Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Achmad Ridha Junaid
"Penelitian tentang keanekaragaman burung berdasarkan gradien elevasi telah dilakukan di Hutan Mbeliling dan Sano Nggoang, Flores, Nusa Tenggara Timur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman dan komposisi burung pada zona elevasi rendah, tengah, dan tinggi. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei dan Juli 2013 di tiga area, yaitu Wae Ndae, Dencang Mese, dan Lengkong Ra’beng. Metode pengambilan data yang digunakan adalah metode titik hitung (point count) dengan jarak antar titik-titik pengamatan sebesar 200 m dan interval waktu pengamatan 10-15 menit. Keseluruhan titik sampel yang diperoleh dikelompokkan menjadi tiga, yaitu titik sampel pada zona elevasi rendah (400-600 mdpl), tengah (700-900 mdpl), dan tinggi (>1.000 mdpl). Berdasarkan hasil pengamatan, ditemukan sebanyak 4.381 individu dari 70 spesies, diantaranya terdapat 18 spesies BST (Burung Sebaran Terbatas) Nusa Tenggara, 4 spesies endemik Flores, dan 8 sub-spesies endemik Flores. Keanekaragaman pada masing-masing zona elevasi berbeda-beda dan menunjukkan pola berbanding terbalik dengan keanekaragaman tertinggi terdapat pada zona elevasi rendah (H’= 3,35; J’= 0,83; D= 0,045), kemudian zona elevasi tengah (H’= 3,22; J’= 0,81; D= 0,055), dan keanekaragaman terendah pada zona elevasi tinggi (H’= 3,10; J’= 0,83; D= 0,065). Seluruh spesies burung yang ditemukan terbagi menjadi 6 kelompok berdasarkan preferensi terhadap suatu zona elevasi. Spesies burung endemik Flores seperti Serindit flores (Loriculus flosculus), Gagak flores (Corvus florensis), dan Kehicap flores (Monarcha sacerdotum) ditemukan di setiap zona elevasi, sehingga kawasan Hutan Mbeliling dan Sano Nggoang dari elevasi rendah hingga elevasi tinggi miliki arti penting untuk konservasi spesies burung endemik Flores.

Research on bird diversity along elevational gradient has been conducted in the Mbeliling and Sano Nggoang Forests, Flores, East Nusa Tenggara. The aim of this research was to determine the diversity and composition of birds at several elevation zones. Research was conducted on May and July 2013 in three areas, Wae Ndae, Dencang Mese, and Lengkong Ra'beng. Bird survey was conducted using point count method with points spaced at 200 m point interval and was conducted for 10-15 minutes observation at each points. The point samples were classified into three elevation zones, low (400-600 mdpl), middle (700-900 mdpl), and high (> 1,000 mdpl) elevation zones. Seventy bird species and 4.381 individuals were recorded, including 18 species of BST (Burung Sebaran Terbatas) Nusa Tenggara, 4 species endemic to Flores, and 8 sub-species endemic to Flores. Bird diversity varies along elevation zones and bird diversity showed a decrease at higher elevation zones. The highest diversity was found in the low elevation zone (H ' = 3,35; J ' = 0,83; D = 0,045), then the middle elevation zone (H ' = 3,22; J ' = 0.81; D = 0.055), and lowest bird diversity in the high elevation zone (H ' = 3.10; J ' = 0,83; D = 0,065). Based on the presence at certain elevation zone, all the bird species were clustered into six groups. Endemic bird species such as the Flores hanging-parrot (Loriculus flosculus), Flores crow (Corvus florensis), and Flores monarch (Monarcha sacerdotum) were found at every elevation zones and such results make the Mbeliling and Sano Nggoang Forest have significant importance for the conservation of endemic bird species of Flores.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S58019
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iradati Rabbil Izzati
"Telah dilakukan penelitian tentang komunitas burung di Suaka Margasatwa Cikepuh, Sukabumi, Jawa Barat pada habitat hutan sekunder, habitat terbuka, dan habitat pantai. Sensus burung dilakukan dengan metode titik hitung (Point Count). Analisis data dilakukan dengan membandingkan kekayaan spesies, kelimpahan spesies, keanekaragaman spesies di tiga tipe habitat serta menentukan ada atau tidaknya korelasi antara nilai indeks keanekaragaman spesies Shannon- Wiener (H’) dengan nilai NDVI. Hasil penelitian yang dilakukan dari tanggal 7 April hingga 18 April 2010 menunjukkan bahwa terdapat 61 spesies dari 28 famili dengan 2 spesies merupakan burung migran dan terdapat 3 spesies burung endemik Jawa. Hasil perbandingan keanekaragaman spesies antar tiga tipe habitat menunjukkan keanekaragaman tertinggi terdapat pada hutan sekunder dan terendah pada habitat pantai. Indeks kesamaan spesies tertinggi terdapat antar hutan sekunder dengan hutan terbuka. Hasil analisis korelasi regresi linear antara nilai indeks keanekaragaman spesies (H’) dengan nilai rata-rata NDVI di tiap tipe habitat menunjukkan adanya korelasi positif."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S31652
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Rimayanti
"Penelitian eksperimental untuk menguji kekhususan mangsa siput Phyllidia elegans telah dilakukan di perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Sampel dikarantina secara in-situ dengan spons Axinyssa spp. selama 28 hari. Analisis pemangsaan dilakukan dengan teknik kromatografi lapis tipis (KLT) dengan membandingkan titik yang muncul pada ekstrak bebas garam siput P. elegans dan spons Axinyssa spp.
Hasil analisis KLT menunjukkan bahwa siput P. elegans tidak memangsa spons Axinyssa spp. dalam kondisi kekurangan pangan. Hasil KLT juga menunjukkan bahwa siput P. elegans secara konsisten mengandung amfilekten isosianida yang didapatkan dari spons mangsanya di alam, Dragmacidon sp.

Field experiment was conducted in order to examine prey specificity of nudibranch Phyllidia elegans in Pramuka Island waters, Seribu Islands, DKI Jakarta. Samples were quarantined by in-situ method with sponges Axinyssa spp. for 28 days. Feeding analysis was done using thin layer chromatography technique by comparing spots between salt-free extract of P. elegans and Axinyssa spp.
TLC analysis showed that P. elegans did not feed on Axinyssa spp. under lack-of-food condition. Results of TLC also showed that P. elegans consistently containing amphilectene isocyanide which sequestered from its natural sponge prey, Dragmacidon sp.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1322
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Risa Djuniarti
"Penelitian ekperimental untuk menguji aktifitas antifeedant ekstrak metanol Archaster typicus terhadap ikan karang telah dilakukan di Perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Sampel diekstrak dengan metode maserasi dengan menggunakan pelarut metanol. Uji antifeedant dilakukan dengan mengaitkan pakan buatan yang mengandung ekstrak metanol Archaster typicus pada konsentrasi fisiologis (0,0245 g/ml), jeli, makanan ikan, dan pewarna makanan menggunakan peniti pada tali propilen. Pakan tersebut kemudian diuji di terumbu buatan pada kedalaman 3 m dan diamati jumlah pakan yang dimakan dan tidak oleh ikan karang. Analisis chi kuadrat pada tingkat kepercayaan 0,01 menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara dimakan dan tidak dimakannya pakan perlakuan terhadap penambahan ekstrak metanol Archaster typicus. Penelitian menunjukkan ekstrak metanol Archaster typicus positif memiliki aktivitas antifeedant terhadap ikan karang dan hal tersebut diduga disebabkan oleh adanya kandungan saponin pada ekstrak metanol Archaster typicus.

To investigate antifeedant activity of methanol extract of Archaster typicus against reef fishes a field experiment was conducted at Pramuka Island Watery, Seribu Island, DKI Jakarta. Archaster typicus samples were extracted using maceration method while taking methanol as the solvent. The antifeedant assay was conducted by attaching the artificial food that contains methanol extract of Archaster typicus at natural concentration (0.0245 g/ml), jelly, fish food, and food dye, using safety pins to propylene ropes. After that, the artificial food was observed at artificial reef in 3 m depth. The amount of artificial food eaten and left by reef fishes was also observed. Chi square analysis for α (p) = 0.01 revealed that there is correlation between eaten and not eaten of treat food to addition of methanol extract of Archaster typicus. That means methanol extract of Archaster typicus has antifeedant activity againts reef fishes. That was beyond saponin content in the extract."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47641
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Annisa
"Pengujian aktivitas antifeedant dari ekstrak metanol Culcita novaeguineae telah dilakukan di terumbu karang buatan, Perairan Pulau Pramuka, selama tujuh hari berturut-turut. Metode penelitian adalah ekstraksi dengan maserasi menggunakan metanol, selanjutnya ekstrak metanol dicampurkan dengan makanan ikan komersial dan jeli untuk dilakukan uji lapangan. Konsentrasi fisiologis ekstrak Culcita novaeguineae yang diperoleh adalah 0,014 g/ml, sedangkan persentase ekstrak metanol Culcita novaeguineae yaitu 1,7%. Uji lapangan dilakukan dengan menambatkan tali propilen pada terumbu karang buatan. Data pengujian antifeedant yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis chi-square. Hasil perhitungan chi-square menunjukkan terdapat asosiasi antara pakan perlakuan dengan perilaku memakan ikan sebesar 180,3. Dengan demikian, ekstrak metanol Culcita novaeguineae memiliki sifat antifeedant.

Antifeedant activity assay of methanol extract from Culcita novaeguineae has been done in artificial reefs, Pramuka Island water, for seven days. The method used is extraction by maceration with methanol, furthermore, methanol extract was mixed with commercial fish food and jelly for field experiment. Physiological concentration of extract Culcita novaeguineae obtained was 0.014 g / ml, whereas the percentage from methanol extract of Culcita novaeguineae was 1,7%. Field experiment conducted with propylene strap that tethered on artificial reefs. The data of antifeedant assay in field obtained were analyzed using chi-square test. Calculation showed there is association between artificial food and feeding behavior from fish with value 180,3. The result evince that methanol extract of Culcita novaeguineae have antifeedant activity."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S46970
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiah Amini
"Bintang laut Linckia laevigata adalah biota laut yang diduga memiliki aktifitas antifeedant. Penelitian bertujuan untuk menguji apakah ekstrak metanol yang diperoleh dari bintang laut Linckia laevigata memiliki peranan sebagai antifeedant terhadap ikan karang di perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Pengujian dilakukan dengan mengamati pilihan ikan terhadap pakan kontrol dan pakan uji. Konsentrasi ekstrak metanol Linckia laevigata yang digunakan pada pakan uji adalah konsentrasi alaminya, yaitu 15,2 mg/ml. Hasil pengamatan pengujian yang telah dianalisis menggunakan Uji Chi-Kuadrat dan menunjukkan bahwa Linckia laevigata memiliki aktifitas antifeedant terhadap ikan karang.

The sea star Linckia laevigata seems to has active compounds with antifeedant activity. The study aims to investigate the antifeedant activity of methanol extract from the starfish Linckia laevigata against reef fishes at Pramuka Island Waters, Seribu Islands, DKI Jakarta. Treatment and control foods were used to see the reef fishes choice in the feeding assay. The concentration of methanol extract of Linckia laevigata used in this assay was 15,2 mg/ml, equivalent with the natural volumetric concentration of secondary metabolites from Linckia laevigata. Data analysis using Chi-Square Test showed that methanol extract of Linckia laevigata has antifeedant activity against reef fishes."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47705
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyati Dewi Aisyah
"Simpanan karbon di atas permukaan tanah (BAP) merupakan sumber terbesar cadangan karbon sekaligus sumber yang paling berisiko mengalami penurunan karena degradasi lahan. Hutan Kota Universitas Indonesia (UI) merupakan salah satu kawasan yang berperan penting dalam menyerap dan menyimpan karbon, terutama karbon dari polutan di sekitarnya. Penghitungan cadangan karbon BAP Hutan Kota UI telah dilakukan dengan membagi lokasi penelitian menjadi 3, yaitu Zona Vegetasi Alami, Zona Wallace Barat, dan Zona Wallace Timur. Penelitian dilakukan dengan metode destruktif untuk tumbuhan bawah dan metode non destruktif (menggunakan persamaan alometrik) untuk vegetasi tingkat pohon, tiang, dan pancang.
Hasil penghitungan menunjukkan bahwa potensi cadangan karbon untuk Zona Vegetasi Alami, Zona Wallace Barat, dan Zona Wallace Timur berturut-turut adalah 164,308 ton/ha, 103,527 ton/ha, dan 119,165 ton/ha. Cadangan karbon paling banyak berasal pada pohon Acacia mangium (Willd.). Acacia mangium juga merupakan jenis dengan nilai kepentingan (NK) tertinggi. Secara keseluruhan, potensi simpanan karbon di Hutan Kota UI adalah 9.465,866 ton, sedangkan potensi serapan atau emisinya CO2-nya sebesar 34.711,3325 ton.

Carbon storage on the above ground biomass (AGB) is the largest source of carbon stocks. But it is also a source of carbon that are most vulnerable to land degradation. Urban Forest in Universitas Indonesia (UI) is one area that plays an important role in absorbing and storing carbon, especially carbon from pollutant in the vicinity. Calculation of carbon stock in UI?s urban forest has been done by dividing into three study sites, the Natural Vegetation Zone, West Wallace Zone, and East Wallace Zone. The study was conducted by using destructive methods for undergrowth and non destructive method (using allometric equations) for the vegetation of trees, poles, and stakes.
The results show that the potential carbon reserve for Natural Vegetation Zone is 164,308 tons/ha, West Wallace Zone is 103,527 tons/ha, and East Wallace Zone is 119,165 tons/ha. Carbon stocks mostly came from the Acacia mangium and it is also a species with the highest importance value index. Overall, the potential for carbon storage in UI?s urban forest is 9.465,866 tons, while the potential emission of CO2 is equal to 34.711,3325 tons.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T35440
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latifah Nurdahlanti
"Penelitian mengenai struktur komunitas diatom di Pulau Penjaliran Timur dan Teluk Jakarta telah dilakukan masing-masing pada bulan Juni 2007 dan Maret 2008. Sampel diambil secara horizontal dari 10 stasiun di sekeliling perairan Pulau Penjaliran Timur dan 6 muara sungai di Teluk Jakarta. Hasil identifikasi sampel fitoplankton berupa 57 jenis diatom dari perairan Pulau Penjaliran Timur dan 30 jenis dari Teluk Jakarta. Kepadatan diatom di Pulau Penjaliran Timur berkisar antara 24.232--127.079 plankter/m3 yang didominasi oleh Coscinodiscus sp. dan Rhizosolenia alata. Kepadatan diatom di perairan Teluk Jakarta berkisar antara 15.148--854.192 plankter/m3 yang didominasi oleh Skeletonema costatum. Indeks kekayaan, kemerataan, dan keanekaragaman jenis diatom di perairan Pulau Penjaliran Timur lebih tinggi dibandingkan Teluk Jakarta. Skeletonema costatum tidak terdapat pada perairan Pulau Penjaliran Timur, namun sangat mendominasi di Teluk Jakarta. Berdasarkan struktur komunitas, jenis Skeletonema costatum diduga merupakan jenis spesifik pada perairan tercemar sehingga dapat digunakan sebagai indikator kerusakan lingkungan perairan."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S31506
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Daryanto
"Untuk mengetahui jenis-jenis Nudibranchia di lereng terumbu Pulau Putri Timur, Kepulauan Seribu, telah dilakukan inventarisasi.dengan penjelajahan bebas menggunakan SCUBA di empat substasiun berdlasarkan arah mata angin (Selatan, Barat, Utara, dan Timur) pada tanggal 20-26 Juni 1998, Dari penelitian tersebut diperoleh 19 jenis Nudibranchia yang mewakili 2 anak bangsa, 5 suku, clan 9 marga. Semua spesimen yang cliperoleh dapat clitentukan jenisnya berclasarkan morfologi tul^uhnya, kecuali 3 spesimen yang hanya dapat clikenali sampai tingkat marga."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfade
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
S31177
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>