Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Noer Sarifah Ainy
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membandingkan pengaruh perubahan struktur vegetasi riparian di Sungai Pesanggrahan, antara daerah pemukiman, daerah binaan, dan daerah kebun campuran rakyat, serta pemanfaatannya oleh masyarakat setempat. Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret 2011 sampai dengan September 2011 dengan mengunakan stratified random sampling untuk analisis vegetasi riparian, dan metode wawancara serta perhitungan Index of Cultural Significance (ICS) untuk mengetahui nilai pemanfaatan vegetasi riparian oleh masyarakat. Nilai INP tertinggi di daerah kebun campuran adalah Gigantochloa apus (91,3%), daerah perumahan adalah pinus Pinus merkusii (61,8%), dan Gigantochloa apus di daerah binaan sebesar 98,2%. Berdasarkan wawancara dengan masyarakat setempat, pemanfaatan vegetasi riparian yang terdokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk bahan makanan tambahan (27 spesies), bahan pangan lain (29 spesies), bahan materi utama (15 spesies), bahan obat (47spesies), dan tanaman hias / mitologi (12 spesies). Hasil perhitungan nilai ICS tertinggi adalah papaya (Carica papaya) dengan nilai 65, dan pemanfaatan vegetasi riparian tertinggi adalah untuk bahan obat-obatan.

ABSTRACT
The study was conducted in Lebak Bulus Village in Sounth Jakarta. The aim of this study is to know and to compare the effect of changing riparian vegetation structure in plantation area, settlement area and conservation area, also their utilization by the local community. This research has been held on March 2011 until September 2011 used stratified random sampling for riparian vegetation analysis, also used interview method and analyzing Index of Cultural Significance (ICS) to know local knowledge system. The higest Importance Value Index (INP) from plantation area is Gigantochloa apus (91.3%), residential area is Pinus merkusii (61.8%), and conservation area is Gigantochloa apus (98.2%). Based on interview with local society, utilization riparian plants diversity documented in this study are for secondary food (27 species), tersier food (29 species), the main material (15 species), medicine (47 species), ornamental plants and mythology (12 species). The result of the highest value ICS is Carica papaya with a value of 65 and the highest plants utilization is for medical purpose."
2016
T46292
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewinta Sari Sunarya
"Penelitian dilakukan pada bulan Februari – April 2019 di rumah kaca sentral hidroponik Agrowisata Cilangkap, Jakarta Timur. Tujuan pertama penelitian yaitu untuk menghasilkan pupuk bokashi dari pengolahan limbah baglog dengan aktivator EM4, MOL pepaya, MOL bonggol pisang, dan MOL kotoran sapi. Pupuk bokashi dibuat dengan 6 macam kombinasi (P0 – P5). Parameter bokashi yang diukur meliputi parameter kualitatif (warna, bau, dan tekstur) dan parameter kuantitatif (suhu, kadar air, pH, dan kandungan unsur hara C, N, P, K). Data parameter bokashi dianalisis secara deskriptif, kemudian dibandingkan dengan standar kualitas kompos menurut SNI 19-7030 tahun 2004.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk bokashi dapat dibuat dalam waktu 21 hari dengan hasil kandungan unsur hara yang telah sesuai dengan SNI 19-7030 tahun 2004. Pupuk bokashi yang dihasilkan mengandung unsur K yang lebih tinggi daripada unsur N dan P. Kombinasi terbaik ditunjukkan oleh P4 dengan karakteristik berwarna coklat kehitaman, berbau seperti tanah, bertekstur gembur, suhu 36 °C, kadar air 50 %, pH 7, kandungan unsur C 41,30 %, N 1,36 %, P 0,66 %, dan K 2,27 %.
Tujuan kedua penelitian yaitu untuk menganalisis pengaruh pemberian pupuk bokashi limbah baglog terhadap pertumbuhan tanaman selada. Parameter pertumbuhan selada yang diukur meliputi parameter kualitatif (warna daun dan uji organoleptik daun selada) dan parameter kuantitatif (tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar, berat basah tajuk, berat basah akar, berat kering tajuk dan berat kering akar). Data parameter selada dianalisis menggunakan uji ANOVA satu faktor dan dilanjutkan dengan uji Tukey untuk mengetahui perbedaan di antara perlakuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keenam perlakuan berpengaruh signifikan terhadap semua parameter pertumbuhan. Hasil pertumbuhan terbaik ditunjukkan oleh perlakuan P4 dengan warna daun Light Green dan Grass Green (Faber Castell), rasa daun yang enak, rata-rata tinggi tanaman 39,45 cm, jumlah daun 10 helai, panjang akar 17,15 cm, berat basah tajuk 21,47 g, berat basah akar 2,53 g, berat kering tajuk 1,71 g dan berat kering akar 0,25 g.

Research was conducted in February - April 2019 in the central hydroponic greenhouse of Agro Tourism Cilangkap, East Jakarta. The first purpose of the research was to produce bokashi fertilizer from baglog waste treatment with EM4 activator, MOL papaya, MOL banana hump, and MOL cow dung. Bokashi fertilizer is made with 6 types of combinations (P0 - P5). Bokashi parameter measured include qualitative parameters (color, smell, and texture) and quantitative parameters (temperature, moisture content, pH, and nutrient content C, N, P, K). Data from bokashi parameter measurements were analyzed descriptively, then compared with compost quality standards according to SNI 19-7030 in 2004.
The results showed that bokashi fertilizer could be made within 21 days with the results of nutrient content that was in accordance with SNI 19-7030 in 2004. The resulting bokashi fertilizer contained K element which is higher than N and P element. The best combination is shown by P4 with blackish brown characteristics, smells like soil, loose texture, temperature 36 ° C, moisture content 50 %, pH 7, C element content 41.30 %, N 1.36 %, P 0.66 %, and K 2.27 %.
The second purpose of the reasearch was to analyze the effect of baglog waste bokashi fertilizer on lettuce plant growth. Lettuce parameter measured include qualitative parameters (leaf color and organoleptic test of lettuce leaves) and quantitative parameters (plant height, leaf number, root length, shoot fresh weight, root fresh weight, shoot dry weight and root dry weight). Lettuce parameter data were analyzed using one-factor ANOVA test and continued with the Tukey test to find out the differences between treatments.
The results showed that the six treatments had a significant effect on all growth parameters. The best growth results are shown by treatment P4 with the color of the leaves of Light Green and Grass Green (Faber Castell), the taste of the leaves is good, the average plant height is 39.45 cm, the number of leaves is 10, root length is 17.15 cm, shoot fresh weight 21.47 g, root fresh weight 2.53 g, shoot dry weight 1.71 g and root dry weight 0.25 g.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T52964
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Puspita Sari
"Pembagian, pemanfaatan, dan pengelolaan satuan unit lanskap masyarakat suku Dayak Ngaju, khususnya di Kecamatan Mantangai merupakan strategi masyarakat lokal untuk mempertahankan kelangsungan hidup mereka. Lokasi penelitian berada di Desa Tumbang Muroi, Tumbang Mangktup, dan Katimpun, Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah pada Juli-Agustus 2018. Penelitian bertujuan untuk mendokumentasikan secara ilmiah pengetahuan lokal masyarakat dalam membagi unit-unit lanskap dan menganalisis pemanfaatan serta pengelolaan unit lanskap berbasis kearifan lokal masyarakat. Data kualitatif diperoleh melalui wawancara semi terstruktur, observasi langsung, dan studi literatur, sementara data kuantitatif diperoleh melalui Pebble Distribution Method yang dianalisis menggunakan Local Users Value Index (LUVI) dan struktur komunitas yang diperoleh melalui analisis vegetasi. Hasil menunjukkan bahwa masyarakat suku Dayak Ngaju membagi sembilan unit lanskap yaitu batang danum (sungai), lewu (permukiman), parakayu lindung (hutan lindung), parakayu desa (hutan desa), parakayu adat (hutan adat), teluk pipit dan keramat baga (tempat keramat), kabun gita (bekas kebun karet), tana (ladang pertanian), dan bahu rambung (bekas ladang). Pengetahuan lokal masyarakat membentuk heterogenitas terhadap komposisi unit lanskap sebagai proses adaptasi masyarakat. Struktur komunitas tumbuhan yang terbentuk adalah hasil dari intensitas pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat lokal dan kondisi lahan yang ada di masing-masing unit lanskap. Nilai pemanfaatan satuan unit lanskap oleh laki-laki dan perempuan pada masing-masing desa sangat beragam. Pemanfaatan unit lanskap tertinggi bagi laki-laki terdapat pada hutan lindung, sungai, dan permukiman, sedangkan bagi perempuan tertinggi yaitu sungai dan bekas kebun karet. Hasil LUVI menunjukkan setiap kategori guna dapat ditemui sesuai dengan lokasi pemanfaatannya. Pengetahuan lokal yang dimiliki masyarakat merupakan kepercayaan dan keyakinan masyarakat itu sendiri sehingga mampu memengaruhi presepsi masyarakat terhadap pemanfaatan dan penggunaan setiap satuan unit lanskap. Kearifan lokal masyarakat dalam mengelola lingkungan secara lestari dapat terlihat dari aturan dalam pengklasifikasian unit lanskap yang terbagi menjadi sembilan. Bentuk praktik konservasi tradisional terhadap pelestarian lingkungan meliputi sistem penebangan pohon dan pemeliharaan tempat keramat (teluk pipit dan keramat baga). Strategi pengelolaan berbasis tata nilai masyarakat suku Dayak Ngaju telah terwariskan secara turun temurun dan diharapkan mampu menjaga sumber daya alam secara berkelanjutan di masa mendatang.

The division, utilization and management of landscape units of the Dayak Ngaju tribe, especially in Mantangai Subdistrict, is a strategy of local communities to maintain their survival. The research sites were in the villages of Tumbang Muroi, Tumbang Mangktup, and Katimpun, Mantangai Subdistrict, Kapuas District, Central Kalimantan in July-August 2018. The study aimed to record scientifically the local knowledge of the community in dividing landscape units and analyzing the utilize and management of landscape units based on the local wisdom of the community. Qualitative data were obtained through semi-structured interviews, direct observation, and literature studies, while quantitative data were obtained through Pebble Distribution Method and analyzed using Local Users Value Index analysis (LUVI). The results show that local community divided into nine units of landscapes as a place to fulfill the daily needs of the Dayak Ngaju communities. The unit landscapes are batang danum (rivers), lewu (villages), parakayu (protected forest), parakayu (customary forest), parakayu (village forest), teluk pipit and keramat baga (sacred place), kabun gita (ex-rubber plantation), tana (fields of vegetables and rice plants), and bahu rambung (ex-fields or field that has not been used for a certain period of time). Local knowledge of the community forms heterogeneity in the composition of landscape units as a process of community adaptation. The plant community structure formed is the result of the intensity of the use of plants by local people and the condition of the land in each landscape unit. The value of the utilization of landscape units based on sex in each village is heterogeneous. The highest utilization of landscape units for men is in protected forests, rivers, and settlements, while for the highest utilization of women are rivers and rubber plantations. Based on analyzes results of LUVI shows that each category of use can be found according to the location of its utilization. Local knowledge owned by the community is the belief and it can influence the perception of the community towards the utilize of each unit of landscape based on the utilize category. The local wisdom of the community in managing the environment sustainably can be seen from the rules in classifying landscape units which are divided into nine. Traditional forms of conservation practices for environmental conservation include tree felling systems and the maintenance of sacred places (Teluk pipit and Keramat baga). The value-based management strategy of the Dayak Ngaju tribe community has been inherited from generation to generation and is expected to be able to sustain natural resources in a sustainable manner in the future."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T54310
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Isnaini
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang penilaian Kualitas Air Situ Salam di
Kampus Universitas Indonesia, Depok. Penelitian ini bertujuan untuk mengeta
kualitas perairan di situ salam berdasarkan pada Nation Sanitation Foundation Water Quality Index (NSF-WQI). Penelitian ini menggunakan metode deskrip yaitu tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan obyek yang diteliti dengan data suatu variabel, gejala atau keadaan. Hasil yang diperoleh adalah kualitas air situ Salam berdasarkan Wate Quality Index (WQI) menunjukkan hasil normal (medium). Hasil normal mengindikasikan bahwa air situ Salam masih dalam kisaran tidak membahayak tingkat pencemarannya, sehingga air situ Salam masih dapat dipergunakan unt berbagai aktivitas. Hal ini berarti bahwa parameter standar penilaian kualitas masih di bawah standar baku mutu air.

Abstract
Research on water quality assessment of water quality in Situ Salam
Universitas Indonesia, Depok. This study aims to determine the quality of wat in situ Salam based on the Nation Sanitation Foundation Water Quality Index (NSF-WQI). This research uses descriptive method that is not intended to test specific hypothesis, but only describes the object under study with the data of
a variable, symptom or condition. The results obtained are based on water quality of situ Salam in Water Quality Index (WQI) were normal (medium). Normal was indicate that the water is still within the range, where situ Salam i not dangerous levels of pollution, thus there can still be used for various activities. This means that the parameters of water quality assessment standard are still below the quality standard"
2011
T31012
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Apri Utami Parta Santi
"Research of freshwater Mollusca in Wonogiri was conducted in November 2010 in six rivers which estuary in Gajah Mungkur Dam. The Mollusca specimens was collected from Keduang river, Tirtomoyo river, Temon river, Solo Hulu river, Ngunggahan river and Wuryantoro river. A kuadrat transect method was used from area which have 1 kilometer in distance from estuary. The kuadrat transect was systematically located every 1 kilometer in 3 sampling sites. The specimens categorized in 13 spesies and there are one spesies have dominated in each river. The distribution of Mollusca in Solo Hulu and Ngunggahan river were random, whereas in Keduang, Tirtomoyo, Temon and Wuryantoro river were clumped. Mollusca commonly found in river which have mud substrate. The highest diversity index found in Ngunggahan river and the lowest was found in Wuryantoro river."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T29596
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Musthofa Zainudin
"ABSTRAK
Hiu adalah predator tingkat atas di ekosistem laut, sehingga hiu mempunyai peranan penting sebagai hewan pengontrol populasi di ekosistem laut. Status sumberdaya hiu di dunia terancam punah akibat kelebihan tangkap (overfishing). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa status, peluang dan tantangan pengelolaan hiu di Indonesia berbasis ekosistem. Penelitian menggunakan metode kualitatif, pembahasan secara deskriptif dan didukung dengan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia adalah Negara terbesar penghasil hiu di dunia. Sebagian besar produk perikanan hiu di Indonesia di hasilkan dari hasil tangkapan sampingan (72 %), dan hanya 28 % perikanan dihasilkan sebagai target tangkapan Utama. Saat ini sumberdaya perikanan hiu di Indonesia mengalami penurunan, dengan penurunan CPUE hingga 26-50% dibanding dengan hasil tangkapan 10 tahun yang lalu. Dari hasil penilaian performa indikator EBFM, hasil performa per domain perikanan hiu Indonesia adalah sebagai berikut : domain sumber daya ikan adalah buruk; domain habitat dan ekosistem adalah sedang; domain aspek teknis dan alat tangkap ikan adalah buruk; domain sosial adalah sedang; domain ekonomi adalah sedang; dan domain kelembagaan adalah sedang. Hingga saat ini belum ada peraturan perundangan yang mengatur spesifik perikanan hiu di Indonesia. Namun, instrument kebijakan yang dimiliki Indonesia saat ini sudah cukup untuk membuat pengelolaan hiu. Pengelolaan hiu berbasis ekosistem dapat menjadi landasan terbaik saat ini di Indonesia.

ABSTRACT
As high-trophic level predators, sharks play important role in marine ecosystem, especially in controlling fish population. In recent years, the status of worldwide shark stock is overfished and nearly extinct. In that regard, this research aims to analyse status, opportunities and threats of ecosystem-based fisheries management for sharks in Indonesia. The method used is qualitative one; the data and finding are provided in descriptions supported by purposive sampling. The result shows that Indonesia is one of the biggest global shark producers. In Indonesia sharks are mostly captured as bycatch (72%), only 28% considered as target species. Nowadays, Indonesian shark stock decreases, it is indicated through downward CPUE from 26% to 50% if compared catch in the last 10 years. Through outcomes of EBFM performance indicator assessment, the performance of Indonesian shark fisheries classified per domain can be concluded as follows: fish stock domain is low, habitat and ecosystem domains are medium, technical aspects and fishing gears domain are low, social domain is medium, economical domain is medium and institutional domain is medium. Up to now, Indonesia doesn?t have laws in place which specifically regulate shark fisheries. Yet, the existing policy instruments are quite sufficient to manage shark fishing in Indonesia. In summary, ecosystem-based fisheries management is the best current method, tool and arrangement that can be directly incorporated into the policy instruments to develop proper management system for shark fisheries in Indonesia.
"
2011
T30219
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ruth Valentina
"Tumbuhan Isachne globose merupakan salah satu tumbuhan emergent yang hidup di Situ Lab. Alam , FMIPA UI. Isachne globose mampu berfungsi sebagai substrat bagi fitoepifiton, namun keberadaan fitoepifiton yang menempel pada tumbuhan I. globose mampu menghambat cahaya matahari yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tersebut. Telah dilakukan analisis pengaruh metabolit sekunder pada tumbuhan I. globose sebagai antifouling yang mampu menahan penempelan fitoepifiton. Penelitian dilakukan menggunakan batang I. globose perlakuan yang telah dihilangkan metabolit sekundernya dan batang kontrol yang keduanya direndam selama 7 hari di Situ Lab. Alam. Metabolit sekunder batang I. globose dianalisa dengan HPLC untuk mengetahui profil kromatografinya.
Data penelitian menunjukkan terdapat kelimpahan fitoepifiton pada batang kontrol sebesar 219 individu/sel 2 dari 22 genera, sedangkan pada batang perlakuan sebesar 444 individu/cm 2 dari 27 genera. Berdasarkan uji t, nilai indeks keanekaragaman dan kelimpahan pada batang I. globose kontrol dan perlakuan berbeda nyata. Profil kromatogram ekstrak batang I. globose pada panjang gelombang 285 nm menunjukkan adanya 4 metabolit sekunder paling dominan (RT 7,50; 8,89; 9,99 dan 15,10). Diduga metabolit sekunder dominan tersebut berperan antifouling terhadap penempelan fitoepifiton di Situ Lab. Alam.

I. globose is one of the emergent plants that live in the Situ Lab. Alam, FMIPA UI. Isachne globose is able to function as a substrate for phytoepiphyton, but the presence of phytoepiphyton that attaches to plants I globose is able to inhibit sunlight which supports the growth and development of these plants. An analysis of the effects of secondary metabolites on plants has been carried out I. globose as an antifouling that is able to with stand the attachment of phytoepiphyton. The study was conducted using stem I. globose treatment which had been removed by secondary metabolites and control, both of them were soaked for 7 days. Secondary metabolites in I. globose were analyzed by HPLC to determine the profile chromatographic.
The results data shows the abundance of phytophthiton in I. globose control was 219 individuals/cm 2 from 22 genera, while in the treatment stem was 444 individual/cm 2 from 27 genera. Based on the t test, the value of index diversity and abundance in stem I. globose control and treatment were significantly different. Profile chromatogram extract I. globose at 285 nm wavelength showed 4 of the most dominant secondary metabolites (Real Time 7,50; 8,89; 9,99 and 15,10). It is suspected that the dominant secondary metabolites play role as antifouling for attaching phytoepiphyton at Isachne globose stem in Situ Lab. Alam.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farhan
"Penelitian mengenai perilaku makan ikan karang terhadap beberapa konsentrasi ekstrak kasar Dolabella auricularia (Lightfoot, 1786) di perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari beberapa konsentrasi ekstrak kasar Dolabella auricularia terhadap perilaku ikan karang. Pengamatan perilaku makan ikan karang dilakukan di 7 lokasi yang berbeda pada Pulau Pramuka. Analisis pengaruh beberapa konsentrasi ekstrak kasar Dolabella auricularia terhadap perilaku makan ikan karang dilakukan dengan cara membuat beberapa set pengujian menggunakan pelet dengan campuran beberapa ekstrak kasar Dolabella auricularia dalam bentuk kubus jeli dengan ukuran  1 cm pada kedalaman 3 m.
Hasil menunjukkan berbagai konsentrasi ekstrak kasar Dolabella auricularia memiliki keeratan hubungan dengan perilaku makan ikan karang yang sedang dengan hasil Chi-Square Asymptotic sig. = 0,000 < 0,01 dan hasil C pada uji koefisiensi Cramer yaitu 0,563. Secara umum ikan karang hanya dapat menoleransi konsentrasi pakan uji dengan kandungan ekstrak dengan konsentrasi dibawah 100%. Perbedaan konsentrasi ekstrak kasar Dolabella auricularia pada pakan uji memengaruhi perilaku makan ikan karang di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Research about Reef fish feeding behavior of Dolabella auricularia (Lightfoot, 1786) crude extract in Pramuka Island, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta is to find out whether there is an effect of various kinds of concentration of the crude extract of Dolabella auricularia of the feeding behavior of reef fish. Reef fish feeding behavior observation was carried out in 7 different locations on Pramuka Island. Analysis of the treatment effect on the feeding behavior of reef fish was done by making a set using a pellet with a mixture of several crude extracts of Dolabella auricularia at a depth of 3 m under the sea.
The result shows that various kinds of crude extract Dolabella auricularia has a relationship with the feeding behavior of reef fish which is not quite strong with the results of Chi-Square Asymptotic sig. = 0,000 < 0,01 and the results of C in the Cramer coefficient test is 0.5634. Various kinds of crude extracts from Dolabella auricularia affect the feeding behavior of reef fish on Pramuka Island, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrea Rizka Febiyani
"Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui perilaku makan ikan karang terhadap beberapa konsentrasi ekstrak kasar Archaster typicus dilakukan pada tanggal 8-14 November 2018 di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Konsentrasi ekstrak kasar Archaster typicus dalam pakan uji yaitu 50%, 100%, dan 200% konsentrasi fisiologis. Pengamatan perilaku makan ikan karang dilakukan pada kedalaman 3 m pada tujuh lokasi berbeda. Pengamatan perilaku makan dihitung berdasarkan frekuensi kedantangan ikan karang yang memiliki perilaku makan pada kategori 1-7. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-Square, uji korelasi Cramer, dan uji ANOVA.
Berdasarkan hasil analisis uji Chi-Square menunjukkan perilaku makan ikan karang dipengaruhi oleh beberapa konsentrasi ekstrak dalam pakan uji (P>0,01), perilaku makan memiliki korelasi dengan beberapa konsentrasi ekstrak dalam pakan uji namun keeratan hubungannya rendah (C= 0,389). Berdasarkan hasil analisis uji ANOVA (P<0,01) konsentrasi ekstrak hanya berpengaruh pada perilaku makan kategori 2,3, dan 7. Secara umum ikan karang hanya dapat mentoleransi konsentrasi pakan dengan kandungan ekstrak < 100% konsentrasi fisiologis.

A study aimed to investigate feeding behavior of reef fishes on some concentrations of Archaster typicus crude extract was conducted on 8-14 November 2018 at Pramuka Island, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. The concentration of Archaster typicus crude extract in artificial food is 50%, 100% and 200% physiological concentration. Observation of feeding behavior of reef fishes conducted at 3 m depth in 7 different locations. Feeding behavior calculated based on number of fish that have feeding behavior in 1-7 categories. Data analysis was done by Chi-Square statistical test, Cramer correlation test, and ANOVA test.
The result analysis of Chi-Square test, showed there are an effect by several concentrations in food artificial to reef fishes feeding behavior (P>0,01), there are the correlation between reef fishes feeding behavior and several concentrations in food artificial but the correlation is weak (C=0,389). Based on ANOVA test, extract concentration only affected to several reef fishess feeding behavior at 2,3, and 7 categories. Generally, reef fishes only tolerance to food artificial that consist <100 % physiological concentration.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatin Nabilah
"Pertahanan hidup dilakukan oleh tiap organisme agar dapat terhindar dari kepunahan. Pada organisme laut, bentuk pertahanan diri ada tiga macam, dimana khususnya pada hewan dari filum Echinodermata yang menggunakan senyawa metabolit sekunder sebagai bentuk pertahanan dirinya. Tujuan dari penelitian berikut untuk mengetahui perilaku makan spesifik ikan karang terhadap pakan uji yang mengandung ekstrak Holothuria atra yang berbeda konsentrasinya telah dilakukan pada tanggal 8-14 November 2018 di Perairan Pulau Pramuka, Taman Nasional Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Proses yang dijalani yaitu ekstrasi menggunakan metanol dan menghasilkan persentase ekstrak kasar sebesar 0,56% dan memiliki konsentrasi fisiologis yang mengacu pada penelitian terdahulu yaitu 8 mg/mL. Proses pengujian dilakukan dengan memberikan pakan uji yang mengandung ekstrak kasar Holothuria atra yang telah dicampur oleh jeli dan pelet ikan sebanyak 4 set dengan komposisi set terdiri dari kontrol, pakan dengan ekstrak 0,5% dari konsentrasi fisiologis, pakan dengan ekstrak 1% dari konsentrasi fisiologis dan pakan dengan ekstrak 2% dari konsentrasi fisiologis. Uji perilaku makan ikan karang dilakukan di rataan terumbu karang pada tujuh titik berbeda di kedalaman 3-5 meter. Hasil uji statistik Chi-Kuadrat pada taraf signifikasi (α) 0,01 menyatakan bahwa ada perbedaan perilaku makan ikan karena perbedaan konsentrasi pakan yang digunakan dan untuk membuktikan keeratan hubungan, digunakan uji Cramer yang menunjukkan bahwa dengan nilai 0,316 dan uji ANOVA sebagai uji akhir yang pula menyatakan bahwa perilaku makan ikan karang berbeda pada masing-masing pakan yang berbeda konsentrasinya.

Life defense is carried out by each organism in order to avoid extinction. In marine organisms, there are three types of self-defense, especially in animals from phylum Echinodermata that use secondary metabolites as a form of defense.The research was purposed to know specific fish feeding behavior towards the fish food that contains different concentrations of crude extract of Holothuria atra. It was conducted on 8th until 14th November 2018 in Pramuka Island Waters, Kepulauan Seribu National Park, DKI Jakarta. The process begun with extractions of specimen using methanol to yield the 0,56% of crude extract that is equal to 8 mg/mL of physiological concentration. The fish feeding behavior assay was conducted by using artificial foods which is contained Holothuria atras crude extract mixed with jelly and fish pellets and it is made into 4 sets. Those sets composed with control, fish pellet mixed with 0,5% crude extract from physiological concentration, fish pellet mixed with 1% crude extract from physiological concentration and fish pellet mixed with 2% crude extract from physiological concentration. This field experiment conducted above the coral reefs on 7 different spots at 3-5 meter depth. Chi-square analysis (α=0,01) showed that there is difference feeding behaviour of reef fishes based on different of concentration in fish pellet. Another test used as in Cramer test to see the close relation and the result showed 0,316 and for ANOVA test showing that there is also different fish feeding behaviour as well."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   3 4 5 6 7 8 9 10 11 12   >>