Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alfi Fudhola
"Penelitian dalam Tesis ini mengkaji secara spesifik mengenai Excess Cash pada perusahaan-perusahan non financial yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Keunikan dari reaksi investor terhadap kelebihan kas (excess cash) menunjukan hasil yang berbeda-beda. Lebih lanjut dalam penelitian ini, ditemukan bahwa excess cash,  yang merupakan salah satu proxy terhadap pertumbuhan perusahaan menunjukan hubungan yang positif secara empiris terhadap likuiditas dan excess returns pada perusahaan-perusahaan di Indonesia. Keberadaan dari excess cash  pada perusahaan dapat menjadi suatu sinyal positif bagi investor untuk berinvestasi, sehingga dapat meningkatkan arus perdagangan, serta mengurangi likuiditas dari saham perushaan tersebut. Lebih lanjut, kondisi tersebut juga dapat menjadikan pemegang saham untuk memperoleh ekspektasi imbal hasil yang lebih tinggi dari pada sebelumnya. Namun, disisi lain excess cash yang tinggi juga dapat menjadikan pertentangan antara manager dengan pemegang saham, apakah menyimpan kelebihan tersebut dalam perusahaan atau membagikannya kepada pemegang saham.

The Research in this thesis examines in detail about Excess Cash in non-financial companies listed in the Indonesian's stock exchange. The uniqueness of investor's reaction to excess cash shows altered results. Additionally, in this study, it was found that excess cash, which is one of the company's growth proxies, empirically showed the positive relationship to liquidity and excess returns to companies in Indonesia. The existence of excess cash in the company can be a positive indicator for investors to have an investment, consequently it could increase the flow of trade, and reduce the liquidity of the company's shares. Furthermore, these conditions can also expect shareholders to obtain higher returns beforehand. Contrariwise, high in the excess cash also can make a disagreement between the manager and shareholders, whether to save the excess in the company or share it with shareholders."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T55021
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfi Fudhola
"ABSTRACT
International Center for Settlement of Investment Dispute (ICSID) merupakan forum
penyelesaian sengketa investasi antara investor asing dengan negara penerima
investasi (host state). Lembaga ini didirikan atas prakarsa dari International Bank for
Reconstruction and Development (IBRD) pada tanggal 18 Maret 1965 dengan
membentuk Convention on the Settlement of Investment Disputes between States and
Nationals of Other States (Konvensi ICSID). Pada perkembanganya, proses
penyelesaian sengketa di ICSID menuai banyak kritik terutama dari negara-negara
berkembang. Kritik tersebut meliputi permasalahan arbiter yang dapat memiliki peran
ganda sehingga menimbulkan isu konflik kepentingan, permasalahan tidak adanya
batasan waktu sehingga mengakibatkan durasi waktu yang lama, permasalahan biaya
yang mahal untuk biaya penasihat hukum, biaya prosedural (legal cost) dan biaya
insidentil lainya, dan implikasi adanya mekanisme pembatalan yang menyebabkan
timbulnya isu kepastian hukum pada putusan. Permasalahan-permasalahan tersebut
merupakan permasalahan yang menjadi isu bagi negara berkembang termasuk
Indonesia. Kebijakan Pemerintah Indonesia terkait peninjauan Bilateral Investment
Treaties (BIT) merupakan momentum yang tepat untuk mengkaji ulang keanggotaan
Indonesia di ICSID, terkait Indonesia harus melakukan penarikan diri dari ICSID
ataukah Indonesia harus tetap menjadi anggota ICSID dengan melakukan tindakantindakan
yang sesuai.

ABSTRACT
International Center for Settlement of Investment Dispute (ICSID) is an investment
dispute resolution forum between foreign investors and host state. ICSID was
established by initiative of the International Bank for Reconstruction and
Development (IBRD) on March 18, 1965 to form the Convention on the Settlement
of Investment Disputes between States and Nationals of Other States (ICSID
Convention). In its development, the process of dispute resolution in the ICSID gets a
lot of criticism, especially from developing countries. The criticisms include concerns
that the arbitrator may have a dual role which rise an issue of conflict of interest; no
limitation time which is stipulated in ICSID Convention resulting in long duration of
time; cost problems including cost of legal counsel, procedural costs (legal costs) and
other expenses incidental cost; and implications of annulment mechanism that causes
the issue of legal certainty in the decision. These problems have become an issue for
developing countries, including Indonesia. Indonesian government's policy to review
the Bilateral Investment Treaties (BIT) is an appropriate moment to review
Indonesia's membership in ICSID: either Indonesia must withdraw from ICSID or
Indonesia should remain its membership by performing the appropriate actions."
2014
S56038
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library