Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 221 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yogy Triomulya
"Peneliti menganalisa bahwa dampak ketika nilai tukar mengalami apresiasi dan depresiasi dapat berbeda pengaruhnya terhadap ekspor, baik dari segi besarnya pengaruh yang diberikan ataupun dari segi waktu dalam mempengaruhi ekspor suatu negara. Ekspor HS 4 digit semua komoditas, REER, US industrial production index, apresiasi nilai tukar, depresiasi nilai tukar, dummy sektor agrikultur, dummy sektor tambang. Variabel waktu yaitu periode bulanan dari bulan Januari 2009 sampai dengan Desember 2018. Penelitian ini mengungkapkan bahwa dengan pemilihan model random effect, dan hasil kuantitatif menyatakan bahwa nilai tukar memberikan dampak signifikan positif terhadap ekspor komoditas HS 4 digit Indonesia. Apresiasi dan depresiasi nilai tukar juga memberikan dampak terhadap ekspor Indonesia namun pada taraf signifikansi yang berbeda, dampak dari depresiasi dalam mempengaruhi ekspor Indonesia juga lebih besar dibanding dampak yang diberikan oleh apresiasi nilai tukar. Untuk variabel Industrial production index U.S. berdampak signifikan positif terhadap ekspor komoditas HS 4 digit Indonesia. Hal lain yang ditemukan pada penelitian adalah dummy untuk HS code yang termasuk pada sektor agrikultur berpengaruh signifikan negatif terhadap ekspor Indonesia.

The researcher analyzed that the impact of the exchange rate concerned with financial appreciation and financial depreciation could give different side effects to export, either from the large effect that has been given or from the time that influence to the export in a country. HS export 4 digits all commodities, REER, US industrial production index, exchange rate financial appreciation, exchange rate financial depreciation, agriculture sector dummy, mine sector dummy. Monthly time variable start from January 2009 to December 2019. This research reveals by the random effect model and the quantitative result declare that the exchange rate give the positive significant effect towards Indonesian HS 4 export commodity. Financial exchange rate appreciation and depreciation also give impact whether in different degree of signification toward Indonesian export. Impact of financial depreciation influence the Indonesian export has larger than financial appreciation.  Industrial production index U.S. variable is positively significant impact toward Indonesian HS 4 digits. Other result shown in this research is the dummy for HS code which include through the agriculture sector is negatively significant towards Indonesian export."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Laila Widyastuti
"ABSTRAK
Di Indonesia, konsumen dapat memilih untuk mengkonsumsi jenis bensin bekualitas tinggi (Pertamax), berkualitas menengah dan berkualitas rendah (Premium) sesuai dengan preferensinya.  Preferensi tersebut kadangkala dipengaruhi oleh selisih harga antar kualitas tersebut. Perpindahan preferensi konsumsi  bensin ke kualitas yang lebih tinggi yang dipengaruhi oleh penuruhan harga relatif dapat menimbulkan fenomena A-A. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku  konsumen dalam mengkonsumsi bensin sebelum dan sesudah adanya Pertalite serta nilai elastisitas yang memaksimalkan fenomena A-A. Metode estimasi yang digunakan regresi data panel OLS dan Fixed Effect, Hasil regresi membuktikan terdapat fenomena A-A pada pangsa pasar di Indonesia sebelum dan sesudah adanya Pertalite. Hal ini mengindikasikan bahwa selisih harga relatif bensin berkualitas tinggi terhadan bensin berkualitas rendah berdampak negatif pada konsumsi relatif bensin berkualitas tinggi terhadap rendah. Sebelum adanya Pertalite, konsumen tetap melakukan perpindahan preferensi dari bensin kualitas rendah ke tinggi ketika terjadi penurunan selisih harga relatif walaupun dalam jeda 2 dan 3 bulan. Setelah adanya Pertalite, konsumen tidak cepat melakukan perpindahan preferensi dari Premium ke Pertalite ketika terjadi penurunan harga relatif. Konsumen masih tetap menggunakan Premium daripada Pertalite sehingga fenomena A-A tidak terjadi pada pola konsumsi bensin kelas rendah dan menengah ini. Namun, konsumsi relatif  Pertamax terhadap Pertalite mengalami peningkatan ketika terjadi penurunan harga relatif diantaranya sehingga menimbulkan fenomena A-A.

ABSTRACT

In Indonesia, consumers can choose to consume high quality (Pertamax), high-quality and low-quality (Premium) gasoline in accordance with their preference. This preference is sometimes influenced by the price difference between these qualities. Moving the preferences of gasoline consumption to a higher quality that is affected by the relative price decay can lead to the A-A phenomenon. This study aims to determine consumer behavior in consuming gasoline before and after the existence of Pertalite and elasticity value that maximize the phenomenon of A-A. The estimation method used OLS and Fixed Effect panel data regression, Regression result proves that there is A-A phenomenon in market share in Indonesia before and after Pertalite. This indicates that the relatively high price difference between high quality gasoline and low quality gasoline has a negative impact on the relative consumption of high quality gasoline to low. Prior to Pertalite, consumers continued to move preference from low to high quality gasoline when there was a decrease in the relative price difference even in the 2 and 3 month intervals. After the existence of Pertalite, consumers are not quick to transfer preferences from Premium to Pertalite when there is a relative price decline. Consumers are still using Premium rather than Pertalite so that the A-A phenomenon does not occur in this low and middle grade gasoline consumption pattern. However, Pertamax's relative consumption of Pertalite has increased when there is a relative price decline among others that has resulted in the A-A phenomenon."
2017
T52875
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Roy Karten
"ABSTRAK

Kemiskinan adalah masalah utama yang dihadapi oleh negara-negara berkembang seperti Indonesia. Banyak program yang telah dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia untuk mengurangi kemiskinan. Salah satu program yang diperkenalkan oleh pemerintah pada tahun 2007 adalah Program Keluarga Harapan (PKH), sebuah program transfer tunai bersyarat (Conditional Cash Transfer) yang menyediakan uang tunai kepada para penerima manfaat dari Program Keluarga Harapan dalam kondisi yang telah ditentukan sebelumnya. Namun dalam perjalanannya, ada banyak hal yang masih perlu ditingkatkan dari program bantuan tunai bersyarat ini di Indonesia. Salah satunya adalah sejumlah besar rumah tangga tidak miskin yang mendapat manfaat dari PKH, walaupun sebenarnya penerima program PKH di Indonesia dirancang untuk rumah tangga miskin. Studi ini menganalisis faktor-faktor apa yang menyebabkan rumah tangga yang tidak miskin menerima manfaat dari program Transfer Tunai Bersyarat. Hasil yang diperoleh dari model Probit Logit menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada tahun 2013, 2014 dan 2017, menunjukkan bahwa tinggal di daerah pedesaan, usia tua, dan memiliki banyak anggota keluarga secara signifikan mempengaruhi penerimaan manfaat dari Program PKH (CCT).


ABSTRACT

 


Poverty is a major problem faced by developing countries like Indonesia. Many programs have been implemented by the Indonesian government to reduce poverty. One plan that was introduced by the government in 2007 is called Program Keluarga Harapan (PKH), a conditional cash transfer (CCT) program that provides cash to beneficiaries of the Program Keluarga Harapan initiative under predetermined conditions. But in its journey, there are many things that still need to be improved from this conditional cash transfer program in Indonesia. One of them is a large number of non-poor households that benefited from the PKH initiative, even though the conditions for recipients of the PKH program in Indonesia were designed for poor households. This study analyzed what factors caused non-poor households to receive benefits from the Conditional Cash Transfer program. The results obtained from the Probit Logit Regression model using National Socio-Economic Survey ( Susenas ) data in 2013, 2014 and 2017, demonstrated that living in a rural area, old age, and having many family members significantly influenced the disbursement of benefits from the PKH (CCT) program.

 

"
2019
T52874
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfi Hidayatul Rahmawati
"ABSTRAK

Kemacetan lalu lintas merupakan ancaman yang serius untuk aksesibilitas dan mobilitas pengguna jalan di Indonesia. Dalam kasus jalan tol, salah satu penyebab kemacaten karena adanya perlambatan dan perhentian kendaraan di gerbang tol ketika melakukan pembayaran. untuk merespon kemacetan karena sitem pembayaran tersebut, diberlakukan sistem pembayaran secara elektronik yang lazim disebut Electronic Toll Collection (ETC) untuk memperpendek watu transaksi dan meningkatkan standar pelayanan jalan tol. Studi terdahulu menunjukkan penggunaan ETC memberikan manfaat baik untuk pengguna jalan tol maupun operator jalan tol. Tesis ini menggunakan metode kuantitatif regresi data panel dari data sampel gerbang tol jaringan jalan tol di Indonesia periode bulan Januari tahun 2017 sampai dengan bulan Desember 2018 untuk menganalisis bagaimana pengaruh kebijakan penerapan ETC terhadap efisiensi sistem transportasi. Temuan penelitian ini mengindikasikan bahwa intervensi penerapan ETC secara signifikan mengurangi waktu transaksi di gerbang tol sebesar 93,5%, cateris paribus. Kebijakan intervensi tersebut meningkatkan aksebilitas dan efisiensi waktu transaksi. Strategi komprehensif untuk merespon dampak penerapan intervensi kebijakan tersebut dapat dipertimbangkan, terutama dalam hal melonjaknya jumlah kendaraan yang memasuki gerbang tol akibat semakin cepatnya waktu transaksi yang bisa menimbulkan efek bottleneck setelah kendaraan memasuki gerbang tol.


ABSTRACT

 


Traffic congestion represents a significant threat to accessibility and mobility in Indonesia. In the case of the toll road, the stop and go movement along the toll road plaza as the effect of the payment mechanism often causes the delay at toll gates, which results in traffic congestion. As the situation becomes more serious, a technology innovation called the Electronic Toll Collection (ETC) has been deployed in Indonesia toll road network to curb the transaction time in toll payment and thereby increase the level of service. Previous research indicated that the ETC implementation brings benefits for both toll road users and operators in many ways. The study utilizes a quantitative method of econometric panel regression using data from selected toll gates in the Indonesia toll road network from January 2017 to December 2018 to analyze how the ETC deployment affects transport system efficiency. The findings indicate that the intervention of ETC implementation significantly decreases the transaction time in toll gates by 93.5%, cateris paribus. Thus, the intervention eases the accessibility and yield efficiency in transaction time. Furthermore, an adapted strategy after the implementation could be considered, especially regarding the trend of surging traffic on toll roads that may cause bottlenecks after entering toll gates.

 

"
2019
T52903
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Citra Puspita
"Besarnya nilai pengadaan barang dan jasa pemerintah, terutama dalam belanja modal, membuat proyek-proyek pengadaan menjadi sangat rentan terhadap korupsi. Penelitian ini mengidentifikasi dampak dari penerapan e-Procurement pada proyek-proyek pengadaan barang jasa terhadap jumlah kasus korupsi pengadaan barang jasa di Indonesia. Dengan menggunakan pendekatan difference-in-differences-in-differences dalam model regresi negative binomial, penelitian ini menganalisis data panel 103 kasus korupsi barang jasa di Indonesia yang telah inkracht yang ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kurun waktu 2005-2017. Hasil estimasi menunjukkan bahwa penerapan e-Procurement secara signifikan berhubungan dengan penurunan jumlah kasus korupsi pengadaan barang jasa di provinsi-provinsi yang memiliki rasio belanja modal terhadap total pengadaan barang jasa yang relatif tinggi. Temuan ini memperlihatkan efek positif dari e-Procurement terhadap penurunan kasus korupsi barang dan jasa dan dengan demikian mendukung studi-studi terdahulu mengenai dampak positif dari e-Procurement dalam rangka pelaksanaan e-Governance.

The high value of procurement of government goods and services, especially in capital expenditures, makes procurement projects very vulnerable to corruption. This study identifies the impact of e-Procurement implementation on goods and services procurement projects on the number of corruption cases of public procurement in Indonesia. By using the difference-in-differences-in-differences approach in the negative binomial regression model, this study analyzes panel data on 103 corruption cases of service goods in Indonesia that have been handled by the Corruption Eradication Commission (KPK) in the period 2005-2017. The estimation results show that the implementation of e-Procurement is significantly associated with a decrease in the number of corruption cases of procurement of goods and services in provinces which have a relatively high capital expenditure ratio for goods procurement services. This finding shows the positive effect of e-Procurement on decreasing corruption cases of goods and services and thus supports previous studies regarding the positive impact of      e-Procurement in the context of implementing e-Governance.

"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T52641
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radius
"Studi ini mengeksplorasi mode penetrasi bank asing dalam transmisi credit channel di Indonesia. Pendekatan Panel VAR digunakan untuk menganalisis Kantor Cabang Bank Asing (KCBA) dan Foreign Acquired Banks (FAB) pada data panel bank-level, menggunakan BI 7 Days Reverse-repo rate dan JIBOR sebagai indikator kebijakan moneter. Temuan utama dari studi ini membuktikan bahwa KCBA dan FAB menunjukkan perbedaan sensitivitas dalam transmisi credit channel, yaitu bahwa FAB cenderung kurang sensitif terhadap kebijakan moneter kontraksi. Hal ini ditunjukkan melalui amplitudo respons yang lebih kecil dan respons yang lebih lamban terhadap shock kontraksi moneter. Implikasinya adalah Bank Asing yang melakukan penetrasi ke host country melalui merger & akuisisi akan cenderung kurang sensitif terhadap kebijakan moneter.

This study explores the role of foreign bank penetration modes toward credit channel transmission in Indonesia. Panel VAR approach used to analyze Kantor Cabang Bank Asing/KCBA (Foreign Branch Office) and Foreign Acquired Banks/FAB in bank-level panel data, utilizing BI 7 Days Reverse-repo rate and JIBOR as the monetary policy indicators. Main finding of this paper shows that KCBA and FAB display a different sensitivity in credit channel transmission, that FAB is less sensitive towards contractionary monetary policy. It is shown by lesser amplitude and slower response towards contractionary monetary shock. This finding suggests that foreign banks that penetrate the host country through merger and acquisition are more likely to be less sensitive toward monetary policy."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didi Prabowo Putra
"

Upaya nasional menuju pembangunan berkelanjutan memengaruhi pemerintah daerah dalam membuat arah kebijakannya, khususnya kebijakan penganggaran. Namun, meski dianggap penting bagi, anggaran fungsi lingkungan hidup sering termarjinalisasi dalam penentuan anggaran negara. Studi ini mencoba untuk menganalisa pengalokasian dan pemanfaatan ‘anggaran hijau’ tersebut pada masa Rencana Pembangunan Jangka Mengah Provinsi DKI Jakarta (2013-2017). Metodologi yang digunakan adalah analisa konten pada dokumen APBD Provinsi DKI Jakarta dan melakukan wawancara untuk menggali potensi hambatan dan penggerak yang berimbas pada celah antara alokasi dan realisasi anggaran. Dari hasil Analisa didapatkan alokasi ‘anggaran hijau’ rata-rata sebesar 6,1% dari keseluruhan postur anggaran provinsi, yang secara signifikan lebih tinggi dari anggaran yang sama pada tingkat nasional sebesar 0,8 – 1%. Namun, realisasi rata-rata realisasi anggaran adalah rendah pada 47,1% dari anggaran yang dialokasikan. Selanjutnya, dari Analisa klasifikasi COFOG didapatkan bahwa fungsi Perlindungan Keanekaragaman Hayati dan Lahan mendapatkan porsi terbesar dalam anggaran fungsi lingkungan hidup. Hasil wawancara memperlihatkan bahwa aspek Kolaborasi adalah yang utama dalam mendukung tercapainya kebijakan urusan lingkungan, sementara aspek Kapasitas Staf Pemerintah, Kepedulian Publik, dan Keselarasan Kebijakan dianggap sebagai hambatan yang utama dalam mewujudkan kebijakan yang berpihak terhadap lingkungan sehingga perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah.


The national struggle for sustainable development influenced the sub-national governments level in composing their policy directions especially public budget policy. Nonetheless, although the environmental protection function is important, it tends to be marginalized in the national budgetary debates. This study, therefore, attempts to analyse the ‘green budget’ allocation and utilization within the Regional Medium-term Development Plan 2013 – 2017 of Jakarta Province. The methodology draws on descriptive analysis of derived data from annual provincial budget documents, and in-depth interview analysis explored potential barriers and drivers give rise to gaps in budget between the allocation and realization stage. Results show that the allocated ‘green budget’ posture of Jakarta Province was 6.1% in the five years average, significantly higher when compared to the national level at 0.8 – 1 percent. However, the realization was low with average actual spending at 47.1% of the total allocated budget. In addition, based on COFOG, the biggest function/purpose supported by the environmental affairs budget was biodiversity and land protection which are responsible for green open space provision in Jakarta Province. The interviews point to the collaboration aspect among the profound drivers to support environmental affairs policy. Meanwhile, the aspects of staff capacity, public awareness, and policy alignment are believed to be significant barriers that the government is recommended to take into consideration.

"
2019
T55076
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tyas Kurniasih
"Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi Ad Valorem Equivalent (AVE) dari 20 negara partner dagang terbesar Indonesia sebagai dampak adanya penerapan kebijakan Non Tariff, khususnya Sanitary Phytosanitary (SPS) dan Technical Barrier to Trade (TBT) dalam kurun waktu tahun 2007-2016. AVE dapat diartikan sebagai tarif implisit yang dikeluarkan oleh produsen dalam rangka memenuhi persyaratan kebijakan SPS dan TBT. Metode yang digunakan dalam penelitian ini melalui pendekatan quantity impact approach kemudian hasil estimasi pada HS level 2 digit ditransformasi menjadi AVE untuk dibandingkan terhadap tarif impor. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 9 negara memiliki AVE SPS dan TBT negatif dan 11 negara memiliki AVE positif. Hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan dampak penerapan kebijakan SPS dan TBT yang dapat bersifat trade impeding effect dan demand enhancing effect. Apabila dikaitkan pendapatan perkapita negara, secara umum terdapat hubungan negatif antara pendapatan perkapita dengan AVE. Adanya motif proteksionisme dari Pemerintah dapat terlihat dari tingginya nilai AVE dibandingkan tarif MFN pada sektor-sektor tertentu.

This study aims to estimate the Ad Valorem Equivalent (AVEs) of the 20 largest trading partner countries of Indonesia as a result of the implementation of the Non-Tariff Measures, especially Technical Barrier to Trade (TBT) and Sanitary Phytosanitary (SPS) in the period 2007-2016. AVE can be interpreted as an implicit tax issued by producers in order to meet the SPS and TBT policy requirements. The method used in this research is the quantity impact approach and then the estimation results at the 2 digit HS level are transformed into AVE to be compared to import tariffs. The results showed as many as 9 countries had AVE SPS and TBT negative and 11 countries had AVE positive. This shows that there are differences in the impact of implementing SPS and TBT policies that can be trade impeding effects and demand enhancing effects. As related to income per capita, in general there is a negative relationship between income per capita with AVE. The existence of protectionist motives from the Government can be seen from the high value of AVE compared to MFN rates in certain sectors."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T52750
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Putu Arantza Bonita
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ada tidaknya perbedaan pengaruh ukuran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi pada kualitas institusi yang berbeda. Adapun penelitian ini menggunakan level analisis pada 491 kabupaten/kota di Indonesia pada periode tahun 2011-2017. Dengan menggunakan metode estimasi Ordinary Least Square (OLS), hasil empiris menunjukkan bahwa ukuran pemerintah berpengaruh negatif dan signifikan pada pertumbuhan ekonomi regional. Dengan menggunakan indikator kualitas institusi yakni indeks demokrasi, hasil empiris studi ini menunjukkan perbedaan pengaruh ukuran pemerintah bergantung pada kualitas institusi. Pengaruh negatif ukuran pemerintah cenderung lebih besar pada daerah dengan kualitas institusi yang rendah.

This study aims to determine whether the influence of government size on economic growth depends on the quality of the institution. The study uses the level of analysis in 491 districts/municipalities in Indonesia during 2011-2017. Using Ordinary Least Square (OLS) estimation method, empirical results show that government size has a negative and significant effect on regional economic growth. By using an indicator of institutional quality, namely the democracy index, the empirical results of this study show the difference in the effect of government size depending on the quality of the institution. The negative effect of government size tends to be greater in regions with low institutional quality."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi Dasaningtias Chondro
"ABSTRAK

Studi ini menganalisa perilaku pricing dari eksportir produk industri Indonesia berdasarkan heterogenitas pasar dengan mengestimasi derajat Exchange Rate Pass Through (ERPT) dari harga ekspor produk industri Indonesia (pada level 4 digit klasifikasi Harmonized System) terhadap 3 negara mitra dagang utamanya dalam menghadapi fluktuasi nilai tukar pada periode 2005-2014. Dilakukan estimasi model regresi data panel Pricing to Market (PTM) untuk ekspor ke pasar China, US, dan Jepang, membedakan produk homogen dengan produk terdiferensiasi dengan mengontrol tingkat inflasi dan keterbukaan perdagangan di negara mitra dagang, indeks kebijakan makroekonomi yang merefleksikan perubahan cost eksportir, share eksportir di negara tujuan ekspor dan share produk yang di ekspor ke negara tujuan terhadap total ekspor. Hasil studi menemukan bahwa derajat PTM secara signifikan berbeda antara produk homogen dengan produk terdiferensiasi, tetapi heterogenitas pasar tidak secara signifikan menyebabkan perbedaan derajat PTM. Perilaku PTM yang dipraktekan oleh eksportir Indonesia dapat membatasi keefektifan nilai tukar sebagai instrumen untuk memperbaiki neraca perdagangan.


ABSTRACT


In this paper we studied pricing behaviour of Indonesian industrial product exporters based on market heterogeneity by estimating the degree of Exchange Rate Pass Through (ERPT) of  industrial product`s export price (at the-4 digit level of Harmonized System classification) to 3 Indonesian major trading partners in facing the exchange rate fluctuations during 2005-2014. We estimate a Pricing to Market (PTM) model using panel data regression for exports to China, US, and Japan markets, distinguishing homogeneous from differentiated goods and correcting for changes in the level of inflation and openness in the export destination market, a maroeconomic policy index partly reflecting changes in exporter`s costs, the share of the exporter in the destination market and the share of the products in the exporter`s total exports. We find that PTM significantly different between homogeneous and differentiated products, but the market heterogeneity does not significantly differ the level of PTM. The PTM behaviour that conducted by Indonesian exporters limit the effectiveness of exchange rate as an instrument to fix the trade balance.

"
2017
T52879
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>