Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riko Mardiansyah
"Medan magnet adalah ruang disekitar magnet dimana tempat benda-benda tertentu mengalami gaya magnetik. Gaya magnetik dapat ditimbulkan oleh bendabenda yang bersifat magnet. Di samping itu, gaya magnet juga dapat timbul karena adanya arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar. Medan magnet yang timbul disekitar arus listrik dapat dimanfaatkan atau disadap melalui rangkaian solenoida. Proses penyadapan ini didasari adanya proses tegangan induksi elektromagnetik oleh solenoida. Dalam proses penyadapan menggunakan solenoida akan dihasilkan tegangan sadap. Nilai tegangan sadap yang dihasilkan oleh solenoida tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jarak antara sumber medan magnet terhadap solenoida, besarnya medan magnet pada sumber, permeabilitas magnetik bahan solenoida dan jumlah lilitan solenoida serta luas penampang solenoida. Dengan pertimbangan beberapa faktor tersebut, penulis merancang sebuah solenoida yang baik, dengan harapan medan magnet yang ada di lingkungan sekitar dapat dimanfaatkan secara optimal. Tegangan sadap yang terbesar diperoleh dari jarak yang terdekat dengan sumber medan magnet, jumlah lilitan, menggunakan inti besi dan memperluas penampang solenoida. Tegangan sadap terbesar yang dihasilkan ialah 8.52 Volt dan dapat digunakan pada aplikasi sederhana seperti menyalakan lampu LED.

Magnetic field is the space around a magnet where the place of certain objects having magnetic force. Magnetic force can be caused by objects with magnetic. In addition, the magnetic force also arises because of the electric current following in a conductor. Magnetic field arising around an electric current can be exploited or tapped through a circuit solenoid. Tapping process is based on a process of induced voltage electromagnetic solenoid. In the process of tapping using a solenoid, will be generated a voltage tap. Tapping the voltage value generated by the solenoid is influenced by several factor, that is the distance between the source of the magnetic field of the solenoida, the magnitude of the magnetic field on the source, permeability magnetic material solenoid dan the number of solenoid coil and the sectional area of the solenoid. With consideration of several factors, the authors designed a solenoid with the expectation magnetic field environment around can be used optimally. The biggest voltage tap can be got from the closest area to source of magnetic field, number of solenoid coil, using iron core and increasing sectional area of the solenoid. the biggest voltage tap results is 8.52 Volt and can be used in simple application, such a turning on the LED."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42660
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Kurniawan
"Riset-riset tentang energi terbarukan saat ini semakin lama semakin berkembang. Hal ini membuat adanya sistem Jaringan Listrik Mikro (JLM) semakin terasa cocok untuk menjadi solusi. JLM terbagi dalam dua katagori yaitu jaringan listrik mikro arus bolak-balik dan jaringan listrik mikro arus searah. Perkembangan jenis beban dalam rumah tangga seperti, komputer, lampu hemat energi, lampu led, dan peralatan elektronika lain membuat jaringan listrik mikro arus searah mudah di terapkan. Konvertor penaik tegangan merupakan peralatan yang penting dalam sistem jaringan listrik mikro arus searah. Konvertor berfungsi sebagai penaik tegangan dari sumber energi terbarukan ke jaringan listrik mikro. Konvertor yang digunakan dalam jaringan listrik mikro arus searah biasanya dibuat khusus sesuai dengan karakteristik jaringan, yang meliputi parameter tegangan dan daya yang dibutuhkan, sehingga desain peralatan ini membutuhkan waktu yang panjang dan biaya yang mahal.
Dalam penelitian ini akan dijabarkan bagaimana merancang suatu konvertor penaik tegangan agar menghasilkan performa yang andal dari konvertor tersebut. Lalu akan digunakan invertor sebagai konvertor penaik tegangan yang penerapannya akan lebih efisien, karena peralatan ini sudah tersedia di pasaran sehingga mudah diterapkan. Invertor yang digunakan pada penelitian ini jenis invertor merk Augen dengan spesifikasi input 12 Vdc, output 220-240 V, output daya 600 VA. Konvertor ini menghasilkan penaik tegangan dari 12 Vdc ke 253 Vdc, dengan gelombang riak yang dihasilkan sangat kecil sehingga kualitas dayanya sangat baik.

Research on renewable energy is currently more developed. This makes the microgrids system is increasingly felt right to be a solution. Microgrids is divided into two categories, AC microgrids and DC microgrids. Development of the type of load in such household, computer, energy saving lamps, LED lamps, and other electronic equipment make DC microgrids easily applied. Boost converter is an essential piece of equipment in the DC microgrids system. Converter serves as a booster of voltage from renewable energy sources into the microgrids. Converters are used in DC microgrids usually tailor made to suit the characteristics of the network, which includes the parameters of voltage and power needed, so the design of this equipment requires a lengthy and expensive.
In this study we will clarify how to design a boost converter to produce reliable performance of these converters. Then be used invertor as a boost converter application would be more efficient, because the equipment is already available on the market so easily applied. Inverter used in this study with the type of inverter brand Augen with 12 Vdc input, output is 220-240 V, output power of 600 VA. This converter generates a booster voltage of 12 Vdc to 253 Vdc, with the resulting ripple waves are so small that its quality is very good.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42848
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Yosua Stevanus
"Semakin berkembangnya jaman yang diikuti dengan perkembangan teknologi membawa dampak pada peningkatan konsumsi energi listrik sehingga perlu dilakukan penghematan. Salah satu penghematan dengan melalui penghematan konsumsi energi listrik untuk penerangan. Seiring kemajuan teknologi ditemukanlah penerangan dari LED yang lebih hemat energi.Oleh karena itu dilakukanlah pengujian lampu penerangan dari lampu pijar, lampu hemat energi, dan lampu LED untuk menemukan adakah peluang lampu LED untuk menghemat pemakaian energi listrik.
Dari hasil pengujian dan simulasi yang diasumsikan maka diperoleh hasil bahwa 1 watt lampu LED akan setara dengan 1,36 watt lampu hemat energi 1,09 lampu hemat energi bentuk tornado, dan 12,19 watt lampu pijar sehingga memungkinkan peluang penghematan engergi listrik dari pemakaian lampu LED. Untuk saat ini memang biaya yang dikeluarkan untuk pemakaian LED lebih mahal daripada jenis lampu hemat energi yang sudah ada dimana setelah pemakaian 5 tahun lampu LED akan lebih mahal Rp 110.058,00 dari lampu hemat energi biasa dan lebih mahal Rp 211.866,00 dari lampu hemat energi bentuk tornado.

The development of the era which followed with the development of technology brings impact on electrical energy consumption increase so that the savings needed to be made. One with saving through savings on energy consumption of electricity for illumination. Technology progresses in his possession was the explanation of the LEDS more energy efficient.Therefore testing of lighting lamps was did for incandescent lamps, energy-saving lamps, LED lamps to discover the opportunities of LED lamps to save electrical energy consumption.
From the results of testing and simulation assumed then retrieved the results that the 1 watt LED lamps will be the equivalent of 1.36 watts of energy-saving light bulbs, 1.09 watts of energy saving light bulb tornadoes form, and 12,19 watts of incandescent bulbs so allows saving opportunities of electric engergi LED lamps usage. For the moment LED lamps cost's are more expensive than other types of energy-saving light bulbs where after 5 years of use LED lamps will be more expensive Rp 110.058 for energy-efficient lights regular form and more expensive Rp 211.866 from energy-saving lamps tornadoes form.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43035
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Velayati Puspa Pertiwi
"Harmonik merupakan permasalahan yang terdapat pada sistem tenaga listrik. Harmonik dapat menyebabkan gelombang arus maupun tegangan menjadi tidak sinusoidal. Sumber harmonik berasal dari beban-beban non-linear, yang sering terdapat pada beban rumah tangga. Untuk mengatasi permasalahan harmonik dapat menggunakan sebuah filter pasif. Pada penelitian ini akan didesain suatu second order damped filter untuk mengurangi distorsi harmonik. Dengan melakukan pengukuran pada beban-beban rumah tangga, maka dapat diketahui karakteristik THD (Total Harmonic Distortion) arus dan tegangan tiap beban berbeda. Setelah mendapat data-data dari pengukuran, akan dilakukan perhitungan untuk menentukan spesifikasi dari filter yang kemudian akan disimulasikan pada program ETAP POWER STATION 7.0.0.

Harmonics are a problem in Electrical Power Systems. It will causes the distortion both of current and voltage due to non linear load. To reduce the harmonics, it will need a passive filter. In this research a second order damped filter has designed to reduce the harmonic distortion in household load. By measuring households load, it can recognized the different characteristics of current and voltage THD (Total Harmonic Distortion). Based on the result data of measurement, calculations will be performed to determine the specifications of the filter which will then be simulated in the program ETAP POWER STATION 7.0.0."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42096
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Firly Tamara
"Pada sistem tenaga listrik memiliki bagian yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya yaitu sistem pembangkitan, sistem transmisi dan sistem distribusi. Untuk menyalurkan listrik ke konsumen dari sistem distribusi digunakan transformator. Apabila transformator terkena gangguan, maka konsumen dapat langsung merasakan dampaknya. Gangguan-gangguan ini dapat merusak transformator. Sehingga memprediksikan waktu kegagalan transformator sangat penting untuk dilakukan. Terdapat beberapa cara untuk memprediksikan waktu kegagalan transformator yaitu dengan menggunakan distribusi weibull dan distribusi eksponensial. Dengan membuat program aplikasi berbasis Microsoft Excel untuk kedua distribusi ini, dapat langsung memprediksikan waktu kegagalan transformator. Hasil dari program ini adalah kapan transformator akan mengalami waktu kegagalan. Apabila kedua distribusi ini dapat digunakan, program ini dapat menentukan distribusi yang paling akurat untuk digunakan. Sehingga waktu kegagalan yang didapat akan lebih akurat.

On an electric power system there are three parts interconnected between one and another and that is generation system, transmission system and distribution system. To distribute electricity to consumer from distribution system used transformer. When a transformer affected by disruption, the consumers can feel the impact. This disruption can damage the transformer. So, predicting the time of the failure of a transformer is very important to do. There are several ways to predict the time of the failure of a transformer is to use and distribution of the exponential and weibull distribution. By making an application program based on Microsoft excel for this distribution, a transformer failure can be directly predicted time. The result of this program will have the time when the transformer is going to failure. If both the distribution can be used, this program can determine the most accurate distribution to use. Therefore the time failure which were found would be more accurate.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57852
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Habib Prabandoko
"ABSTRAK
Kota Jakarta Selatan sebagai Kota Administrasi terluas kedua di Jakarta setelah Jakarta Timur memiliki berbagai permasalahan, salah satunya adalah masalah sampah. Pada prinsipnya sampah dapat dikategorikan menjadi 2 berdasarkan sumbernya, sampah putih untuk sampah yang bersumber dari kegiatan manusia seperti sampah plastik dan sampah makanan, sedangkan sampah yang bersumber dari alam adalah sampah hijau. Hingga saat ini Provinsi DKI, terutama Kota Administrasi Jakarta Selatan masih belum memiliki sistem pengelolaan sampah hijau yang terpadu, sehingga sampah hijau yang terkumpul setiap hari yang dapat mencapai 27 Ton perhari masih belum dikelola dengan baik dan dimanfaatkan secara maksimal. Dalam penelitian ini diajukan beberapa metode pengolahan sampah hijau yang diharapkan tidak hanya akan dapat menjadi solusi pengelolaan sampah hijau tapi juga menghasilkan produk yang dapat memberikan manfaat lebih lanjut terutama dalam hal energi terbarukan, yaitu Gasifikasi, Insenerasi dan Komposting. Dari analisis terhadap ketiga proses pengolahan sampah tersebut didapatkan bahwa dengan metode Gasifikasi yang terintegrasi dengan generator listrik bermesin gas potensi energi listrik mencapai 14.711,20 MWh. Sementara dengan menggunakan metode Insinerasi, potensi energi listrik mencapai 8.588,16 MWh. Berbeda halnya dengan metode Komposting yang meskipun paling efisien dalam skala ruang lingkup penelitian ini akan tetapi tidak memiliki potensi energi listrik.

ABSTRACT
South Jakarta City as the second largest administrative city in Jakarta after East Jakarta has various problems, one of which is the problem of waste. In principle, waste can be categorized into 2 based on its source, white waste for waste originating from human activities such as plastic waste and food waste, while waste originating from nature is green waste. Until now, DKI Jakarta Province, especially South Jakarta Administration City still does not have an integrated green waste management system, so that green garbage collected every day that can reach 27 tons per day is still not managed properly and utilized optimally. This research proposes several methods of processing green waste that are expected to not only be able to be a solution for managing green waste but also produce products that can provide further benefits, especially in terms of renewable energy, namely Gasification, Incineration and Composting. From the analysis of the three waste processing processes, it was found that the Gasification method that is integrated with the electric generator engined with gas potential of electrical energy reaches 14.711,20 MWh. While using the Incineration method, the potential for electrical energy reaches 8.588,16 MWh. Unlike the case with the Composting method which although the most efficient in the scale of the scope of this study will not have the potential for electrical energy
"
2019
T55203
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viki Kurdiansyah
"Banyak pulau di Indonesia yang terisolasi dan jauh dari pulau utama. Salah satunya adalah Pulau Sabu yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sumber energi listrik Pulau Sabu 100% berasal dari pembangkit listrik tenaga diesel dengan beban puncak sebesar 900 kW pada tahun 2015. Rasio elektrifikasi pada 2017 sebesar 26,67%. Potensi energi baru terbarukan belum diimplementasikan di Pulau Sabu khususnya potensi sinar matahari dan angin. Radiasi sinar matahari rata-rata per tahun sebesar 6,466 kW/m2 dengan clearness index 0,654 dan durasi penyinaran 8,72 jam. Potensi energi angin di Pulau Sabu sebesar 2,588 m/s pada ketinggian 15 meter dan 4,868 m/s pada ketinggian 50 meter. Penelitian ini menganalisis potensi energi baru terbarukan untuk implementasi sistem hibrid tanpa baterai dengan konfigurasi yang berbeda. Dari data potensi radiasi sinar matahari, dipilih spesifikasi modul surya yang memiliki daya maksimal 315 W dengan efisiensi 19,3%. Spesifikasi modul surya ini digunakan untuk menghitung panel surya yang dibutuhkan dengan skenario kebutuhan listrik 1 rumah tangga dan pembangkit listrik tenaga surya dengan kapasitas 100 kW sampai dengan 800 kW. Potensi energi angin digunakan untuk menentukan spesifiasi turbin angin yang akan digunakan dengan cara memilih daya keluaran yang paling besar dari berbagai produk turbin angin. Perangkat lunak HOMER digunakan untuk menganalisis skenario sistem eksisting dan sistem hibrid pada aspek ekonomi dan lingkungan. Biaya energi sistem eksisting sebesar $0,324/kWh, sistem hibrid diesel dan solar PV didapatkan biaya energi terendah sebesar $0,292/kWh dan sistem hibrid diesel dan turbin angin, didapatkan biaya energi terendah sebesar $0,291/kWh pada nilai hub height 73 m.

There are large number of the remote island in Indonesia that isolated and not connected to the utility grid. Sabu Island, a part of Nusa Tenggara Timur is an example of isolated area that far from the mainland. Electricity resource of Sabu Island is 100% from diesel generator. The electrification ratio is 26.67%. Huge potential renewable energy resource not yet implementing on Sabu Island. Annual average radiation is 6.466 kW/m2 with clearness index 0,654 and sun peak hour 8.72. Annual average wind speed is 2.588 m/s (h=15 meter) and 4.868 m/s (h=50 meter). This paper assesses the potential of implementing the hybrid system with different configuration of diesel-PV-WTG without energy storage devices. From annual average radiation, we choose specification of PV module with 315 V for voltage and 19.3% efficiency and used for residential and power utility scenario with 100-600 kW capacity. Wind turbine specification chosen with maximum output power based on wind profile. HOMER simulation software is used to perform feasibility study and to determine the optimized of the hybrid system. Levelized Cost of Energy (LCOE) of existing system is $0.324/kWh, minimum LCOE of diesel and solar PV is $0.292/kWh and minimum LCOE of diesel and wind turbine is #0.291/kWh in hub height 73 m."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hery Prasetyo
"Masalah yang dihadapi pasokan energi listrik saat ini tidak hanya kapasitas pembangkit, tetapi juga keterbatasan untuk mendistribusikan dan mentransmisikan energy listrik untuk memenuhi permintaan yang meningkat. Salah satu cara untuk mengatasi masalah keterbatasan andongan (sag) dan kapasitas pada sistem transmisi adalah mengganti konduktor dari tipe konvensional ke tipe konduktor High Capacity Low Sag (HCLS). Saluran udara modern dengan konduktor HCLS dapat beroperasi dengan kemampuan hantar arus yang lebih tinggi. Keuntungan utama dari konduktor HCLS adalah desain khusus dari kondisi operasi, yang menyebabkan terjadinya transformasi beban tarikan mekanis dari konduktor ke inti penguat. Transformasi ini disebut knee point temperature. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai knee point temperature dan pengaruhnya terhadap andongan (sag) pada konduktor HCLS. Simulasi akan dilakukan pada konduktor HCLS, yaitu ACCC/TW LISBON (310), yang membentang antar span sepanjang 100 meter. Pembebanan listrik pada konduktor dilakukan secara bertahap sampai suhu operasi maksimum yang diijinkan untuk konduktor ACCC/TW LISBON (310), 180oC tercapai. Dari hasil simulasi, kita dapat menentukan nilai knee point temperature ACCC/TW LISBON (310) sekitar 60oC - 62oC. Nilai andongan (sag) setelah knee point temperature cenderung stabil meskipun pembebanan ampacity meningkat.

The problem facing the energy supply currently is not only generating capacity, but also the ability to distribute and transmit power to meet the increasing demand. One way to overcome the problem of sag and capacity limitations is conductor replacement from the conventional types to high capacity low sag (HCLS) types. The modern overhead lines with HCLS conductors can be operated at higher current carrying capacity. The main advantage of HCLS conductors is the special design of operating conditions, which cause the transformation of the mechanical pull load from the conductors to the reinforcing core. This transformation is called knee point temperature. This study aims to determine the knee point temperature and the effect on sag HCLS conductors. The simulation will be conducted on the HCLS conductors, namely ACCC/TW LISBON (310), which stretches between a span of 100meters. The electrical loading of conductors is gradually giving until a maximum operating temperature of ACCC/TW LISBON (310), 180oC is reached. From the simulation results, we can determine the knee point temperature of the ACCC/TW LISBON (310) conductor is around 60oC-62oC. The value of the sag after the knee point temperature tends to be stable even though the ampacity loading is increased."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Kuncoro
"ABSTRAK

Energi matahari memiliki potensi yang besar untuk pembangkitan tenaga listrik. Namun karena faktor cuaca, energi listrik yang dihasilkan tidak stabil dan berfluktuatif. Terdapat beberapa upaya mitigasi fluktuasi daya PV dengan metode Pembatasan Daya, Penyimpanan Energi, Penyebaran PLTS, Pengaturan Beban dan Peredaman Fluktuasi serta Hibrid PLTS dengan Diesel Generator. Namun metode tersebut masih memiliki kekurangan karena belum mampu menghasilkan daya PV yang stabil pada suatu nilai yang diinginkan. Untuk mengatasi masalah tersebut diatas, maka dilakukan rancang bangun modul Dynamic Power Injection (DPI) yang merupakan modul berbasis arduino ATMEGA 2560. Modul DPI merupakan penggabungan metode Power Curtailment dan Energy Storage. Modul DPI bekerja dengan membaca besaran arus, tegangan, daya pada PV, baterai dan beban. Kemudian DPI menstabilkan daya keluaran PV pada nilai seting yang diinginkan dengan aksi serap dan injeksi. Untuk memonitoring hasil keluaran besaran listrik dan  kestabilan daya PV digunakan modul IoT WIFI ESP 8266 v.1. Dengan demikian data dapat diakses online secara real time melalui PC browser dan Ponsel Android. Dari hasil pengujian, modul DPI mampu menstabilkan daya PV dengan tingkat error 10,052 % dan ramping rate yang baik. Waktu pengiriman data dari DPI ke thingspeak webserver memiliki delay waktu 15 detik.


ABSTRACT


Solar energy has great potential for electricity generation. But due to weather factors, the electricity produced is unstable and fluctuating. There are several efforts to mitigate PV power fluctuations with the Power Restriction method, Energy Storage, PLTS Distribution, Load and Damping Fluctuation Arrangement and PLTS Hybrid with Diesel Generator. However, this method still has disadvantages because it has not been able to produce stable PV power at a desired value. To overcome the above problems, the design of the Dynamic Power Injection (DPI) module is an Arduino ATMEGA 2560 based module. The DPI module is a combination of Power Curtailment and Energy Storage methods. The DPI module works by reading the amount of current, voltage, power on PV, battery and load. Then the DPI stabilizes the PV output power at the desired setting value with the absorption and injection action. To monitor the output of electrical quantities and PV power stability, the WIFI IoT module ESP 8266 v.1 is used. Thus data can be accessed online in real time through PC browsers and Android phones. From the test results, the DPI module is able to stabilize PV power with an error rate of 10.052% and a good lean rate. The time for sending data from DPI to thingspeak webserver has a delay of 15 seconds.

"
2019
T53345
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Aini Rahma
"Peningkatan penggunaan akan energi terbarukan yang ramah lingkungan menjadi alasan dalam perkembangan penelitian mengenai sistem penyimpan energi. Kepadatan daya dan energi menjadi salah satu faktor penentu pemilihan jenis sistem penyimpan energi. Kapasitor lithium ion (KLI) menjadi salah satu alternatif untuk menjawab kekurangan kepadatan daya pada baterai lithium ion (BLI) dan kepadatan energi pada superkapasitor. Nilai kapasitansi sebuah KLI dipengaruhi oleh karakteristik material katoda berupa luas spesifik permukaan, pori, dan kandungan unsur pada karbon aktif.
Penelitian dan pengembangan karbon aktif berbasis biomassa sebagai material elektroda KLI telah menarik banyak perhatian dari para peneliti karena sumber daya biomassa yang melimpah, termasuk limbah tongkol jagung. Urgensi untuk menemukan alternatif karbon yang berbahan murah dan sederhana dapat diperoleh dengan mensintesis limbah tongkol jagung yang berlimpah dan cocok dengan sifat karbon. Penggunaan agen aktivator kimia selama proses aktivasi sangat penting untuk menghasilkan karbon aktif yang diinginkan, termasuk luas permukaan yang tinggi dan daya konduksi listrik yang baik. Di antara berbagai agen kimia, KOH dan ZnCl2 telah banyak digunakan mensintesis karbon aktif.
Pada penelitian ini, karbon aktif berbahan tongkol jagung dengan variasi agen aktivator KOH dan ZnCl2 serta variasi rasio karbon dengan agen aktivator disintesis sebagai material katoda KLI dan dianalisis pengaruhnya terhadap kinerja KLI. Scanning electron microscopy (SEM), energy dispersive x-ray (EDX), Brunauer-Emmett-Teller (BET), serta Raman spectra digunakan untuk mengkarakterisasi karbon aktif.
Hasil pengujian menunjukkan semua sampel memiliki pori berukuran mikro yang merata serta kandungan unsur karbon di atas 80%. Pori dengan ukuran terkecil terlihat pada sampel CACK12 dengan ukuran 0.2 µm. Luas permukaan karbon aktif berbahan tongkol jagung yang didapat baik dari agen aktivator KOH dan ZnCl2 dengan variasi karbon dan agen aktivator 1:3 (CACK13 dan CACZ13) tidak jauh berbeda yaitu: di kisaran nilai 800 m2/g. Kristalit yang terbentuk pada CACK dan CACZ berupa karbon amorf yang padat. Sampel karbon aktif yang dibuat selanjutnya disintesis menjadi katoda KLI dengan LTO sebagai material anodanya. Pengujian elektrokimia dilakukan melalui cyclic-voltammetry (CV) dan charge discharge (CD). Dari hasil pengujian didapat nilai kapasitansi spesifik tertinggi pada KLI-K3 dengan nilai 28,04 F/g dengan energi spesifik112,14 Wh/kg dan daya spesifik 1032.69 W/kg.

The enhancement of renewable energy use which is environmentally friendly is the reason in the development of research on energy storage systems. Power and energy density is one of the determining factors in choosing the type of energy storage system. Lithium ion capacitors (LIC) are an alternative to answer the lack of power density in lithium ion batteries (LIB) and energy density in supercapacitors. The capacitance value of a LIC is influenced by the characteristics of the cathode material such as specific surface area, pore, and elemental content in activated carbon.
The research and development of biomass-based activated carbon as a LIC electrode material has attracted much attention from researchers because of its abundant biomass resources, including corncob waste. The urgency to find carbon alternatives that are cheap and simple can be obtained by synthesizing corn cobs waste that is abundant and suitable with carbon properties. The use of chemical activator agents during the activation process is very important to produce the desired activated carbon, including high surface area and good electrical conductivity. Among various chemical agents, KOH and ZnCl2 have been widely used to synthesize activated carbon.
In this study, activated carbon made from corncob with variations of activator agents KOH and ZnCl2 and variations in the ratio of carbon with activator agents were synthesized as LIC cathode material and analyzed for their effect on LIC performance. Scanning electron microscopy (SEM), energy dispersive x-ray (EDX), Brunauer-Emmett-Teller (BET), and Raman spectra are used to characterize activated carbon.
The test results show all samples have a uniform micro-sized pore and carbon element content above 80%. The surface area of activated carbon made from corn cobs obtained from both KOH and ZnCl2 activator agents with carbon variations and 1: 3 activator agents (CACK13 and CACZ13) is not much different, namely: in the range of 800 m2 / g. The crystallites formed in CACK and CACZ are solid amorphous carbon. The activated carbon samples were then synthesized into KLI cathodes with LTO as the anode material. Electrochemical testing is done through cyclic-voltammetry (CV) and charge discharge (CD). From CV result KLI-K3 has the biggest specific capacitance 28,04 F/g with specific energy 112,14 Wh/kg and specific power 1032.69 W/kg.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T55172
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>