Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nyimas Zahra Paramameswari
"Epifiton berperan penting dalam sistem produksi perairan, tetapi komposisi dan kuantitasnya belum diketahui di Situ Alam. Terdapat tumbuhan emergent di Situ Alam meliputi Oryza rufipogon dan Isachne globosa, yang dapat berperan sebagai substrat epifiton. Oleh karena itu, analisis struktur komunitas epifiton pada dua tumbuhan tersebut di Situ Alam perlu dilakukan, disertai komposisi organisme yang berpotensi menjadi epifiton. Sampel epifiton didapat dari Oryza rufipogon dan Isachne globosa menggunakan metode purposive sampling di tepi situ, sedangkan organisme yang berpotensi menjadi epifiton didapat dari gelas objek yang dibenamkan dalam situ. Hasil yang diperoleh, yaitu kelimpahan epifiton pada Oryza rufipogon sebesar 26.163 sel/cm2 dari 61 genus, sedangkan pada Isachne globosa sebesar 49.863 sel/cm2 dari 50 genus, dan disertai 37 genus organisme yang berpotensi menjadi epifiton.
Berdasarkan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener, keanekaragaman epifiton pada Oryza rufipogon dan Isachne globosa termasuk sedang, dengan nilai pada Isachne globosa yaitu 2,06, dan nilai pada Oryza rufipogon yaitu 1,86. Kelimpahan dan keanekaragaman epifiton pada dua tumbuhan tersebut berbeda nyata, berdasarkan analisis uji-t. Selain itu, berdasarkan analisis similaritas Sorensen, genus epifiton pada dua tumbuhan tersebut memiliki kesamaan sebesar 88,24, dengan perbedaan sebesar 11,76, yang disebabkan oleh 10 genus spesifik pada Oryza rufipogon dan 1 genus spesifik pada Isachne globosa.

Epiphyton play an important role in aquatic production systems, but their composition and quantity are not yet known in Situ Alam. There are emergent plants in Situ Alam include Oryza rufipogon and Isachne globosa, which can serve as epiphyton substrate. Therefore, an analysis of epiphyton community structure on these two plants in Situ Alam should be known, with the composition of epiphyton potential organism. Epiphyton samples were obtained from Oryza rufipogon and Isachne globosa using purposive sampling method on the edge of the situ, and epiphyton potential organisms were obtained from glass objects that were immersed in situ. The results obtained, the epiphyton abundance on Oryza rufipogon are 26,163 cells cm2 from 61 genera, and on Isachne globosa are 49.863 cells cm2 from 50 genera, with 37 genera of epiphyton potential organisms.
Based on Shannon Wiener 39 s diversity index, epiphyton diversity on Oryza rufipogon and Isachne globosa is moderate, with value at Isachne globosa is 2.06, and the value of Oryza rufipogon is 1.86. The epiphyton abundance and diversity on these two plants was significantly different, based on t test analysis. In addition, based on Sorensen 39s similarity analysis, the epiphyton genera on these two plants have 88.24 similarity, with 11.76 difference, caused there are 10 specific genera on Oryza rufipogon and 1 specific genera on Isachne globosa.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latifah Nurdahlanti
"Penelitian mengenai struktur komunitas diatom di Pulau Penjaliran Timur dan Teluk Jakarta telah dilakukan masing-masing pada bulan Juni 2007 dan Maret 2008. Sampel diambil secara horizontal dari 10 stasiun di sekeliling perairan Pulau Penjaliran Timur dan 6 muara sungai di Teluk Jakarta. Hasil identifikasi sampel fitoplankton berupa 57 jenis diatom dari perairan Pulau Penjaliran Timur dan 30 jenis dari Teluk Jakarta. Kepadatan diatom di Pulau Penjaliran Timur berkisar antara 24.232--127.079 plankter/m3 yang didominasi oleh Coscinodiscus sp. dan Rhizosolenia alata. Kepadatan diatom di perairan Teluk Jakarta berkisar antara 15.148--854.192 plankter/m3 yang didominasi oleh Skeletonema costatum. Indeks kekayaan, kemerataan, dan keanekaragaman jenis diatom di perairan Pulau Penjaliran Timur lebih tinggi dibandingkan Teluk Jakarta. Skeletonema costatum tidak terdapat pada perairan Pulau Penjaliran Timur, namun sangat mendominasi di Teluk Jakarta. Berdasarkan struktur komunitas, jenis Skeletonema costatum diduga merupakan jenis spesifik pada perairan tercemar sehingga dapat digunakan sebagai indikator kerusakan lingkungan perairan."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S31506
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Irfan Fitriawan
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S31526
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bangkit Syuhada
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S31613
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Teddy Septiansa
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S31603
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyani
"Telah dilakukan penelitian tentang sebaran spasiotemporal spesies HAB di lokasi budidaya kerang hijau (Perna viridis), Kamal Muara, Jakarta Utara pada bulan Mei-Oktober 2011. Sampel diambil secara vertikal di sembilan stasiun dengan plankton-net, dan dilakukan pula pengukuran parameter lingkungan. Spesies HAB yang ditemukan berasal dari kelas Raphidophyceae, Bacillariophyceae, dan Dinophyceae, didominasi oleh Ceratium furca, Chaetoceros spp., Gonyaulax polygramma, Nitzschia spp., Prorocentrum micans, Skeletonema costatum, dan Thalassiosira spp.
Berdasarkan peta isoplank diketahui bahwa sebaran terpadat terjadi pada bulan Mei dan Oktober, yaitu di stasiun dekat muara. Berdasarkan Analisis Komponen Utama (AKU) dan Analisis Faktorial Korespondensi (AFK), diketahui bahwa terdapat perbedaan faktor lingkungan penciri di setiap bulan pengamatan yang menyebabkan perbedaan sebaran spesies HAB tertentu.
Research on spatiotemporal distribution of HAB species at green mussel (Perna viridis) farming area, Kamal Muara, North Jakarta has been conducted in May to October 2011. Samples were taken vertically at nine stations using plankton-net, and environmental parameters were also measured. The classes of HAB species found in this research were Raphidophyceae, Bacillariophyceae, and Dinophyceae, dominated by Ceratium furca, Chaetoceros spp., Gonyaulax polygramma, Nitzschia spp., Prorocentrum micans, Skeletonema costatum, and Thalassiosira spp.
Based on isoplank map, the densest distribution was at stations near river mouth, especially in May and October. Based on the Principle Component Analysis (PCA) and Correspondence Analysis (CA) results, there were differences in environmental factor characterized each month, which will cause differences in the distribution of certain HAB species."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1298
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Trisnawati
"Penelitian mengenai struktur komunitas meiofauna di substrat padang lamun Pulau Pari, Kepulauan Seribu telah dilakukan pada bulan November tahun 2011. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara struktur komunitas meiofauna interstisial dengan substrat padang lamun yang berbeda. Sampel diambil secara purposive random sampling pada 2 stasiun, 15 titik di padang lamun bagian utara dan barat daya Pulau Pari. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 8 takson yang berasal 6 filum yakni Nemathelminthes, Annelida, Platyhelminthes, Arthropoda, Protozoa dan Gnathostomulida. Kelimpahan jenis meiofauna interstisial berkisar antara 109.000 -- 194.000 individu / m2. Kelimpahan tertinggi dimiliki oleh kelompok Nematoda jenis Daptonema sp. sedangkan terendah ada pada kelompok Foraminifera. Komposisi butiran sedimen memengaruhi komposisi kehadiran jenis meiofauna yang hidup di antara rongga interstisialnya. Berdasarkan data parameter abiotiknya, padang lamun Pulau Pari memiliki kondisi lingkungan yang sesuai untuk kehidupan meiofauna.

Research on the community structure of the interstitial meiofauna in substrate of seagrass bed in Pari Island was conducted on November 2011. The objective of this study was to determine the relationship between interstitial meiofauna community structure and the different substrate of different sea grass community. Samples were taken by purposive random sampling methods in 2 stations, 15 sites in north side and south west side seagrass bed in Pari Island. The identification on the interstitial meiofauna obtained 8 taxons from 6 phyla, they are Nemathelminthes, Annelida, Platyhelminthes, Arthropoda, Protozoa and Gnathostomulida. The abundance of the interstitial meiofauna was between 109.000 - 194.000 individual/m2. The highest abundance belonged to the group of nematode class Daptonema sp. while the lowest belonged to the group of Foraminifera. The grain size composition influences the composition of meiofauna who lived in the interstitial space of its substrates. Based on abiotic parameters data, the waters of Pari Island still have the appropriate environmental condition for the optimal growth of meiofauna."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1323
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nestiyanto Hadi
"Penelitian mengenai kesehatan sungai dilakukan di 9 stasiun pengamatan di sepanjang Sungai Pesanggrahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesehatan Sungai Pesanggrahan dengan menggunakan ikan sebagai objek yang diteliti dan Metrik Index of Biotic Integrity (IBI) sebagai metode yang dipakai. Identifikasi sampel dilakukan di Laboratorium Ekologi, Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Indonesia. Dari hasil penelitian didapatkan 12 suku ikan,yaitu Balitoridae, Belantoidae, Channidae, Characidae, Circhilidae, Claridae, Cyprinidae, Datnioididae, Gobidae, Homalopteridae, Poecilidae, dan Synbranchidae. Berdasarkan nilai total IBI yang berkisar antara 29--31, menunjukkan bahwa kesehatan Sungai Pesanggrahan dari hulu sampai hilir tergolong ke dalam kategori sedang. Hal tersebut menggambarkan bahwa Sungai Pesanggrahan telah terjadi penambahan deteriorasi termasuk kehilangan jenis ikan yang tidak toleran, ditemukan jenis ikan yang lebih sedikit dibandingkan sungai pembanding (Sungai Cibareno) dengan dan presentase kelimpahan ikan karnivor yang rendah.

Research on the health of the river has conducted in 9 observation stations along Pesanggrahan river. This study aims to determine the health of Pesanggrahan River using fish as an object that was researched and Metrics Index of Biotic Integrity (IBI) as the methods used. Identification of samples performed at the Laboratory of Ecology, Department of Biology, Mathematics and Natural Sciences, University of Indonesia. Research results obtained from the 12 family of fish, namely Balitoridae, Belantoidae, Channidae, Characidae, Circhilidae, Claridae, Cyprinidae, Datnioididae, Gobidae, Homalopteridae, Poecilidae, Synbranchidae. Total IBIvalues ranged between 29--31. Based on the total value of IBI, showed that health Pesanggrahan River from upstream to downstream belong to middle category of level contamination. This illustrates that Pesanggrahan River has occurred to the addition of deterioration include loss of intolerant fish, fish species less than Cibareno river and a low percentage of carnivore fish."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1395
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Faiz Faza
"Penelitian mengenai struktur komunitas plankton di Sungai Pesanggrahan dari bagian hulu (Bogor, Jawa Barat) hingga bagian hilir (Kembangan, DKI Jakarta) telah dilakukan pada bulan Oktober 2011. Penelitian bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas plankton serta hubungannya dengan parameter fisika-kimia air. Hasil identifikasi dan perhitungan sampel plankton ditemukan 57 marga fitoplankton dari 5 kelas, yaitu Chlorophyceae, Bacillariophyceae, Cyanophyceae, Euglenaphyceae dan Dinophyceae. 9 marga zooplankton dari 3 filum, yaitu Ciliophora, Arthropoda dan Rotifera juga ditemukan pada sampel plankton. Fitoplankton dari marga Navicula, Oscillatoria dan Planktothrix mendominasi di sepanjang aliran Sungai Pesanggrahan, sedangkan dari kelompok zooplankton didominasi oleh marga Cyclops dan Epistylis. Bedasarkan indeks keanekaragaman plankton, tingkat pencemaran di sepanjang aliran Sungai Pesanggrahan dikategorikan pada tingkat pencemaran sedang. Diketahui bahwa parameter kimia perairan, yaitu kandungan nitrat berpengaruh terhadap kepadatan plankton di Sungai Pesanggrahan.

Research on community structure of plankton in Pesanggrahan River from upstream (Bogor, West Java) to downstream (Kembangan, DKI Jakarta), has been carried out in Oktober 2011. The study aims to determine the structure of plankton communities and its relationship with physico-chemical parameters of water. Identification and calculation of plankton samples showed 57 genera of phytoplankton from 5 classes; Chlorophyceae, Bacillariophyceae, Cyanophyceae, Euglenaphyceae and Dinophyceae. 9 genera of zooplankton from 3 phylum; Ciliophora, Arthropods and Rotifers, were also found in the plankton samples. Phytoplankton from genus Navicula, Oscillatoria and Planktothrix were dominating along the Pesanggrahan River, while from the zooplankton were dominated by genus Cyclops and Epistylis. Based on diversity index of plankton, level pollution along Pesanggrahan River was in moderate level of pollution. It was showed that chemical parameters of water, which is nitrat content was affecting the density of plankton in Pesanggrahan River."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1350
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widiatmoko
"Telah dilakukan sampling makrozoobentos di Sungai Cengek bagian hulu yang melintasi Desa Payaman, Kota Salatiga pada bulan April 2013. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengoleksi makrozoobentos, pada daerah sebelum percabangan, percabangan sebelah timur, dan percabangan sebelah barat. Sampel yang diperoleh diawetkan dengan alkohol 70% kemudian diidentifikasi di Laboratorium Taksonomi Hewan, Departemen Biologi FMIPA UI, Depok. Masing-masing pengambilan sampel dilakukan sebanyak dua pengulangan. Data hasil penelitian ditabulasi dan digunakan untuk penilaian kualitas perairan dengan indeks biotik.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh empat kelompok makrozoobentos yang dikelompokkan dalam Famili Heptageniidae, Libellulidae, Palaemonidae, dan Pachychilidae. Indeks eanekaragaman tergolong rendah, berkisar antara 0,42--0,9 dengan indeks dominansi berkisar 0,49--0,75. Berdasarkan indeks biotik diketahui bahwa kualitas perairan Sungai Cengek bagian hulu masuk ke dalam kategori perairan dengan kondisi yang baik, dengan nilai ASPT berkisar 6,25--6,5.

Sampling of macrozoobenthos has been held at the upstream of Cengek River that crosses Payaman Village, Salatiga City in April, 2013. Sampling was carried out by collecting macrozoobenthos at the area before branching, eastern branching, and western branching of Cengek River. Samples that collected was preserved by 70% ethanol, and identified in Laboratory of Animal Taxonomy, Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Science, University of Indonesia, Depok . Each sampling was performed two repetitions. The data were tabulated and used to measure the water quality by biotic index.
Results of the research was found four group of macrozoobenthos that divided into family of Heptageniidae, Libellulidae, Palaemonidae, and Pachychilidae. The level of diversity rated low, ranged from 0,42 to 0,9 and dominancy index ranged from 0,49 to 0,75. Based on biotic index, the waterways quality of Cengek River upstream were divided into the fine condition river, with ASPT rate ranged from 6,25 to 6,5."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S55136
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>