Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haryo B. Rahmadi
"Industri mineral sebagai sektor yang strategis perlu menerapkan suatu rencana makro berjangka panjang guna mendapatkan gambaran pola ekstraksi yang dapat mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Namun, bagaimanakah sebenarnya pola ekstraksi yang optimal tersebut? Sebuah model ekstraksi mineral yang dibuat oleh Harold Hotelling menyatakan bahwa dalam pola ekstraksi yang optimal, laju pertumbuhan dari nilai selisih antara harga jual dan biaya ekstraksi mineral adalah sama dengan tingkat suku bunga pasar yang berlaku. Model Hotelling ini mengambil perspektif perencanaan sosial guna memaksimisasi social welfare dan suatu produksi mineral sehingga lebih tepat diterapkan pada tingkat industri daripada di tingkat perusahaan secara mikro. Dalam studi ini, akan dilakukan eksplorasi langkah-langkah penentuan tingkat ekstraksi mineral antar waktu yang optimal pada tingkat industri berdasarkan model Hotelling. Sebagai output, dengan beberapa asumsi tertentu, akan diformulasikan rumus dasar yang mampu menentukan tingkat ekstraksi mineral yang optimal pada tingkat industri dengan periode ekstraksi yang cukup panjang sehingga dapat membantu dalam analisa yang bersifat makro. Studi ini bersifat simulatif, terbatas pada cadangan mineral saja yang memiliki sifat tak dapat diperbaharui dan sebagaimana model ekonomi pada umumnya, faktor-faktor non ekonomi dianggap ceteris paribus, sehingga hasil kalkulasinya hanyalah sebatas prediksi ideal."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19405
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarto
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja Kantor-Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP Pratama) di Pulau Jawa yang berjumlah 157 kantor dengan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA). Penelitian ini menggunakan enam variabel input yang meliputi jumlah pegawai, jumlah anggaran, jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi, jumlah Wajib Pajak Badan, jumlah Pengusaha Kena Pajak, dan jumlah Nomor Objek Pajak Bumi dan Bangunan. Variabel output yang digunakan ada tujuh, yaitu total penerimaan pajak, jumlah SPT Tahunan Orang Pribadi, jumlah SPT Tahunan Badan, jumlah SPT Masa PPN, jumlah SPPT dilunasi, jumlah pemeriksaan, dan jumlah Wajib Pajak Ekstensifikasi.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui KPP Pratama yang efisien ada 47 dan inefisien 114. Untuk mengetahui faktor dominan yang berpengaruh terhadap efisiensi, penulis menggunakan analisis regresi dengan Standardized Coefficients sebagai prosedur pasca-DEA. Dari analisis ini diketahui, bahwa jumlah pegawai merupakan faktor dominan yang berpengaruh secara signifikan terhadap efisiensi. Direktorat Jenderal Pajak sebagai pembuat kebijakan harus meningkatkan efisiensi bagi KPP Pratama yang inefisien. Oleh karena itu, penulis merekomendasikan untuk meningkatkan perbaikan efisiensi berdasarkan skor efisiensi input dan output yang masih rendah.

The aim of this research is to analyze the performance of tax offices are called Small Taxpayer offices (STO) in Java Island with 157 offices by using Data Envelopment Analysis (DEA). This research use six variables as inputs are number of employees, total budget, the number of personal taxpayers, the number of corporate taxpayers, the number of entrepreneurs as taxpayers ,and the number of property taxes registered. The outputs used seven variables are the total amount of all revenue taxes collected, total of annual reporting of personal income taxes, total reporting of corporate income taxes, total average reporting of value added taxes, total property taxes were paid, total audits finished, and total the new tax payers from canvassing activities.
According from research, it finds that the results, 43 tax offices are efficient and 114 are inefficient. For knowing the main factor can be influenced in efficiency, we use regression analysis with Standardized Coefficients as post-DEA Procedures. From this analysis, it finds that number of employees are main determinant for efficiency. Directorate General of Tax as a policy maker , has to address these problems in order to upgrade the efficiency of the inefficient tax offices. Therefore, we recommend to encourage improvement of efficiency based on lowly efficiency score of inputs and outputs."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T27316
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rozi Saswita
"Pemasaran hasil menjadi kendala utama bagi petani kita. Posisi petani dalam rantai pemasaran sangat lemah, yang disebabkan oleh : 1) pangsa pasar petani relatif terbatas, 2) komoditas yang dihasilkan umumnya cepat rusak, 3) lokasi produksi yang relatif terpencil, 4) kurangnya informasi harga, kualitas dan kuantitas yang diinginkan oleh konsumen dan 5) kebijakan pemerintah masih jauh dari menguntungkan petani.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi pemasaran dan meningkatkan nilai tambah petani dan produk agribisnis, serta meningkatkan kesejahteraan petani adalah mengembangkan lembaga-lembaga pemasaran seperti Sub Terminal Agribisnis (STA). Salah satunya adalah STA di Kota Payakumbuh. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan pendapatan petani yang menggunakan STA dengan yang tidak menggunakan STA dan menganalisis pelaksanaan STA dalam memecahkan permasalahan pemasaran produk pertanian di Kota Payakumbuh dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan regresi linier berganda dan deskriptif kualitatif.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa STA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan petani di Kota Payakumbuh, tetapi setelah dilakukan analisis regresi masing-masing untuk petani pengguna STA dan petani yang tidak menggunakan STA diperoleh hasil bahwa terdapat peningkatan pendapatan yang lebih tinggi untuk petani yang menggunakan STA dibandingkan dengan petani yang tidak menggunakan STA. Dengan adanya pembangunan STA Baliak Mayang dan Koto Saiyo di Kota Payakumbuh telah mampu memecahkan permasalah pemasaran terutama komoditi hortikultura khususnya mentimun di Kota Payakumbuh sehingga pendapatan petani di Kota Payakumbuh dapat lebih meningkat.

Marketing of a major obstacle for our farmers. The position of farmers in the marketing chain is very weak, which is caused by: 1) farmer's market share is relatively limited, 2) the commodities produced are generally easily damaged, 3) production of a relatively remote location, 4) lack of information on price, quality and quantity desired by consumers and 5) government policies are still far from profitable farmers.
Efforts that can be done to improve marketing efficiency and increase the added value of farmers and agribusiness products, and improving the welfare of farmers is to develop marketing institutions such as Agribusiness Sub Terminal (STA). One of them is in Payakumbuh. This study purposes to analyze the differences in the incomes of farmers who use that do not use STA by STA and analyze the implementation of the STA in solving problems of marketing agricultural products in Payakumbuh using a quantitative approach with multiple regression and descriptive qualitative.
From the research we concluded that the STA does not significantly influence the farmer's income in Payakumbuh, but after each regression analysis for users of STA and peasant farmers who do not use STA result that there is a higher income for farmers who use the STA compared with farmers who do not use STA. With the development of STA Baliak Mayang and Koto Saiyo in Payakumbuh has been able to solve marketing problems, especially in horticulture, especially cucumber in Payakumbuh so that income of farmers in Payakumbuh can be increased."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28064
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syafrin Azuari
"Penelitian ini dilatarbelakangi semakin berkembangnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Indonesia baik dalam hal indikator-indikator TIK maupun dalam hal pengeluarannya. Namun dalam perkembangannya muncul permasalahan adanya kesenjangan infrastruktur sarana komunikasi antara desa dan kota. Berangkat dari itu penulis mencoba menganalisis pengaruh pengeluaran TIK pemerintah pusat untuk melihat dampak penggandanya dan keterkaitannya dengan sektor ekonomi lain. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE). Melalui analisis angka pengganda SNSE akan diketahui dampak pada sektor-sektor lainnya apabila dilakukan injeksi pengeluaran TIK. Data yang digunakan menggunakan tabel SNSE tahun 2005 yang disusun BPS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya injeksi pengeluran TIK pada sektor komunikasi akan berdampak terbesar pada faktor produksi modal, institusi perusahaan dan tenaga kerja di kota. Hal ini sesuai dengan kondisi TIK di Indonesia yang masih dalam tahap pembangunan infrastrukturnya yang tentunya membutuhkan lebih banyak modal, dan sesuai dengan deregulasi telekomunikasi, maka dalam pembangunan infrastruktur telekomunikasi sektor swasta atau perusahaan mendapatkan peranan yang sangat besar. Walaupun dampak pengeluaran TIK lebih berpengaruh pada faktor produksi namun tidak dipungkiri pengaruhnya terhadap tenaga kerja.
Tenaga kerja yang paling mendapatkan pengaruh adalah tenaga kerja di kota. Sedangkan dampaknya terhadap institusi selain berdampak besar pada institusi perusahaan, dampak pengeluran TIK juga berpengaruh pada institusi rumah tangga tangga pengusaha bebas golongan atas, pengusaha bukan pertanian, manajer militer, profesional, teknisi, guru, pekerja tata usaha dan penjualan golongan atas perkotaan. Dari kegiatan produksi, dampak yang paling besar dirasakan oleh sektor komunikasi itu sendiri, diikuti oleh industri kertas, percetakan alat angkutan dan barang dari logam.

This research based development of Information and Communication Technology (ICT) in Indonesia, both in terms of ICT indicators and in terms of spending. However, problems arise in the development of communications infrastructure gap between rural and urban areas. Departing from the author tries to analyze the influence of central government ICT spending to see penggandanya impact and its relationship to other economic sectors. The approach taken in this research is to use a Social Accounting Matrix (SAM). Through the SAM multiplier analysis will look at the impact on other sectors if the injection of ICT spending. Data used for the SAM using the table in 2005 prepared by BPS.
The results showed that injection of ICT spending in the communication sector will have the biggest impact on production factors capital, institutions, companies and workers in the city. This is in accordance with the conditions of ICT in Indonesia is still in the stage of infrastructure development which will need more capital, and in accordance with the deregulation of telecommunications, telecommunications infrastructure development in the private sector or the company gets a very big role. Although the impact of ICT spending more influence on the factors of production but does not deny the impact on employment.
Employment is the most get the influence of labor in the city. While the impact on other institutions have a major impact on corporate institutions, the impact of ICT spending also affects the domestic institutions of the free class entrepreneur ladder, entrepreneurs rather than agriculture, military managers, professionals, technicians, teachers, clerical workers and sales of urban elites. From production activities, the biggest impact felt by the communication sector itself, followed by the paper industry, printing equipment and goods transportation."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28065
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alfindra Primaldhi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi 50 jenis kereta api penumpang di Pulau Jawa tahun 2008-2010 dengan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Variabel input meliputi usia lokomotif rata-rata, jumlah kereta penumpang, dan konsumsi energi. Variabel output meliputi volume penumpang, kilometer penumpang, kilometer kereta api, dan kecepatan rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 31 kereta api efisien di tahun 2008 dan 30 kereta api efisien di tahun 2009 dan 2010. Secara keseluruhan, 27 kereta api efisien selama tiga tahun berturut-turut, 16 kereta api belum efisien, dan 7 kereta api berfluktuasi. Solusi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi adalah mengurangi penggunaan input.
This research aims to determine the efficiency of 50 passenger trains in Java Island during 2008-2010 by using Data Envelopment Analysis (DEA). Input variables consist of average age of locomotives, number of trains, and energy. Output variables consist of volume of passengers, passenger kilometers, passenger train kilometers, and average speed. The results show that 31 trains are efficient in 2008 and 30 trains are efficient in 2009 and 2010. Over all, 27 trains are efficient for three consecutive years, 16 trains are inefficient, and 7 trains are fluctuated. The solution to improve efficiency is reduce the input used."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T31171
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Roni Razali
"Tesis ini meneliti tentang penilaian efisiensi relatif 40 puskesmas di Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat pada Tahun 2011 dengan menggunakan pendekatan nonparametrik Data Envelopment Analysis (DEA). Metode DEA dipilih karena kelebihannya dalam mengolah lebih dari satu input dan output. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan output. Input terdiri dari 5 variabel, yaitu: Jumlah Tenaga Kesehatan Medis, Jumlah Tenaga Kesehatan Lainnya, Jumlah Pembiayaan Kesehatan bersumber APBD, Jumlah Pembiayaan Kesehatan bersumber APBN (BOK/Bantuan Operasional Kesehatan) dan Belanja Obat dan Alat Kesehatan Habis Pakai. Output terdiri dari 8 variabel, yaitu Jumlah Kunjungan, Case Detection Rate (CDR) TB Paru, Cakupan Ibu Bersalin di Tenaga Kesehatan (Bulinakes), Cakupan Imunisasi Dasar, Persentase Balita ditimbang, Jumlah Penyuluhan, Persentase Balita Gizi Baik dan Cakupan Pelayanan Peserta KB Aktif.
Hasil perhitungan dengan DEA menghasilkan 31 puskesmas efisien secara teknis dan 9 puskesmas tidak efisien secara teknis. Bagi puskesmas yang tidak efisien secara teknis dapat diperbaiki nilai efisiensinya dengan cara meningkatkan output berdasarkan hasil perhitungan DEA.

The focus of this study is measuring relative efficiency of 40 public health centers in Bogor regency in 2011, by using non parametric approach Data Envelopment Analysis (DEA). DEA is chosen because it is able to handle more input and output variables. This study uses output oriented model. Input variables consist of numbers of medical staf, numbers of other medical staf, health financing from state budget (APBN), health financing from local budget (APBD), financing for drug and health equipment. Output variables consist of numbers of visitor, Case Detection Rate TBC, safe motherhood, infant`s imunization coverage, percentage of child under five`s weighting, and numbers of health promotion, percentage child with good nutrition and coverage of active family planning.
The results are 31 public health centers classified as technically efficient and the remaining classified as technically inefficient. For the public health centers which are technically inefficient can be improved by increasing output variable based on DEA.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T31911
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Roni Razali
"ABSTRAK
Tesis ini meneliti tentang penilaian efisiensi relatif 40 puskesmas di Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat pada Tahun 2011 dengan menggunakan pendekatan nonparametrik Data Envelopment Analysis (DEA). Metode DEA dipilih karena kelebihannya dalam mengolah lebih dari satu input dan output. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan output. Input terdiri dari 5 variabel, yaitu: Jumlah Tenaga Kesehatan Medis, Jumlah Tenaga Kesehatan Lainnya, Jumlah Pembiayaan Kesehatan bersumber APBD, Jumlah Pembiayaan Kesehatan bersumber APBN (BOK/Bantuan Operasional Kesehatan) dan Belanja Obat dan Alat Kesehatan Habis Pakai. Output terdiri dari 8 variabel, yaitu Jumlah Kunjungan, Case Detection Rate (CDR) TB Paru, Cakupan Ibu Bersalin di Tenaga Kesehatan (Bulinakes), Cakupan Imunisasi Dasar, Persentase Balita ditimbang, Jumlah Penyuluhan, Persentase Balita Gizi Baik dan Cakupan Pelayanan Peserta KB Aktif. Hasil perhitungan dengan DEA menghasilkan 31 puskesmas efisien secara teknis dan 9 puskesmas tidak efisien secara teknis. Bagi puskesmas yang tidak efisien secara teknis dapat diperbaiki nilai efisiensinya dengan cara meningkatkan output berdasarkan hasil perhitungan DEA.

ABSTRACT
The focus of this study is measuring relative efficiency of 40 public health centers in Bogor regency in 2011, by using non parametric approach Data Envelopment Analysis (DEA). DEA is chosen because it is able to handle more input and output variables. This study uses output oriented model. Input variables consist of numbers of medical staf, numbers of other medical staf, health financing from state budget (APBN), health financing from local budget (APBD), financing for drug and health equipment. Output variables consist of numbers of visitor, Case Detection Rate TBC, safe motherhood, infant’s imunization coverage, percentage of child under five’s weighting, and numbers of health promotion, percentage child with good nutrition and coverage of active family planning. The results are 31 public health centers classified as technically efficient and the remaining classified as technically inefficient. For the public health centers which are technically inefficient can be improved by increasing output variable based on DEA."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Himawan Fuady
"[Program Keluarga Harapan (PKH) adalah program bantuan tunai bersyarat pertama di Indonesia. PKH merupakan cara baru penanggulangan kemiskinan yang sekaligus memutus rantai kemiskinan generasi yang akan datang. Berbagai studi telah dilakukan untuk melihat dampak program ini. Secara umum studi-studi tersebut menunjukkan bahwa PKH mempunyai dampak yang positif. Studi ini bertujuan melihat dampak PKH terhadap kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Brebes.
Rancangan studi ini menggunakan uji kuantitatif pengeluaran konsumsi berbasis rumah tangga dengan pengukuran sebelum dan sesudah intervensi dan antara rumah tangga penerima program (treatment) dan rumah tangga bukan penerima program (control). Temuan penting studi ini adalah bahwa PKH secara signifikan meningkatkan rata-rata pengeluaran konsumsi rumah tangga peserta program sebesar Rp 60.798 per kapita per bulan atau sekitar 14 persen dibanding sebelum program.

Program Keluarga Harapan (PKH) is the first conditional cash transfer program in Indonesia. PKH is a new way to reduce poverty and prevent the transmission of poverty to future generation. There have been a number of studies attempting to assess its impact. The overall studies found that PKH had positive impact. This study aims to assess the impact of PKH on welfare of people in Kabupaten Brebes.
The methodology used in this study is household based intervention quantitative assessment with measurements before and after and compare different impact between participant household (treatment) and non participant household (control). Main finding of this study is that PKH was significantly improve the welfare of beneficiary households. Their average monthly expenditures increased by Rp 60.798 per person, equal to a 14 percent increase in comparison to pre-program level., Program Keluarga Harapan (PKH) is the first conditional cash transfer
program in Indonesia. PKH is a new way to reduce poverty and prevent the
transmission of poverty to future generation. There have been a number of
studies attempting to assess its impact. The overall studies found that PKH
had positive impact. This study aims to assess the impact of PKH on welfare
of people in Kabupaten Brebes. The methodology used in this study is
household based intervention quantitative assessment with measurements
before and after and compare different impact between participant household
(treatment) and non participant household (control). Main finding of this
study is that PKH was significantly improve the welfare of beneficiary
households. Their average monthly expenditures increased by Rp 60.798 per
person, equal to a 14 percent increase in comparison to pre-program level]"
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T44308
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Anastasya
"Studi ini membahas tentang pengaruh infrastruktur terhadap industri mikro dan kecil di Indonesia. Infrastruktur yang dianalisis di antaranya jalan, listrik, telepon seluler, dan internet. Variabel kontrol yang ditambahkan dalam analisis ini diantaranya populasi, PDRB, dan tingkat pendidikan. Metode pengujian dilakukan dengan regresi data panel dan standardized coefficient untuk mengestimasi pengaruh infrastruktur terhadap masing-masing sektor dan total output industri mikro dan kecil.
Dari pengujian regresi data panel dan standardized coefficient terhadap infrastruktur dan nilai output industri mikro dan kecil diketahui bahwa jalan dan populasi memiliki pengaruh signifikan dan penting terhadap industri mikro dan kecil di Indonesia.

This study analyzes influence of infrastructures on micro and small industries in Indonesia. The Infrastructures which analyzed in this study are roads, electricity, cell phones, and Internet, while population, GDP, and level of education are added as control variables. The research method used in study are panel data regression and standardized coefficient to estimate the impact of infrastructures on each and total output of micro and small industries.
The panel data regression and standardized coefficient testing show that road and population having a significant and the most important impact on the micro and small industries in Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
T44796
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Purwanto
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat efisiensi relatif dari 31 Unit
Pelaksana Teknis Badan Pengawas Obat dan Makanan (UPT BPOM) tahun 2013
dan 2014 dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA).
Pemilihan metode DEA dikarenakan kelebihannya mengolah lebih dari satu input dan output. Input terdiri dari 3 variabel, yaitu jumlah pegawai, jumlah peralatan laboratorium, dan jumlah anggaran. Output terdiri dari 8 variabel, yaitu jumlah sarana produksi dan distribusi obat dan makanan yang diperiksa, jumlah sampel produk obat dan makanan yang diuji, jumlah iklan yang diawasi, jumlah kasus, jumlah pengaduan, jumlah sertifikasi, jumlah Sekolah Dasar yang diintervensi, jumlah komunikasi, edukasi dan informasi. Hasil perhitungan dengan pendekatan output menunjukkan pada tahun 2013 secara teknis terdapat 24 efisien dan 7 UPT BPOM tidak efisien. Sedangkan tahun 2014, secara teknis terdapat 23 yang efisien dan 8 UPT BPOM yang tidak efisien. Bagi UPT BPOM yang belum efisien secara teknis dapat diperbaiki nilai efisiensinya dengan meningkatkan output berdasarkan hasil perhitungan DEA.

ABSTRACT
This research is to analyze the relative efficiency level of 31 Technical
Operational Unit The Nasional Agency of Drug and Food Control (UPT BPOM)
in 2013 and 2014 using Data Envelopment Analysis (DEA). DEA chosen is
because is abble to handle more input and output. Inputs use 3 variable are
numbers of employees, numbers of laboratory equipment, and budget. Outputs use 8 variable is numbers of site production and distribution drug and food, numbers of sample product drug dan food tested, numbers of advertisement supervised, , numbers of case, numbers of complaint and quetions, numbers of sertification, numbers of primary school intervention and nuber of communication, education and information. The results using output oriented showed in 2013, 24 classified as technically efficient and 7 classified as technically inefficient. In 2014, 23 classified as technically efficient and 8
classified as technically inefficient. For UPT BPOM which are tehcnically inefficient, is necessary to repair the efficiency with improve output variabel
based on DEA.
"
2016
T46053
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>