Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Manggala, Bems
Abstrak :
Masalah dalam penelitian ini adalah efektivitas LKMK di Kelurahan Duren Sawit, yang dijabarkan dalam bentuk pertanyaan ; mengapa LKMK Kelurahan Duren Sawit tidak berfungsi efektif ?. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah : untuk mengungkapkan dan mengetahui latar belakang LKMK di Kelurahan Duren Sawit serta fungsinya sebagai lembaga yang dapat menampung aspirasi dan partisipasi masyarakat kurang efektif. Tujuan lainnya adalah untuk menentukan aspirasi dan partisipasi masyarakat di Kelurahan Duren Sawit saat ini sehingga dapat diketahui korelasinya dan bagaimana bentuk kelembagaan LKMK dan struktur organisasinya yang sesuai dengan tuntutan masyarakat di Kelurahan Duren Sawit. Untuk menganalisa data yang sudah terkumpul melalui observasi, interview, studi kepustakaan , informan digunakan dengan teknik deskriptif analitis. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak efektifnya LKMK di Kelurahan Duren Sawit ada beberapa hambatan yang ditemui antara lain : Kurangnya komunikasi dengan masyarakat, kekurangan dana, lemahnya sumber daya manusia, kerabat dekat, kuatnya kontrol pemerintah, kurang melibatkan RT/RW, kelembagaan masa lalu, tempat kerja di LKMK sambilan, dan yang terakhir adanya Dewan Kelurahan. Untuk menentukan aspirasi dan partisipasi masyarakat di Kelurahan Duren Sawit melalui lembaga LKMK, selain memperhatikan hambatan tersebut diatas, juga ada dua hal yang perlu diperbaharui (reaktualisasi) yaitu ; reaktualisasi peran LKMK dan reaktualisasi kedudukan LKMK. Ditinjau dari perspektif ketahanan wilayah maka ketangguhan dan keuletan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan yang tercermin dalam LKMK Kelurahan Duren Sawit kurang berperan.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T4262
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yon Girie Mulyono
Abstrak :
Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia pada umumnya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Konsep ini menunjukkan bahwa pembangunan harus selaras antara upaya memenuhi kesejahteraan lahiriah dan kesejahteraan batiniah. Dalam perspektif pembangunan nasional yang demikian diperlukan adanya pembangunan jangka panjang, jangka sedang dan jangka pendek yang dilaksanakan secara bertahap dimana tujuan dari setiap tahap pembangunan adalah meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia serta meletakkan dasar yang kuat untuk pembangunan tahap berikutnya. Negara kesatuan Republik Indonesia merupakan negara yang cukup besar baik dalam luas wilayah, sumberdaya alam maupun jumlah penduduk yang tersebar di 27 propinsi. Daerah khusus Ibukota Jakarta merupakan salah satu propinsi yang sekaligus menjadi ibukota negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai Ibukota Negara, Jakarta menjadi menarik karena merupakan pusat Pemerintahan, perdagangan, industri dan jasa serta pendidikan. Kondisi ini menjadikan kehidupan Jakarta sangat dinamis dengan peredaran uang yang cukup tinggi. Sebagai akibat Jakarta menjadi sasaran urbanisasi dari berbagai wilayah, baik dari pulau Jawa maupun luar Jawa. Pertumbuhan penduduk Jakarta menjadi sangat tinggi mencapai 1,99% per tahun sedangkan luas wilayah sekitar 590 km persegi (BPS, 1996). Tahun 1995 penduduk Jakarta telah mencapai jumlah 9.112.000 jiwa dengan kepadatan 15.455 jiwa per kilometer persegi (BPS, 1996 : 34-36). Suatu angka yang cukup tinggi dibanding di wilayah-wilayah lain di Indonesia. Menghadapi penduduk yang besar ini persoalannya menjadi tidak sederhana, terutama yang berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas, pengendalian pertumbuhan dan pemerataan penyebaran. Berbagai upaya dilakukan dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan baik melalui jalur pendidikan, kesehatan, keluarga berencana, transmigrasi, pembangunan, pertanian maupun lainnya. Pembangunan sektor pertanian, khususnya sub sektor perikanan di wilayah Kotamadya Jakarta Selatan, merupakan salah satu aspek dari pembangunan nasional dalam rangka peningkatan kualitas kesejahteraan manusia dan masyarakat tani ikan, nelayan pada khususnya Kotamadya Jakarta Selatan, merupakan satu dari lima wilayah Kotamadya di DKI Jakarta yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkannya usaha budidaya ikan konsumsi air tawar dan ikan hias. Secara teknis hal yang mendukung adalah ditetapkannya Jakarta Selatan sebagai daerah resapan air (RUTRK DKI Jakarta Tahun 1995-2005), kuantitas air larian 239.780 m3 per hari (Beni Benyamin Suharto, 1992: 20) yang memungkinkan digunakan 20%nya untuk kegiatan budidaya ikan serta kualitas air yang ada rata-rata di atas kondisi minimal toleransi kehidupan ikan yaitu Oksigen (02) 2,2 mgr/liter, Karbon Dioksida (CO2) 1,8 ppm?
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Salam
Abstrak :
ABSTRAK Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1993 menyatakan bahwa memasuki jangka panjang tahap ke II, titik berat pembangunan diletakkan pada bidang ekonomi, yang merupakan penggerak utama pembangunan,seiring dengan kualitas sumber daya manusia, dan didorong secara saling memperkuat, saling terkait dan terpadu dengan pembangunan bidang-bidang lainnya yang dilaksanakan seirama, selaras dan serasi dengan keberhasilan pembangunan bidang ekonomi dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan nasional. GBHN 1993 menempatkan manusia sebagai pusat segenap upaya pembangunan. Pembangunan nasional bermuara pada manusia sebagai insan yang harus dibangun kehidupannya dan sekaligus merupakan sumber daya pembangunan yang terus ditingkatkan kualitas dan kemampuannya untuk meningkatkan harkat dan martabatnya.
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Reti Intarti
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini diawali dari keinginan penulis untuk mengetahui secara lebih mendalam mengenai hubungan dua kawasan antara Asia dan Eropa dalam forum kerjasama Asia-Europe Meeting (ASEM).

Untuk mengarahkan penelitian, dirumuskan research problem: bagaimana peran dan prospek hubungan kerjasama antara Asia dan Eropa dalam pengembangan hubungan kerjasama bidang ekonomi antara Asia dan Eropa.

Penelitian ini menggunakan metode multi disipliner yaitu hubungan internasional, hukum internasional dan memfokuskan pada disiplin ekonomi internasional (Ekonomi Eropa) dengan menganalisis secara lebih mendalam pada pilar ekonomi dalam struktur forum kerjasama ASEM melalui 2 (dua) perspektif, Asia dan Eropa.

Hasil penelitian yang dilakukan berupa abstraksi yaitu: Kebijakan Uni Eropa untuk mengevaluasi kembali secara lebih mendalam terhadap Asia yang dituangkan dalam dokumen berjudul Towards a New Strategy Commission of the European Communities pada tahun 1994 kemudian dipertegas lagi dengan dikeluarkannya dokumen berjudul Europe and Asia: A Strategic Framework for Enhance Partnerships, kedua dokumen tersebut merupakan landasan utama bagi Uni Eropa dalam menjalin hubungan kerjasama dengan negara-negara di Asia.

Hubungan kerjasama antara Asia dan Eropa yang tergabung dalam forum Asia Europe Meeting (ASEM) dan bersifat informal Meeting dikukuhkan dalam Bangkok Declaration pada tanggal 2 Maret 1996 di Bangkok, Thailand yang dilandasi oleh sikap saling menghormati, terbuka dan sejajar dengan ditopang oleh tiga pilar utama yaitu Politik, Ekonomi dan Budaya-Intelektual.

Kerjasama di bidang ekonomi antara Asia dan Eropa dilandasi oleh pengakuan bersama bahwa pasar besar Asia membutuhkan barang-barang konsumen dalam jumlah yang sangat besar, peraturan mengenai modal keuangan dan infrastruktur. Sementara Eropa merupakan pasar utama dunia bagi barang-barang investasi dan jasa terutama sejak berdirinya European Single Market (EMU). Kondisi ini yang membuka peluang bagi Asia dan Eropa untuk saling bekerjasama dalam lalu lintas pasar barang, modal, infrastruktur, keahlian, alih teknologi, dsb.

Guna mempromosikan perdagangan dan investasi yang lebih intensif antar kedua kawasan maka disepakati adanya langkah-langkah bagi liberalisasi dan fasilitas perdagangan diantaranya berupa penyederhanaan dan perbaikan prosedur kepabeanan, pengurangan atau penghilangan berbagai hambatan tarif dan non-tarif, memajukan usaha kecil-menengah, dsb.

Maka kemitraan yang kuat dan sejajar antara Asia dan Eropa harus dimanfaatkan semaksimal mungkin guna memperbesar aliran perdagangan dan investasi secara dua arah dengan tetap berada di bawah peraturan World Trade Organization (WTO) yang berkomitmcn pada ekonomi pasar, sistem perdagangan multilateral yang terbuka, liberalisasi perdagangan yang non-diskriminasi serta regionalisme yang terbuka,

Kerjasama ASEM yang relatif masih muda tidak luput dari berbagai masalah, hambatan, peluang dan tantangan namun adanya keinginan bersama kedua kawasan untuk lebih memajukan perekono nian mereka, perlahan namun pasti peran dan prospek hubungan kerjasama dibidang ekonomi antara Asia dan Eropa akan meningkat dan diperhitungkan dalam dunia internasional.
ABSTRAK
This research is started with the writer's hope to acknowledge the relationship between the two regions between Asia and Europe in the cooperation forum of Asia-Europe Meeting (ASEM).

To direct a research, a research problem is formulated: how the role and prospect of cooperation relation between Asia and Europe in developing the cooperation between Asia and Europe.

This research used the multidisciplinary method, which is the international relations science, international law science, and focused on the international economy science discipline (European economy) by analyzing the pillar economy in depth in the ASEM cooperation forum structure within 2 (two) perspectives, Asia and Europe,

The result of the conducted research comes in form of an abstraction, that is: European Union Policy to re-evaluate Asia in depth that should be stipulated in the documents entitled Towards a New Strategy Commission of the European Communities in 1994. This shall restrengthen the view of European Union (EU) on Asia in 2001. Another document, entitled Europe and Asia: A Strategic Framework for Enhanced Partnerships was issued. The two documents came as the main base for European Union (EU) to establish cooperation relationship with Asian countries.

The cooperation relation between Asia and Europe joining in the forum of Asia-Europe Meeting (ASEM) and tends to be Informal Meeting was strengthened in the Bangkok Declaration on March 2. 1996 in Bangkok, Thailand based on the respect, open and equal principles supported by three main pillars, that are Politics, Economy and Culture-Intellectual.

The cooperation in the economic sector between Asia and Europe was based on the joint testimony that Asian major market requires consumer products in huge number, regulation on the finance and infrastructure capitals. Meanwhile, Europe is an international major market for investment and service products, particularly since the establishment of European Single Market (EMU). This condition opens opportunity for Asia and Europe to work together in the traffic of capital market, capital, infrastructure, expertise, technology transfer, etc.

In order to promote a more intensive trade and investment between the two regions, several measures for liberalization and trade facilities have been approved including simplifying and improvement of taxation procedures, the lessening or nullification of tariffs and non-tariffs problems, improving the small-middle enterprises, etc.

A strong and equal partnership between Asia and Europe must be maximized to improve the trade flow and investment in two ways by still being under the World Trade Organization (WTO) that is committed to the market economy, an open multilateral trade system, non-discriminative trade liberalization and an open regionalism.

An ASEM cooperation that is still relatively new suffers various problems, obstacles and opportunity. However, the joint hope between the two regions to improve the economy will increase the role and prospects in economic cooperation between Asia and Europe and make them accountable in the international world.
2007
T 17922
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tomasowa, Judith Marilyn
Abstrak :
Tesis ini secara khusus mengulas jaminan kualitas, sertifikasi dan penerapan spesifikasi teknis dalam perdagangan internasional, terutama di pasar Eropa. Kini jaminan kualitas dan sertifikasinya merupakan faktor kunci strategi pemasaran telah menjadi topik hangat di permbicaraan WTO. Hal ini disebabkan karena jaminan kualitas dan sertifikasinya dapat digunakan untuk menghambat perdagangan babas. Dimana kemudian hari, jika terjadi proteksi, maka proteksi tersebut akan mengancam daya saing pasar domestik negara yang bersangkutan di persaingan global. Uni Eropa dalam rangkaian pilar kesatu dan kedua, Community and CFSP, berusaha untuk mengamankan kepentingan domestiknya, dengan meciptakan Neighboring Countries Policies, serta Growth and Stability Pact guna memicu pertumbuhan ekonomi yang stabil di kawasan sekitar Eropa. Uni Eropa, sekarang telah menjadi salah satu keltuatan ekonomi terbesar setelah Amerika Serikat dan Jepang. Uni Eropa lebih banyak terfokus pada negara-negara Afrika, ketimbang negara-negara Asia dan Pasifik area. Berbeda dengan Amerika Serikat dan Jepang yang bergerak aktif di region tersebut. Oleh karena itu, Uni Eropa saat ini sedang berada pada ancarnan potensial menjadi "outsider" di wilayah Asia dan Pasifik. Saat ini, Uni Eropa telah memberikan fasilitas perdagangan tidak hanya ke negara-negara Afrika, namun juga ke negara-negara Asia dan Pasifik. Hal ini dilakukan untuk merangkul lebih dekat negara-negara Asia dan Pasifik, termasuk salah satunya Indonesia. Uni Eropa dan negara-negara ASEAN, dan asia lainnya mernbentuk sebuah forum ASEM yang bertujuan menjebatani perbedaan keduabelah pihak baik secara ekonomi, budaya, hukum, dsb, guna mencapai kesepakatan bersama dalam terapan bisnis, hukum dan kerja sama lainnya di bidang lain. Hal ini tidak terlepas dari rangkaian kesepakatan dan diskusi WTO dan PBB. Oleh sebab itu, tesis ini berfokus pada bagaimana menggunakan fasilitas perdagangan yang diberikan Uni Eropa secara maksimal untuk menembus pasar Eropa daengan menggunakan celah sertifikasi dan standard kualitas export ke Eropa dalam sektor komponen automotive. Demikian tidak hanya perusahaan yang berasal dari Indonesia saja, namun perusahaan yang berasal dari Amerika Selatan, Eropa Timur dan negara Asia lainnya pun berlomba-lomba menggunakan celah tersebut untuk menembuh pasar Eropa_ Tak cuman itu, tesis ini juga memberikan dual paradigma celah kualitas tersebut yang merupakan celah yang dapat berguna bagi produsen dan pemerintah Indonesia, namun juga dapat menjadi bumerang bom waktu yang jika kita menjadi lengah, kita akan tertinggal jauh dibandingkan pesaing-pesaing Indonesia yang saat ini sedang menggalakkan standardisasi, sertifikasi dan pemasaran dalam berbagai negosiasi perdagangan akses pasar secara internasional. Dan untuk memberikan pembelajaran lebih jelas, penulis mengangkat studi kasus dari PT Selamat Sampurna, tbk, yang merupakan perusahaan komponen automotive Indonesia yang telah aktif mengekspor ke pasar Eropa.Dan telah berhasil menembus pasar produk automotive Jerman, yang merupakan pasar automotive terbesar di Uni Eropa. Serta juga mengangkat daya export negara-negara pesaing Indonesia dalam mengekspor ke pasar Eroppa, khususnya dari Eropa Timur yang baru saja bergabung dengan Uni Eropa.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T 20795
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martinus Adinata Sardjono
Abstrak :
Sebagai negara yang memiliki sejarah menolak dirinya sebagai negara imigran, Jerman pada akhirnya harus mengakui adanya jarak antara warga asli dan warga dengan keturunan imigran. Kemunculan buku kontroversal karya Thilo Sarrazin hingga debat mengenai Leitkultur membuat posisi imigran di Jerman, khususnya imigran muslim terdesak. Krisis ekonomi yang melanda zona-euro juga turut menimbulkan sentimen terhadap para imigran, terlebih ketika banyak kepala negara di Eropa juga banyak yang menyerang ide mengenai multikulturalisme termasuk di Jerman, ketika Kanselir Angela Merkel menyatakan multikulti Jerman telah gagal. ...... As a country which has a history to deny themselves as an immigration country, Germany has to concede that there?s an enormous gap between Germans and the people with migration background. The publishing of a controversial book from Thilo Sarrazin to Leitkultur's debate puts the immigrants under pressure, especially to those Muslim's immigrants. The Economic crisis in euro-zone also increases the sentiment among the immigrants, especially when many European leaders condemn the idea of multiculturalism, including in Germany, when Chancellor Angela Merkel enunciated that Germany?s multikulti has failed.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Yulistyawati
Abstrak :
Tekstil dan produk tekstil merupakan salah satu komoditas penting yang memiliki persaingan ketat di pasar global. Indonesia telah menjadi salah satu negara yang kompetitif dan memiliki sektor terpadu dari hulu hingga hilir. Dalam perkembangannya, terbentuknya perjanjian perdagangan regional dapat mempengaruhi kinerja ekspor. Dalam penelitian ini, AFTA menjadi fokus utama karena Indonesia adalah anggota ASEAN yang terikat dalam perjanjian dagang regional (AFTA). Tesis ini menggunakan model gravity dengan pengolahan data panel. Dari hasil pengolahan diketahui bahwa model ini mampu menjelaskan variasi faktor determinan ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia ke beberapa negara mitra dagang sebesar 80%. Hasil dari penelitian juga menunjukan bahwa beberapa variabel independen seperti GDP dan populasi dari negara mitra, dummy AFTA dan krisis secara signifikan memberikan pengaruh untuk ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia. Variabel tersebut berpengaruh secara signifikan pada level kepercayaan 99% dan 90%. Sementara itu, jarak dan nilai tukar riil tidak berpengaruh terhadap kinerja ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia. ......Textile and textile products is one of important commodity that has thigh competition in global market. Indonesia has been one of the competitive countries that has integrated sector from upstream to downstream industry. In recent development, the creation of regional trade arrangement may influence export performance. In this research, the creation of AFTA becomes the main focus since Indonesia is a member of AFTA. This thesis uses gravity model with panel data estimation. The model chosen in this thesis is fixed effect model. From the estimation, it is found that the model is able to explain the variation of Indonesian textile and textile product exports to the several trade partner countries for 80 %. The estimation result of this research also found that some of independent variables such as GDP and population of partner country, AFTA and crisis dummy variable significantly give effect to Indonesian textile and textile products export. It affects significantly at the level of 99% and 90%. On the contrary, distance and real exchange rate has insignificant effect to Indonesian textile and textile products export.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28740
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hasbullah
Abstrak :
Tesis ini membahas pengaruh beberapa faktor yang berkaitan dengan CPO sebagai bahan baku minyak goreng sawit yang mempengaruhi harga minyak goreng sawit. Faktor-faktor tersebut diantaranya, pajak ekspor CPO, harga CPO di pasar internasional dan volume ekspor CPO serta faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi makro ekonomi seperti, tingkat suku bunga kredit, PDB dan Exchange rate atau nilai tukar. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa faktorfaktor tersebut di atas secara serempak mempunyai pengaruh terhadap fluktuasi harga minyak goreng sawit di dalam negeri dengan tingkat sensitifitas yang berbeda-beda. Penelitian ini adalah memakai persamaan simultan dan diestimasi dengan metode Two Stage Least Squares (2 SLS). ......The thesis discusses many factors of Crude Palm Oil as a raw materials of palm cooking oil that affect the price of domestic palm cooking oil. The factors such as CPO export tax, CPO international price, CPO export volume and factors of macro economic condition (interest rate, PDB and exchange rate). The research conclude the factors affect fluctuation on domestic palm cooking oil price in various sensitivity level. The research used simultant equation and estimation of the Two-Stage Least Squares method (2SLS).
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T28772
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Rosdiana Akmal
Abstrak :
......Indonesia is an agrarian country producing various agricultural products. One of the products having export opportunities is fresh fniits. However until today Indonesia is sill importing large amount of fruits. On the other hand the export value of Indonesia fruit is relatively smaller and limited to only a few type fniits. Eventually it arises questions whether or not Indonesia as an agrarian country could increase its export volume of fruits to other countries. Several mandatory standards were put in place by EU Commission to be adhered by fruit exporters such as packaging, marketing, labelling and food safety, marketing of genetically engineered fruits, Maximum Residue Levels and organic products standards. Consequently the EU?s provisions must be considered as a quality direction required by European importers. This research objective is to identify the trends, opportunities, obstacles and strategy that are relevant to the effort of entering EU?s fruit markets, Analyzing the regulations put in place by EU on the subject of exports and import is important to help developing countries, such as and especially Indonesia., to penetrate European market of iiuit. This research utilize primary and secondary data. The fruits being researched were mango, pineapple and banana. EU members selected as the subjects for this research were Netherland, Germany and France. The time frame for this research was from 2002 to 2006. The result of this research discovered that tropical fiuits like mango, pineapple and banana are in great demand in Europe. Those fruits are not suitable to be cultivated in Europe with its sub-tropic climate, especially in the colder Eastem Europe. Therefore EU is fully dependant on developing countries to supply tropical fruits. The commodity that has the most opportunity for Indonesia is pineapple. Though pineaple originated from Europe but Indonesia?s climate is very suitable form cultivating pineapple. In addition, the competition for export of pineapple is not as great as exports of banana. While in the case of mango, Indonesia still needed to improve quality of production because the commodity is sensitive to defects.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Duma Olivia Bernadette
Abstrak :
ABSTRAK
This research analyzes the competitiveness of Indonesia electronic products export and identify Indonesia electronic products which is potential to be exported in intra-ASEAN trade for intra-ASEAN trade using Constant Market Share (CMS) approach, Revealed Comparative Advantage (RCA) and Competitiveness Matrix. The research period is divided into 2 sub period, period I (2000-2004) and period 2 (2004-2008). From the CMS analysis result, this research find that total change of Indonesia?s export value for period 2000-2004 and 2004-2008 was contributed by structural effect, which encompasses of the growth effect, market effect, commodity effect and interaction effect. Meanwhile the competitive residual and second order effects have insignificant influenced. It is proved that mostly of the CMS result show negative sign and if positive the value is less than l %. In other words, the export value was increased due to the increase in the world demand not because of competitiveness on Indonesia?s electronic products. In the terms of performance export ratio (RCA), Product that Indonesia has the highest comparative advantage result is for HS 853120 (indicator panels incorporating electronic displays) in 2008. Moreover, other products that have comparative advantages are HS 847330, HS 847130, HS 847170, HS 853400, HS 854430 and HS 853120. However, although those products have comparative advantage, Indonesia has not the highest RCA value for those products. According to the competitiveness matrix, product of HS 853120 (indicator panels incorporating electronic displays) have the best performance in intra-ASEAN trade since in the product is classified as rising star in both observed periods. In summary from the CMS result, RCA result and competitive matrix, Indonesia have good competitiveness performance on products HS 853120 (Indicator panels incorporating electronic displays), HS 854430 (Ignition/other wiring sets for vehicles/aircraft/ship) and HS 852520 (Transmit-receive apparatus for radio, TV, etc.).
2010
T33257
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>