Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lomi Hija
"Dalam penelitian ini, akan dibangun sebuah simulasi untuk melihat apakah model penilaian opsi call yang diberikan oleh Black dan Scholes, secara umum, wajar unruk digunakan di Bursa Efek Jakarta. Konsep ''wajar'' yang dimaksud disini adalah keadaan dimana pembeli dan penerbit opsi call, memiliki kesempatan yang sama dalam memperoleh keuntungan (atau kerugian). Dengan demikian model yang wajar, secara umum, akan memberikan keuntungan atau imbal hasil yang sama dengan nol bagi pentilik atau penerbit opsi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, secara umum, model Black-Scholes wajar untuk digunakan dalam lingkungan Bursa EFek Jakarta. Secara umum model BIack-Scholes wajar untuk digunakan di Bursa Efek Jakarta selama harga exerciseenya, ditetapkan tidak lebih besar atau Iebih kecil 5'','0 dari harga saham kontraknya. Kendati demikian, pada beberapa Saham Dasar, model cenderung menjadi tidak wajar arau menunjukkan gejala "salah penetapan harga" atau sering bias. Bias penetapan harga ini membuat seorang pembeli opsi call, secara umum, memperoleh keuntungan atau kerugian terus-menerus dalam sebagian atau seluruh skenario yang dilakukan.
Bias ternyata dapat dikenali dengan menganalisis distribusi lognormal dari harga saham dasar yang dimaksud. Saham dasar yang menunjukkan gejala bias adalah saham-saham dasar yang memiliki distribusi lognormal harga saham yang menyimpang secara signifikan dari distribusi lognormal teoritisnya.
Bias penetapan harga opsi yang terjadi dapat diatasi dengan memilih model yang sesuai dengan jenis biasnya. Dalam penelitian ini, model alternatif terbukti dapat mengoreksi bias pada saham dasar yang memiliki distribusi ekor kanan yang lebih tebal dari distribusi lognormal teoritisnya. Percobaan penggunaan model alternatif lain atau penyesuaian atas model Black-Scholes belum dilakukan dalam penelitian ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T20018
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prakarsa Panjinegara
"Tujuan dari penulisan tesis ini adalah untuk melihat seberapa jauh pengaruh perubahan jumlah uang beredar (M2), perubahan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), perubahan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar terhadap tingkat pengembalian pasar saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang diwakilkan dengan Return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode sebelum krisis moneter yang diambil sejak periode Januari 1995 sampai dengan Juni 1997, dibandingkan dengan periode krisis moneter yang diambil sejak periode Juli 1997 sampai dengan Desember 1999 yang dianalis dengan menggunakan data mingguan pada periode tersebut.
Selain daripada itu penelitian ini juga melihat pengaruhh tingkat pengembalian pasar (return IHSG), perubahan jumlah uang beredar (M2), perubahan tingkat suku bunga SBI, perubahian nilai tukar Rupiah atas US Dollar terhadap tingkat pengembalian saham dan tingkat portofolio industri di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Pada periode sebelun krisis tingkat pengembalian pasar saham di Bursa Efek Jakarta yang diwakilkan dengan Return Indeks Harga Salim Gabungan (IHSG) dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan jumlah uang beredar (M2) dan perubahan tingkat suku bunga SBI, sedangkan pada periode krisis return IHSG dipenganihi secara signifikan oleh perubahan jumlah uang beredar (M2) dan perubahan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar.
Hasil penelitian juga menunjukkan dengan mengggunakan analisis multi faktor yang merupakan sintesa antara model Arbitrage Pricing Theory (APT) dengan model Capital Asset Pricing Mode! (CAPM) didapat adanya perbedaan pengaruh yang nyata antara periode sebelum krisis rnoneter dan periode krisis moneter antara pengaruh perubahan variabel ekonomi makro yang digunakan pada penelitian terhadap tingkat pengembalian saham dan tingkat pengembalian portofolio industri di Bursa Efek Jakarta."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T20609
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parulyian, Benny Ashary
"Penelitian yang dilakukan oleh penulis saat ini adalah pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja sahamnya yang ditunjukkan oleh abnormal return yang diperoleh perusahaan. Penelitian ini dilakukan terhadap 30 perusahaan yang sudah listing di pasar modal sejak tahun 1991 sampai 1996.
Berdasarkan teori signaling yang dipilih, penulis mengajukan hipotesis yang menyatakan bahwa merger dan akuisisi akan menimbulkan abnormal return positif bagi perusahaan yang melakukannya. Hasil yang diperoleh untuk rata-rata dari total keseluruhan perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi adalah abnormal return yang negatif dan signifikan.
Hasil yang diperoleh tersebut tidak sepenuhnya benar karena apabila merger tersebut dibagi dalam bentuk yang lebih spesifik maka hasil yang diperoleh akan berbeda. Abnormal return positif terjadi pada merger horisontal walau nilainya memang tidak signifikan sedangkan merger yang dilakukan kelompok perusahaan dengan ukuran (size) terbesar memberikan nilai positif yang signifikan.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa merger dan akuisisi tetap dapat memberikan kinerja yang positif bila dilakukan dengan strategi yang tepat."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T20383
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olivia Gracia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh praktik keberlanjutan, yang diukur dengan kinerja dan pengungkapan keberlanjutan, terhadap biaya utang perusahaan-perusahaan di ASEAN, menggunakan sampel 1443 observasi perusahaan non-keuangan yang terdaftar di bursa-bursa ASEAN dari 2004 hingga 2019. Bukti empiris penelitian ini memberikan hasil campuran bahwa perusahaan-perusahaan ASEAN yang menerapkan praktik keberlanjutan memperoleh biaya utang yang lebih rendah. Meskipun peminjam mengikutsertakan informasi terkait praktik keberlanjutan perusahaan-perusahaan ASEAN yang diukur melalui pengungkapan dalam evaluasi kredit mereka, para peminjam tidak menganggap praktik keberlanjutan yang diukur melalui kinerja sebagai signifikan. Hal ini mungkin dikarenakan beberapa informasi penting yang terdapat dalam pengungkapan keberlanjutan tetapi tidak terdapat dalam nilai kinerja keberlanjutan. Meski demikian, penelitian ini juga menemukan bahwa praktik keberlanjutan yang diukur melalui pengungkapan dapat memperkuat hubungan negatif antara praktik keberlanjutan yang diukur dengan kinerja dan biaya utang perusahaan-perusahaan di ASEAN, yang mungkin diakibatkan oleh hubungan komplementer antara kinerja keberlanjutan dan pengungakapan keberlanjutan sebagai dua pengukuran praktik keberlanjutan. Selanjutnya, penelitian ini menemukan bukti lemah bahwa hubungan negatif tersebut diperkuat oleh karakteristik keberlanjutan negara, yang mengindikasikan hubungan substitusi antara praktik keberlanjutan tingkat negara dan perusahaan. Selayaknya, hubungan negatif ini tidak lebih kuat bagi perusahaan di industri sensitif, yang terkait dengan ekspektasi tinggi para pemangku kepentingan terhadap perusahaan-perusahaan ini sebagai respon terhadap tindakan perusahaan yang berbahaya bagi lingkungan. Terakhir, terdapat hasil campuran bahwa tata kelola perusahaan memperkuat hubungan negatif tersebut. Hasil utama penelitian ini telah diuji dengan beberapa tes sensitivitas.

This study aims to examine the effect of sustainability practices, measured by sustainability performance and disclosure, on the cost of debt of ASEAN firms, using a sample of 1,443 observations of non-financial listed firms in ASEAN from 2004 to 2019. The empirical evidence of this study provides mixed results that ASEAN firms who implement sustainability practices would benefit from a lower cost of debt. Albeit debtholders incorporate sustainability practices information of ASEAN firms measured by disclosure in their credit evaluation, they do not find sustainability practices measured by performance to be significant. It is probable there is some crucial information apparent in sustainability disclosure that is not apparent in sustainability performance scores. Nevertheless, this study also documents ASEAN firms' sustainability practices measured by disclosure to strengthen the negative association between their sustainability practices measured by performance and their cost of debt, possibly due to the complementary relationship between sustainability performance and sustainability disclosure as two measures of sustainability practices. Subsequently, this study finds weak evidence that such a negative relationship is strengthened by country sustainability characteristics, which indicates a prevailing substitute relationship between firm-level and country-level sustainability practices. Similarly, this negative relationship is not more pronounced for firms in sensitive industries, which might be related to the immense expectations imposed by stakeholders to these firms as a response to their environmentally harmful practices. Lastly, this study finds mixed results that corporate governance strengthens the impact of sustainability practices on the cost of debt. The primary findings of this study are robust to several sensitivity tests."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Metta Buddhiyastini
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh spillover effect informasi laporan keuangan perusahaan pada industri sejenis terhadap kinerja operasional perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi, jumlah perusahaan peer, dan ukuran perusahaan pengakuisisi yang menerima spillover effect. Sampel penelitian ini menggunakan 1.105 transaksi M&A di kawasan Asia Pasifik pada periode 2015-2019. Penelitian ini menggunakan pengujian regresi Ordinary Least Square dengan year-fixed effect. Kinerja perusahaan diukur menggunakan proksi ROS (return on sales) yang dihitung melalui laba operasional dibagi total penjualan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan dari spillover effect informasi laporan keuangan pada industri sejenis terhadap kinerja operasional perusahaan. Pengaruh spillover effect ini semakin kuat jika terdapat lebih banyak perusahaan peer. Pengaruh spillover effect ini juga lebih kuat jika ukuran perusahaan pengakuisisi lebih kecil dari perusahaan peer.

This study was conducted to examine the effect of the spillover effect of information on the company's financial statements in similar industries on the operational performance of companies conducting mergers and acquisitions, the number of peer companies, and the size characteristics of the acquiring companies that receive the spillover effect. The samples of this study are 1.105 M&A transactions in the Asia Pacific region in the 2015-2019 period. This study uses Ordinary Least Square regression testing with a fixed year effect. The company's performance is measured using the ROS (return on sales) proxy which is calculated through operating profit divided by total sales. The results of the study indicate that there is a positive and significant influence of the spillover effect of financial statement information on the industry on the company's operational performance. The effect of this spillover effect is stronger if there are more peer companies. This spillover effect also stronger if the size of the acquiring company is smaller than that of the peer company. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Adler Haymans, 1961-
"Disertasi ini bertujuan untuk melihat Konsistensi Pemilihan Saham dalam Pembentukan Portofolio di BEJ oleh Manajer Investasi dikaitkan dengan Variabel Rasio Empirik Kinerja Perusahaan. Untuk menjawab tujuan tersebut, disertasi ini menggunakan data dari (i) hasil jawaban kuesioner 16 Manajer Investasi terhadap latar belakangnya, persepsinya pada rasio keuangan dan konsistensi Manajer Investasi dalam memilih saham; (ii) data rasio keuangan yang diperoleh dari BET; serta (iii) data makro dari Bank Indonesia pada periode tahun 1995 sampai dengan tahun 2000.
Markowitz (1952) menyebutkan bahwa risiko dan tingkat pengembalian saham merupakan faktor penting dalam pemilihan saham. Dalam studi ini beberapa variabel yang dimiliki saham yang dikenal dengan variabel rasio keuangan dimasukkan untuk menentukan saham masuk dalam portofolio. Variabel rasio keuangan yang diuji dengan variabel dikotomi masuknya saham dalam portofolio adalah Aset, DER, dividend yield, kapitalisasi pasar, likuiditas saham, PBV, PER, jumlah pemegang saham, tingkat pengembalian saham, ROE, ROTC, dan volatilitas. Hasil yang diperoleh dengan menggunakan regressi logistik adalah variabel Aset, DER, likuiditas, kapitalisasi pasar, PBV, PER dan volatilitas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dikotomi pemilihan saham tersebut.
Hasil yang diperoleh bahwa Manajer Investasi umumnya (62,5%) tidak konsisten dalam pemilihan saham sehingga Manajer Investasi tersebut menggunakan strategi acak untuk memenuhi tingkat pengembalian protofolio yang diinginkan investor. Manajer Investasi tersebut mempunyai skala prioritas dalam memilih saham dimana saham bertumbuh (growth stocks) sebagai prioritas utama dan saham bernilai (value stocks) sebagai prioritas kedua. Dalam hubungannya dengan variabel yang dimiliki saham bersangkutan maka variabel kualitas manajemen merupakan prioritas utama dan profitabilitas sebagai prioritas kedua dalam pemilihan saham. Ditemukan pula tidak adanya hubungan antara latar belakang Manajer Investasi dengan persepsinya pada rasio keuangan.
Selanjutnya, saham-saham yang terpilih menjadi portofolio dengan menggunakan regressi logistik sebanyak 30 saham. Dengan terpilihnya 30 saham tersebut maka dibentuk 7 alternatif portofolio yaitu satu portofolio berdasarkan sama penimbang (equal weighted) untuk setiap saham (portofolio rataan) disebut dengan portofolio rataan, dan 6 portofolio berdasarkan kapitalisasi pasar dan saham bersangkutkan dengan kapitalisasi pasar pada tahun 1995, 1996, 1997, 1998, 1999 dan 2000. Dan tujuh portofolio tersebut maka portofolio rataan yang memberikan tingkat pengembalian tertinggi dibandingkan dengan enam portofolio lainnya.
Dalam studi terdahulu, tidak efisiennya BEJ (Husnan, 1991 dan 1992; Manurung, 1996a, 1997d; Hermanto, 1998; dan Jasmina, 1999) serta tidak berdistribusi normalnya tingkat pengembalian saham (Manurung 1994) maka ada faktor lain yang mempengaruhi tingkat pengembalian portofolio seperti uang beredar, nilai kurs US Dollar terhadap Rupiah (Hermanto, 1998; dan Shakowi, 1999) dan inflasi. Dalam riset ini, hasil yang diperoleh dengan menggunakan regressi nonparametrik bahwa variabel pertambahan uang beredar, kurs dollar Amerika Serikat dan inflasi mempunyai pengarah terhadap tingkat pengembalian portofolio, sedangkan variabel investor asing tidak berpengaruh terhadap tingkat pengembalian portofolio. Hasil ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Manurung (1996), Hermanto (1998), Shakowi (1999) dan Sudjono (2002).
Reksa Dana sebagai suatu portofolio yang dikelola oleh Manajer Investasi selalu diperbandingkan dengan IHSG dan LQ-45 sebagai patokan (benchmark) dari Manajer Investasi. Dalam studi ini ditemukan pula bahwa hasil yang diperoleh adalah tidak cukup signifikan untuk menolak bahwa tingkat pengembalian Reksa Dana lebih besar dan tingkat pengembalian IHSG dan LQ-45. Terbentuknya portofolio dengan 30 saham maka patokan Manajer Investasi bertambah yaitu portofolio rataan yang dibentuk sesuai uraian sebelumnya. Hasil pengujian terhadap tingkat pengembalian Reksa Dana dengan portofolio rataan bahwa tidak signifikan untuk menolak tingkat pengembalian Reksa Dana lebih tinggi dari tingkat pengembalian Portofolio rataan.
Hasil penelitian ini memberikan implikasi kepada para peneliti selanjutnya dan pengambil keputusan yaitu alokasi aset untuk portofolio yang dipegang investor sama untuk setiap saham. Pembuat kebijakan seperti Bapepam seaaiknya merubah peraturan mengenai Reksa Dana untuk diinvestasikan kepada saham tidak melebih 10% dari total assetnya. Pada sisi lain, para pengelola investasi sudah selayaknya memperhatikan variabel uang beredar, nilai kurs dan inflasi dalam membangun portofolionya.
Beberapa hasil penelitian dalam disertasi ini tidak sesuai dengan yang diharapkan seperti tidak konsistennya Manajer Investasi (dianggap sebagai wakil dari Investor) dalam memilih saham. Kemungkinan besar, hasil seperti ini disebabkan sampel yang masih berjumlah kecil hanya terbatas kepada manajer investasi. Untuk penelitian selanjutnya, sampel diperbesar dengan langsung kepada investor, mengingat bahwa dalam program investasi, pengaruh dan kebutuhan atau kepentingan investor terhadap kebijakan manajer investasi cukup relevan. Dalam penelitian ini telah diketemukan tidak konsistennya Manajer Investasi walaupun tidak signifikan serta BEJ tidak efisien maka perlu diteliti oleh peneliti selanjutnya mengenai rasionalitas dari investor tersebut."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
D472
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setyo Hari Wijanto
"ABSTRAK
Perkembangan teknologi informasi yang pesat akhir-akhir ini tidak saja menyebabkan peningkatan kemampuan teknologi informasi yang luar biasa, tetapi juga menyebabkan penurunan yang tajam harga perangkat teknologi tersebut. Sebagai dampak dari keadaan ini ialah meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi di masyarakat dan meningkatnya pembangunan sistem informasi dalam organisasi. Pembangunan sistem informasi dalam organisasi juga dipacu oleh peningkatan peran sistem informasi yang dewasa ini semakin banyak dimanfaatkan sebagai senjata strategis bagi organisasi untuk berkompetisi. Keadaan ini ditambah dengan beberapa temuan, yang menunjukkan bahwa implementasi sistem informasi dalam organisasi bukanlah pekerjaan yang mudah dilaksanakan dan bahkan sering mengalami kegagalan, menjadikan keberhasilan sistem informasi merupakan hal panting yang perlu mendapat perhatian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan pengukuran keberhasilan sistem informasi dalam organisasi-organisasi di Indonesia. Beberapa pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan konsep atau konstruk dan instrumen pengukuran keberhasilan sistem informasi, serta penerapannya dalam organisasi di Indonesia berusaha untuk dicari jawabannya. Selain itu, penelitian ini juga ditujukan untuk mengkaji penerapan metode penelitian Structural Equation Model (SEM) pada penelitian keberhasilan sistem informasi di Indonesia.
Keberhasilan sistem informasi merupakan konstruk berganda yang mengandung beberapa kategori. Kategori-kategori ini dapat dikelompokkan kedalam dua kelompok yaitu keluaran ekonomi dan keluaran non-ekonomi. Idealnya, keluaran ekonomi yang digunakan untuk mengukur keberhasilan sistem informasi. Karena hal ini sukar dilaksanakan, maka kebanyakan pengukuran keberhasilan sistem informasi dilakukan dengan ukuran tidak langsung atau ukuran pengganti yaitu keluaran nonekonomi atau keluaran personal.
Berdasarkan kategori-kategori di dalam kelompok keluaran non-ekonomi dibentuk model pengukuran keberhasilan sistem informasi yang menggunakan ukuran pengganti Kepuasan Informasi Pemakai (KIP) dan Kualitas Jasa Sistem Informasi (KUALJASA). Kuesioner dibentuk berdasarkan instrumen-instrumen dari beberapa penelitian sebelumnya. Kuesioner disebarkan kepada individu sebagai pemakai sistem informasi dalam organisasi-organisasi di Indonesia. Data yang terkumpul diolah dengan bantuan PRELIS-2, LISREL-8 dan perangkat statistik yang lainnya.
Kesimpulan yang dapat ditarik berkaitan dengan KIP adalah KIP merupakan model konfirmatori 2 tingkat, dimana KIP dapat diukur melalui 4 variabel, dan ke 4 variabel tersebut dapat diukur melalui 17 variabel teramati atau indikator. Demikian juga, kesimpulan yang berkaitan dengan KUALJASA menunjukkan bahwa KUALJASA adalah model konfirmatori 2 tingkat, dimana KUALJASA dapat diukur melalui 4 variabeI, dan ke 4 variabeI tersebut dapat diukur melalui 11 variabel teramati atau indikator. Perbandingan antara KUALJASA-SERVQUAL (yang diukur menggunakan data persepsi performansi minus harapan pemakai) dengan KUALJASASERVPERF (yang diukur menggunakan data persepsi performansi saja) memberikan basil model KUALJASA-SERVPERF lebih baik dari model KUALJASASERVQUAL.
Dalam hubungan kausal disimpulkan bahwa KUALJASA berpengaruh secara positif terhadap KIP. Sementara itu, Tingkatan Departemen Sistem Inforrnasi (DSI) dalam organisasi (TKATDSI) tidak mempunyai hubungan kausal dengan KIP dan KUALJASA. Umur DSI dalam organisasi (UMURDSI) tidak mempunyai hubungan kausal dengan KIP. UMURDSI mempunyai hubungan kausal negatif dengan KUALJASA, tetapi kecilnya koefisien regresi dan rendahnya koefisien determinasi, maka secara praktis hubungan ini dapat diabaikan.
SEM terbukti bermanfaat sebagai metodologi penelitian untuk penelitian sistem informasi. Perbandingan estimasi WLS dengan ML menunjukkan bahwa WLS menghasilkan estimasi data ordinal yang lebih baik dibandingkan ML.
Implikasi penelitian ini bagi praktisi berupa tersedianya alat untuk mengevaluasi keberhasilan sistem informasi dalam organisasi, sehingga usaha untuk meningkatkan efektivitas sistem informasi lebih terarah. Sedangkan bagi peneliti, dari segi substansi, merupakan penelitian awal tentang sistem informasi di Indonesia yang dapat dikembangkan lebih lanjut, dan dari segi metodologi penelitian, pengalaman penerapan SEM dapat digunakan sebagai pedoman untuk penelitian-penelitian dalam bidang lain, termasuk bidang ilmu sosial dan perilaku.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
D424
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novie Patu Sibilang
"Studi ini menguji pengaruh kualitas laba pada perbedaan presisi informasi di antara investor ketika laba diumumkan. Mengikuti Utama (1996) penelitian ini menggunakan kepemilikan institusi untuk mengukur perbedaan presisi informasi diantara investor sebelum pengumuman laba. Penelitian ini menemukan  adanya hubungan kuadratik antara respons pasar (volume dan frekuensi perdagangan) dengan kepemilikan institusi. Dengan demikian terdapat perbedaan presisi informasi di antara investor saat laba diumumkan. Perbedaan semakin besar seiring bertambahnya kepemilikan institusi dan mencapai perbedaan tertinggi ketika komposisi kepemilikan institusi sebesar 50% atau sama banyak dengan kepemilikan individu. Temuan utama dari penelitian ini mendapati bahwa laporan laba dengan kualitas tinggi ketika diumumkan akan mengurangi perbedaan presisi informasi di antara investor dibandingkan dengan laporan laba dengan kualitas rendah. Selain itu, ketika kualitas laba yang dipublikasi meningkat dari waktu ke waktu akan meminimalkan perbedaan presisi tersebut. Ini menyiratkan bahwa meskipun investor institusi secara sistematis memiliki informasi privat dengan tingkat presisi yang lebih tinggi dibandingkan investor individu, namun bilamana kualitas laba yang dipublikasi dari waktu ke waktu tinggi maka presisi informasi individu akan meningkat menyebabkan perbedaan presisi diantara kedua kelompok akan menurun. Ketika perbedaan presisi informasi diantara kelompok investor menjadi kecil maka respons pasar terhadap publikasi informasi akan berkurang.  Temuan penelitian ini mendukung pernyataan Barron & Karpoff (2004) bahwa kualitas informasi akuntansi dapat mempengaruhi perbedaan presisi informasi di antara investor. Temuan ini juga konsisten dengan proposisi Kim dan Verrecchia (1991) bahwa pasar merespons pengumuman publik dan respons pasar meningkat secara proporsional dengan besarnya perbedaan presisi. Regresi Ordinary Least Square (OLS) digunakan untuk menganalisis hasil. Mengikuti Yuniasih, R. (2005) penelitian ini dibuat pada konteks pasar modal Indonesia untuk periode antara 2011-2014."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
D2694
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 >>