Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widiatmoko
"Telah dilakukan sampling makrozoobentos di Sungai Cengek bagian hulu yang melintasi Desa Payaman, Kota Salatiga pada bulan April 2013. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengoleksi makrozoobentos, pada daerah sebelum percabangan, percabangan sebelah timur, dan percabangan sebelah barat. Sampel yang diperoleh diawetkan dengan alkohol 70% kemudian diidentifikasi di Laboratorium Taksonomi Hewan, Departemen Biologi FMIPA UI, Depok. Masing-masing pengambilan sampel dilakukan sebanyak dua pengulangan. Data hasil penelitian ditabulasi dan digunakan untuk penilaian kualitas perairan dengan indeks biotik.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh empat kelompok makrozoobentos yang dikelompokkan dalam Famili Heptageniidae, Libellulidae, Palaemonidae, dan Pachychilidae. Indeks eanekaragaman tergolong rendah, berkisar antara 0,42--0,9 dengan indeks dominansi berkisar 0,49--0,75. Berdasarkan indeks biotik diketahui bahwa kualitas perairan Sungai Cengek bagian hulu masuk ke dalam kategori perairan dengan kondisi yang baik, dengan nilai ASPT berkisar 6,25--6,5.

Sampling of macrozoobenthos has been held at the upstream of Cengek River that crosses Payaman Village, Salatiga City in April, 2013. Sampling was carried out by collecting macrozoobenthos at the area before branching, eastern branching, and western branching of Cengek River. Samples that collected was preserved by 70% ethanol, and identified in Laboratory of Animal Taxonomy, Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Science, University of Indonesia, Depok . Each sampling was performed two repetitions. The data were tabulated and used to measure the water quality by biotic index.
Results of the research was found four group of macrozoobenthos that divided into family of Heptageniidae, Libellulidae, Palaemonidae, and Pachychilidae. The level of diversity rated low, ranged from 0,42 to 0,9 and dominancy index ranged from 0,49 to 0,75. Based on biotic index, the waterways quality of Cengek River upstream were divided into the fine condition river, with ASPT rate ranged from 6,25 to 6,5."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S55136
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Zainul Abidin
"Penelitian bertujuan untuk menilai kualitas Sungai Cibareno di Banten, Jawa Barat. Penelitian dilakukan dengan menyatakan hasil identifikasi makrozoobentos sebagai bioindikator yang diambil dari 9 stasiun penelitian di Sungai Cibareno. Analisis makrozoobentos dalam rangka pemantauan kualitas Sungai Cibareno menggunakan Biological Monitoring Working Party - Average Score per Taxon (BMWP - ASPT) pada tingkat famili atau kelompok makrozoobentos berdasarkan toleransinya terhadap cemaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagian hulu, tengah, dan hilir sungai Cibareno berturut - turut memiliki nilai ASPT sebesar 5,3, 5,5 dan 4,8. Secara keseluruhan Sungai Cibareno memiliki nilai ASPT 5,2 dan termasuk dalam tingkat pencemaran ringan.

The main objective of this study was to assess the quality of Cibareno River in Banten, West Java. The research was conducted by explain the result of identification of macrozoobenthos as the indicator which taken form 9 research stations in Cibareno River. The analysis of macrozoobenthos in order to monitor the quality of Cibareno River is using Biological Monitoring Working Party - Average Score per Taxon (BMWP - ASPT) on the family level or groups of macrozoobenthos based on the tolerance of the organism against pollutant. The result showed that the head, the middle and the downstream of Cibareno River has the ASPT score about 5,3, 5,5 and 4,8. The entire score of Cibareno River is 5,2 and it means that the pollutant level is low."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S56537
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Zulkarnain
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui struktur komunitas epifiton pada tumbuhan Ipomoea aquatica F. di lima situ Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Ditemukan 34 marga dengan kepadatan 983 ind/cm2. Situ Agathis memiliki epifiton dengan kepadatan 320 ind/cm2, Situ Mahoni sebesar 296 ind/cm2, Situ Puspa sebesar 136 ind/cm2, Situ Ulin sebesar 48 ind/cm2, Situ Salam sebesar 183 ind/cm2. Situ Agathis di dominasi oleh Crucigeniella (12%), Situ Mahoni di dominasi oleh Navicula (26%), Situ Puspa di dominasi oleh Navicula (50%), Situ Salam di dominasi oleh Diatom1 (74%), Situ Ulin di dominasi oleh Euglena (33,5%). Perairan di sekitar epifton di Ipomoea aquatica F. memiliki intensitas cahaya berkisar antara 0,26 m--0,40 m; suhu 26--29,5°C; pH 5--6,5; DO 5,9--8,64 ppm; BOD 1,5--2,7 ppm. Indeks keanekaan epifiton berkisar antara 0,15--0,365. Indeks kemerataan penyebaran epifiton berkisar antara 0,09--0,19. Indeks kesamaan menurut Hierarchical cluster dengan menggunakan program PAST v3 memiliki tingkat kesamaan epifiton di lima situ UI berkisar antara 24,34--47,44 yang berarti kesamaan di setiap situ tidak berbeda jauh.

This research is aimed to know the epiphyton structure on Ipomoea aquatica F. in five situ at University of Indonesia, Depok, West Java. 34 genus have been found in those situ with density of 983 Ind/cm2. Situ Agathis, Situ Mahoni, Situ Puspa, Situ Ulin, and Situ Salam had epiphyton density 320 ind/cm2, 296 ind/cm2, 136 ind/cm2, 48 ind/cm2, 183 ind/cm2 respectively. Domination of Crucigeniella at Situ Agathis was 12%. Domination of Navicula at Situ Mahoni was 26%. Domination of Navicula at Situ Puspa was 50%. Domination of Diatom 1 at Situ Salam was 74%. Domination of Euglena at Situ Ulin was 33,5%. Brightness of light at around epiphyton in Ipomoea aquatica F.depht ranges 0,26 m--0,40 m. Temperature range from 26--29,5°C; pH: 5--6,5; DO: 5,9--8,64 ppm; BOD: 1,5--2,7 ppm. Epiphyton diversity index ranged 0,15--0,36. Epiphyton Evennes index ranged from 0,09--0,19. Similarity index in hierarchical cluster with program PAST v3 have level similarity on five situ range is 24,34--47,44 it meant similarity on five situ not significant diffirence."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S59735
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Ratnasari
"Eceng gondok (Eichhornia crassipes) merupakan tumbuhan air tawar yang berpotensi dijadikan biofilter padatan tersuspensi dalam air. Eceng gondok termasuk tanaman hiperakumulator karena kemampuannya dalam mengakumulasi logam terlarut dalam perairan. Kemampuan tersebut memungkinkan eceng gondok dijadikan sebagai tanaman fitoremediasi. Penelitian terdiri dari tiga kelompok, yaitu eceng gondok sebagai biofilter padatan tersuspensi, penentuan titik jenuh pengikatan padatan tersuspensi oleh akar eceng gondok dan fitoremediasi logam Cu, Cd, Pb, dan Zn. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eceng gondok dapat digunakan sebagai biofilter padatan tersuspensi dan agen fitoremediasi Cu, Cd, Pb dan Zn dalam waktu lebih dari 7 hari.

Water hyacinth (Eichhornia crassipes) is a freshwater plant that has potential as bio-filter of suspended solid in the water. Water hyacinth is one of the hyper-accumulator plants because of its ability to accumulate metals dissolved in water. Such capability can be used as phytoremediation plant. The study consisted of three groups, namely water hyacinth as a bio-filter of suspended solid, determining point of saturation binding suspended solid by its roots and phytoremediation of Cu, Cd, Pb, and Zn. The results showed that water hyacinth can be used as a bio-filter of suspended solid and phytoremediation agent of Cu, Cd, Pb and Zn in more than 7 days."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S62974
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanindi Fajrina Trihardi
"ABSTRAK
Saat ini belum diketahui dampak perubahan habitat bagi biota laut akibat adanya aktivitas pengerukan pasir yang terjadi di Perairan Pulau Tunda sejak tahun 2013. Oleh karena itu penelitian yang dilakukan pada bulan Oktober 2016 hingga April 2017 bertujuan untuk mengetahui Struktur Komunitas dan Pola Sebaran Asteroidea di perairan Pulau Tunda. Lokasi penelitian ditetapkan dengan metode purposive sampling, kemudian dibagi menjadi 4 stasiun dan setiap stasiun terdiri atas 3 line transect yang masing-masing transek terdiri atas 15 plot pengamatan. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan dari keempat lokasi penelitian ditemukan sejumlah 8 spesies dari 5 suku Asteroidea. Indeks keanekaragaman Asteroidea di Pulau Tunda berada dalam kategori yang rendah H rsquo; le; 1,0 , yang berarti produktivitas sangat rendah sebagai indikasi adanya tekanan yang berat dan ekosistem yang tidak stabil. Indeks kemerataan pada stasiun 1 dan stasiun 2 tergolong rendah, sedangkan stasiun 3 dan stasiun 4 tergolong tinggi. Hal tersebut didukung dengan adanya spesies yang mendominasi yaitu Archaster typicus 33,3 , sedangkan kelimpahan Asteroidea di stasiun 4 lebih tinggi jika dibandingkan dengan 3 stasiun lainnya. Kecenderungan Asteroidea melimpah disebabkan adanya substrat pasir dan batu karang pada habitat tersebut. Secara umum pola sebaran Asteroidea di Perairan Pulau Tunda tergolong seragam.

ABSTRAK
The sand dredging activity in Tunda Island since 2013 result in the habitat changes for marine biota that have not been studied. Therefore, research conducted in October 2016 April 2017 aims to discover the structure community and distribution patterns of Asteroidea in Tunda Island. By using purposive sampling method, the research location divided into 4 stations with 3 transect lines and 15 observation plots per each. The analisys of data obtained by quantitative descriptive. The result showed 8 types of 5 tribes Asteroidea from 4 stations. The Asteroidea diversity index is in the low category H rsquo le 0,5 which signify low productivity as in indication of severe stress and unstable ecosystems. The evenness index values at stasion 1 and station 2 are low while, station 3 and station 4 are high. Those supported by the dominant species of Archaster typicus 33,3 , the abundane of Asteroidea at station 4 is highest compare to others. The abundance of Asteroidea due to the existence of sand substrate and reef corals. In general, the distribution pattern of Asteroidea in Tunda Island is evenly distributed."
2017
S69638
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Chrisna Prastika
"Daerah aliran sungai DAS Cilutung merupakan salah satu anak sungai dari Cimanuk. Berkembangnya kegiatan penduduk di DAS Cilutung seperti bertambahnya pemukiman, kegiatan industri, dan kegiatan pertanian dapat mengakibatkan perubahan fisik, kimia, dan biologi pada perairan sungai. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui besarnya koefisien saprobik perairan DAS Cilutung dengan menggunakan plankton sebagai bioindikator melalui indeks saprobik.
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode survei, dimana penetapan stasiun pengambilan sampel dengan purposive sampling. Penempatan stasiun didasarkan atas perkiraan beban pencemar dan kegiatan masyarakat sekitar. Penelitian dilakukan di tiga stasiun berbeda yang merepresentasikan bagian yang tercemar oleh pemukiman warga, industri, dan pertanian. Penelitian dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2018. Parameter lingkungan juga turut diukur dalam penelitian. Data dalam penelitian merupakan data kuantitatif berupa jumlah dan jenis spesies plankton, kemudian dihitung nilai koefisien saprobiknya dengan metode indeks saprobik.
Hasil yang didapat dikaitkan dengan tabel koefisien saprobitas perairan dengan tingkat pencemaran perairan. Hasil penelitian diperoleh enam divisi plankton yaitu Chlorophyta, Chrysophyta, Cyanophyta, Euglenophyta, Charophyta, dan Ciliophora. DAS Cilutung memiliki rentang nilai saprobik berkisar antara 0,75--0,86. Nilai yang didapat menggambarkan perairan tersebut tercemar ringan pada fase B-Mesosaprobik, dengan sedikit bahan pencemar organik.

Cilutung watershed is one of the tributaries of Cimanuk river. The development of population activities in Cilutung watershed such as increasing settlements, industrial activities, and agricultural activities can result in physical, chemical, and biological changes in river waters. The research aimed to find out the magnitude of the saprobic coefficient of Cilutung watershed waters by using plankton as bioindicator through saprobik index.
The research conducted using survey method, where determination of sampling station with purposive sampling. Station placement is based on estimated pollution load and surrounding community activities. The study was conducted at three different stations representing parts contaminated by residents, industry, and agriculture. The study was conducted from February to May 2018. Environmental parameters were also measured in the study. The data in this study is quantitative data in the form and number of species of plankton, then calculated saprobic coefficient value with saprobic index method.
The result obtained is related to table of water saprobic coefficient with water pollution level. The results obtained by six plankton divisions are Chlorophyta, Chrysophyta, Cyanophyta, Euglenophyta, Charophyta, and Ciliophora. Cilutung watershed has a range of saprobic values ranging from 0,75 0,86. The values obtained illustrate the waters are lightly contaminated in the B Mesosaprobic phase, with little organic pollutants.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sisilia Heyden
"Substrat makrofita memengaruhi kelimpahan dan keanekaragaman struktur komunitas epifiton. Mikroalga yang berpotensi bersifat perifitik menjadi komponen penyusun struktur komunitas epifiton. Berdasarkan penelitian sebelumnya, epifiton pada Utricularia berkeanekaragaman sedang dengan Cosmarium dan diatom sebagai penyusun utama komunitas epifiton, sementara epifiton pada Hydrilla dan Chara yaitu Closterium, Cosmarium, Euastrum, Micrasterias, Pleurotaenium, dan Staurastrum.
Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan antara struktur komunitas epifiton pada Utricularia sp. dengan Hydrilla sp. dan mengetahui plankton yang berpotensi menjadi epifiton di Situ Alam FMIPA UI. Komponen yang dikaji yaitu kelimpahan dan keanekaragaman epifiton.
Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2018 hingga Mei 2018 menggunakan metode purposive sampling dan mengambil sampel epifiton pada Utricularia sp., Hydrilla sp., gelas objek, dan plankton pada sampel air. Pengambilan tiap sampel dilakukan 3 kali dengan pengulangan 1 kali dalam jarak waktu 2 minggu.
Penelitian menunjukkan 67 genus dengan 1 genus planktonik yang hanya ditemukan di sampel gelas objek saja. Kelimpahan epifiton pada Utricularia sp. sebanyak 84.609 sel/ml, lebih tinggi dibanding epifiton pada Hydrilla sp. yaitu 74.392 sel/ml. Nilai keanekaragaman epifiton pada kedua tanaman tersebut dikategorikan keanekaragaman rendah H rsquo;< 2,302. Keanekaragaman komunitas epifiton pada Utricularia sp. berbeda dengan komunitas epifiton pada Hydrilla sp. P0,05.

Macrophytes as substrate affect abundance and diversity in community structure of epiphyton with periphytic microalgae become part of it. Previous research showed medium diversity of epiphyton on Utricularia mostly consists of Cosmarium and diatom, also Closterium, Cosmarium, Euastrum, Micrasterias, Pleurotaenium, and Staurastrum was found on epiphyton of Hydrilla and Chara.
The purpose of this research is to know the differences between community structure of epiphyton on Utricularia sp. and Hydrilla sp., also to know planktons that become epiphyton at Situ Alam FMIPA UI. Abundance and diversity of epiphyton community are the main discussion in this research.
Research begins on March 2018 until May 2018. Using purposive sampling method, samples were taken from Utricularia sp., Hydrilla sp., object glass, and water. Each sample was taken thrice, one repetition, once every 2 weeks.
Research shows 67 genera, including 1 planktonic genus that was found only on object glass. The abundance of epiphyton on Utricularia sp. shows 84.609 cell ml, higher than 74.392 cell ml that was found on epihyton of Hydrilla sp. Both diversity indices are categorized as low diversity.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aida Mawardah
"Penelitian mengenai kualitas air DAS Cilutung yang dilakukan pada tiga Sub DAS merepresentasikan kegiatan yang berbeda di lingkungan sekitar Sub DAS, diantaranya kegiatan mandi cuci kakus MCK pada Sub DAS Cideres, tambang pasir pada Sub DAS Cijurey, dan pertanian pada Sub DAS Cisaar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kualitas air DAS Cilutung, Majalengka, Jawa Barat berdasarkan makroinvertebrata dan dianalisis menggunakan metode Biological Monitoring Working Party - Average Score Per Taxon BMWP - ASPT . Parameter lingkungan juga turut diukur dalam penelitian ini.
Hasil penelitian didapatkan 23 famili makroinvertebrata bioindikator kualitas perairan, diantaranya Chrysomelidae, Cincidelidae, Gyrinidae, Heteroceridae, Baetidae, Cydnidae, Gerridae, Mesoveliidae, Naucoridae, Aeshnidae, Lindeniidae, Corduliidae, Lestidae, Libellulidae, Perlidae, Perlodidae, Hydropsychidae, Limnephilidae, Palaemonidae, Parathelpusidae, Viviparidae, Lymnaidae, dan Thiaridae. DAS Cilutung, Majalengka, Jawa Barat memiliki kisaran nilai ASPT 5--5,9 yang menunjukkan bahwa kondisi perairan tergolong kedalam kualitas air tercemar ringan.

A research of water quality assessment in Cilutung Watershed has been conducted at three Sub Watershed representing the diverse activities around them, which are toilet activites on Cideres Sub Watershed, sands mining on Cijurey Sub Watershed, and farming on Cisaar Sub Watershed. This research aimed to determine the quality of Cilutung Watershed, Majalengka, Jawa Barat using benthic makroinvertebrates as bioindicator through Biological Monitoring Working Party Average Score Per Taxon BMWP ASPT method. Environmental parameter is also measured.
The results obtained were twentythree families of benthic macroinvertebrates namely Chrysomelidae, Cincidelidae, Gyrinidae, Heteroceridae, Baetidae, Cydnidae, Gerridae, Mesoveliidae, Naucoridae, Aeshnidae, Lindeniidae, Corduliidae, Lestidae, Libellulidae, Perlidae, Perlodidae, Hydropsychidae, Limnephilidae, Palaemonidae, Parathelpusidae, Viviparidae, Lymnaidae, and Thiaridae. Cilutung Watershed, Majalengka, Jawa Barat has ASPT range between 5 5,9 which classified as fairly polluted water quality.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Nur Erha
"

Penelitian mengenai struktur komunitas fitoplankton di perairan Danau Sunter Selatan, Jakarta Utara telah dilakukan pada bulan April – Mei 2019. Penelitian bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas fitoplankton seperti menghitung indeks kelimpahan, keanekaragaman, kemerataan, dominansi, dan saprobik (pencemaraan air). Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan mengambil sampel secara horizontal dan vertikal pada bagian permukaan tiga stasiun (inlet, midlet, dan outlet), selama dua kali pada tanggal 3 dan 21 April 2019. Struktur komunitas fitoplankton di analisis berdasarkan kelimpahan, indeks keanekaragaman, kemerataan, dominansi dan saprobik (pencemaraan air). Keanekaragaman fitoplankton di perairan Danau Sunter Selatan, Jakarta Utara ditemukan 4 kelas dari 12 marga fitoplankton. Fitoplankton terdiri dari Bacillariophyceae (Chaetoceros, Pinnularia, Synedra), Chlorophyceae (Closterium, Cosmarium, Staurastrum, Oocytis, Scenedesmus, Pediastrum) Cyanophyceae (Microcystis, Tetraedron), Euglenophyceae (Euglena). Berdasarkan nilai indeks keanekaragaman fitoplankton secara horizontal dan vertikal berkisar 1,494 - 1,717 dikategorikan tingkat keanekaragaman sedang, indeks kemerataan berkisar 0,701 – 0,764 dikategorikan cukup sampai hampir merata, dan indeks dominansi berkisar 0,238 – 0283 dikategorikan tidak adanya dominasi marga tertentu di perairan Danau Sunter Selatan, Jakarta Utara. Indeks saprobik atau pencemaran air pada setiap stasiun berkisar 0,066 – 0,366 hal tersebut menunjukan perairan Danau Sunter Selatan, Jakarta Utara tercemar sedang, dimungkinkan karena pembuangan sampah dari kegiatan diarea danau.

 


Research on community structure of phytoplankton in Danau Sunter Selatan, North Jakarta was conducted in April - May 2019. The purpose of this research was to specify the community structure of phytoplankton such as abundance, diversity index, equitability, dominance, and saprobic index (water pollution). The research method used was taking samples horizontally and vertically on the surface of three stations (inlet, midlet, and outlet), for two times on 3rd and 21th of April 2019. The community structure of phytoplankton was analyzed based on abundance, diversity index, equitability, dominance, and saprobic index (water pollution). For the diversity of phytoplankton in Danau Sunter Selatan, 4 classes of 12 phytoplankton genera were found. Phytoplankton consists of Bacillariophyceae (Chaetoceros, Pinnularia, Synedra), Chlorophyceae (Closterium, Cosmarium, Staurastrum, Oocytis, Scenedesmus, Pediastrum), Cyanophyceae (Microcystis, Tetraedron), and Euglenophyceae (Euglena). The phytoplankton diversity index by horizontal and vertical method, ranged from 1,494 - 1,717 categorized as moderate diversity index, equitability index ranged from 0.701 - 0.764 categorized as sufficient to almost even, and dominance index ranged from 0,238 – 0283, categorized as no predominance of certain genera in Danau Sunter Selatan. The saprobic index or water pollution at each station ranged from 0,066 – 0,336, indicated that the waters of Danau Sunter Selatan, North Jakarta, are moderately polluted, which may be caused by garbage disposal from activities in the lake area.

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gannes Citraning Sidomukti
"Situ Rawa Kalong dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk budidaya ikan, kegiatan memancing dan tempat rekreasi. Situ tersebut dikelilingi oleh empat buah pabrik (kap lampu, minuman kemasan, kosmetik, plastik) dan pemukiman penduduk sehingga rentan terkena cemaran organik dan anorganik yang berdampak pada organisme perairan, khususnya fitoplankton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui diversitas fitoplankton serta mengetahui status mutu dan kualitas perairan di Situ Rawa Kalong melalui metode Storet dan perhitungan indeks diversitas fitoplankton dari Shannon-Wiener. Pengamatan dilakukan pada bulan Oktober 2020. Pengambilan sampel fitoplankton dilakukan secara horizontal. Fitoplankton yang ditemukan selama pengamatan yakni divisi dari Bacillariophyta, Chlorophyta, Cyanophyta dan Euglenophyta. Berdasarkan hasil metode Storet, perairan Situ Rawa Kalong memiliki status mutu air kelas D dengan skor (-46) – (-48). Nilai tersebut tergolong buruk dan menunjukkan bahwa kualitas perairan di Situ Rawa Kalong mengalami pencemaran berat dengan nilai indeks diversitas berkisar antara 0,46 – 0,48 yang menunjukan komunitas tidak stabil dan terdapat jenis yang mendominasi. Jenis fitoplankton yang mendominasi adalah Chlorella sp. dan Microcystis sp.

Situ Rawa Kalong is used by the local community for fish farming, fishing activities and recreation areas. The Situ is surrounded by four factories (lampshade, drinking water, cosmetic, plastic) and residential areas, making it susceptible to organic and inorganic contamination which affects aquatic organisms, especially phytoplankton. This study aims to find out the diversity of phytoplankton related to the status and water quality in Situ Rawa Kalong using Storet method and calculation of Shannon-Wiener phytoplankton diversity index. Observations were made in October 2020. Phytoplankton sampling was carried out horizontally. The phytoplankton found during the observation were divisions of Bacillariophyta, Chlorophyta, Cyanophyta and Euglenophyta. Based on the results of the Storet method, water quality in Situ Rawa Kalong has been classified as D water quality status with a score of (-46) – (-48). These value is poor and indicates that the water quality in Situ Rawa Kalong is heavily polluted with a diversity index value ranging from 0,46 to 0,48 showing an unstable community and existence of dominant species. The dominant species of phytoplankton are Chlorella sp. and Microcystis sp.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>