Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adri Octavianus
Abstrak :
Salah satu strategi investasi yang dapat diimplementasikan oleh investor adalah strategi market timing, yaitu investor akan menempatkan aset portofolionya pada pasar saham saat kondisi market diperkirakan akan meningkat (bullish) dan memindahkan aset portofolionya pada instrumen investasi pasar uang (deposito), yang berisiko rendah tapi tetap memberikan return yang rendah pula, saat kondisi market sedang menurun (bearish). Penelitian ini menggunakan indeks saham yang ada di Indonesia, yaitu IHSG, LQ45, dan Bisnis-27, dengan periode penelitian dari Januari 2000 hingga Juni 2013. Penelitian mengunakan metode market extreme, yaitu menentukan kinerja portofolio indeks saham yang mengalami kinerja ekstrim, sebagai timing terjadinya perpindahan aset investor dari pasar saham ke pasar uang dan sebaliknya. Berdasarkan skenario yang telah ditentukan, hasil penelitian menunjukan bahwa strategi market timing untuk IHSG dan indeks LQ45 memberikan return lebih tinggi dibandingkan strategi buy-and-hold. Sedangkan penggunaan strategi market timing pada indeks Bisnis-27 memberikan return yang lebih rendah dibandingkan dengan strategi buy-and-hold.
ABSTRACT
One of the investment strategy that can be used by investors is Market Timing strategy explained an investor will put its asset portfolio in the stock market when the market conditions are expected to be bullish and move the assets portfolio to the money market instruments (term deposits), which are low-risk but still can provide low-return, when market conditions are expected to be bearish. This study performed by using Indonesia indices, which are Jakarta Composite Index (JCI), LQ45, and Bisnis-27 with time period of study from January 2000 until June 2013. This study using market extreme methods which determine the performance of a portfolio of stock index that performed extreme, and used as timing for investor to switch asset from stock market to money market and vice versa. Based on pre-defined scenarios, the results show that market timing strategy for JCI and LQ45 provide higher return than strategy buy-and-hold. While the implementation of market timing strategy on Bisnis-27 index gives lower return than buy-and-hold strategy.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nessya Callista
Abstrak :
Dengan mempertimbangkan aspek kehati-hatian dan perlindungan konsumen dalam kegiatan pembayaran menggunakan kartu, pada tanggal 6 Januari 2012 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/2/PBI/2012 sebagai perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/11/PBI/2009 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu, yang beberapa diantaranya mengatur tentang syarat kepemilikan kartu kredit serta penetapan suku bunga maksimal kartu kredit di Indonesia. Penerapan peraturan tersebut berlaku bagi semua penerbit kartu kredit di Indonesia, tak terkecuali Bank Mandiri. Dalam penelitian ini, menggunakan metode regresi linier berganda, dianalisis faktor yang mempengaruhi perolehan fee-based income kartu kredit Mandiri. Dari hasil olah data, disimpulkan bahwa penetapan PBI Nomor 14/2/PBI/2012 memiliki dampak signifikan terhadap perolehan fee-based income kartu kredit Bank Mandiri. Nilai koefisien beta yang positif menunjukkan bahwa penetapan peraturan tersebut memberikan kontribusi peningkatan perolehan fee-based income dari bisnis kartu kredit Bank Mandiri. Beberapa variabel lain yang berpengaruh signifikan terhadap bisnis kartu kredit Bank Mandiri adalah suku bunga kartu kredit serta peluncuran kartu kredit co brand. Selain itu, dalam penelitian ini juga disampaikan, implikasi terkait strategi kartu kredit Bank Mandiri terhadap penerapan peraturan tersebut. Salah satunya adalah fokus bisnis kartu kredit sebaiknya tidak hanya difokuskan pada akuisisi kartu baru, melainkan juga pada peningkatan transaksi atau loyalitas kartu existing.
ABSTRACT
By considering the aspects of prudential and consumer protection in using a card as a method payment, on January 6, 2012, Bank Indonesia issued PBI No 14/2/PBI/2012 regulation as amendment to the previous regulation PBI No /11/11/PBI/2009 related to the card payment instrument. Bank Indonesia as a regulator in card payment activities regulate the terms of credit card ownership and the maximum credit card rate in Indonesia. The implementation of these rules apply to all credit card issuers in Indonesia, and Bank Mandiri is no exception. In this study, the analysis of factors affecting the acquisition of fee-based income from credit card business in Bank Mandiri is conducted using a multiple linear regression method. From the data processing, it was concluded that the determination of PBI No 14/2/PBI/2012 has a significant impact on the acquisition of fee-based income of the credit card business in Bank Mandiri. The positive value of beta coefficient indicates that the determination of the regulation contributes an increase in the acquisition of fee-based income in credit card business. Some other variables that significantly influence the credit card business in Bank Mandiri are credit card rate and the launch of cobrand card. In addition, this study also presents the implications to the strategy of Bank Mandiri in dealing with the application of these rules. One is the credit card business should not only focus on the acquisition of a new card, but also in improving the transaction of the existing card.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haniva Oktarini
Abstrak :
ABSTRAK
Reverse split dilakukan oleh manajemen perusahaan dengan berbagai tujuan, antara lain untuk mempertahankan harga saham pada kisaran yang optimal, memberikan sinyal mengenai pmspek saham di mesa yang akan datang serta untuk meningkatkan likuiditas dan marketability saham.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan likuiditas setelah terjadi reverse split di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan ataupun tanpa mempertimbangkan variabel kontrol seperti harga, volatilitas dan volume. Penelitian ini juga ditujukan untuk mengetahui perbedaan pengaruh dari variabel-variabel kontrol tersebut terhadap variabel likuiditas. Likuiditas diukur dengan menggunakan dua proxi, yaitu: relative spread untuk mengukur likuiditas dua dimensi (immediacy dan width); dan depth to relative spread untuk mengukur likuiditas tiga dimensi (immediacy, width dan depth).

Sampel dari penelitian ini adalah saham-saham yang melakukan reverse split di Bursa Efek Jakarta dari Januari 2001 sampai dengan Juli 2006. Untuk melakukan analisa terhadap perbedaan likuiditas setelah reverse split tanpa mempertimbangkan variabel kontrol dilakukan uji beds rerata baik terhadap sampel secara keseluruhan maupun terhadap kelompok sampel yang mengalami perubahan fraksi harga dan yang tidak mengalami perubahan fraksi harga setelah reverse split. Sementara itu untuk dua tujuan penelitian lainnya dilakukan analisa data dengan melakukan regresi model yang menggunakan data panel.

Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa reverse split secara signifikan meningkatkan likuiditas dua dimensi saham untuk keseluruhan sampel perushaan dan untuk kedua kelompok sampel yang dibagi berdasarkan perubahan fraksi harga. Akan tetapi reverse split tidak memperbaiki likuiditas tiga dimensi saham sampel, bahkan cenderung menurunkan likuiditas tiga dimensi. Sementara itu, peristiwa reverse split memilild pengaruh positif terhadap likuiditas dua dimensi saham setelah dikontrol oleh variabel harga, volatilitas dan volume transaksi.

Peristiwa reverse split meningkatkan likuiditas dua dimensi saham, namun hat yang sama tidak berlaku untuk likuiditas tiga dimensi. Berdasarkan koefisien interaksi antara variabel kontrol dengan variabel dummy waktu, diketahui bahwa adanya reverse split mempengaruhi dampak dari variabel kontrol tersebut terhadap variabel likuiditas.
ABSTRAK
Corporate management makes a decision to reverse split company's stock for many purposes, i.e.: optimal price trading range; signaling future's prospects; and to improve the stock's liquidity and marketability. The purpose of this study is to find differences in liquidity after reverse split in Jakarta Stock Exchange. This purpose is narrowed down into three specific purposes: (i) to study differences in liquidity without considering control variables; (ii) to study differences in liquidity with considering control variables (price, volatility and volume); and (iii) investigates the difference of the control variables' effect on the liquidity variables. In this study, liquidity is measured with two proxies: relative spread to measure two-dimension liquidity (immediacy and width); and depth to relative spread to measure three-dimension liquidity (immediacy, width and depth) The samples of this study are companies which have done reverse split in Jakarta Stock Exchange during the period of January 2001 to July 2001. Compared mean test are used in analyzing difference in liquidity after reverse split without considering control variables. The test is done for the whole sample, samples with the same tick size after reverse split and samples with different tick size. Regression model with panel data is used to analyze the data for the other purposes.

The result of this study found that reverse split significantly increases the stock's two-dimension liquidity for the whole sample, samples with the same tick size after reverse split and samples with different tick size.. Meanwhile, reverse split does not improve the three-dimension liquidity and most likely decreases the three-dimension liquidity. This study also discovers that after controlled by price, volatility and transaction volume, reverse split has positive effect on two-dimension liquidity but it has not been improving the three-dimension liquidity. Based on coefficient of the interaction between control variables and time, as a dummy variable, the reverse split event influences the effect of control variables on liquidity variables.
2007
T 17850
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusbiantono
Abstrak :
Risiko investasi saham terdiri dari risiko sistematis (risiko pasar) dan risiko tidak sistematis (risiko perusahaan). Penjumlahan kedua risiko tersebut adalah risiko total yang merupakan variabilitas return dari suatu saham. Risiko sistematis merupakan bagian dari risiko total yang tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Sedangkan risiko tidak sistematis adalah bagian dari risiko total yang dapat diperkecil atau dihilangkan dengan diversifikasi. Didalam model pasar (market model), beta digunakan sebagai pengukur risiko sistematis dan varian kesalahan residual sebagai pengukur risiko tidak sistematis. Salah satu asumsi model ini adalah bahwa beta dan varian kesalahan residual masing-masing merupakan variabel acak, karenanya secara teoritis kedua variabel tersebut tidak berkorelasi. Dan ini berimplikasi bahwa dalam pembentukan portofolio, besar kecilnya nilai beta saham pembentuk portofolio tidak mempengaruhi tingkat diversifikasi portofolio. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris hubungan antara risiko sitematis dan risiko tidak sitematis, baik pada saham individual maupun portofolio saham, serta pengaruhnya terhadap diversifikasi saham di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini dilakukan dengan periode pengamatan 1994-1996, dimana pada periode tersebut terdapat dua kondisi pasar yaitu bearish dan bullish. Dari bulan Januari 1994 sampai dengan Mei 1995 dianggap sebagai bear market (IHSG cenderung bergerak turun, yaitu dari 589,646 pada tanggal 3 Januari 1994 menjadi 415,322 pada tanggal 1 Mei 1995), sedangkan dari Juni 1995 sampai dengan Desember 1996 dianggap sebagai bull market (IHSG cenderung bergerak naik, yaitu dari 485,781 pada tanggal I juni 1995 menjadi 637,432 pada tanggal 27 Desember 1996). Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 99 perusahaan yang ditetapkan dengan teknik purposive sampling. Perusahaan yang terpilih sebagai sampel penelitian adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama periode penelitian dan sahamnya termasuk dalam kriteria sebagai saham yang aktif. Perhitungan korelasi antara risiko sistematis dan risiko tidak sistematis dilakukan dengan metoda Pearson Product Moment dan Spearman Rank Correlation. Dan hasil penelitian terlihat bahwa terdapat korelasi negatip antara risiko sistematis dan risiko tidak sistematis pada saham individual, sedangkan pada portofolio saham terdapat korelasi positip antara risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Portofolio saham yang dibentuk dari saham-saham dengan nilai beta rendah mempunyai risiko tidak sistematis lebih kecil bila dibandingkan dengan risiko tidak sistematis portofolio saham yang dibentuk dari saham-saham dengan nilai beta tinggi. Ukuran portofolio saham mempengaruhi tingkat diversifikasi portofolio saham yang bersangkutan. Semakin besar jumlah saham didalam suatu portofolio, semakin baik tingkat diversifikasi portofolio tersebut yang ditunjukkan oleh semakin besarnya prosentase penurunan risiko tidak sistematis dibandingkan dengan rata-rata risiko tidak sistematis saham individual penyusun portofolio. Untuk mencapai tingkat diversifikasi yang sama, portofolio saham yang dibentuk dari saham¬saham dengan beta tinggi memerlukan jumlah saham yang lebih banyak dibandingkan dengan portofolio saham yang dibentuk dari saham-saham dengan beta rendah.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T18851
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parulyian, Benny Ashary
Abstrak :
Penelitian yang dilakukan oleh penulis saat ini adalah pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja sahamnya yang ditunjukkan oleh abnormal return yang diperoleh perusahaan. Penelitian ini dilakukan terhadap 30 perusahaan yang sudah listing di pasar modal sejak tahun 1991 sampai 1996. Berdasarkan teori signaling yang dipilih, penulis mengajukan hipotesis yang menyatakan bahwa merger dan akuisisi akan menimbulkan abnormal return positif bagi perusahaan yang melakukannya. Hasil yang diperoleh untuk rata-rata dari total keseluruhan perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi adalah abnormal return yang negatif dan signifikan. Hasil yang diperoleh tersebut tidak sepenuhnya benar karena apabila merger tersebut dibagi dalam bentuk yang lebih spesifik maka hasil yang diperoleh akan berbeda. Abnormal return positif terjadi pada merger horisontal walau nilainya memang tidak signifikan sedangkan merger yang dilakukan kelompok perusahaan dengan ukuran (size) terbesar memberikan nilai positif yang signifikan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa merger dan akuisisi tetap dapat memberikan kinerja yang positif bila dilakukan dengan strategi yang tepat.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T20383
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfi Fudhola
Abstrak :
Penelitian dalam Tesis ini mengkaji secara spesifik mengenai Excess Cash pada perusahaan-perusahan non financial yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Keunikan dari reaksi investor terhadap kelebihan kas (excess cash) menunjukan hasil yang berbeda-beda. Lebih lanjut dalam penelitian ini, ditemukan bahwa excess cash,  yang merupakan salah satu proxy terhadap pertumbuhan perusahaan menunjukan hubungan yang positif secara empiris terhadap likuiditas dan excess returns pada perusahaan-perusahaan di Indonesia. Keberadaan dari excess cash  pada perusahaan dapat menjadi suatu sinyal positif bagi investor untuk berinvestasi, sehingga dapat meningkatkan arus perdagangan, serta mengurangi likuiditas dari saham perushaan tersebut. Lebih lanjut, kondisi tersebut juga dapat menjadikan pemegang saham untuk memperoleh ekspektasi imbal hasil yang lebih tinggi dari pada sebelumnya. Namun, disisi lain excess cash yang tinggi juga dapat menjadikan pertentangan antara manager dengan pemegang saham, apakah menyimpan kelebihan tersebut dalam perusahaan atau membagikannya kepada pemegang saham.
The Research in this thesis examines in detail about Excess Cash in non-financial companies listed in the Indonesian's stock exchange. The uniqueness of investor's reaction to excess cash shows altered results. Additionally, in this study, it was found that excess cash, which is one of the company's growth proxies, empirically showed the positive relationship to liquidity and excess returns to companies in Indonesia. The existence of excess cash in the company can be a positive indicator for investors to have an investment, consequently it could increase the flow of trade, and reduce the liquidity of the company's shares. Furthermore, these conditions can also expect shareholders to obtain higher returns beforehand. Contrariwise, high in the excess cash also can make a disagreement between the manager and shareholders, whether to save the excess in the company or share it with shareholders.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T55021
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johan Trihantoro
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji kebijakan cash holding pada perusahaan yang dikelompokan dalam financial constraints dan not financial constraint pada sektor industri manufaktur tahun 2001-2010. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan analisis diskriminan. Hasil analisis diskriminan menunjukan bahwa kelompok financial constraints dan not financial constraint dijelaskan oleh variabel diskriminan yaitu leverage, capital expenditure, operating cash flow, market to book ratio, size dan number block holder. ......The purpose of this study was to examine the company's policy of holding cash are classified in the financial constraints and not financial constraints on the manufacturing sector in 2001-2010. The method used in this study with discriminant analysis. Discriminant analysis results showed that the group financial constraints and financial constraints are not explained by the discriminant variable leverage, capital expenditure, operating cash flow, market to book ratio, size and number block holder.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T40786
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Woworuntu, Rahma Pratiwi
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), menganalisis kelayakan finansial serta risiko yang mempengaruhi kelayakan finansial proyek pembangunan New Bali International Airport. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Penelitian ini menggunakan Capital Budgeting sebagai alat untuk menganalisis kelayakan finansial dan ISO 31000 sebagai alat untuk menganalisis risiko. Sumber data yang digunakan dalam bentuk primer melalui wawancara beberapa pemegang jabatan di lingkungan PT Angkasa Pura I (Persero) maupun sekunder melalui data-data historis perusahaan. Hasil penelitian yaitu proyek pembangunan New Bali International Airport menunjukkan hasil yang layak terhadap indikator kelayakan dan terdapat 17 risiko yang mempengaruhi kelayakan dan masuk dalam kategori risiko tinggi dan sangat tinggi sehingga dibutuhkan perlakuan khusus dari perusahaan. ......This study aims to provide an overview of Public Private Partnership (PPP), analysis of financial feasibility, and risking financially affecting the construction of the New Bali International Airport. This study used descriptive qualitative method. This study uses Capital Budgeting as a tool for financial feasibility and ISO 31000 for analyzing risk. Sources of data used in the primary form through interviews with several position holders within PT Angkasa Pura I (Persero) and secondary through historical company data. The results of this research from New Bali International Airport show decent results on the feasibility indicators and there are 17 risks that affect financially and are categorized as high risk and very high risk, thus these are needed special attention from the company.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melyza
Abstrak :
UMKM merupakan pilar terpenting perekonomian Indonesia. Berdasarkan data, jumlah UMKM pada tahun 2018 mencapai 64,2 juta, dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,07% atau senilai Rp8.573,89 triliun. UMKM didominasi oleh pelaku usaha mikro yang mencapai 98,68% dengan tenaga kerja sekitar 89%. Jumlah usaha mikro pada tahun 2019 mencapai 64,6 juta. Sebanyak 798,9 ribu unit merupakan usaha kecil, dan 65 ribu unit merupakan usaha menengah. Usaha kecil termasuk yang paling terpukul oleh krisis COVID-19. Pandemi COVID-19 berdampak besar terhadap kelangsungan usaha usaha mikro dan kecil. Penelitian ini menganalisis dampak keuangan, sosial, dan modal manusia terhadap kelangsungan usaha mikro dan kecil (UMK) di DKI Jakarta selama COVID-19 dengan mengkaji akses keuangan, kepercayaan pada jaringan, modal sosial internal, modal sosial eksternal, dan modal manusia sebagai indikator. Kuesioner terstruktur online digunakan untuk mengumpulkan data dari 150 pemilik usaha mikro dan kecil (UMK) di DKI Jakarta, dan data dianalisis melalui analisis korelasi dan regresi menggunakan perangkat lunak IBM SPSS 26. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akses keuangan, kepercayaan pada jaringan, modal sosial internal, dan modal sosial eksternal mempengaruhi kelangsungan hidup UMK, sedangkan modal manusia tidak mempengaruhi kelangsungan hidup UMK. Kajian ini dinilai bermanfaat bagi usaha mikro dan kecil di DKI Jakarta untuk mengembangkan usahanya dengan menitikberatkan pada faktor-faktor utama yang mempengaruhi kelangsungan hidup UMK. ......MSMEs are the most important pillars of the Indonesian economy. Based on data, the number of MSMEs in 2018 reached 64.2 million, with a contribution to GDP of 61.07% or Rp. 8,573.89 trillion. MSMEs are dominated by micro business actors who reach 98.68% with a workforce of around 89%. The number of micro-enterprises in 2019 reached 64.6 million. A total of 798.9 thousand units are small businesses, and 65 thousand units are medium enterprises. Small businesses are among the hardest hit by the COVID-19 crisis. The COVID-19 pandemic has had a major impact on the viability of micro and small businesses. This study analyzes the impact of financial, social, and human capital on the sustainability of micro and small enterprises (UMK) in DKI Jakarta during COVID-19 by examining financial access, trust in networks, internal social capital, external social capital, and human capital as predictors. An online structured questionnaire was used to collect data from 150 micro and small business owners (UMK) in DKI Jakarta, and the data were analyzed through correlation and regression analysis using IBM SPSS 26 software. The results showed that access to finance, trust in networks, internal social capital , and external social capital affects the survival of MSEs, while human capital does not affect the survival of MSEs. This study is considered useful for micro and small businesses in DKI Jakarta to develop their businesses by focusing on the main factors that affect the survival of MSEs
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahadian Arief Ramadhana
Abstrak :
Sebelumnya Indonesia menerapkan konsep Car Oriented Development. Saat ini, pola Transit Oriented Development (TOD) menjadi salah satu solusi yang dipilih pemerintah untuk mengatasi permasalah urban sprawl yang terjadi. Transit Oriented Development (TOD) adalah sesuatu yang baru di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Transit Oriented Development di Shibuya, KL Sentral dan membandingkan implementasi yang terjadi dari proyek Superblock dengan konsep Transit Oriented Development PT. XYZ. Studi literatur digunakan untuk mengetahui implementasi Transit Oriented Development di Shibuya dan KL Sentral. Analisis kelayakan investasi digunakan untuk menghitung Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate Return, sedangkan analisis risiko menggunakan Risk Register. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Indonesia sudah mulai bergerak menuju Transit Oriented Development seperti yang diterapkan pada Shibuya. Namun, tidak banyak orang yang memiliki kebiasaan menggunakan transportasi umum di Indonesia. Selanjutnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa investasi layak dilakukan namun terdapat banyak risiko tingkat ekstrim. ......Previously, Indonesia applied Car Oriented Development concept. Currently, the pattern of Transit Oriented Development (TOD) is one of the solutions chosen by the government to solve the urban sprawl problem. Transit Oriented Development is something new in Indonesia. This study aims to find out the implementation of Transit Oriented Development in Shibuya, KL Sentral and to compare the implementation from the Super Block with Transit Oriented Development Concept Project of PT. XYZ. Literature study was used to determine the implementation of Transit Oriented Development in Shibuya and KL Sentral. Capital budgeting analysis was used to calculate Payback Period, Net Present Value, and Internal Rate Return, while the risk analysis used the Risk Register. The results of this study showed that Indonesia has started to move towards TOD similar to the one applied in Shibuya. However, not many people have the habit to use public transportation in Indonesia. Furthermore, the results showed that investment is feasible bur there are a lot of extreme level risks.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   5 6 7 8 9 10 11 12   >>