Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuli Asyawati
"Tanaman bligo (Benincasa hispida) telah diketahui memiliki efek hipoglikemik dan aktivitas antioksidan. Pada penelitian ini dilakukan uji aktivitas antioksidan serta uji inhibisi terhadap aktivitas a-glukosidase. Pada uji inhibisi enzim, digunakan sampel ekstrak biji bligo dalam berbagai pelarut organik. Konsentrasi sampel ekstrak biji Bligo dari fraksi metanol, etil asetat, interface, dan air divariasikan berturut-turut dengan konsentrasi: 75 μg/mL, 150 μg/mL, 250 μg/mL, 500 μg/mL, dan 750 μg/mL.
Pada uji inhibisi ini digunakan substrat pNP-G 5mM dengan konsentrasi α-glukosidase 0,3 U/mL yang akan menghasilkan produk berwarna kuning dari p-nitrofenol. Adanya efek inhibisi dari sampel uji pada aktivitas enzim a-glukosidase ini ditunjukkan dengan memudarnya warna kuning yang terbentuk. Komponen aktif dari ekstrak bligo dengan dengan nilai IC50 terendah dipisahkan menggunakan kromatografi kolom dan TLC dengan eluen campuran n -hexan dan etil asetat pada berbagai rasio dan diidentifikasi dengan FT-IR.
Dari hasil penelitian, ekstrak biji Bligo fraksi interface memiliki daya inhibisi terbesar dibandingkan dengan ekstrak biji Bligo fraksi metanol, etil asetat, dan air. IC50 dari masing-masing ekstrak biji Bligo fraksi metanol, etil asetat, interface, dan air yang didapat adalah 1652 μg/mL, 1266 μg/mL, 1054 μg/mL, dan 5257 μg/mL. Pemisahan komponen aktif menggunakan kromatagrafi kolom menghasilkan 25 fraksi. Spektrum IR dari 2 fraksi hasil kromatografi kolom menunjukkan adanya gugus C=O, C-O, C=C, dan O-H yang terkadung dalam komponen aktif dari ekstrak biji Bligo. Dari uji aktivitas antioksidan dengan metoda DPPH dari berbagai sampel uji diperoleh aktifitas tertinggi pada kulit bligo fraksi n-butanol dengan IC50 = 15,7 ppm.

Bligo (Benincasa hispida) has been known to have a hypoglycemic effect and antioxidant activity. In this study, the antioxidant activity assay and inhibition assay against a-glucosidase activity were tested. In the enzyme inhibition assay, bligo seed extract used as samples in various organic solvents. Bligo seed extract sample concentration in methanol, ethyl acetate, interfaces, and water fraction respectively varied with concentration: 75 μg/mL, 150 μg/mL, 250 μg/mL, 500 μg/mL, and 750 μg/mL.
In the inhibition assay, 5 mM PNP-G substrate was used with 0,3 U/mL α-glucosidase concentration which would produce yellow product called p-nitrophenol. An inhibitory effect of the sample test against a-glucosidase enzyme activity was shown as the yellow color of p-nitrophenol faded. Active components of bligo extracts with the lowest IC50 values were separated using column chromatography and TLC with eluent mixture of n-hexan and ethyl acetate at various ratios and then identified by FT-IR.
The results of this study showed that fraction that had the highest inhibition effect was interface fraction of Bligo seed extract. IC50 values of each bligo seed extract from methanol, ethyl acetate, interfaces, and the water fraction were 1652 μg/mL, 1266 μg/mL, 1054 μg/mL, dan 5257 μg/mL respectively. Active components separation using column chromatography produced 25 fractions. IR spectrum of two fraction obtained from column chromatography indicated that the active components of Bligo seed extract had C=O, C-O, C=C, and O-H groups. The highest antioxidant activity with DPPH method was shown from sample test of bligo skin extract in n-butanol fraction with IC50 value 15.7 ppm.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47378
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Cindy
"Benincasa hispida (Bligo) dilaporkan memiliki senyawa aktif yang dapat menghambat kerja enzim α-glukosidase dan berperan sebagai terapi pengobatan diabetes melitus. Pada penelitian ini dilakukan penapisan kimia, uji inhibisi ekstrak daun dan batang bligo terhadap aktivitas enzim α-glukosidase dengan menggunakan substrat p-NPG serta uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH. Berdasarkan hasil uji penapisan fitokimia pada ekstrak metanol, baik dari daun maupun batang bligo, keduanya menunjukkan hasil positif terhadap adanya kandungan alkaloid, fenol, karbohidrat, dan steroid.
Hasil positif terhadap kandungan ninhidrin dan saponin terdapat pada pada ekstrak batang. Kondisi optimum pengukuran aktivitas α-glukosidase adalah dengan konsentrasi α-glukosidase sebesar 0,3 unit/mL dan konsentrasi substrat p-NPG 5 mM, yang diukur pada pada panjang gelombang 402 nm. Pada pengujian daya inhibisi terhadap aktivitas enzim α-glukosidase dari berbagai fraksi sampel daun dan batang digunakan variasi konsentrasi 150, 250, 500, 750, dan 1000 ppm.
Daya inhibisi terbesar terdapat pada fraksi etil asetat, baik untuk daun maupun batang, dengan konsentrasi 1000 ppm yaitu masing-masing sebesar 80,42 % dan 66,32%. Pengujian aktivitas antioksidan memberikan nilai IC50 terkecil untuk daun yaitu pada fraksi air sebesar 619,71 ppm, sedangkan untuk bagian batang yaitu pada fraksi etil-asetat sebesar 1350 ppm.

Benincasa hispida (Bligo) was reported to have active compounds that can inhibit α-glucosidase’s activity and act as therapeutic agent for diabetes melitus. In this study, phytochemical screening, inhibition assay of bligo leaf and stem extract against enzyme α-glucosidase activity was carried out using p-NPG as subtrate. Antioxidant activity assay was carried out using DPPH method. Based on the results of phytochemical screening test on either metanol extract of leaf and stem, both showed positive results for the presence of the content of alkaloids, phenols, carbohydrate, and steroid.
The positive result of the content of free aminos and saponin presence in stem extract. The optimum measurement conditions α-glucosidase activity present in the α-glucosidase concentration of 0.3 units /mL, P-NPG substrate concentration of 5 mM, and measured at wavelength of 402 nm. In inhibition test against α-glucosidase enzyme activity made various concentrations 150, 250, 500, 750, and 1000 ppm.
The greatest inhibition found in ethyl acetate fraction both for leaf and stem extract at a concentration of 1000 ppm, which are 80,42 % and 66,62% respectively. Antioxidant evaluation gives IC50 value with the smallest in extract water for leaf (619, 71 ppm) while for the stem is in ethyl-acetate fraction (1350 ppm).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52574
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rossalia Apriani
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
TA1199
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rasyid Ginanjar Agustiar
Universitas Indonesia, 2007
TA1432
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rispa Andriayani
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
TA1327
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Krishna Ismira Nurhanjati
"ABSTRAK
Dalam melaksanakan pengawasan mutu produk obat baik di bidang
farmasi maupun makanan dibutuhkan tersedianya baku pembanding kimia yang
memenuhi ketentuan farmakope internasional maupun regional. Baku
pembanding diperlukan untuk menjamin ketepatan dan ketelitian dari hasil
analisis yang digunakan dalam pengujian farmasi dan pemeriksaan obat pada
umumnya. Baku pembanding merupakan bahan yang terpilih berdasarkan
kemurnian yang tinggi, karakteristik, serta kesesuaian penggunaan. Bahan baku
obat yang diperoleh dari industri-industri farmasi, biasanya telah dilengkapi dengan dokumen sertifikat analisisnya, namun masih diperlukan serangkaian
proses uji kemurnian untuk menetapkan apakah suatu bahan baku tersebut
memenuhi ketentuan standar yang berlaku. Ketoconazol dan Nystatin adalah
bahan baku obat yang akan ditetapkan kemurniannya. Metode analisis yang
digunakan untuk menguji adanya zat-zat pengotor dari kedua bahan baku tersebut
adalah dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Pada uji kemurnian
sampel ketoconazol diperoleh kemurnian sebesar 97,7315% dan tidak ditemukan
adanya zat-zat pengotor, sedangkan pada sampel nystatin diperoleh kemurnian
sebesar 94,8825% dan terdeteksi ada cemaran yang kadarnya tidak melebihi 4,0%.
Dari hasil uji penetapan kemurnian yang diperoleh, menunjukkan bahwa kedua
sampel di atas memenuhi syarat Baku Pembanding menurut Farmakope
Indonesia."
2008
TA1672
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Susanto
"ABSTRAK
Air merupakan senyawa yang berperan penting untuk kehidupan
makhluk hidup. Air yang dibutuhkan makhluk hidup harus memenuhi kualitas
yang baik dalam penggunaan sehari-hari maupun untuk lingkungan. Logam
berat merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas air. Di loka
Riset Budidaya Ikan HIas Air Tawar, dikakukan pengamatan untuk parameter
Logam Pb dan Cd untuk mengetahui kualitas tempat tesebut memenuhi
kriteria ambang batas yang ditetapkan oleh baku mutu lingkungan menurut
Kep. 02/MENKLH/l/1988 untuk air dan menurut IADC/CEDA (1997) untuk
sedimen. Penentuan kandungan logam Pb dan Cd dilakukan dengan metode
destruksi menggunakan aquaregia dan dianalisis dengan AAS. Hasil yang
diperoleh menunjukkan kandungan rata-rata logam Pb dalam sampel air dari
empat kali pengambilan di tiga lokasi (kolam l, kolam ll, dan kolam lll) yaitu masing-masing sebesar 0,688 ppm, 0,690 pm, dan 0,689 ppm. Kandungan
rata-rata logam Pb pada sedimen dari ke tiga kolam tersebut masing-masing
sebesar 33 ppm, 32 ppm, dan 20 ppm. Dari hasil tersebut, Pada ke tiga air
kolam l, ll,dan lll telah tercemar oleh logam Pb sedangkan pada sedimen di
ke tiga kolam masih belum berbahaya. Hasil analisis pada logam Cd dalam
air ke tiga kolam tersebut tidak terdeteksi adanya logam Cd, sedangkan
kandungan logam Cd pada sedimen dari ke tiga kolam yaitu masing-masing
sebesar 10 ppm, 11 ppm, dan 9 ppm. Jadi Pada ke tiga kolam tersebut sudah
mencapai batas pencemaran ringan untuk Logam Cd pada sedimen."
2008
TA1692
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Surya Wulan
"ABSTRAK
Bauksit adalah suatu bahan mentah yang tersusun dari satu atau lebih
mineral - mineral aluminium oksida terhidrasi dan pengotor-pengotornya yaitu :
silika, oksida besi, titan serta unsur-unsur kecil lainnya.Titanium merupakan salah
satu pengotor yang terdapat dalam bauksit yang ditentukan kadarnya sebagai TiO2.
Penetapan TiO2 dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode spektrofotometri
dengan alat spektrofotometer UV-VIS yang didasarkan pada : Garam Titan (IV)
direaksikan dengan H3PO4 1 : 1 yang berfungsi sebagai pengasam, yang selanjutnya
akan membentuk garam kompleks berwarna kuning dengan pereaksi H2O2 3%,
kepekatan warna larutan yang dihasilkan berbanding lurus dengan kadar Titan
dalam sampel. Dan metode X-Ray Flourescence Spektrometri dengan alat X-Ray
yang didasarkan pada : ketika atom sampel di-iradiasi dengan foton sinar-x primer yang berenergi tinggi, elektron terlempar keluar dari orbit dalam bentuk
fotoelekron. Hal ini menyebabkan terbentuknya lubang elektron (hole) didalam satu
atau lebih orbital, mengubah atau menjadi ion yang tidak stabil. Untuk
mengembalikan atom pada keadaan yang lebih stabil, lubang di orbital dalam harus
diisi dengan elektron dari orbital luar. Transisi seperti ini biasanya diikuti dengan
emisi energi dalam bentuk foton sinar X sekunder, jumlah foton sinar X sekunder
besarnya sebanding dengan konsentrasi unsur yang diukur. Pada analisis dengan
metode spektrofotometri UV-VIS, diperoleh hasil yang cukup mendekati dengan
kadar sebenarnya, dimana diperoleh rata-rata kadar TiO2 sebesar 2,01% dengan
persen kesalahan 2,98 % dan persen akurasi 97,11%. Pada analisis dengan metode
XRF spektrometri, diperoleh hasil yang sangat akurat dibandingkan dengan metode
spektrofotometri UV-VIS. Hasil yang diperoleh untuk rata-rata kadar TiO2 adalah
1,97%. Rata-rata persen kesalahan yang diperoleh yakni sebesar 1,18%. Sedangkan
rata-rata persen akurasi sebesar 98,83%. Berdasarkan praktik dan pengolahan data
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan dengan menggunakan alat
spektrofotometer saja kadar TiO2 yang didapat tidak terlalu jauh juga dengan kadar
sebenarnya, sehingga tidak perlu dilakukan analisis dengan alat X-Ray, mengingat
jika dilihat dari segi ekonomis juga harga alat X-Ray jauh lebih mahal jika
dibandingkan dengan harga alat spektrofotometer."
2008
TA1712
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Dea Sagita
"Daun kluwih Artocarpus camansi diketahui memiliki efek hipoglikemik Untuk melihat efek hipoglikemik tersebut dilakukan uji inhibisi ekstrak daun kluwih pada berbagai fraksi terhadap aktivitas enzim glukosidase secara in vitro Daya inhibisi ekstrak daun kluwih fraksi metanol air etil asetat dan air rebusan mengalami peningkatan seiring bertambahnya konsentrasi ekstrak Pada konsentrasi 100 ppm ekstrak daun fraksi etil asetat memiliki daya inhibisi lebih besar yaitu sebesar 47 37 Hasil uji toksisitas dari setiap fraksi dengan metode Brine Shrimp Lethality Test BSLT menunjukkan nilai LC50 terkecil terdapat pada ekstrak daun kluwih fraksi air rebusan yaitu sebesar 548 18 ppm diikuti oleh fraksi air 582 76 ppm fraksi etil asetat 712 17 ppm dan fraksi metanol 807 97 ppm Nilai LC50 tersebut berada di bawah 1000 ppm yang mengindikasikan bahwa semua fraksi bersifat toksik Hasil optimasi pemisahan komponen kimia dengan KLT ekstrak kluwih dari fraksi teraktif memberikan 3 spot dengan nilai Rf 0 16 0 29 dan 0 36 menggunakan eluen pada perbandingan 4 1

Seeded breadfruit or kluwih Artocarpus camansi leaves are known to have hypoglycemic effects To see the hypoglycemic effect of inhibition test Artocarpus camansi leaf extract on various fractions of the glucosidase enzyme activity in vitro Percent inhibition Artocarpus camansi fraction of methanol extract of leaves water ethyl acetate and the cooking water increased with increasing concentrations of the extract At a concentration of 100 ppm the fraction of ethyl acetate extract of the leaves have a greater inhibitory power is equal to 47 37 The toxicity test of each fraction by the method of Brine Shrimp Lethality Test BSLT showed the smallest LC50 values contained in the leaf extract of fraction boiling water the amount of 548 18 ppm followed by fraction of water 582 76 ppm ethyl acetate fraction 712 17 ppm and methanol fraction 807 97 ppm The LC50 value is below 1000 ppm which indicates that all factions are toxic The result of optimization chemical component separation by TLC the most active Artocarpus camansi fractions gave 3 spots with Rf values is 0 16 0 29 and 0 36 using the eluent at a ratio of 4 1
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S58346
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Andraini
"Salah satu terapi untuk menurunkan hiperglikemik postprandial pada penderita diabetes melitus adalah dengan menghambat aktivitas α-glukosidase, yang dapat memperlambat penyerapan glukosa di saluran usus setelah makan. Penelitian terdahulu telah dilaporkan, bahwa ekstrak batang beligo (Benincasa hispida) yang diperoleh dengan metode maserasi diketahui memiliki efek inhibisi terhadap aktivitas enzim α-glukosidase.
Pada peneltian ini dilakukan ekstraksi dengan metode ekstraksi soxhlet menggunakan pelarut etanol untuk memperoleh fraksi ekstrak batang beligo teraktif sebagi inhibitor α-glukosidase. Fraksi-fraksi yang diperoleh kemudian diuji efek toksisitasnya dengan metode BSLT. Ekstrak kasar batang beligo yang diperoleh dengan metode ini memberikan rendemen sebesar sebesar 51,88%. Persen inhibisi ekstrak batang beligo pada fraksi etil asetat konsentrasi 100 ppm, menunjukkan nilai yang lebih besar (42,27%) dibandingkan dengan fraksi etanol (13,32%) dan fraksi air (23,08%).
Hasil uji toksisitas ekstrak batang dari semua fraksi diperoleh masing-masing nilai LC50 667,21 ppm untuk fraksi etanol, 590,28 ppm untuk fraksi etil asetat, dan 700,11 ppm untuk fraksi air. Pemisahan komponen kimia dari fraksi etil asetat dengan KLT dengan perbandingan eluen campuran n-heksana dengan etil asetat (4:1) menghasilkan 4 spot dengan nilai Rf yang dapat diterima, yaitu 0,44; 0,58; 0,70; dan 0,76.

One of the theraphy to reduce postprandial hyperglycemic in patient which have diabetes mellitus is by inhibiting the activity of -glucosidase, which can slow the absorption of glucose in the gut after eating. Previous study have reported that the extract from stem of Beligo (Benincasa hispida) obtained by maceration method is known to have an inhibition effect to the activity of alpha-glucosidase enzyme.
In this occasion, the study was extracted by soxhlet extraction method using ethanol to obtain a fraction of extract of beligo stem as the most-active -glucosidase inhibitors. The fractions were then tested the effect of toxicity by BSLT method. Extract of beligo stem which obtained by this method provides for yield of 51,88%. Percent inhibition of the extract on ethyl acetate fraction concentration of 100 ppm, indicating a larger value (42,27%) compared with the ethanol fraction (13,32%) and water fraction (23,08%).
The toxicity test from all fractions obtained the value of LC50 respectively 667,21 ppm for the ethanol fraction, 590,28 ppm for ethyl acetate fraction, and 700,11 ppm for water fraction. Seperation of chemical compenents of the ethyl acetate fraction by TLC with eluent ratio mixture of n-hexana with ethyl acetate (4:1) generate 4 spot with Rf values are acceptable, ie 0,44; 0,58; 0,70; and 0,76.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S58347
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>