Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Anggraini
"Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi sekarang ini yang memudahkan masyarakat mengakses informasi yang diinginkan dan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat atas pelayanan kesehatan, maka semakin besar pula tuntutan masyarakat atas tuntutan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit. Karena sebagian besar pasien tidak mengerti bagaimana sistem pelayanan kesehatan, cara kerja teknologi kedokteran, dan cara intervensi medis, maka penilaian kinerja rumah sakit dilakukan tidak dengan seharusnya. Penilaian kinerja rumah sakit didasarkan pada keadaan fisik rumah sakit, kenyamanan, keramahan, dan lain-lain yang sebetulnya bukan merupakan penilaian kinerja rumah sakit yang sesungguhnya Oleh karena itu, RS hendaknya memperhatikan aspek lain yang akan mempengaruhi kepuasan pasien.
Penelitian ini mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Parasuraman dkk, yaitu Lima Dimensi Servqual yang terdiri atas Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Empathy yang merupakan dimensi kepuasan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang tepat mengenai kepuasan pasien berdasarkan lima Dimensi Servqual terhadap layanan kesehatan polibagian Rumah Sakit Atmajaya, dan mendapatkan informasi perbaikan yang harus dilakukan dalam rangka peningkatan kepuasan pasien di sana yang dilakukan dari bulan April sampai Mei 2004 dengan 60 sampel. Instrumen yang digunakan adalah instrumen pengembangan kelima Dimensi Servqual pada layanan rawat jalan polibagian Rumah Sakit Atmajaya yang telah diujicoba sebelumnya dengan hasil yang valid dan reliable.
Sebagian besar pasien (65%) ternyata merasa tidak puas dengan pelayanan di polibagian RSA. Dengan meneliti kelima Dimensi Servqual, maka didapatkan prioritas perbaikan yang harus dilakukan.
Hasil penelitian adalah dimensi Tangible dan Reliability merupakan dimensi yang dianggap penting oleh pasien namun belum dilaksanakan dengan baik oleh pihak manajemen. Prioritas permasalahan pada Dimensi Tangible adalah kebersihan di pendaftaran, ruang tunggu, ruang dokter dan kamar kecil, kenyamanan tempat duduk, keharuman kamar kecil, dan kesejukan apotik, sedangkan prioritas permasalahan pada dimensi Reliability adalah waktu menunggu dokter dan menunggu obat. Sedangkan dimensi yang sudah baik dan harus dipertahankan adalah Dimensi Assurance.
Berdasarkan temuan diatas, maka usulan penelitian ini adalah dengan meningkatkan sarana fisik yang menjadi permasalahan, diantaranya yaitu melakukan patroli tambahan di antara jam buka poliklinik dan melakukan tindakan kebersihan ekstra di tempat pendaftaran, ruang tunggu, ruang dokter dan kamar kecil. Saran untuk dimensi Reliability adalah dengan mencari akar permasalahannya. Komitmen dokter perlu dibangun apabila masalah keterlambatan dokter bersumber dari sini. Penjadwalan ulang praktek dokter yang disesuaikan dengan jadwal mengajar harus dilakukan jika permasalahannya adalah dokter harus mengajar di FK pada saat yang bersamaan dengan jadwal praktek. Untuk mengatasi permasalahan waktu tunggu di apotik yang lama juga harus dicari akar permasalahannya. Penelitian mengenai beban kerja petugas apotik perlu dilakukan untuk memastikan penyebab permasalahan.
Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai masukan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan di Rumah Sakit Atmajaya.
Daftar bacaan: 30 (1984-2004)

The Satisfaction Analysis of Out Patient Health Care Patient at Atmajaya Hospital, May-June 2004With the growing development of information technology, it is now easier for people to access information. This combined with the increasing rate of people's awareness about Health Care facility brings an escalating amount of demand for a better quality of Health Care Services by the hospitals.
Generally, patients do not understand how health care system works, not to mention medical technology procedure, and medical intervention procedure. Therefore any judgments given by the patients on the medical service performed by the hospital may not truly reflect its original value. Normally, patients evaluate the performance of a hospital service based on the physical building of the hospital, comfort level given, staff friendliness, etc. which actually are not relevant factors of a hospital performance review. Therefore, Hospitals are recommended to focus on issues that really matters to patients in terms of health care service.
This analysis was prepared with the purpose of gathering information about patients' satisfaction and giving Atmajaya hospital suggestions of priority improvement needed to be carried out in order to deliver better service to the patients. The analysis was conducted based on the theory of Parasuraman and Friends; Five Servqual Dimension which concentrates on the topics of Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, and Empathy. These five dimensions formed the satisfaction dimension. Research was carried out using the development instrument of five servqual dimension at the out patient health care unit of Atmajaya Hospital on April 2004 - May 2004 with 60 samples acquired. The instrument was tested prior to the analysis which delivers valid and reliable result.
Most of the respondent (65%) unsatisfied with Atmajaya hospital's health care service. Through Five Servqual Dimension research, improvement priority can be gained.
The result is that Tangible and Reliability dimension are the two most important dimensions according to the patients. However, these dimensions have not been well conducted by the management. The main concerns of Tangible dimension are the cleanliness at the reception desk, waiting room, doctors' room, and toilets. Furthermore, patients are not satisfied with the coziness level of the seats at the waiting room, toilets' aroma, and level of air coolness at pharmacy counter. Whereas the main issues of reliability dimension are doctor waiting time and medicine waiting time. The only good news is that patients stated the hospital's Assurance Dimension is well performed and that must be maintained in the future.
Based on the findings above, this analysis suggests the hospital to improve its physical facility by scheduling more janitor patrols in between the opening hours of the clinic and improve its cleanliness at the reception desk, waiting room, doctors' room and toilets. As for the reliability dimension, the analyst suggests the hospital to find the root of the problem. Doctors' commitment need to be questioned and rebuilt, in relation to lateness problem. Doctors' opening hours must be scheduled in conjunction to their teaching hours, in relation to issues of clashing between teaching and practice schedule. In order to overcome problem of long waiting time at the pharmacy counter, the hospital need to find the root cause of the problem. Further research on the work load of the pharmacy staff need to be done to find the source of the problem.
Finally, the analyst hopes this research can contribute a constructive idea to Atmajaya Hospital to improve its service quality.
References: 30 (1984-2004)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13107
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspa Dewi Anggraini
"Permasalahan poligami yang akhir-akhir ini berkembang di dalam masyarakat seringkali merugikan pihak wanita karena diperlakukan tidak adil. Artinya poligami dilaksanakan tanpa memenuhi prosedur, mekanisme, syarat, dan aturan yang ditentukan oleh hukum dan agama. Yang menjadi pokok permasalahan dalam hal ini adalah bagaimana kesalahpahaman suami yang sering terjadi dalam melaksanakan perkawinan poligami dan bagaimana kedudukan isteri pertama dalam perkawinan poligami.
Metode penelitian yang digunakan adalah kepustakaan yang bersifat normatif yuridis. Kesalahpahaman suami sering terjadi dalam hal mengartikan kata adil yaitu menurut versi suami sendiri, bukan dari versi isteri ataupun kesepakatan antara keduanya dan persetujuan dari isteri sering kali diabaikan. Isteri pertama dalam hal ini mempunyai kedudukan yang lemah sehingga seharusnya ia membekali dirinya dalam bidang mental dan intelektual mengarah pada pemberdayaan materi sehingga mampu berdiri di atas kaki sendiri, karena pada dasarnya harkat, martabat dan derajat manusia yaitu pria dan wanita adalah sama di Mata Allah SWT."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005
T16282
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Anggraini
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Houstina Dewi Anggraini
"Dari identifikasi yang dilakukan terhadap limbah praktikum pada Laboratorium Dasar Proses Kimia Jurusan Teknik Gas dan Petrokimia PTUI selama periode 2001-2002, didapat data volume limbah cair sebesar 67,371 L dan massa limbah padat sebesar 46 gr. Komponen limbah terdiri dari empat golongan besar, yaitu limbah cair mengandung logam berat, limbah korosif, limbah organik dan limbah padat mengandung logam berat. Kandungan logam berat pada limbah cair untuk parameter Cr adalah 379 mg/L; Fe adalah 246 mg/L, Cu adalah 1210 mg/L, Co adalah 312 mg/L dan Ag adalah 3 mg/L. pH limbah berada pada range 0,22 - 6.
Hasil identifikasi terhadap kualitas dan komposisi limbah tersebut memberikan data bahwa limbah yang dihasilkan pada laboratorium masuk pada kategori limbah B3 yang memerlukan penanganan khusus. Penanganan tersebut meliputi pemilahan, penampungan dan pengolahan limbah yang memenuhi syarat sehingga dapat mereduksi bahaya yang dapat terjadi.
Penanganan limbah yang diusulkan adalah pemilahan limbah ke dalam kelompok limbah padat mengandung logam berat, limbah cair mengandrmg logam berat, limbah senyawa oksidator, limbah golongan halogen, limbah mengandung logam berat Cr(VI), limbah mengandung asam lemah, limbah mengandung asam kuat, limbah campuran asam asetat-etanol, limbah campuran aseton-kloroform dan limbah campuran aseton-etanol. Penampungan dilakukan berdasarkan kelompok hasil pemilahan limbah. Pengolahan yang diusulkan adalah presipitasi, proses kimia dua tahap, netralisasi dan distilasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49278
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Anggraini
"Saat ini, dunia sedang mengalami krisis energi dan lingkungan akibat menipisnya cadangan bahan bakar fosil dunia dan polutan yang dihasilkan pembakaran bahan bakar fosil. Salah satu solusi yang potensial untuk mengatasi masalah-masalah tersebut adalah penerapan teknologi polymer electrolyte membrane fuel cell (PEMFC). Namun, pemanfaatan PEMFC secara massal masih mengalami banyak kendala, antara lain harga katalis Pt yang mahal dan usia pemakaian PEMFC yang masih rendah. Salah satu faktor penyebab rendahnya usia PEMFC adalah terjadinya degradasi pada karbon penyangga katalis yang digunakan.
Saat ini, solusi yang paling menjanjikan dari permasalahan tingginya harga katalis tanpa menurunkan kinerja PEMFC adalah penerapan teknik sputtering untuk mendeposisikan katalis platina pada penyangga karbon. Sementara itu, degradasi pada karbon penyangga katalis dapat diatasi dengan mengganti penyangga katalis carbon black Vulcan XC 72 dengan carbon nanotube (CNT) yang lebih tahan terhadap lingkungan korosif. Selain mengatasi masalah degradasi, penggunaan CNT juga dapat menurunkan loading katalis Pt karena luas permukaan efektifnya yang lebih tinggi. Luas area MWNT yang digunakan dalam penelitian ini adalah 500 m_/gr, sementara luas carbon black Vulcan XC72 adalah 250 m_/gr.
Penelitian ini mengkombinasikan aplikasi CNT sebagai penyangga katalis dan teknik deposisi sputtering untuk mengoptimalkan kinerja dan memperpanjang usia pemakaian PEMFC. Penelitian ini terdiri dari 3 tahap utama, yakni fabrikasi membrane electrode assembly (MEA), set up sistem PEMFC, dan uji kinerja single cell PEMFC.
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah terbentuknya prototype PEMFC dengan kinerja yang lebih baik dan usia pemakaian yang lebih panjang dari hasil-hasil penelitian sebelumnya. Power density maksimum yang dihasilkan MEA CNT-sputtering adalah 12,57 mW/cm_. Hasil tersebut masih lebih rendah dari power density maksimum yang dihasilkan MEA komersial, yaitu 98,36 mW/cm_. Hal tersebut disebabkan rendahnya jumlah katalis Pt yang terdeposisi pada MEA. Namun, kelekatan carbon paper dan membran Nafion pada MEA CNT-sputtering lebih kuat sehingga pengelupasan carbon paper tidak terjadi setelah pengujian selama 6 jam dengan DC Electronic Load.

At present, the world is facing an energy crisis due to the declining reserve of fossil fuel and the environmental damage that is caused by the combustion of it. One of the most potential solution for the crisis is the application of polymer electrolyte membrane fuel cell (PEMFC) technology. Unfortunately, the mass application of PEMFC is still limited due to the high price of platinum catalyst and PEMFC's short lifetime that is caused by the degradation of carbon catalyst support.
Application of sputtering technology in the catalyst deposition is one of the best solution to overcome the high cost of platinum. Meanwhile, degradation of the catalyst support can be overcome by the usage of carbon nanotube (CNT) to replace the conventional Vulcan XC72 carbon support. CNT has more resistance to acid environment, thus more resistant to corrosion. Moreover, CNT can reduce the catalyst loading due the high effective surface area.
Therefore, this research combined the application of sputtering technology and the usage of CNT as catalyst support to optimize PEMFC performance and increase its lifetime. This research consists of three main step, i.e. the fabrication of membrane electrode assembly (MEA), set up of PEMFC system, and single cell PEMFC performance test.
The expected result of this research is the fabrication of a better PEMFC prototype with longer lifetime than the previous researches. The maximum power density result of the CNT ' sputtering MEA is 12,57 mW/cm_. Meanwhile, the maximum power density of commercial MEA is 98,36 mW/cm_. The low amount of Pt that deposited in the MEA is the main reason for this low power density. However, the MEA's resistance to the peeling of carbon paper after 6 hours test in DC Electronic Load is increasing.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51792
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Anggraini
"Pertengahan tahun 90-an, muncul sebuah istilah yang kemudian ramai dibicarakan, yaitu metroseksual. Metroseksual didefinisikan sebagai suatu gaya hidup, memiliki kecenderungan narsistik, yaitu pria yang sangat perhatian dengan penampilannya (penampilan dandy) (Kompas, 2003). Fenomena ini dilatarbelakangi oleh suksesnya gerakan feminis pada abad 20 yang menyuarakan kesetaraan hak antara laki-laki dan perempuan, sehingga terjadi pergeseran paradigma mengenai berbagai aktifitas yang dahulunya dikategorikan bersifat feminin, kini dilakukan oleh kaum pria. Salah satu aktifitas yang dimaksud ialah mengikuti kontes atau pageant. Salah satu kontes yang terdapat di Indonesia ialah pemilihan AbangNone Jakarta.
Fenomena yang menarik dalam pemilihan ini ialah ternyata terdapat individu-individu yang mengikuti pemilihan ini lebih dari satu kali, walaupun mereka sudah berhasil melewati seleksi awal dan menjadi finalis di tingkat wilayah. Bahkan ada yang mencoba mengikuti pemilihan ini sampai dengan empat kali, agar dapat lolos ke tingkat propinsi. Terdapat beberapa individu yang memiliki ketidakpuasan atas hasil penjurian dimana mereka merasa lebih pantas mendapatkan gelar tersebut.
Reaksi marah terhadap kegagalan merupakan salah satu ciri dari individu yang narciss (Rhodewalt dan Morf, 1998). Rhodewalt dan Morf (1998) menemukan bahwa individu yang mendapatkan skor tinggi pada Narcissistic Personality Inventory memiliki kecenderungan untuk mengatribusikan keberhasilan dengan kemampuan mereka sehingga akan timbul reaksi marah apabila mengalami kegagalan. Self esteem yang dimiliki individu dengan gangguan narsistik sangat rapuh, sehingga mereka dipenuhi pemikiran mengenai performa mereka atau bagaimana mereka dinilai oleh orang lain, dan merespon kritikan, dengan perasaan marah dan malu.
Millon (1994) mengemukakan sebuah konsep mengenai gaya kepribadian, yaitu gaya kepribadian narsisistik (narcissistic style personality). Mereka yang termasuk di dalamnya ialah individu dengan self-esteem tinggi, yang terlihat sangat percaya diri, merasa bahwa diri mereka spesial dan luar biasa, atau bahkan merasa ditakdirkan untuk menjadi orang hebat. Mereka memiliki pandangan yang hebat mengenai diri sendiri, seperti menjadi seorang pahlawan, atau ahli, dan menyadari ambisi-ambisinya untuk mencapai tujuan. Mereka memiliki cita-cita yang tinggi dan menikmati usaha mencapai kesuksesan. Millon (1994) menjabarkan sembilan karakteristik dari gaya kepribadian narsisistik, sebagai varian normal dari narsisisme.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dengan pedoman umum serta metode observasi sebagai penunjang. Tiga orang subjek dalam penelitian ini merupakan finalis abang yang pemah lolos menjadi finalis abang tingkat walikotamadya lebih dari satu kali.
Hasil dari penelitian ini adalah ditemukannya karakteristik gaya kepribadian narsisistik pada subjek yang merupakan finalis abang Jakarta yang mengikuti pemilihan ini lebih dari satu kali."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3367
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alita Dewi Anggraini
"Semakin memburuknya kondisi perbankan di Indonesia selain diakibatkan oleh krisis moneter, juga disebabkan oleh faktor sumber daya manusia di sektor perbankan yang melakukan praktek-praktek perbankan yang menyimpang dari ketentuan yang berlaku. Para pemilik bank masih sering memanfaatkan bank untuk kepentingan pribadi atau group usahanya dan para pengurus bank juga tidak mandiri dalam pengelolaan banknya karena mengutamakan atau mengakomodir kepentingan pemilik bank. Oleh karenanya, perbankan merupakan sarana yang paling dominan digunakan dalam pencucian uang. Sejalan dengan kompleksitas kegiatan pencucian uang dan sesuai pasal 18 Undang-Undang No.25 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang di Indonesia telah didirikan sebuah lembaga khusus yang menangani masalah pencucian uang, yaitu Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Berkaitan dengan hal tersebut, lagi-lagi dunia perbankan kita diguncang oleh perbuatan yang tidak bertanggung jawab, kali ini dilakukan oleh pengelola Bank Global. Selain terjadinya penggelapan dana nasabah dan kejahatan lainnya, Tim Penyidik yang dibantu oleh PPATK juga menemukan adanya dugaan praktik pencucian uang. Dengan demikian, timbul permasalahan bagaimanakah peran PPATK dalam upaya melakukan penegakan hukum atas Tindak Pidana Pencucian Uang dan apakah tindakan yang dilakukan oleh Direktur Utama PT. Bank Global, Tbk termasuk dalam Tindak Pidana Pencucian Uang berdasarkan Undang-Undang NO. 25 Tahun 2003. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah menggunakan metode kepustakaan dan metode wawancara. Dapat disimpulkan bahwa peranan PPATK dalam upaya melakukan penegakan hukum atas Tindak Pidana Pencucin Uang dapat dilihat dari tugas dan wewenang yang diberikan oleh Undang-undang No.25 Tahun 2003 Pasal 26 dan Pasal 27. Dalam proses penegakan hukum, PPATK dapat melakukan kerjasama dan membantu pihak penyidik dan penuntut umum dengan informasi yang dimiliki dan kemampuan analisisnya. Selain itu dapat disimpulkan bahwa tindakan Direktur Utama PT. Bank Global dapat digolongkan sebagai tindak pidana pencucian uang sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (1) huruf g dan Pasal 6 ayat (1) huruf g Undang-undang No.25 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang."
Depok: [Fakultas Hukum Universitas Indonesia, ], 2005
S24367
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Dewi Anggraini
"PT. XYZ adalah sebuah dealer mobil yang merupakan joint dealer antara Indomobil Group (5l,00%) dan partner lokal (49,00%). Indomobil Group membeli 49,00% saham partner lokal pada September 2009 dengan harga Rp 6,90 milyar. Tesis ini menghitimg nilai intrinsik PT. XYZ dan menganalisa kewajaran nilai yang dibayarkan oleh Indomobil Group. Penilaian dilakukan dengan menggunakan metode Dividend Discount Model dan Free Cash Flow to Equity.
Dari hasil penilaian, dengan tingkat diskonto sebesar 19,69%, didapatkan nilai intrinsik PT. XYZ berkisar antara Rp 6,99 milyar - Rp 14,25 milyar. Nilai wajar untuk mengakuisisi 49,00% saham PT. XYZ adalah berkisar antara Rp 3,43 milyar - Rp 6,98 milyar. Disimpulkan bahwa nilai yang dibayarkan oleh Indomobil Group masih wajar, akan tetapi Indomobil Group harus menjaga agar kinerja PT. XYZ di masa depan dapat sesuai harapan.

PT. XYZ is a car dealer which is a joint dealer between Indomobil Group (51.00%) and local partner (49.00%). On September 2010, Indomobil Group bought the local partner?s shares for Rp 6.90 billion. This thesis calculates the intrinsic value of PT. XYZ and analyzes the fairness of the amount paid by Indomobil Group. The valuation was done with the Dividend Discount Model and the Free Cash Flow to Equity Method.
Based on the calculation, using the discount rate of l9.69%, the intrinsic value of PT XYZ ranges between Rp 6.99 billion - Rp 14.25 billion. The fair value to acquire the 49.00% shares of PT. XYZ lies between Rp 3.43 billion - Rp 6.98 billion. It is concluded that the amount paid by Indomobil Group is still fair, but Indomobil Group should ensure that PT. XYZ will perfonn as expected in the future.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T33400
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Dewi Anggraini
"

Sugar Sweetened Beverages (SSBs) merupakan jenis minuman yang paling banyak dikonsumsi oleh usia remaja. Mengonsumsi SSBs secara berlebihan dapat memberikan dampak buruk terhadap kesehatan, salah satunya yaitu meningkatkan risiko kegemukan pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor yang paling berhubungan dengan konsumsi SSBs serta hubungan antara konsumsi SSBs dengan status gizi pada siswa di SMPN 2 Bandung tahun 2020. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional yang dilakukan pada bulan Februari dan Maret 2020 di SMPN 2 Bandung dengan jumlah responden 153 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran antropometri dan pengisian kuesioner. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara univariat, analisis bivariat dengan chi square, dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Berdasarkan hasil analisis univariat diketahui 69,9% responden mengonsumsi SSBs tingkat tinggi (> 2 kali/hari). Hasil bivariat menunjukkan pendidikan ibu, ketersediaan SSBs di rumah, dan paparan media memiliki hubungan yang signifikan terhadap konsumsi SSBs. Analasis multivariat menunjukkan bahwa faktor dominan yang berhubungan dengan konsumsi SSBs adalah pendidikan ibu (OR: 3,03), setelah dikontrol oleh variabel paparan media, ketersedian SSBs di rumah dan aktifitas fisik. Responden dengan ibu berpendidikan rendah berpeluang 3 kali lebih tinggi mengonsumsi SSBs tingkat tinggi dibandingkan responden dengan ibu berpendidikan tinggi. Pada penelitian ini juga diketahui bahwa konsumsi SSBs berhubungan dengan status gizi (OR: 2,45). Konsumsi SSBs tinggi berisiko mengalami kegemukan. Peneliti menyarankan siswa mengurangi kebiasaan mengonsumsi SSBs dengan cara mengganti SSBs dengan minuman yang lebih sehat seperti susu plain, pihak sekolah memasukkan hal-hal terkait SSBs pada salah satu mata pelajaran, dan orang tua membatasi ketersediaan SSBs di rumah.


Sugar Sweetened Beverages (SSBs) are the type of drink most consumed by adolescents. Excessive consumption of SSBs can give a negative impact for health, one of which is increasing the risk of being obesity in adolescents. This study aims to determine the factors most related to SSBs consumption and the relationship between SSBs consumption and nutritional status of students at SMPN 2 Bandung in 2020. This study conducted in February and March 2020 at SMPN 2 Bandung with a total of 153 respondents, using a cross sectional study design. Data is collected by anthropometric measurements and filling out the questionnaires. The obtained data were analyzed using univariate, bivariate analysis with chi square test, and multivariate analysis with multiple logistic regression tests. Based on the results of univariate analysis it was found that 69,9% of respondents consumed high levels of SSBs (> 2 times /day). Bivariate results show that maternal education, availability of SSBs at home, and media exposure have a significant relationship to SSBs consumption. Multivariate analysis showed that the dominant factors associated with SSBs consumption were maternal education (OR: 3,03), after being controlled by media exposure variables, SSBs availability at home and physical activity. Respondents with low-educated mothers had a chance 3 times higher of consuming high-level SSBs compared to respondents with highly educated mothers. In this study it was also known that SSBs consumption was related to nutritional status (OR: 2,45). Consumption of high SSBs is at risk of being obesity. Researchers suggest students reduce their habits of consuming SSBs by replacing SSBs with healthier drinks such as plain milk, the school includes things related to SSBs in one subject, and parents limit the availability of SSBs at home.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Anggraini
"ABSTRAK
Gardu induk dalam suatu jaringan distribusi adalah suatu unsur dalam sistem tenaga listrik yang berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar sampai kepada konsumen. Agar proses penyampaian listrik ini selalu terjaga dengan baik, kapasitas dayanya harus dikembangkan sejalan dengan pertumbuhan beban dan perkembangan bagian sistem yang lain.Saat ini, kondisi pembebanan pada gardu induk Provinsi Banten semakin mendekati pembebanan maksimumnya, oleh karena itu perlu adanya perencanaan pengembangan kapasitas gardu induk guna memenuhi kebutuhan beban.Prakiraan beban puncak dilakukan untuk memprakirakan beban puncak di masa mendatang. Dengan menggunakan metode ekonometrika diperoleh bahwa kenaikkan beban puncak yang terjadi bervariasi antara 3,5 hingga 7,3 untuk gardu induk yang ada. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa Provinsi Banten membutuhkan tambahan kapasitas gardu induk sebesar 2.402 MVA untuk menjaga keandalan penyaluran listrik Provinsi Banten pada tahun 2017 hingga 2027.

ABSTRACT
The main substation in a distribution network is an element in a power system that is useful for delivering electricity from large power sources to consumers. In order for the delivery process to be properly maintained, its capacity must be developed in line with the growth of the load and the development of other parts of the system.Currently, the loading condition on the substation of Banten Province is getting closer to the maximum load, therefore there is a need for planning of substation capacity development to meet the load requirement.Peak load forecasts are conducted to forecast peak loads in the future. Using econometrics method, it is found that the increase of peak loads varies from 3.5 to 7.3 for existing substations.From the research, it is found that Banten Province needs an additional substation capacity of 2,402 MVA to maintain the reliability of electricity distribution of Banten Province in 2017 to 2027."
2017
T47868
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>