Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Ahmad Fitrianto
"Sistem kelistrikan di setiap penjuru dunia senantiasa menghadapi ancaman pemadaman total (black our). Betapa pun canggih dan modernnya suatu sistem kelistrikan, ancaman black out selalu menghantui. Skripsi ini membahas evaluasi black start sebagai salah satu solusi untuk mengatasi black out dengan studi kasus pada PLTU Suralaya. Tiga masalah yang umum dihadapi paska kejadian black out adalah tidak tersedianya cadangan transformator, lonjakan beban (cold load pick-up), dan masalah black start-up. Dua jenis konsep black start yang dikenal adalah black stars unit pembangkitan dan black start grid tenaga listrik. Black start dilakukan dengan urutan langkah pemilihan sumber black start, pemilihan alur penyalaan, dan penanganan masalah yang timbul. Masalah tersebut meliputi penguatan sendiri (self excitation), tegangan lebih dan resonansi, osilasi frekuensi rendah, dan kestabilan sub-sistem. Kendala yang dihadapi dalam menjalankan black start adalah keamanan black-start, pengaturan beban & pengendalian frekuensi dan tegangan pada pelaksanaan restorasi, kerja sama relai proteksi, serta pemilihan titik paralel antara sub-sistem dan sistem besar. Hasil evaluasi menunjukan bahwa daerah kerja generator PLTG JBE saat menanggung beban black start unit #7 masih berada di dalam lingkup kemampuan (capability) generator PLTG JBE, Penurunan tegangan (drop tegangan) pada semua bus yang terjadi saat keadaan tunak (steady state) nilainya masih berada dalam batas toleransi undervoltage relay pada masing-masing bus. Hal ini menunjukkan bahwa relai tersebut belum bekerja. Kondisi kritis black start unit #7 terjadi ketika SU-BFP dan ID-FAN start, sehingga dikhawatirkan relai akan memberikan sinyal untuk trip/bekerja pada kesempatan yang lain. Lebih jauh harus diakui bahwa PLTG IBB telah berubah fungsi dari black start unit menjadi emergency power supply."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S40050
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ahmad Fitrianto
"Pandemi mengingatkan perlunya membuat ketangguhan sistem dan kapasitas lokal masyarakat urban untuk mencegah penyebaran penyakit menular termasuk terjadinya klaster Covid-19 di lingkungan sekolah. Penelitian kuantitatif regresi linear digunakan untuk menganalisis sikap guru terhadap pembelajaran daring di masa pandemi, faktor-faktor yang berhubungan dengan disiplin protokol kesehatan pencegahan klaster sekolah dan menjelaskan alat desinfeksi UVC untuk meningkatkan kualitas udara dalam ruangan di sekolah berbasis metode eksperimental. Hasil penelitian sesuai nilai signifikansi menunjukkan bahwa faktor Pendidikan, Vaksin, Pengetahuan, Sarana, Sikap dan Kebijakan sangat berpengaruh terhadap disiplin protokol kesehatan pencegahan Covid-19 saat pembelajaran tatap muka. Solusi untuk meminimalkan penularan melalui udara menggunakan sarana disinfeksi udara telah dibuktikan melalui pengujian radiasi dalam ruang sebesar 7,31 mW/cm2, menonaktifkan bakteri yang memiliki ketahanan lebih tinggi dibandingkan SARS-CoV-2, mereduksi 84,83% konsentrasi mikroba dalam ruangan hingga DNA virus terdegradasi hanya dalam waktu 5 detik menggunakan spesimen virus SARS-CoV-2 yang diduga merupakan varian Omicron. Semoga pemerintah dapat mengadopsi dan mengadaptasi rekomendasi disinfeksi udara pada hunian, ruang kelas, perkantoran, area publik yang tertutup hingga sarana transportasi massal.
The pandemic reminds us of the need to build resilience in the system and local capacities of urban communities to prevent the spread of infectious diseases, including the occurrence of clusters of Covid-19 in schools. Quantitative research with linear regression was used to analyze teacher's attitudes towards online learning during pandemic, factors related to the discipline of health protocols for school cluster prevention and explain UVC disinfection tools to improve indoor air quality in school base on experimental methods. The results according to the significance value show that the factors Education, Vaccine, Knowledge, Facilities, Attitude dan Policy greatly influence the discipline of the Covid-19 prevention health protocol during face-to-face learning. The solution for minimizing airborne transmission using an air disinfection tool has been proven by testing indoor radiation of 7.31 mW/cm2, deactivating bacteria that have higher resistance than SARS-CoV-2, reducing 84.83% of the concentration of microbes in the room and Virus DNA was degraded in just 5 seconds using specimen of suspected SARSCoV-2 Omicron variant. Hopefully, the government can adopt and adapt recommendations for air disinfection in residential areas, classrooms, offices, closed public areas and mass transportation. "
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library