Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendro Wiharso
1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Endang Heryana
"ABSTRAK
Bank sebagai lembaga keuangan tidak lepas dari usaha perkreditan. Salah satu aktivitas usaha tersebut adalah penyediaan fasilitas Kredit Investasi Kecil dan Kredit Modal Kerja Permanen bagi pengusaha - pengusaha kecil pribumi yaitu yang termasuk golongan ekonomi lemah, dalam rangka pemerataan kesempatan berusaha seperti yang telah diprogramkan oleh Pemerintah. Aktivitas usaha kredit yang dimaksud mengandung risiko kerugian. Bank sebagai pemberi kredit menanggung risiko tersebut sebagai akibat dari kemacetan dalam pengembalian kredit, dan hal ini mengakibatkan perlunya pengamanan risiko dan upaya penyelamatan dana kredit apabila risiko kemacetan terjadi. Evaluasi atas pelaksanaan pengamanan risiko kredit tersebut berdasarkan kerangka berpikir Manajemen Risiko. Dari hasil penelitian dan pengumpulan data ternyata sumber risiko berasal dari intern bank itu sendiri, usaha debitur dan lingkungan makro ekonomis. Dalam pelaksanaannya, kantor cabang X BNI 1946 menggunakan empat teknik pengamanan, yaitu :
1. Avoiding of Risk
2. Risk Prevention
3. Risk Retention
4. Transfer of Risk
Teknik pengamanan tersebut tidak dilaksanakan oleh unit tersendiri tetapi dilaksanakan oleh unit unit yang terkait dalam proses pengelolaan kredit. Dengan pengamanan tersebut hasil yang diperoleh ternyata cukup memuaskan karena Credit Risk Ratio pada tahun 1988 hanya sebesar 4,68% dan terjadi penurunan pada tahun 1989 menjadi sebesar 3,92%. Atas dasar hasil penelitian tersebut penulis memberikan saran - saran diantaranya adalah peningkatan fungsi kontrol internal dari BNI . Peningkatan fungsi dari Internal Control Unit diharapkan mininimal dapat mengatasi hazards yang disebabkan oleh intern BNI sendiri."
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
Heru Susilo
"ABSTRAK
Latar belakang penelitian ini didasarkan atas kenyataan bahwa dengan tumbuhnya industri-industri di kota-kota besar ternyata kurang diikuti oleh kesejahteraan buruh (pekerja)nya. Sehingga banyak muncul permasalahan hubungan kerja. Masalah pokok yang sering terjadi pada umumnya berkaitan dengan pemutusan hubungan kerja, perpindahan kerja, pemogokan, maupun unjuk rasa. Kenyataan ini memperlihatkan bahwa nasib pekerja masih memprihatinkan.
Daerah-daerah seperti Jabotabek, Medan, dan Surabaya, merupakan daerah-daerah yang sering mengalami permasalahan hubungan kerja tersebut. Sektor industri garmen merupakan bidang usaha yang sering mengalamai permasalahan dibanding bidang usaha lainnya. Malang sebagai kota terbesar kedua setelah Surabaya tidak lepas dari permasalahan hubungan kerja ini. Dengan pertimbangan inilah Malang dipakai sebagai contoh dalam penelitian ini.
Secara konseptual permasalahan ini berkaitan dengan rendahnya keterikatan kerja. Secara operasional keterikatan kerja ini didefinisikan sebagai sifat hubungan seorang individu dengan organisasi yang memungkinkan untuk tetap menjadi anggota dan kesediaan berusaha untuk kepentingan organisasi. Dalam penelitian ini dijelaskan malalui beberapa variabel antara lain (1) tingkat kebetahan kerja, (2) tingkat har-apan pekerja dan (3) tingkat kepastian kerja. Dengan demikian fokus kajiannya berkaitan dengan perilaku individu dalam organisasi.
Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 120 pekerja (perajin) dari empat daerah sentra industri kecil garmen dan ditarik secara random. Metode analisis untuk interpretasi data menggunakan tabulasi silang dan statistik non parametrik.
Analisis statistik non parametrik chisquare dimanfaatkan untuk menguji hipotesis-hipotesis (1) Tidak berkaitan antara jenis motif tertentu yang dimiliki perajin dengan kebetahan kerja perajin (2) Faktor masa kerja tidak berpengaruh terhadap tingkat harapan perajin, dan (3) Pengaturan manajemen industri kecil kurang memberikan kepastian kerja perajin.
Data primer diperoleh melalui survei maupun pengamatan tidak langsung. Sedangkan data skunder diperoleh melalui dokumentasi dari lembaga atau instansi terkait.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelangsungan proses produksi industri ini banyak ditentukan oleh ada/tidaknya order dari pihak "principal" (pemberi order). Sehingga sifat ketergantungan organisasi ini terhadap lingkungan sangat tinggi. Dalam kaitan ini organisasi lebih tampak sebagai "tukang" daripada sifat enterpreneur murni.
Perajin industri kecil garmen pada umumnya mempunyai tingkat keterikatan kerja yang cukup tinggi dengan profit sebagai berikut, pekerjanya adalah wanita dan berpendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Ketrampilan yang diperoleh pada umumnya berasal dari kursus dan Balai Latihan Kerja.
Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh tidak menimbulkan perbedaan apakah perajin tetap berkeinginan tetap bekerja menjadi perajin ataukah pindah pekerjaan. Tetapi faktor tersebut (pendapatan) berhubungan dengan keinginan untuk menambah kecakapan, maupun tingkat kehadirannya.
Masa kerja perajin berhubungan dengan tingkat harapan perajin. Semakin lama menjadi perajin semakin kompleks harapan-harapan mereka.
Pengaturan beban kerja berpengaruh terhadap kontinuitas kerja maupun ketepatan pembayaran upah. Bahwa tingkat kepastian kerja perajin dapat dipengaruhi oleh seberapa jauh pemilik unit usaha dapat mengatur beban kerja yang harus dikerjakan oleh perajin.
Saran yang bisa diberikan agar dapat tumbuh adanya keikatan kerja (komitmen) terhadap organisasinya adalah dengan mengatur keseimbangan antara jumlah produk dengan waktu yang disediakan oleh perajin. Perlu adanya ketepatan pemberian upah. Besarnya upah yang diberikan kepada perajin, hendaknya didasarkan pada prestasi maupun masa kerja perajin. Di pihak lain diperlukan adanya pengaturan upah pokok minimum yang didasarkan pada Kebutuhan Hidup Minimum perajin.
"
Depok: 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 >>