Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 70 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irlita Findyasari
"ABSTRAK
Isu globalisasi telah menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Para pelaku
bisnis mulai melakukan berbagai persiapan untuk menyambutnya. supaya dapat terus
bertahan dengan suasana persaingan yang akan Iebih kompetitif Pada saat era
perdagangan bebas ini mulai berjalan. batasan antar negara akan menjadi maya karena
berbagai kebijakan yang bersifat membatasi masuknya pemain asing ke suatu negara
akan semakin berkurang sampai akhirnya tidak ada sama sekali. Bisnis lintas negara akan
semakin terbuka. Pemain lokal yang selama ini telah terbiasa berlidung dibalik
kebijakan proteksi dari Pemerintah, harus siap untuk menghadapi pesaing-pesaing.
termasuk pesaing asing yang tentunya memiliki teknologi yang Iebih tinggi
Untuk memulihkan perekonomian Indonesia, Pemerintah mengajukan
permohanan bantuan ke badan-badan keuangan dunia. Privatisasi Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) merupakan salah satu syarat yang diajukan oleh IMF dalam Letter of
Intent (LoI) dalam memberikan pinjaman ke Indonesia. Pemenintah menargetkan Rp 6.5
trilyun didapatkan dari privatisasi pada tahun 2000 dengan tidak ada realisasi sama
sekali. Pada tahun 2001, kembali ditargetkan pendapatan dari privatisasi BUMN sebesar
Rp 6.5 trilyun. Sepertinya target ini juga tidak dapat tercapai karena sampai Oktober
2001 realisasi yang diperoleh dari privatisasi BUMN masih nol.
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) adalah satu-satunya badan usaha milik
negara yang berperan sebagai pemegang hak distribusi dan transportasi gas di Indonesia
Setelah melalui beberapa tahap perkembangan, PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1994 dengan tugas sebagai perusahaan yang menyelenggarakan pengembangan dan pendistribusian gas bumi di dalam negeri. Dalam melaksanakan tugas tersebut, PGN telah beroperasi dalam 6 wilayah kerja, yaitu Medan. Jakarta, Bogor, Cirebon, Surabaya, dan Jambi yang baru dibuka pada tahun 1998. Sejak wilayah kerja Jambi, yang biasa disebut Unit Transmisi Sumatera tengah beroperasi penuh pada Oktober 1998, volume gas yang ditransportasikan PGN meningkat pesat dan memperkuat posisi PGN sebagai badan usaha milik negara dalam bisnis distribusi dan transportasi gas.
Dalam bisnis distribusi gas, PGN terlibat dalam pembelian gas dari pemasok dan penjualan gas kepada konsumen. Pendapatan bagi PGN diperoleh dari margin antara penjualan dan pembelian. Transportasi gas dapat didefinisikan sebagai jasa penyaluran gas bumi ke pihak ketiga melalui jaringan pipa milik PGN dan atas jasa tersebut PGN memperoleh pendapatan. Pendapatan diperoleh dari biaya penyaluran gas yang dibebankan kepada pemasok yang biasa disebut toll fee.
Sebagai salah satu usaha pengembangan jaringan pipa gas, PGN merencanakan
akan membangun jaringan pipa dan Grissik menuju Batam dan Singapura sepanjang 436
km dengan diameter 28 inci yang direncanakan akan beroperasi pada tahun 2003.
Berdasarkan perjanjian yang telah disepakati gas yang akan disalurkan adalah sebesar
402.5 mmscfd selama 20 tahun dengan tarif USI) 0.69/mscfd.
Untuk niendapatkan dana yang dibutuhkan dalam melakukan investasi ini, PGN
telah merencanakan untuk melakukan privatisasi, yaitu proses pelepasan kepemilikan
saham dari pemerintah kepada swasta atau publik. Privatisasi sendiri dapat dilakukan
melalui beberapa cara yang secara garis besar dapat dibagi menjadi empat, yaitu :
Penawaran kepada Publik (Public Offering), Penjualan kepada Swasta (Private Sales).
Penawaran kepada Manajemen dan Konsesi atau Perjanjian Kerja Sama. Mengenai
metode privatisasi yang akan dilakukan oleh PGN. akan dipilih berdasarkan hasil analisa
Iingkungan internal dan eksternal PGN, keadaan perekonomian di Indonesia sendiri sena
tujuan PGN dalam melakukan privatisasi.
Tulisan ini bertujuan untuk menemukan metode pelaksanaan privatisasi yang
tepat bagi PT Perusahaari Gas Negara (Persero) sesuai dengan visi, misi serta lingkungan
internal dan eksternal perusahaan.
Dan analisa didapatkan bahwa PGN memilìki kekuatan karena selama ini masih
mendapatkan hak monopoli untuk penyaluran gas bumi di dalam negeri dan Pemerintah.
Menjelang diberlakukannya Undang-Undang Migas yang baru, PGN dimana akan
terdapat konsep “Unbundling”, membuat PGN harus memilih akan berfokus di bidang
usaha yang mana. Dan untuk mempersiapkan diri menghadapi era perdagangan bebas
dimana akses akan terbuka bagi para pemain asing di Indonesia, PGN harus memperkuat
dirinya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang pengelolaan gas bumi
Dengan meninjau lingkungan internal dan eksternal PGN, serta situasi yang saat
ini berjalan di lingkungan bisnis Indonesia, disarankan agar PGN melakukan privatisasi
dengan mengundang mitra strategis. Pada kesempatan pertama ini, juga disarankan agar
PGN membentuk anak perusahaan transmisi dalam rangka mempersiapkan diri
menghadapi pemberlakuan Undang-Undang Migas yang baru. Selain itu, PON juga dapat
merambah bidang usaha yang lain dalam pengelolaan gas bumi di Indonesia untuk
memperkuat posisi PGN sebagai perusahaan pengelola gas bumi di Indonesia.
"
2002
T1796
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairul Fikri
"ABSTRAK
Panik, itulah satu kata yang bisa kita ucapkan ketika bulan Juil 1997 dampak
krisis moneter mata uang Baht Thailand mulai terasa di Indonesia. Mulal bulan itu pula,
struktur dasar perekonomian Indonesia mulai tergoncang secara cepat Hal ini diawali
dengan ditutupnya beberapa perusahaan perbankan, baik itu bank milik pemerintah
maupun bank milik swasta secara bergiliran. Laiu kecemasan timbul dari pihak nasabah
bank yang ditutup tersebut akan keamanan investasi uangnya pada bank yang selama ini
mereka percaya. Lalu Bank Indonesia sebagai otoritas tertinggi perbankan di Indonesia,
mulal tampak kewalahan akan dampak kebijakkan moneternya yang kadangkala tidak
sesuai dengan yang direncanakan semula akibat berubahnya struktur dasar perekenomian
Indonesia. Pada saat itu, hampir semua institusi pemerintah dan swasta serta masyarakat
Umumya, menjadi panik akan keadaan ini. Sehingga ekonomi Indonesia mulai
memasuki periode krisis yang kita sebut dengan krisis moneter.
Bank Sentral, dalam hal ini Bank Indonesia, adalah lembaga keuangan milik
pemerintah yang bertugas mengatur sistem perbankan nasional dan mengatur urusan
urusan keuangan lainnya dalam bentuk kebijakkan ekonomi Bank Sentral. Biasanya
fokus utama dari Bank Sentrai adalah bagaimana mempertahankan nilai tukar Rupiah
terbadap mata uang asing terutama hard currency money yaitu US dollar. Lembaga ini
juga sebagai pedoman perbankan nasional dalam menjalankan usahanya dimana
kredibilitas dan bentuk kebijakkan yang dikeluarkan akan sangat membantu
berkembangnya dunia usaha perbankan dan dunia usaha.
Indonesia sebagai negara besar yang cukup rentan dengan perubahan globalisasi
ini, haruslah mernpunyai suatu pedoman informasi jangka panjang koneksititas dan
variabel-variabel ekonomi moneter yang penting misalnya dari variabel tingkat inflasi,
tingkat suku bunga, uang beredar, indeks harga saham gabungan dan nilai tukar Rupiah
terhadap US Dollar, sehingga aspek prakiraan dari volatilitas dan prilaku variabel
tersebut dimasa datang dapat terdeteksi oleh dunia perbankan. Karena bila informasi yang
dihasilkan tidak dapat terdeteksi maka hal ini dapat menggoyahkan struktur dasar
perekonomian Indonesia.
Hal yang mendasari untuk dapat memahami dan melakukan pendeteksian
pergerakkan vaniabel-variabel tersebut adalah dengan melaksanakan pengamatan dan
prilaku vaniabel-variabel tersebut daiam jangka panjang melalui data historis time series
variabel tersebut. Dengan pengamatan tersebut dapat terlihat koridor long equilibrium
yang akan dan mungkin terjadi dengan berdasarkan mekanisme prilaku jangka pendek
dan variabel-variabel ekonomi tersebut. Hal ini akan menjadi bahan pelengkap dalam
pengambilan keputusan penting bagi perbankan dan dunia usaha dengan adanya
informasi yang tersirat dari proses kointegrasi. Ada suatu metoda yang dapat membantu
pemahamam prilaku variabel tersebut yaitu proses ECM (Error Correction Mechanism).
ECM adalah model ekonometrik dari dua atau lebih data historis yang melibatkan
data stasioner dan data tak stasioner didalamnya. Adanya gabungan data stasioner dan
data tak stasioner secara matematis tidak dapat diterima. Oleh Engle Granger
membuktikan bahwa ada kombinasi linear dari data yang tak stasioner tersebut
mempunyai sifat stasioner. Dua atau lebih data historis time series yang tak stasioner
tetapi mempunyal kombinasi linear yang stasioner dikatakan bahwa data historis time
series tersebut terkointegrasi. Dampaknya dari pembuktian ini adalah memberikan
interpretasi yang lengkap dan analisis suatu data historis time series, karena dari model
ECM yang diperoleh dapat juga dilakukari interpretasi dari suatu data historis time series
ke data historis time series lainnya dalam kerangka keseimbangan jangka panjang dan
dinamikajangka pendeknya.
Variabel-variabel ekonomi moneter tersebut sebenarnya dalam perjalanan menuju
keseimbangan jangka panjang ternyata mempunyai hubungan kointegrasi antara sesama
variabel tersebut. Hubungan ini dapat dilihat nantinya sebagai koefesien variabel dalam
persamaan jangka panjang kointegrasi. Pemahaman interpretasi akan arti persamaan
jangka panjang tersebut akan membantu para pembuat keputusan atau kebijakkan dalam
re-evaluasi keputusan masa depan secara berkala. Pemahaman interpretasi secara tak
langsung dapat kita lakukan dengan memperhatikan data historis time series dari masing
masing variabel tersebut. Oleh sebab itu model Error Correction Mechanism akan
membantu kita dalam pemahaman interpretasi persamaan jangka panjang secara langsung
sebagai pelengkap pemahaman kita sebelumnya.
Kesimpulan yang dapat diambil dari pemahaman interpretasi secara langsung
ataupun tak langsung dan pesamaan jangka panjang kointegrasi nantinya ialah bahwa
perilaku pergerakkan vaniabel ekonomi moneter jangka panjang dapat digunakan sebagai
basis keputusan strategis dari ekonomi Indonesia dengan memperhatikan kendala-kendala
jangka pendek dan perjalanan vaniabel tersebut untuk menuju keseimbangan jangka
panjang. Model persamaan yang dihasilkan dari proses ECM ini dapat dianalisa berapa
besar pengaruh vaniabel jangka pendek untuk membawa keseimbangan jangka panjang
variabel itu sendiri.
"
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Sri Bimo Kushartono
"Indonesia merupakan negara luas dengan penduduk yang banyak. Menurut Biro Pusat Statistik penduduk Indonesia tahun 1998 sekitar 204 juta jiwa. Hal ini merupakan pangsa pasar yang bagus untuk memasarkan suatu produk/jasa tertentu di Indonesia.
Perusahaan — perusahaan asuransi jiwa berebut untuk dapat memasarkan produknya di
lndonesia Presentase pemegang polis dengan total penduduk pada tahun 1998 hanya
sekitar 10% dibandingkan dengan negara tetangga kita yang rasionya sudah mencapai di
atas 80%. Pangsa yang bagus ini membuat bermunculan perusahaan — perusahaan baik
lokal maupun patungan ( joint venture).
Pemerintah melalui Departemen Keuangan membuat standarisasi agar kinerja
perusahaan — perusahaan asuransi di Indonesia tetap baik dengan mengeluarkan peraturan
melalui keputusan menteri keuangan No. KMK/481.017/1999. Inti dari peraturan tersebut
adalah penilaian tingkat solvabilitas perusahaan dengan Risk Based Capital.

Risk Based Capital itu adalah selisih antara kekayaan yang diperkenankan dikurangi
kewajiban dibandingkan dengan Batas Tingkat Solvabilitas Minimum. Menurut
KMJC/048 1.017/1999 Risk Based Capital minimal adalah 120% yang akan diterapkan
secara total tahun 2004.
Batas Tingkat Solvabilitas Minimum itu terdiri atas 6 Skedul:
1. Kegagalan pengelolaan kekayaan (asset default risk)
2. Ketidakseimbangan antara proyeksi arus kekayaan dan kewajiban (cash flow
mismatch)
3. Kekayaan dan kewajiban dalam setiap jenis mata tiang (foreign currency
mismatch)
4. Beban kiaim yang terjadi dan beban klaim yang diperkirakan
5 Ketidakcukupan premi akibat perbedaan hasil investasi yang diasumsikan
dengan hasil yang diperoleh
6. Resiko ketidakmampuan pihak resasuradur untuk memenuhi kewajiban
membayar kiaim.
PT XYZ merupakan perusahaan asuransi jiwa yang mempunyai laporan keuangan
cukup baik pada beberapa tahun terakhir, dilihat dari profit yang diterima (tahun 1998
naik sekitar 1000% dari tahun sebelumnya). Untuk melihat kinerja PT XYZ saat ini
maka digunakan metode Risk Based Capital sebagai pengukurnya. Selain itu dalam
pembahasan digunakan analisa fundamental untuk membandingkan kinerja PT XYZ
dengan rata-rata industri perusahaan sejenis.
Asuransi jiwa merupakan produk jangka panjang dan bentuknya tidak nyata.
Untuk mengantisipasi hal ini, PT XYZ dalam melakukan investasi berlaku sangat
konservatif. Jika dilihat dari portofolionya lebih dari 50% dana yang didapat
diinvestasikan pada deposito dan sertifikat deposito. Hal ini yang membuat kinerja
PT XYZ baik pada masa kondisi perekonomian kurang bagus.
Setelab dilakukan analisa dan penelitian ternyata RBC PT XYZ adalah sebesar
151,64% diatas yang ditetapkan oleh Departemen Keuangan ( 120% ). Pada analisa
fundamental, kinerja PT XYZ di atas rata-rata industri asuransi jiwa.
Untuk mencapai profit semaksimal mungkin PT XYZ dalam melakukan investasi
diharapkan tidak terlalu konservatif. PT XYZ disarankan untuk memanfaatkan keahlian
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T3650
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdi Adrian Diapari
"ABSTRAK
Sistem pengukuran dengan menggunakan tolak ukur finansial saat ini dirasakan
tidaklah cukup karena hanya dapat mengukur kinerja masa lampau saja. Yang dibutuhkan oleh
manajemen adalah suatu alat ukur yang dapat menuntun dan mengevaluasi strategi untuk
mencapai vlsi dan misi perusahaan. Selain itu tolak ukur finansial juga tidak dapat mengukur
asset-asset perusahaan yang intangible yang diperlukan untuk pencapaian visi dan misi
perusahaan.
Konsep Balanced Scorecard menggabungkan penggunaan tolak ukur finansial dan non
finansial, baik sebagai outcome measures, maupun sebagai performance drivers dari inisiatif
strategik yang digunakan perusahaan. Konsep Balanced Scorecard juga menggambarkan
hubungan sebab akibat dari keempat perspektif, yaitu flnansial, pelanggan, proses bisnis
internal serta pertumbuhan dan pembelajaran.
Kembalinya pola konsumsi masyarakat Indonesia dan semakin meningkatnya volume
ekspor merupakan salah satu peluang bagi PT.Yupi Indo Jelly Gum sebagal salah satu pemain
di industri confectionaty indonesia untuk mencapai tujuan utamanya yaitu peningkatan nilai
Return on Investment (ROI).
Studi dalam karya akhir ini membahas penerapan konsep Balanced Scorecard sebagai
sistem penilaian kinerja perusahaan di PT.Yupi Indo Jelly Gum dalam mencapai visi dan misi
perusahaan yaitu melayani pasar-pasar besar didunia. Dalam studi ini akan dibahas inisiatif
inisiatif strategik perusahaan dalam mencapai tujuan utamanya yang dipisahkan dalam empat
perspektif Balanced Scorecard. Studi ini juga menjelaskan hubungan antara inisiatif-inisiatif
strategik tersebut serta tolak-tolak ukur yang digunakan untuk mengukur keberhasilannya,
baik yang berupa outcome measures maupun yang berupa performance drivers.
Metodologi penelitian yang digunakan dalam karya akhir ini meliputi urutan proses
yang dimulai dari penelitian pendahuluan dan kemudian diikuti oleh identifikasi masalah,
perumusan tujuan, penelitian kepustakaan dan lapangan, serta tahap-tahap pembuatan
Balanced Scorecard yang meliputi penentuan tujuan tiap perspektif, pemilihan inisiatif
strategik, penentuan tolak ukur, penentuan target dan pembuatan peta strategi. Kemudian path
tahap terakhir diambil kesimpulan dan keseluruhan penelitian yang dilakukan.
Peningkatan nilai ROT merupakan tujuan akhir dari keseluruhan inisiatif strategik yang
terdapat dalam Balanced Scorecard PT.Yupi Indo Jelly Gum. Dalam perspektif finansialnya,
peningkatan nilai ROT dilakukan melalui pertumbuhan pendapatan perusahaan, penurunan
biaya operasi dan peningkatan produktivitas karyawan.
OIeh karena pelanggan merupakan sumber pendapatan bagi perusahaan, maka
perspektif pelanggan pada Balanced Scorecard menekankan pada retensi pelanggan dengan
meningkatkan tingkat kepuasan pelanggan serta melakukan proses akuisisi pelanggan baru
Hal ini dicapai dengan pengembangan produk, peningkatan kualitas, menjaniin ketersediaan
barang dipasar dan peningkatan brand awareness dan produk PT.Yupi Indo Jelly Gum.
Untuk mendukung inisiatif strategi dalam perspektif pelanggan, perspektif bisnis
internal pada Balanced Scorecard PT.Yupi Indo Jelly Gum memuat inisiatif strategik yang
mendukung peningkatan tingkat kepuasan pelanggan. Menjamin kualitas sebelum dan sesudah
proses produksi, peningkatan kemampuan riset dan pengembangan, peningkatan kinerja
distributor serta peningkatan efisiensi proses produksi yang mengarah ke penurunan per unit
Cost dari produk merupakan inisiatif strategik yang ada dalam perspektif proses bisnis internal.
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan dasar dan merupakan
infrastruktur untuk mencapai tujuan pada ketiga perspektif lainnya dalam Balanced Scorecard.
PT.Yupi Indo Jelly Gum rnenempatkan karyawan sebagai dasar utama. Peningkatan
kemampUan karyawan serta peningkatan tingkat kepuasan karyawan merupakan inisiatif
strategik yang ada dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dan diharapkan dapat
menjadi infrastruktur dalam mencapai tujuan pada ketiga perspektif lainnya yang terdapat
pada Balanced Scorecard PT.Yupi Indo Jelly Gum.
Kesemua inìsiatif strategik itu diukur dengan beberapa tolak ukur, tidak hanya
menggunakan tolak ukur finansial namun juga non finansial, Sebagian tolak-tolak ukur yang
digunakan berfungsi tidak hanya sebagai outcome measures saja, tetapi juga sebagai
performance drivers.
Untuk lebih jelas menvisualisasikan hubungan antar inisiatif-inisiatif strategik yang
terdapat pada keempat perspektif Balanced Scorecard PT.Yupi Indo Jelly Gum, maka dibuat
sebuah peta strategi. Peta strategi tersebut memberikan gambaran yang jelas kepada seluruh
karyawan di perusahaan bagaimana keseluruhan inisiatif-insiatif strategik yang digunakan
mengarah kepada tujuan utama perusahaan yaitu peningkatan nilai ROI. Peta strategi juga
memberilcan gambaran bagaman intangible assets yang dimiliki perusahaan seperti
kemampuan karyawan serta tingkat kepuasan karyawan akan menghasilkan sesuatu yang
tangible yaitu peningkatan nilai ROI.
Namun salah satu hal yang perlu diperhatikan dan penggunaan konsep Balanced
Scorecard oleh PT.Yupi Indo Jelly Gum adalah meskipun keseluruhan inisiatif strategik dalam
keempat perspektifnya akan mendorong peningkatan ROI, namun masih ada faktor-faktor
ekstemal perusahaan yang akan peningkatan ROI seperti krisis ekonomi yang
pernah terjadi.
"
2002
T1569
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniawan
"Perkembangan ekonomi Indonesia yang pesat dan kompetisi yang semakin meningkat dimulai pada akhir tahun enam puluhan yang menuntut perusahaan perusahaan yang ada untuk mengalokasikan sumber daya secara efisien dan efektif. Untuk meningkatkan kemampuan perusahaan untuk beradaptasi terhadap lingkungannya diperlukan suatu tujuan yang dinyatakan dalam bentuk strategi dan pemilihan program dan untuk memastikan tujuan ini dapat tercapai diperlukan suatu sistem pengendalian manajemen yang efektif dan optimal. Tesis ini saya tulis untuk menggambarkan bagaimana fungsi fungsi controllership seperti fungsi perencanaan, pengendalian, akuntansi dan fungsi fungsi lainnya dapat diterapkan pada jenis perusahaan yang cukup dinamis yaitu perhotelan beserta kendala kendala yang ada pada penerapannya. Hasil penulisan ini saya harapkan dapat berguna bagi perusahaan yang saya teliti sebagai bahan perbaikan dan peningkatan atas pelaksanaan sistem pengendalian manajemen yang telah dilakukan, juga dapat berguna bagi pihak pihak lain yang
memerlukannya.
Kerangka isi tesis ini dibagi dalam lima bab yang terdiri dari beberapa sub bab yang berguna untuk menerangkan Iebih lanjut atas topik topik yang dibahas, untuk jelasnya sebagai berikut:
Bab 1 Latar Belakang dan Pendahuluan dan penelitian yang diadakan.
Bab 2 Landasan Teoritis dan Controllership
Bab 3 Metodologi Penelitian yang digunakan
Bab 4 Pembahasan tentang penerapan fungsi fungsi controllership
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Harapan saya, meskipun kecil artinya, buku Ini dapat memberikan sumbangan yang berguna bagi semua pihak yang memerlukannya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T3826
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Fajar Kirani
"ABSTRAK
Perkembangan yang terjadi pada masyarakat menuntut kaum wanita
untuk ikut berpatisipasi tampil dalam berbagai kesempatan yang memerlukan
kepercayaan diri yang kuat yang didukung oleh penggunaan kosmetika yang
tepat bagi pemakainya. Salah satu pilihan yang aman digunakan adalah produk
kosmetika tradisional. Namun pada saat ini persaingan antara produsen
penghasil kosmetika tradisional tersebut juga makin marak dan ketat. Untuk itu
dibutuhkan strategi yang tepat agar produk mereka dipilih untuk dibeli dan
digunakan oleh masyarakat. PT . Mustika Ratu yang menjadi market leader
dalam upayanya mempertahankan posisi tersebut memilih menggunakan strategi
differensiasi dengan inovasi produk dalam memasarkan produknya. Pemilihan
strategi bersaing tersebut didasarkan pada kemampuan yang telah dimiliki
sebelumnya yang mampu menghasilkan produk kosmetika tradisional dengan segmen
pasar yang baru, dari hasil penelitian yang telah dilakukan, PT Mustika Ratu
telah memilih dan menjalankan strategi bersaing dengan bentuk inovasi dalam
menghasikan produk baru yang kemudian dipasarkan di masyarakat. Keberhasilan
dalam penerapan strategi bersaing dengan inovasi produk ini dapat dilihat dari
kenaikan pada volume hasil penjualan yang terjadi pada perusahaan yang secara
otomatis akan menambah jumlah keuntungan bagi perusahaan dan membantu
mengukuhkan posisi PT.Mustika Ratu sebagai pemimpin pasar. Adapun produk
inovasi yang dihasilkan berbeda dan menyentuh segmen pasar yang belum
dipikirkan atau belum pernah dihasilkan sebelumnya oleh produsen lain
penghasil produk sejenis di pasaran. Dilihat dari analisa yang dilakukan dapat
terlihat perusahaan menjalankan strategi bersaing diferensiasi dengan titik fokus
produk inovasi yang didukung oleh tenaga kerja (terutama bagian R&D) dan bahan
baku terbaik yang dimiliki perusahaan. Namun dari analisa dapat dilihat juga bahwa
perusahaan baru menjalankan strategi inovasi saja dan belum menjalankan konsep
inovasi bisnis secara utuh sehingga dikhawatirkan strategi yang mereka jalankan
selama ini belum tentu dapat mempertahankan posisi mereka sabagai market leader
secara pasti karena terlihat adanya imitasi produk oleh pesaing yang ternyata dapat
menurunkan volume penjualan produk mereka.
"
2001
T3833
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ririen Riani Kurnia
"ABSTRAK
Keadaan bisnis ritel di Indonesia semakin berubah dengan adanya krisis mata uang dan
kasus kerusuhan Mei 1998 di Jakarta. Peristiwa terakhir mengakibatkan sebanyak 12 supermarket
dan perkulakan terbakar, dan 33 buah dijarah dan dirusak massa. Sekitar 14.482 karyawan
kehilangan pekerjaan, dan total kerugian sekitar 661,52 milyar rupiah. Deparwrnen store juga
mengalami penurunan penjualan sebesar 30 % untuk tahun 1999, sedangkan nilai penjuIannva
naik sekitar 10 % akibat kenaikan harga barang.
Keadaan industri ritel ini menyebabkan hanya empat pemain asing masuk ke pasar ritel
Indonesia, yang makin terbuka sesuai instruksi IMF. Mereka adalah Carrefour, Continent,
Delhaize Le Lion dan Dairy Farm. Hal ini menjadi sinyal positif ritel selama krisis selain
keuntungan yang diperoleh Ramayana dan Hero sebagai pemain lokal.
Topik ritel tersebut diangkat sehubungan perubahan kondisi ekonomi dan sosial budaya
masyarakat Jakarta saat masa krisis ini. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menentukan
bagaimana strategi pemasaran Carrefour, Kuningan dan perilaku konsumen dan manajemen ritel.
Hasil studi menunjukkan bahwa pembelian konsumen masih bersifat selektif
pengeluaran responden konsumen di hipermarket masih di bawah pengeluaran di supermarket.
dan adanya beberapa keluhan mengenai pelayanan kualitas dan harga serta belum efektifnya
iklan Carrefour, Kuningan di media cetak sebagai salait satu stimulus proses pengambilan
keputusan konsumen.
Beberapa saran yang dapat diajukan baik untuk pihak perusahaan Carrefour (Contimas
khususnya) dan pemerintah adalah sebagai berikut:
. Saran untuk pihak perusahaan adalah perubahan strategi misal dengan aliansi
. Sedangkan saran untuk pemerintah adalah penyelesaian masalah birokrasi dan
pembuatan aturan yang lebih jelas.
Adanya kekurangan pada pelayanan, harga dan kualitas barang tertentu seperti yang dikeluhkan
konsumen dapat diperbaiki melalui pelatihan kepada karyawan, penjelasan dari pihak manajemen
dan penelitian pasar secara untuk memantau perilaku konsumen terutama persepsi sebagai faktor
kunci dalam menjaga kepuasan pelanggan.
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T3836
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Atmaja Soen Lijadi
"ABSTRAK
Di era globalisasi dan komputerisasi, kepuasan pelanggan tidak lagi menjadi
opsi bagi suatu perusahaan, melainkan merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki
setiap perusahaan yang ingin unggul dalam persaingan usaha. Perusahaan berusaha
dengan segala cara agar customer menjadi pembeli yang setia.
Call Center adalah layanan melalui telepon yang berfungsi sebagai Customer
Service dimana pelanggan menelpon untuk memperoleh layanan dan staf Call Center
untuk memenuhi kebutuhannya. Industri perbankan merupakan industri jasa yang
keberhasilannya sangat ditentukan kualitas jasa yang dibetikan kepada nasabahnya
baik melalul Walk-in Center maupun Call Center.
Penelitian kuantitatif diadakan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan
serta dimensi-dimensi layanan call center yang menjadi prioritas utama pelanggan
dalam rangka meningkatkan kualitas layanan Call Center.
Penelitian bersifat deskriptif dan dilakukan dengan menggunakan metode studi
Iapangan dengan menggunakan sampel dan pelanggan yang dalam tiga bulan terakhir
pernah menelpon Call Center. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 orang per
bank.
Dari hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa dimensi layanan yang menjadi
prioritas utama pelanggan adalah ketanggapan, akses dan keandalan sedangkan yang
kurang dianggap penting oleh pelanggan adalah fasilitas ATB, mengerti pelanggan,
toll free number. Tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan Call Center belum
baik sehingga harus diperbaiki terutama pada dimensi layanan kemudahan dihubungi,
informasi produk, penyelesaian keluhan. Sesuai dengan tingkat kepuasannya, semakin
puas nasabah semakin loyal dan tinggi preferensinya serta promosi lisan yang
dilakukan juga semakin meningkat.
Dengan demikian perusahaan harus terus meningkatkan kinerja Call Center
agar kepuasan pelanggan dapat diperbaiki. Langkah yang dapat dilakukan terutama
pada dimensi yang menjadi prioritas pelanggan, seperti dengan mengalokasikan staf
lebih banyak pada saat beban kerja sangat tinggi dan memperbaiki sistim agar lebih
user friendly. memperbaiki proses penyelesaian keluhan, menyeragamkan kualitas
servis yang diberikan dengan Iebih banyak training product knowledge dan customer
service skill guna meningkatkan kemampuan dan staf Call Center, proses peralihan
dan pelayanan oleh staf menjadi pelayanan oleh mesin untuk layanan yang sifatnya
reguler, harus disosialisasikan dengan baik.
Diharapkan di masa depan call center dapat digunakan sebagai perangkat
Customer Relationship Management yang dapat mengidentifikasi konsumen sehingga
diperoleh akumulasi pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendiferensiasi konsumen
berdasarkan profit dan kebutuhannya sehingga perusahaan dapat menawarkan solusi
servis yang lebih customized.
"
2002
T3938
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asniari Lindayani
"ABSTRAK
Pertumbuhan ekonomi yang pesat telah mengubah pola pikir masyarakat Indonesia. Banyaknya perubahan ? perubahan yang terjadi juga telah merubah nilai nilai kehidupan masyarakat yang pada gilirannya merubah pula pola-pola hidup dan tabungan investasi masyarakat. Di bidang ekonomi, khususnya di bidang investasi, instrumen investasi yang ada sudah sangat beragam dan menjanjikan keuntungan yang maksimal. Masyarakat dapat memilih berbagai alternatif instrumen investasi yang ada seperti tabungan, asuransi, déposito berjangka, obligasi, saham, reksadana dan berbagai sekuritas keuarigan Lainnya.
Perkembangan dana pensiun di Indonesia pun dari waktu ke waktu terus meningkat sejalan dengan pesatnya perkembangan ekonomi. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Rl No.78/KMK/017/1995, para pengelola dana pensiun telah diberi kesempatan dalarn memperluas diversifikasi investasinya termasuk juga dimungkinkan berinvestasi di pasar modal. Oleh karena itu reksa dana sebagai salah satu alternatif instrumen investasi jangka panjang diharapkan mampu menarik minat dana pensiun dalam mengalokasikan asetnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi apakah penempatan dana pada reksadana sebagai alternatif instrumen investasi jangka panjang yang telah dilakukan oleh Dana pensiun Krakatau Steel, sudah tepat sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap total investasi yang telah dilakukan.
Penelitian in melakukan perbandingan antara kinerja reksadana dengan pembandingnya yang disiisun berdasarkan market index strategy. Adapun metode perbandingan yang dilakukan adaiah secara langsung serta dengan menggunakan Safety First Model dengan pendekatan kriteria Roy. Peneliti melakukan perbandingan langsung antara kinerja reksadana pendapatan tetap yang dilakukan oieh dana pensiun yaitu pada reksadana yang dikeluarkan oleh Indovest Securities (Reksadana Indovest Dana Obligasi) dengan 100 % investasi pada deposito berjangka 6 bulan sebagai pembandingnya . Sedangkan untuk investasi pada reksadana pendapatan tetap dan PNM Securities, dilakukan perbandingan langsung dengan return pasar yang dihitung dan Indeks Haga Saham Gabungan (THSG) dan Deposito bank pemerintah 6 bulan secara proporsional yang sesuai dengan rata-rata komposisi portfolionya.
Dalam melakukan penilaian kinerja reksadana dan pembandingnya selanjutnya digunakan utility model yaitu safety first model dimana kriteria ini membatasi terjadinya resiko mernperoleh hasil yang buruk, Kriteria Roy memilih alternatif portfolio yang dapat meminimkan probabilitas bahwa return portfolio tersebut akan lebih kecil daripada return yang diharapkan. Datam penelitian ini return minimal yang diharapkan dianggap sebesar tingkat suku bunga investasi yang diharapkan oieh pengelola Dana Pensiun Krakatau Steel yaitu sebesar 12,5 % per tahun.
Dari perhitungan perbandingan Iangsung maupun rnenggunakan parameter dibandingkan dengan passive strategy atau market index strategy didapat bahwa kinerja reksadana tidak selalu memberikan return yang Iebih balk dibandingkan passive Strategy yang disusun berdasarkan market indeks.
Namun demikian, dan penelitian yang telah dilakukan, didapat kesimpulan bahwa reksadana memang dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif investasi jangka panjang bagi Dana Pensiun. Hal ini dapat dibuktikan dengan besarnya tingkat keuntungan (return) yang diperoleh Dana Pensiun tersebut dimana telah melebihi tingkat return yang diinginkan ( required rate of return ) perusahaan.
Selain itu, dalam melakukan penempatan dana pada reksadana sebagai alternatif investasi jangka panjang, Dana Pensiun perlu memperhatikan beberapa faktor yang secara umum mempengaruhi strategi investasi yang optimal, yang antara lain adalah tujuan melakukan investasi, jenis reksadana yang dipilih, faktor eksternal yang mempengaruhi serta pemilihan manajer investasi yang mengelola reksadana tersebut. Hal ini perlu diperhatikan agar tujuan dan dana pensiun yaitu membayar pensiun dengan tepat jumlah dan tepat waktu dapat tercapai dengan baìk."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T3941
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukitarini
"Instrumen derivatif yang terus berkembang pesat menyebabkan portofolio semakin kompleks Nilai portofolia tersebut sangat tergantung pada variabel pasar seperti suku bunga dan nilai tukar.
Instrumen derivatif selain digunakan untuk meng-offset (hedging) risiko dapat digunakan juga untuk berspekulasi mencari keuntungan. Pada kenyataannya banyak perusahaan merugi karena praktek tersebut. Hal ini mendorong timbulnya kebutuhan akan pengukuran kuantitatif risiko pasar dan suatu portfolio. Salah satu teknik pengukuran yang tersedia adalah Value at Risk (VaR).
VaR merangkum seluruh risiko pasar yang ada pada portofolio dalam I (satu) bilangan. VaR menyatakan jumlah uang yang mungkin hilang akibat perubahan harga di pasar pada tingkat kepercayaan tertentu dalam jangka waktu tertentu.
Dalam karya akhir ini, dikaji aspek-aspek praktis perhitungan VaR dengan Metode Simulasi Monte Carlo yang diterapkan pada portofolio FX Forward USD/IDR jangka waktu 1 bulan.
Prinsip dari Simulasi Monte Carlo adalah melakukan simulasi berulang ulang untuk menghasilkan berbagai kemungkinan harga portofolio yang membentuk distribusi simulasi. Dari distribusi simulasi tersebut, VaR dapat ditentukan.
Hasil perhitungan VaR diuji dengan backtesting untuk mengetahui validitasnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T4060
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>