Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohammad Husni Djaelani
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1982
S16790
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resnofendri
Abstrak :
Policies for economic growth can be directed by focusing on each component of national income, namely domestic absorption and trade balance. Focus on first component through expenditure-changing policies or the latter through expenditureswitching policies is very dependent on conditions which underlying the possibility of applying those each policies. Fulfillment of Marshall-Lerner condition and overvalued domestic currency are among conditions which underlying expenditure-switching policies with exchangerate and trade policies as its main tools. On the other hand, expenditure-changing-policies are justified on the ground of sensitivity of domestic components to monetary and fiscal policies, especially interest rates. Analysis on fulfillment of those conditions for Indonesia shows that none of each policy can be applied exclusively (inferred from the fact that conditions underlying each policies only fulfilled with small margin). Therefore, for economic growth to be optimum, these two policies shoild be combined, complement each other in affecting both domestic absorption and trade-balance.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
S19264
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafira Arhansya
Abstrak :
Ekspor seringkali dinyatakan sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi (engine of growth) berdasarkan diantaranya bahwa dengan mengekspor, perdagangan akan meluas, teknologi akan berkembang, dan Skala ekonomis tercapai sehingga produktivitas negara meningkat. Preposisi ini juga didukung adanya pertumbuhan ekonomi yang pesat bagi negara-negara yang mengubah orientasi kebijakan perdagangannya dan substitusi impor menuju promosi ekspor. Studi empiris mengenai peranan ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi semakin berkembang seiring berjalannya waktu. Selama ini, studi tersebut membentuk analisanya pada bentuk persamaan tunggal dengan mengabaikan adanya kemungkinan masalah simultanitas dalam model. Perbaikan terhadap masalah simultanitas ini kemudian dilakukan oleh model yang dibentuk Khan dan Sagib dengan cara memasukkan unsur permintaan dan penawaran ekspor. Model tersebut merupakan model dasar di skripsi ini dalam menganalisa ekspor, khususnya ekspor non-migas terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan menggunakan metode regresi 2SLS pada kurun waktu pengamatan 1983.I-1997.II. Dan hasil penelitian tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa ekspor non-migas secara signifikan berkorelasi positif dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hubungan ini diperkuat oleh hasil pengujian dengan Granger Causality Test yang menunjukkan bahwa pertumbuhan ekspor non-migas mengakibatkan pertumbuhan ekonomi. Studi ini juga menunjukkan bahwa kebijakan dalam harga dan nilai tukar untuk mendorong kinerja ekspor non-migas Indonesia harus diperhatikan karena korelasinya dengan penawaran ekspor non-migas tidak sesuai dengan ekspetasi awal. Sebagai kesimpulan akhir, demi mendukung ekspor non-migas, fokus pemerintah harus ditekankan kepada implementasi kebijakan yang telah ditetapkan dan berusaha untuk terus mempererat hubungan dengan negara mitra dagang Indonesia mengingat besarnya pengaruh luar negeri terhadap permintaan ekspor non-migas Indonesia.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19424
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudistira Slamet
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S26343
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elvian Rizal
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
S18193
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Alexander M.
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi hubungan antara nilai tukar riil, pertumbuhan ekonomi, dan investasi langsung dengan ekspor non migas Indonesia ke Jepang dengan mengadaptasi model Goldberg-Klein (1997). Pendekatan yang dilakukan untuk mengestimasi model ini adalah pendekatan ekonometrika dengan metode Ordinary Least Squares (OLS). Sedangkan rancangan model yang digunakan pada penelitian ini adalah model regresi linear dengan lima peubah bebas. Studi kasusnya diterapkan pada negara Indonesia, dengan menggunakan data time series kuartalan dari periode 1998 hingga 2006. Variabel yang digunakan adalahpertumbuhan ekonomi Indonesia dan Jepang, FDI dari Jepang dan negara-negara lain, nilai tukar, dan ekspor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model ekspor yang dikembangkan oleh Goldberg dan Klein menghasilkan hasil yang berbeda jika diaplikasikan pada kasus Indonesia. Masih terdapat faktor-faktor di luar model tersebut yang mempengaruhi ekspor sehingga model Goldberg dan Klein tidak baik digunakan untuk memprediksi jumlah ekspor non migas Indonesia ke Jepang.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
5894
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kenthi W. Lantasi
Abstrak :
Dibandingkan dengan tahun 1990, sejak tahun 2000 defisit neraca perdagangan Amerika Serikat dengan Cina semakin besar yang mengindikasikan bahwa defisit ini tidak akan menurun ke depannya. Berbagai pihak mensinyalir bahwa peningkatan defisit neraca perdagangan ini terjadi karena nilai tukar RMB yang undervalued terhadap USD, berbagai pihak pun kemudian menuntut agar nilai tukar Renmimbi direvaluasi. Berlatar belakang pada kondisi ini fokus dari penelitian ini adalah menentukan dan menganalisis determinan ekspor manufaktur Cina ke Amerika Serikat untuk periode 2000-2005. Model penelitian yang digunakan adalah model gravitasi termodifikasi dengan menggunakan 1767 komoditas manufaktur dengan klasifikasi HS 2002. Variabel-variabel yang diikutsertakan dalam penelitian ini diharapkan dapat mengikuti asumsi dasar model gravitasi dan teori perdagangan Heckscher-Ohlin. Hasil penelitian menunjukkan adanya enam variabel yang signifikan mempengaruhi ekspor manufaktur Cina ke Amerika Serikat untuk periode 2000-2005, namun empat variabel di antaranya menunjukkan arah koefisien yang berbeda dengan hipotesis penelitian. Variabel itu adalah nilai tukar, biaya transpotasi, upah tenaga kerja di Cina dan jumlah keturunan Cina di Amerika Serikat.
Compared to the 1990s, US trade deficits with China are highly increased in 2000 and there are some suggestions that this situation is not slowing down. Many economists said that this is caused by the undervalued currency between RMB/USD and pointing out a revaluation to China`s Renmimbi would slow down US trade deficits. Using an augmented gravity model with 1767 manufactured commodities based on HS 2002 classification for period 2000 to 2005 as a sample of an observation, this research is mainly focused on finding and analyzing the determinants of China`s manufactured exports to US. In the course of study, it was expected that every variable follows the basic assumption of gravity model and eckscher-Ohlin theorem. Of the seven variables included in the model, six of them are significant. It is also interesting to note that exchange rate, transportation costs, labor wage in Cina and Chinese population in US show different results in explaining China`s anufactured exports to United States for period used in the research.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S6156
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah Hani`atu Tasnim
Abstrak :
Dalam peta perdagangan minyak dan lemak nabati di pasar internasional, Indonesia berperan penting sebagai produsen sekaligus eksportir terbesar kedua untuk komoditas CPO. Terlebih lagi, permintaan akan CPO di pasar dunia terus mengalami peningkatan. Dengan potensi ini, dirasa perlu bagi Indonesia untuk mampu meningkatkan volume perdagangan CPO tersebut. Terlebih lagi CPO memiliki fungsi yang cukup potensial, yaitu sebagai bahan bakar alteratif. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah faktor-faktor seperti nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, pungutan ekspor CPO, dan harga CPO di pasar dunia merupakan faktor penentu yang signifikan bagi ekspor CPO Indonesia. Di sisi lain, pengujian juga dilakukan untuk melihat seberapa jauh harga komoditas substitusi CPO seperti soybean oil, sunflowerseed oil, dan minyak bumi berpengaruh terhadap harga CPO itu sendiri. Dengan menggunakan data bulanan antara tahun 2001-2006 dan pengolahan dengan metode Two Stages Least Square diperoleh hasil bahwa ketiga faktor penentu ekspor CPO ternyata berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan volume ekspor CPO. Harga CPO sendiri terbukti dipengaruhi oleh harga soybean oil, dan sunflowerseed oil, sedangkan harga miyak bumi tidak mempengaruhi harga CPO di pasar Internasional.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
5900
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Rachmi Yuliarti
Abstrak :
Sebagaimana diketahui bahwa situasi ekonomi-politik internasional pada Pasca Perang Dingin diwarnai oleh perkembangan dinamis, di antaranya adalah arus gobalisasi dan munculnya blok-blok perdagangan regional. Untuk mengantisipasi dampak perubahan dan perkembangan ini, dibentuklah suatu kerjasama ekonomi antar negara di kawasan tertentu, seperti kawasan Asia Pasifik yang disebut APEC. Pembentukan APEC memiliki arti yang sangat strategic bagi Indonesia sebagai salah satu negara yang terletak di kawasan Asia Pasifik. Arti penting APEC bagi Indonesia tercermin dari pentingnya kawasan Asia Pasifik bagi perdagangan dan perekonomian nasional. Kawasan Asia Pasifik merupakan pasar ekspor potensial barang-barang produksi Indonesia dan sumber impor, penanaman modal (investasi), serta sumber pinjaman dan bantuan luar negeri. Dengan adanya peranan APEC yang penting bagi perdagangan dan perekonomian nasional, Indonesia memiliki peluang dan tantangan yang besar dalam perdagangan APEC di tengah situasi krisis moneter yang sedang melanda sebagian besar negara-negara di kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur. Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis melakukan suatu penelitian mengenai "Liberalisasi Perdagangan dalam APEC: Peluang dan Tantangan Indonesia di tengah Situasi Krisis Moneter (1997-1999)". Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisa peluang dan tantangan yang dihadapi oleh Indonesia dalam perdagangan bebas dalam APEC di tengah situasi krisis rnoneter yang sekarang ini sedang melanda sebagian besar negaranegara di Asia Tenggara dan Asia Timur. Dari analisa mengenai peluang dan tantangan Indonesia dalam liberalisasi perdagangan APEC tersebut, dapat diketahui sejauh mana peran APEC dan peran Indonesia dalam mengatasi krisis moneter. Untuk membahas pokok permasalahan dalam tesis ini, digunakan Metode Penelitian yang bersifat Deskriptif. Meskipun digunakan data-data berupa angka-angka, akan tetapi data angka-angka ini hanya berfungsi sebagai pelengkap karena adanya penerapan Metode Penulisan Kualitatif.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T10315
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmi Adriansyah
Abstrak :
Tesis ini berangkat dari latar belakang bahwa skema organisasi regional Asia Pacific Economic Cooperation- dengan berbagai multidiversitasnya-menyimpan sejumlah dilema. Dilema tersebut bermula dari adanya perbedaan pendekatan ekonomi politik yang diterapkan oleh dua kelompok negara anggotanya, yaitu "neo-liberalism" yang diterapkan oleh Negara Maju dan "Asian view" yang diterapkan oleh Negara Sedang Berkembang. Tujuan dari penelitian tesis ini adalah ingin mengkaji apakah dilema-dilema yang ada di dalam APEC dipengaruhi oleh kedua pendekatan ekonomi politik tersebut. Adapun yang menjadi asumsi penelitian adalah bahwa pendekatan-pendekatan "neo-liberalism" dan "Asian view" telah menyebabkan timbulnya dilema-dilema di dalam APEC. Metode penelitian yang digunakan adalah studi atau penelitian komparatif, dengan pendekatan ekonomi politik. Sedangkan yang menjadi teknik pengumpulan data adalah studi pustaka, studi dokumentasi dan wawancara. Hasil analisis yang didapat dari penelitian ini adalah memang terdapat sejumlah dilema/permasalahan di dalam APEC, yaitu {1} keanggotaan, (2) pencapaian tujuan-tujuan, (3) institusionalisasi, dan agenda (4). Setelah diadakan penelitian, terbukti bahwa dilema-dilema tersebut disebabkan oleh adanya dua pendekatan yang berbeda antara Negara Maju dan Negara Sedang Berkembang. Akhirnya secara sederhana dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang implikatif antara penerapan pendekatan ekonomi politik "neoliberalism" Negara Maju dan "Asian view" Negara Sedang Berkembang dengan munculnya dilema-dilema di dalam APEC.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>