perseroan.
2. Untuk menganalisa aspek-aspek hukum apa raja yang timbul dari diselenggarakannya RUPS dalam Perusahaan Publik, baik aspek hukum yang timbul sebelum RUPS berlangsung (Pra RUPS), pada saat RUPS maupun setelah RUPS (Post RUPS) serta mengkaji prosedur dan tatacara pelaksanaan RUPS yang diatur dalam peraturan perundang-undangan dan hal-hal lainnya menyangkut pelaksanaan hasil keputusan RUPS, termasuk kewenangan dan sikap yang harus diambil RUPS pada saat terjadinya tindakan Direksi danlatau Komisaris yang melebihi kewenangannya. Dengan demikian diharapkan dapat memberikan pemahaman apakah pengaturan mcngenai pelaksanaan RUPS pada Perusahaan Publik sudah mencerminkan prinsip Good Corporate Governance alau belum.
3. Untuk mengetahui dan menganalisa praktik penyelenggaraan RUPS di Perusahaan Publik (Studi kasus di PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk), khususnya terkait dengan adanya keputusan RUPS untuk membagikan dividen yang dibatalkan oleh Instansi Pasar Modal dan adanya gugatan oleh Komisaris yang diberhentikan terhadap hasil keputusan RUPS."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T18659
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>