Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nayusrizal N
"ABSTRAK

Suatu peralatan listrik yang juga menyerap energi reaktif disamping mengkonsumsi energi aktif akan mengakibatkan penurunan faktor daya. Penelitian ini ditujukan untuk mendesain skema penalti energi reaktif yang tepat melalui analisis dampak faktor daya rendah terhadap sistem ketenagalistrikan, khususnya pada sistem distribusi sesuai dengan studi kasus yang dilakukan di PT PLN (Persero) UP3 Marunda. Metodologi penelitian diawali dengan pengambilan data dan perhitungan, analisis tarif listrik existing dan mendesain berbagai skema tarif baru, analisis perbaikan faktor daya, analisis teknis dan ekonomi. Dari data pemakaian energi 272 pelanggan PLN Marunda tahun 2018 diketahui faktor daya rata-rata bervariasi dari 0,45 hingga mendekati 1,0. Selanjutnya diciptakan dua desain skema tarif baru dengan mengacu pada ketentuan tarif listrik di berbagai negara maju dan standar internasional. Pada skema-1 yang dinamakan fixed rate, batasan faktor daya dirubah menjadi 0,90, sedangkan skema-2 menerapkan pemberian insentif dan pengenaan penalti secara progresif. Hasil analisis menunjukkan rugi-rugi jaringan sebesar 0,19% dan jatuh tegangan sebesar 0,36% antara titik kirim dengan titik terima. Penggunaan kapasitor berhasil menurunkan rugi-rugi jaringan 21,5% dan jatuh tegangan 11,4% dari nilai sebelumnya. Hasil analisis ekonomi menunjukkan perbaikan faktor daya tersebut laik direalisasikan. Apabila direalisasikan di PLN Marunda, penurunan emisi CO2 tahun 2018 mencapai 3.748 ton.


ABSTRACT


An electrical equipment that also absorbs reactive energy in addition to consuming active energy will result in a decrease of power factor. This study aimed to design the right scheme of reactive energy penalties through analysis the impact of low power factors on the electricity system, particularly in the distribution system in accordance with a case study conducted at PT PLN (Persero) UP3 Marunda. The research methodology begins with data collection and calculation, analysis of existing electricity tariffs and designing various new tariff schemes, analysis of power factor improvement, technical and economic analysis. From the energy consumption data of 272 PLN Marunda customers in 2018 it is known that the average power factor varies from 0.45 to close to 1.0. Furthermore, two new tariff scheme designs were created with reference to the electricity tariff provisions in various developed countries and international standards. In scheme-1 called fixed rate the power factor limit is changed to 0.90, while scheme-2 applies incentives and progressive penalties. The analysis shows power losses about 0.19% and a voltage drop of 0.36% between the sending point and receiving point. The use of capacitors also succeeded in reducing power losses by 21.5% and voltage drops by 11.4% from the values before. The results of economic analysis show that the power factor correction is worth realizing. If realized in PLN Marunda, the reduction of CO2 emissions in 2018 could reach 3,748 tons.

"
2019
T54031
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartono
"ABSTRAK
Gardu induk merupakan salah satu komponen utama dalam sistem ketenagalistrikan. Peranannya sangat vital dalam penyaluran energi listrik. Dalam proses pembangunan gardu induk, seringkali terjadi keterlambatan yang mengakibatkan kerugian. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan respon terhadap faktor-faktor risiko yang berpengaruh pada waktu pelaksanaan, sehingga bisa dilakukan mitigasi dini agar keterlambatan dapat dihindari. Metode yang dilakukan adalah interview dengan para pelaksana pembangunan gardu induk dan divalidasi oleh para pakar. Hasil interview diolah secara statistik menggunakan perangkat lunak IBM SPSS 23. Variable penelitian sebanyak 52 faktor risiko. Hasil penelitian memperlihatkan terdapat 6 faktor risiko tinggi yang meliputi , 26 faktor risiko menengah, dan 5 faktor risiko rendah. Faktor-faktor risiko tinggi meliputi: perubahan desain engineering berkali-kali selama fase approval desain, keterlambatan pada submit dokumen approval, perubahan desain yang merubah kebutuhan alat dan sumber daya, kontradiksi risalah rapat selama proses desain, keterlambatan pengiriman pada peralatan utama, dan pencurian material di lapangan. Selanjutnya diberikan rekomendasi tindakan terhadap faktor-faktor risiko tinggi tersebut.

ABSTRACT
Substation is one of the main components in the electricity system. Its role is very vital distribute electrical energy. Delay in the process of constructing substations can result in losses. This study aims to get a response to the risk factors that influence the implementation time, so that early mitigation can be done so that delays can be avoided. The method used is an interview with the stake holder of the construction of the substation and validated by experts. The interview results were processed statistically using IBM SPSS 23 software. The research variables were 52 risk factors. The results showed that there were 6 high risk factors which included, 26 medium risk factors, and 5 low risk factors. High risk factors include: repeated engineering design changes during the design approval phase, delays in submitting approval documents, design changes that change equipment and resource requirements, minutes of meeting contradictions during the design process, delivery delays in major equipment, and material theft in the field. Furthermore, recommendations for action on these high risk factors are given.
"
2019
T55169
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Cahyo
"Penelitian analisis tekno-ekonomi Crude Palm Oil (CPO) bertujuan untuk mengetahui karakteristik viskositas dan densitas CPO sebagai bahan bakar mesin diesel serta dampak penggunaan CPO terhadap karakteristik mesin seperti performance, karakteristik parameter pembakaran, keandalan dan emisi gas buang yang dihasilkan.
Penelitian dilakukan dengan metode pengujian operasi (running test) menggunakan 100% CPO selama 375 jam 58 menit pada mesin diesel Type MAK 8M453B dengan 8 cylinder inline dan daya mampu gross 1,200 KW. Suhu pemanasan CPO pada Flow Control Module selama pengujian dijaga pada rentang 77 0C s.d 83 0C untuk mendapatkan rentang viskositas kinematik CPO di inlet mesin  sebesar 11 cSt s.d. 13 cSt. Selama running test, dilakukan uji performance, uji karakteristik pembakaran (engine analyzer), uji emisi gas buang dan pengambilan sampel CPO. Sementara sebelum dan sesudah running test dilakukan uji sampel CPO serta minyak pelumas. Uji Scanning Electron Microscope (SEM) juga dilakukan untuk mengetahui komposisi logam pada deposit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa viskositas kinematik dan densitas CPO cenderung menurun ketika suhu dinaikkan dengan kurva berbentuk parabolic polinomial untuk viskositas kinematik dan cenderung linier untuk densitas. Specific Fuel Consumption (SFC) pada beban maksimum 1.200 kW gross sebesar 0,298 liter/kWh. Persamaan polinomial SFC terhadap beban adalah y = 10-07x2 - 0,0003x + 0,4496. Kadar emisi gas buang NOx sebesar 2.075,4 mg/Nm3 s.d. 2797,7 mg/Nm3, melebihi batasan standar baku mutu lingkungan (maksimum 1.400 mg/Nm3). Terbentuk deposit keras berupa lelehan di permukaan cylinder head, piston dan valve serta nozzle dengan kandungan komposisi logam Calcium (Ca) yang bersifat keras dan sulit dibersihkan. Akumulasi deposit menyebabkan tergoresnya dinding permukaan liner.
Pengoperasian menggunakan bahan bakar CPO menurunkan tekanan pembakaran sebesar 14 % pada beban maksimum dibandingkan beroperasi menggunakan biodiesel/B20; menurunkan Indicated Horse Power (IHP) mesin rata-rata sebesar 7,44 %; memperpendek interval pemeliharaan periodik yang berdampak pada peningkatan signifikan pada kebutuhan biaya fix dan variable O&M dan penurunan capacity factor mesin. Kualitas minyak pelumas mengalami degradasi dengan indikasi kenaikan viskositas minyak pelumas dan terdapat kenaikan kontaminan logam silica (Si) dan besi (Fe).
Berdasarkan hasil perhitungan pada analisis keekonomian, harga keekonomian CPO tahun 2018 sebesar Rp.7.238,11/liter, lebih rendah Rp. 1.142,73/liter terhadap harga indeks pasar rata-rata pada tahun 2018. Sementara pada tahun 2019, harga keekonomian bahan bakar CPO sebesar Rp. 6.515,25/liter, lebih rendah Rp. 1.002,54/liter terhadap harga indeks pasar rata-rata CPO pada tahun 2019 dan lebih rendah Rp. 1.857,42/liter terhadap harga suplier CPO di ULPLTD-MG Bontang.

The techno-economic analysis of Crude Palm Oil (CPO) aims to determine the viscosity and density characteristics of CPO as diesel engine fuel and the impact of CPO use on engine characteristics such as performance, characteristics of combustion parameters, reliability and exhaust emissions produced.
The research method was carried out by running test using 100% CPO for 375 hours 58 minutes on a diesel engine MAK Type 8M453B with 8 inline cylinders and a gross capable power of 1,200 kW. CPO heating temperature in the Flow Control Module during testing is maintained in the range of 77 0C to 83 0C to get the kinematic viscosity range of CPO at the engine inlet of 11 cSt to 13 cSt. During the running test, a performance test, a combustion characteristics test (engine analyzer test), a flue gas emission test and CPO sampling was conducted. While before and after running test CPO and lubricant oil samples were tested. The Scanning Electron Microscope (SEM) test was also carried out to determine the metal composition of the deposit.
The results showed that kinematic viscosity and CPO density tended to decrease when the temperature was raised with a polynomial shaped parabolic curve for kinematic viscosity and tended to be linear for density. Specific Fuel Consumption (SFC) at a maximum load of 1,200 kW gross is 0,298 liters/ kWh. The SFC polynomial equation for load is y = 10-07x2 - 0,0003x + 0,4496. NOx exhaust gas emission levels of 2,075.4 mg/Nm3 s.d. 2,797.7 mg/Nm3, exceeding the limits for environmental quality standards (maximum 1,400 mg/Nm3). A hard deposit formed in the form of a melt on the surface of the cylinder head, piston and valve as well as a nozzle with a metal composition of Calcium (Ca) which is hard and difficult to clean. Accumulated deposits cause scratching of the liner surface.
Operations using CPO fuel reduce combustion pressure by 14% at maximum load compared to operating using biodiesel/ B20; reduce machine Indicated Horse Power (IHP) by an average of 7.44%; shortening periodic maintenance intervals which results in a significant increase for fix and variable O&M costs and a decrease in engine capacity factor. The quality of the lubricating oil is degraded with an indication of an increase in the viscosity of the lubricating oil and an increase in metal (Si) and iron (Fe) contaminants.
Based on economic analysis, the economic price of CPO in 2018 is Rp.7,238.11 /liters, lower Rp. 1,142.73 /liters against the average market index price in 2018. While in 2019, the economic price of CPO fuel is Rp. 6,515.25 / liters, lower Rp. 1,002.54 / liters against the CPO average market index price in 2019 and lower Rp. 1,857.42 / liters of CPO supplier prices in ULPLTD-MG Bontang.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54036
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Faisal Alwini
"Penggunaan dan pemanfaatan energy yang ada semakin terbatas dikarnakan pembangkit listrik tenaga fosil yang masih massive penggunaanya memiliki banyak dampak terhadap lingkungan akibat emisi yang dikeluarkan. Penggunaan energi terbarukan sebagai sumber listrik ini menjadi solusi untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil yang memberikan banyak emisi. Namun energi terbarukan ini memiliki kekurangan dikarenakan inout yang diberikan sumbernya tidak dapat ditebak menyebabkan energi yang dikeluarkan tidak stabil dan memungkinkan tidak ada saat diperlukannya energi ini (Intermitten). Pada penelitian ini akan disimulasikan penggunaan pembangkit hibrit sel surya dan turbin angin yang dapat diaplikasikan diatap rumah. Pengujian penelitian ini menggunakan software Matlap/Simulink untuk mengkalkukasi beberapa kondisi input dari kecepatan angin dan irradiant yang diterima sel surya. Hasil penelitian menunjukan dengan menggunakan DC-DC bidirectional baterai dapat menjaga penyaluran daya kepada beban. Beban listrik rumah pada penelitian sebesar 48,51KW/hari dengan memperhatikan factor perlindungan sehingga beban menjadi 63,06 kWh/hari, sistem pembangkit hibrit sel surya 300Wp sebanyak 18 buah dan Turbin angin 2000W dengan baterai 22 buah sebagai penstabil keluaran sistem tenaga dapat menyupplai daya 68.400 watt yang sudah memenuhi kebutuhan listrik rumah secara mandiri dengan efisiensi.

The use and utilization of existing energy is increasingly limited because fossil power plants which are still massively used have many impacts on the environment due to the emissions released. The use of renewable energy as a source of electricity is a solution to reduce the use of fossil fuels that provide a lot of emissions. However, this renewable energy has drawbacks because the inout provided by the source is unpredictable, causing the energy released to be unstable and may not be available when this energy is needed (Intermittent). In this study, the use of hybrid solar cells and wind turbines will be simulated which can be applied on the roof of the house. This research test uses Matlap/Simulink software to calculate some input conditions from wind speed and irradiant received by solar cells. The results show that using a DC-DC bidirectional battery can maintain power distribution to the load. The house electricity load in the study was 48.51KW/day taking into account the protection factor so that the load became 63.06 kWh/day, 22 units of 300Wp solar cell hybrid generator system and 2000W wind turbine with 18 batteries as a stabilizer for the output power system can supply power. 68,400 watts which has met the electricity needs of the house independently with efficiency"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Untari
"Perkembangan teknologi yang sangat pesat di bidang kelistrikan saat ini adalah pemanfaatan distributed generation khususnya PLTS Atap atau dikenal dengan PV Rooftop. Pelanggan memanfaatkan energi listrik dari PV Rooftop untuk kebutuhan listriknya dan juga dapat mentransfer energinya (eksport) ke system kelistrikan PLN jika energi dari PV Rooftop berlebih. Sedangkan PLN tetap mengirimkan energi ke pelanggan jika energi dari PV tidak memenuhi konsumsi listriknya (import). Dengan ketersediaan data smart-meter orde jam beban pelanggan PV Rooftop, maka optimalisasi data untuk keperluan data scientist, data analyst, dan data engineer sehingga informasi data ini dapat dignakan untuk manajemen energi yang efisien dan andal. Peralaman beban untuk pelanggan PV menjadi masalah yang sulit dipecahkan dikarenakan beragamnya tipe penggunaan listrik (konsumsi listrik) dan ketidakpastian faktor eksternal (cuaca) karena penggunaan sumber energi terbarukan (energi matahari) sehingga menimbulkan celah dalam akurasinya. Untuk memecahkan masalah tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan machine-learning yaitu Jaringan Syaraf Tiruan (Artificial Neural Network-ANN) pada MATLAB® dengan algoritma pembelajaran backpropagation dan fungsi aktivasi sigmoid untuk menghasilkan model peramalan beban  orde jam meliputi hari kerja dan hari libur pada pelanggan PV per segment tarif (Pelanggan Rumah Tangga, Pelanggan Bisnis, Pelanggan Industri, Pelanggan Sosial dan Pelanggan Pemerintah). dengan mempertimbangkan variasi konsumsi listrik dan temperatur. Lingkup pengambilan data penelitian dibatasi beban listrik pada pelanggan di Jakarta dan sampling dilakukan selama bulan Juli s/d Oktober 2019. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa prediksi ANN menghasilkan kinerja dengan Mean Square Error (MSE) sebesar 2%. Prediksi beban listrik tanggal 21 s/d 27 Oktober 2019 memperlihatkan rata-rata error ANN adalah 21%, sedangkan rata-rata error metode regresi adalah 39%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prediksi beban listrik menggunakan ANN lebih akurat sebesar 20% dibandingkan dengan metode regresi oleh PLN. Berdasarkan analisis keekonomian, pelanggan mendapatkan efisiensi biaya listrik sebesar 21%, sedangkan PLN berkurang pendapatan sebesar ± Rp. 300 juta/bulan. Strategi manajemen yang diusulkan dengan mempertimbangkan benefit kedua pihak (PLN dan Konsumen) adalah dengan keterlibatan PLN sebagai integrator (sisi hulu dan sales), ketelibatan Pemerintah dan keterlibatan dukungan Bank sebagai

The very rapid technological development in the electricity sector at present is the use of special distributed PLTS known as PV Rooftop. Customers use energy from the PV for their electricity needs and can also transfer their energy (export) to the PLN electricity system if the energy from their PV is excessive. While PLN continues to send energy to customers if using energy from PV does not meet its electricity consumption (imports). While the avaibility of fine-grained smart meter data for PV customers load, optimization could be done for the needs of data scientists, data analysts and data engineers makes this data information usable for efficient and reliable energy management. Forecasting the PV Customer load, however, can be an intractable problem. These loads are characterized by uncertainty and variations due to the use of renewable energy sources (solar energy), leaving much room to improve accuracy. To improve the PV customer load forecast accuracy, this paper advocates a machine-learning tool called Artificial Neural Network (ANN) on MATLAB® with backpropagation learning algorithm and sigmoid activation, include load forecasting per tariff segment (Household Customers, Business Customers, Industrial Customers, Social Customers and Government Customers). The scope of the study took data on electricity loads to customers in Jakarta and sampling was conducted from July to October 2019. The test results show that ANN deterministic load forecasting model can achieve satisfactory performance with the mean square error (MSE) of 2% . Electricity load predictions from 21 to 27 October 2019 have an average error of ANN is 21%, while the average error of the regression method is 39%. Thus it can be concluded that the estimated cost of using ANN electricity is more accurate by 20% compared to the regression method by PLN. Based on economic analysis, customers get electricity cost efficiencies of  21%, while PLN reduces revenue by ±Rp. 300 million/month. The proposed management strategy by considering the benefits of both parties (PLN and Consumers) is to involve PLN as an integrator (upstream and sales side), Government involvement and involvement of Bank supporters as lenders."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T54037
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Candranurani
"Pertambahan jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kualitas hidup merupakan faktor utama yang mempengaruhi peningkatan kebutuhan energi listrik setiap tahunnya. Target bauran energi yang tertuang dalam perpres No. 5 Tahun 2006 mentargetkan sebesar 2 % dari total kebutuhan energi nasional di tahun 2025 akan bersumber dari energi nuklir. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) selaku promotor untuk persiapan pembangunan PLTN telah membuat roadmap jangka panjang, dimana pada tahun 2024 di rencanakan PLTN dari pulau Bangka sudah masuk ke dalam sistem kelistrikan Sumatera. Untuk persiapan perencanaan sistem dan jaringan di Sumatera, dibuat simulasi dengan bantuan perangkat lunak Electrical Transient Analyzer Program (ETAP). Ada tiga asumsi dalam penelitian ini, yaitu pertumbuhan beban sebesar 10,2% pertahun hingga tahun 2024, penambahan PLTN dengan kapasitas 2x1000 MW di pulau Bangka, serta pembuatan sistem dan jaringan transmisi untuk penyaluran daya PLTN pada tegangan transmisi 150, 275 dan 500 kV.
Hasil penelitian penyaluran daya PLTN yang optimal pada sub sistem kelistrikan terdekat dengan lokasi PLTN yaitu sub sistem sumatera selatan adalah melalui IBT Keramasan. Total susut daya sistem keseluruhan pada penyaluran ini adalah terendah yaitu 159 MW atau 1,667% . Sedangkan untuk perencanaan penyaluran daya PLTN yang optimal pada sistem interkoneksi Sumatera adalah melalui sub sistem Sumatera Utara yaitu IBT Seirotan dan Paya Geli. Nilai susut daya sistem keseluruhan adalah 157 MW atau 1,646 % , serta memberikan perbaikan kondisi tegangan kerja keseluruhan IBT sejumlah 43,4%.

The Increasing of population, economic growth and improvement of living quality are the influenced main factor of the needs of annual electricity. Energy diffusion target on the regulation No. 5, 2006, says that 2 % of total national energy need come from nuclear energy in 2025. National Nuclear Energy Agency (BATAN) as the promoter of the development Nuclear Power Plant, has made a long term roadmap, whereas in the year of 2024, Nuclear Power Plant (NPP) from Bangka Island will be injected to the Sumatera interconnection system. For the system and transmission planning preparation, the simulation has been made with Electrical Transient Analyzer Program (ETAP) Software. The are three assumption in this research, 10,2 % annual load growth until 2024, enhancement of Nuclear Power Plant with 2 x 1000 MW capacity at Bangka island, and improvement of the system and transmission line to deliver the power from nuclear power plant on 150, 275 and 500 kV transmission line.
The research result gives that the optimum power distribution close to NPP is South Sumatera sub system through Interbus Transformer (IBT) Keramasan. The lowest total losses whole system of this distribution is 159 MW or 1,667 %. Meanwhile the optimization power distribution NPP for Sumatera interconnection grid is by north sumatera sub system through IBT Seirotan or Paya Geli. Total losses whole system of this distribution is 157 MW or 1,646%, and improvement total IBT condition voltage as many as 43,4 %.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T32695
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darmawan Apriyadi
"Permasalahan klasik dalam industri listrik Indonesia adalah peningkatan kebutuhan yang besar, pasokan terbatas, sehingga mengakibatkan kehandalan sistem (defisit). Sebagian besar pemenuhan kebutuhan listrik menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) sehingga harga energi listrik menjadi mahal. Seiring kenaikan harga mentah dunia, salah satu solusinya adalah memanfaatkan energi baru dan terbarukan (EBT), yaitu pemanfaatan biogas dari sampah untuk energi listrik (waste to energy). Sementara itu, pertumbuhan penduduk yang sangat cepat terus terjadi di DKI Jakarta sehingga mengakibatkan bertambahnya volume sampah.
Pengelolaan sampah secara terintegrasi untuk energi listrik merupakan solusi simultan dari masalah sampah perkotaan dan pemenuhan sebagian kebutuhan energi listrik. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai pemilihan teknologi tepat guna Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di DKI Jakarta. Saat ini, ada tiga alternatif teknologi, yaitu teknologi yang berbasiskan Incineration (Insinerasi) dan Mechanical Biological Treatment
(MBT) yang akan ditempatkan pada Intermediate Treatment Facility (ITF) yang berada di Sunter dan Cakung sebagai solusi pengelolaan sampah untuk energi di tingkat menengah yaitu di wilayah dalam kota (hulu) dan teknologi Gasification LandFill - Anaerobic Digestion (GALFAD) di tingkat pemprosesan akhir (hilir) yang berada di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang.
Penelitian ini menghasilkan alat bantu manajemen untuk pengambilan keputusan. Data yang digunakan merupakan data primer dan sekunder mengenai volume, jenis, karakteristik, dan komposisi sampah di DKI Jakarta yang nantinya akan diproses baik melalui teknologi yang tepat. Penelitian ini akan menganalisis alternatif teknologi mana yang tepat guna berdasarkan kecocokan volume, jenis, karakteristik, dan komposisi sampah tertentu pada kondisi saat ini dan pertumbuhannya ke depan.
Berdasarkan hasil penelitian, jenis teknologi PLTSa yang cocok untuk komposisi sampah organik yang tinggi dan nonorganik yang tinggi dengan volume sampah lebih dari 1.000 ton/hari adalah teknologi MBT dengan NPV sebesar US$ 60,6 juta, sementara untuk jenis komposisi sampah organik yang tinggi dan nonorganik yang rendah (volume sampah sebesar 750 - 1.000 ton/hari), jenis teknologi yang cocok adalah Insinerasi dengan NPV US$ 85,4 juta. Jenis teknologi yang cocok untuk jenis sampah dengan komposisi sampah organik dan nonorganik yang rendah (250 ? 500 ton/hari) adalah GALFAD dengan NPV sebesar US$ 31,8 juta. Matriks RDF (Riset Darmawan Fajardhani) dapat digunakan sebagai alat bantu manajemen untuk pengambilan keputusan untuk pemilihan teknologi tepat guna PLTSa studi kasus DKI Jakarta.

Classical problems in Indonesia's electricity industry are the increasing of large demand, the supply is limited thus resulting in system reliability (deficit). Most of the electricity demand using fuel oil (BBM) so that the price of electrical energy to be expensive. As rising crude prices, one solution is to make use of new and renewable energy (EBT), which is the utilization of biogas from waste to electrical energy (waste to energy). Meanwhile, the rapid population growth continues to take place in Jakarta, resulting in the increase in the volume of waste.
Integrated waste management for electric energy is the simultaneous solution of the problem of urban waste and the partial fulfillment electrical energy needs. Therefore, it is necessary to do research on the selection of effective technologies Waste Power PLTSa Plant (PLTSa) in Jakarta. Currently, there are three alternative technologies, ie technology-based Incineration that will be placed on the Intermediate Treatment Facility (ITF) in Sunter and Mechanical Biological Treatment (MBT) in ITF Cakung as waste management solutions to the energy in intermediate level that is in the area of the city (upstream) and Gasification Landfills - Anaerobic Digestion (GALFAD) at the end of the processing level (downstream) that are in place Integrated Waste (TPST) Bantargebang.
This research produced a management tool for decision making. The data used are primary and secondary data on the volume, type, characteristics, and composition of waste in Jakarta which will be processed either through appropriate technology. This research will analyze which technology alternatives appropriate matches based on volume, type, characteristics, and composition of specific litter on the current conditions and future growth.
Based on this research, PLTSa technology for municipal solid waste suitable high composition of organic and inorganic waste with a high volume of more than 1,000 tons / day is MBT technology with NPV of U.S.$ 60.6 million, while the suitable technology for the high composition of organic and the low composition of inorganic (volume of waste for 750 ? 1000 ton / day) is the incineration with NPV of U.S. $ 85.4 million. The suitable technology for the both of low composition of organic dan inorganic is GALFAD with NPV of U.S.$ 31.8 million. Matrix of RDF (Research Darmawan Fajardhani) can be used as a management tool for decision making for the selection of effective technologies for Waste Power Plant (PLTSa) case study DKI Jakarta.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35701
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Kartika Putra
"ABSTRAK
Ketiadaan listrik komersial akibat letak geografi yang jauh dari jaringan PLN, maka hampir semua BTS offgrid menggunakan genset diesel sebagai pembangkit listrik utama. Akibatnya, biaya pembangkitan listrik di BTS tersebut sangat tinggi karena mahalnya biaya transportasi BBM ke lokasi. Oleh karena itu, untuk mengefisienkan pemakaian bahan bakar diesel diperlukan suatu model pembangkit listrik yang berbasis energi terbarukan dengan memanfaatkan potensi alam di sekitar wilayah tersebut. Beberapa model pembangkit listrik diinvestigasi untuk memperoleh pembangkit listrik yang memiliki keandalan tinggi, biaya energi dan emisi yang rendah dengan bantuan perangkat lunak Homer. Dari hasil simulasi, diperoleh bahwa pembangkit listrik offgrid yang optimum untuk BTS Tombolongan-Selayar adalah hibrid antara PV, baterai, dan genset dengan kapasitas masing-masing sebesar 15,54 kWp, 4.100 Ah, dan 16 kW. Tingkat keandalan pembangkit ini adalah seratus persen, dengan biaya pembangkitan listrik sebesar $0,884/kWh, lebih murah 6,6% dari semula. BBM yang dihemat adalah 7.519 liter/tahun, dan emisi gas yang dihasilkan berkurang 89,59%. Selain itu, ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dapat dikurangi terutama pada kondisi cuaca ekstrem yang dapat mengganggu pengiriman bahan bakar ke lokasi.

ABSTRACT
The lack of commercial electricity due to geographic location is far from the grid, almost all offgrid BTS use diesel generator as the main power plant. Consequently, electricity generation cost is very high in the BTS due to the high cost of fuel transportation to the location. To reduce diesel fuel consumption efficiently, a power plant model of renewable energy based that utilizing natural resources in the surrounding area is needed. Several models to obtain the power plant having high reliability, lower energy costs and emissions through software Homer were investigated. The simulation results show the optimum power plant at BTS offgrid Tombolongan-Selayar is a hybrid between PV, batteries, and generators with capacity 15,54 kWp, 4.100 Ah, and 16 kW respectively. The plant has reliability one hundred percent, the energy cost is $ 0,884 / kWh, 6,6% cheaper than existing. The fuel saving is 7.519 liters/year, and gas emissions reduced by 89,59%. In addition, the dependence on fossil fuels can be minimized, especially in extreme weather conditions that can interfere delivery of the fuel to the location."
2013
T34615
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan Maksum
"ABSTRAK
Sistem ketenagalistrikan Jawa Bali adalah sistem ketenagalistrikan yang sudah terinterkoneksi dan mempunyai lima wilayah usaha distribusi. UU No 30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan memberikan kewenangan kepada Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah dalam persetujuan harga jual tenaga listrik dan sewa jaringan tenaga listrik sehingga tarif tenaga listrik dapat ditetapkan berbeda di setiap daerah dalam suatu wilayah usaha. UU juga mengamanatkan harga jual tenaga listrik harus disesuaikan dengan tingkat harga dan nilai keekonomiannya dengan mencerminkan kepentingan dan kemampuan rakyat. Saat ini perhitungan biaya pokok penyediaan tenaga listrik di Indonesia masih menggunakan metode biaya akutansi dan menerapkan tarif tenaga listrik seragam untuk semua wilayah di Indonesia.Di dalam penelitian ini, harga jual tenaga listrik pada lima wilayah usaha distribusi dihitung dengan metode biaya marginal jangka panjang. Biaya marginal jangka panjang menghitung adanya perubahan tambahan biaya yang diakibatkan adanya tambahan perubahan permintaan tenaga listrik dimasa depan. Didalam penelitian ini unit pembangkit marginal untuk beban puncak disimulasikan dengan menggunakan bahan bakar gas dan bahan bakar High Speed Diesel (HSD).
Hasil penelitian didapatkan harga biaya marginal tenaga listrik di titik tegangan rendah dan tegangan menengah sangat di pengaruhi oleh biaya marginal kapasitas distribusi di masing-masing wilayah. Harga biaya marginal di titik tegangan rendah dan di titik tegangan menengah paling tinggi adalah di wilayah Distribusi Jawa Barat Banten. Harga biaya marginal tenaga listrik di titik tegangan tinggi didapatkan mempunyai harga biaya marginal yang sama di lima wilayah distribusi Jawa Bali.
Hasil penelitian juga didapatkan bahwa penggunaan bahan bakar oleh pembangkit marginal beban puncak akan mempengaruhi harga biaya marginal tenaga listrik. Penggunaan bahan bakar HSD untuk pembangkit marginal beban puncak menghasilkan biaya marginal tenaga listrik yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar gas.

ABSTRACT
Java-Bali electricity system is already interconnected system and has five business distribution areas. Law No. 30 Year 2009 on Electricity provides authority to the Government or Local Government in the approval of the electricity price and power grid price so electricity tariff can be set differently in each region. Act also mandates the electricity price should be adjusted to level economic value with consider affordability to pay of the people. Currently the calculation of electricity cost of supply in Indonesia is still using the accounting method and apply a uniform tariff for all regions in Indonesia.
In this study, electricity price on five distribution businesses areas in Java Bali calculated by marginal costs the method. Marginal cost of power supply is defined as the change in total cost of service resulting from smalll change in demand. In this study the power plant unit for peaking was simulated using gas and High Speed Diesel (HSD).
The results showed marginal cost at the point of low voltage and medium voltage is influenced by the marginal capacity cost of distribution in each region. The highest marginal cost at the point of low voltage point and medium voltage is in the Distribusi Jawa Barat Banten. Marginal cost at the point of high voltage obtained have the same marginal cost in the five distribution. The results also showed that the use of fuel by peaking power plant will affect to the marginal cost. Peaking power plant that using HSD produces a higher marginal cost than using gas."
2013
T35523
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Gumilang
"Potensi gas CBM di Kalimantan Tengah dapat digunakan sebagai pasokan
bahan bakar pembangkit PLTGU namun belum adanya standarisasi harga jual gas
CBM menyebabkan nilai keekonomian dari pembangkit berbahan bakar CBM
perlu dikaji khususnya untuk harga produksi listrik yang cukup sensitif terhadap
harga bahan bakar.
Dalam perencanaan pengembangan pembangkit di Pulang Pisau
Kalimantan Tengah akan dibangun pembangkit berkapasitas 2 x 60 MW, dengan
memperhatikan produk pabrikan yang ada maka pembangkit yang dipilih adalah
pembangkit berkapasitas 2 x 64 MW dengan total kapasitas 130,7 MW.
Evaluasi pembangunan pembangkit PLTGU 130,7 MW dilakukan untuk
menentukan harga produksi listrik dari kegiatan pembangkitan menggunakan
cadangan CBM yang ada. Evaluasi akan dilakukan dengan analisa sensitifitas
harga listrik terhadap perubahan harga gas CBM dan nilai IRR. Harga listrik akan
dibandingkan dengan pembangkit PLTD, PLTU dan PLTGU Konvensional.
Berdasarkan perhitungan dalam model finansial didapatkan kenaikan harga gas 1
US$/Mmbtu, harga listrik akan naik 0,007 US$/KWh. Untuk harga gas CBM
7US$/Mmbtu pada base case IRR sebesar 14% Interest Rate 10% didapatkan
harga listrik PLTGU sebesar 0,083 US$/KWh.
Pada kondisi base case harga listrik PLTGU dengan CBM mampu
bersaing dengan PLTD. Meskipun lebih rendah, harga listrik PLTU akan jauh
meningkat jika eksternalitas dimasukan dalam komponen biaya. Dan keterbatasan
bahan bakar gas yang menyebabkan harga listrik PLTGU tinggi dapat ditekan
dengan memanfaatkan gas CBM sebagai bahan bakar alternatif.

CBM gas potential in Central Kalimantan can be used as a combined cycle
power plant fuel supply, but the lack of standardization of CBM gas price led to
the economic value of the CBM-fired plants need to be studied in particular for
the production of electricity prices is quite sensitive to fuel prices.
In planning the development of plants at Home Knives Central Kalimantan
plant will be built with a capacity of 2 x 60 MW, taking into account the
manufacturer's product then selected plants are plants with a capacity of 2 x 64
MW with a total capacity of 130.7 MW.
Evaluation of 130,7 MW Combined Cycle Power Plant construction is
done to determine the price of electricity production from generation activities
using existing CBM reserves. Evaluation will be conducted with sensitivity
analysis to changes in electricity prices CBM gas prices and the value of IRR.
Electricity prices will be compared with diesel generators, combined cycle power
plant and Conventional. Based on the calculation of the financial model obtained
gas price increase 1 U.S. $ / MMBTU, electricity prices will go up 0.007 U.S. $ /
kWh. For CBM gas price 7US $ / MMBtu in the base case IRR of 14% Interest
Rate 10% Combined Cycle Power Plant electricity prices obtained for 0.083 U.S.
$ / kWh.
In the base case conditions with CBM CCGT electricity prices competitive
with diesel. Although lower, the price at the plant will be much improved if
externalities are included in the cost components. And limitations of the fuel gas
combined cycle causing high electricity prices could be reduced by utilizing the
CBM gas as an alternative fuel.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35518
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>