Ditemukan 129 dokumen yang sesuai dengan query
Risa Laras Wati
"Jakarta Timur menjadi kota dengan jumlah SD terbanyak yang dibuka selama PTM, padahal kota tersebut memiliki penduduk yang paling banyak terinfeksi COVID-19. Guru di sekolah memiliki peran penting selama PTM berlangsung, yaitu menjadi role model dalam menerapkan prokes di sekolah untuk mencegah penyebaran COVID-19. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku prokes guru selama PTM di wilayah Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif desain cross-sectional dengan total sampel 239 di 20 SD. Pengumpulan data dilakukan melalui tautan google form yang disebarkan melalui grup WhatsApp.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor guru yang telah menerapkan perilaku protokol kesehatan dengan baik selama PTM adalah 11,2 dari skala 0-12. Berdasarkan hasil analisis didapatkan sikap dan dukungan tenaga kesehatan merupakan variabel yang berhubungan dengan penerapan perilaku prokes sedangkan dukungan sekolah merupakan konfonding pada hubungan tersebut. Sikap guru menjadi faktor yang paling dominan terhadap penerapan perilaku prokes, guru yang bersikap mendukung prokes menerapkan perilaku prokes 3 kali dibanding guru yang tidak mendukung seteah dikontrol oleh dukungan tenaga kesehatan dan dukungan sekolah (OR= 3,08, 95% CI: 1,73-5,47, p=0,001). Sekolah harus memberikan pembinaan dan pendampingan kepada guru untuk tetap menerapkan perilaku prokes selama pandemi belum berakhir, disamping memperkuat vaksinasi bagi warga sekolah.
East Jakarta is the city with the highest number of elementary schools opened during face-to-face learning, even though the city has the most people infected with COVID-19. Teachers in schools have an important role during face-to-face learning, which is being a role model in implementing health protocols in schools to prevent the spread of COVID-19. The purpose of this study was to find out the factors related to the behavior of teacher health programs during face-to-face learning in East Jakarta. This study used a quantitative method with cross-sectional design. Total sample of this study was 239 in 20 elementary schools. Data collection is carried out through a google form link which is distributed through the WhatsApp group. The results showed that the average score of teachers who had implemented health protocol behaviors well during face-to-face learning was 11.2 on a scale of 0-12. Based on the results of the analysis, it was found that the attitude and support of health workers were variables related to the implementation of health care behavior while school support was a confounding variable. Attitude is the most dominant factor during the implementation of health protocol behavior (p-value=0.001). Schools must provide guidance and assistance to teachers to continue implementing health protocol behaviors as long as the pandemic is not over, in addition to supporting vaccination programs for school residents."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Feniati Rahayu Aisyah
"Gangguan mental merupakan masalah kesehatan global. Hal tersebut juga didukung dengan adanya pandemi COVID-19. Perlunya pencegahan untuk menjaga kesehatan mental, diantaranya dengan meningkatkan literasi kesehatan mental. Penelitian ini bertujuan untu mengetahui gambaran literasi kesehatan mental pada mahasiswa program sarjana Universitas Islam 45 Bekasi tahun 2021 dan hubungannya dengan karakteristik individu. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner daring kepada 146 mahasiswa program sarjana yang dipilih melalui kuota per fakultas. Penelitian dilaksanakan pada April-Desember 2021 di Universitas Islam 45 Bekasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor literasi kesehatan mental adalah 69,85 dari skala 100. Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan uang saku dengan tingkat literasi kesehatan mental. Hasil ini menyarankan intervensi kesehatan mental melalui edukasi dengan mengadakan kuliah umum atau webinar, kegiatan olahraga bersama, dan bazar. Selain itu, pihak universitas dapat mengaktifkan kembali unit layanan psikologi, menyediakan call center dan layanan daring kesehatan mental, dan memberikan masukan kepada pembimbing akademik untuk memantau mahasiswa, baik dari segi akademis maupun fisik dan psikis mahasiswa.
Mental disorders are a global health problem. This is also supported by the COVID-19 pandemic. The need for prevention to maintain mental health, including by increasing mental health literacy. This study aims to determine the description of mental health literacy in undergraduate students at Universitas Islam 45 Bekasi 2021 and its relationship with individual characteristics. Data collection was carried out through filling out online questionnaires to 146 undergraduate students selected through a quota per faculty. The research was carried out in April-December 2021 at the 45 Islamic University, Bekasi. The results showed that the average mental health literacy score was 69.85 out of a scale of 100. There was a significant relationship between gender and pocket money with the level of mental health literacy. These results suggest mental health interventions through education by holding public lectures or webinars, joint sports activities, and bazaars. In addition, the university can reactivate the psychological service unit, provide a call center and mental health online services, and provide input to academic supervisors to monitor students, both academically and physically and psychologically."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Abdul Mahfuzh Zulfiqar Putra Hamid
"Penyandang disabilitas merupakan kelompok yang termajinalkan di masyarakat sehingga seringkali dieksklusikan dalam lingkungan. Hal ini menjadi permasalahan serius karena adanya pandangan negatif terhadap disabilitas. Tidak hanya penyandang disabilitas yang mendapatkan stigma dari masyarakat namun orang tua yang memiliki anak dengan disabilitas psikososial ikut terkena dampaknya. Stigmatisasi membuat keluarga tertekan secara fisik dan mental sehingga dibutuhkan strategi koping dalam menangani stres akibat adanya stigma. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui secara mendalam stigma dan strategi koping keluarga dengan anggota keluarga disabilitas psikososial. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2022 di yayasan SATUNAMA dengan 12 informan antara lain 6 keluarga disabilitas psikososial, 4 caregiver, 1 penanggungjawab program, 1 tokoh masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan stigma yang dialami oleh keluarga berupa merasa gagal menjadi keluarga yang baik, mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan seperti dicemooh dari kerabat dan masyarakat, serta dari stigma yang dirasakan keluarga telah mengantisipasi terkait masa depan anggota keluarga yang mengalami disabilitas psikososial skizofrenia. Strategi koping yang dilakukan keluarga dalam mengurangi stres akibat stigma meminta pendapat ahli, meminta bantuan keluarga, serta beribadah. Hasil penelitian ini merekomendasi salah satunya agar Dinas Sosial dapat mengembangkan program untuk mengurangi stigma dan memfasilitasi rehabilitas sosial terhadap penyandang disabilitas psikososial.
People with disabilities are a marginalized group in society, so they are often excluded from the environment. This is a serious problem because of the negative view of disability. Not only people with disabilities who get stigma from society but parents who have children with psychosocial disabilities are also affected. Stigmatization makes families physically and mentally depressed so coping strategies are needed in dealing with stress due to stigma. The purpose of this research is to find out in depth the stigma and coping strategies of the family with family members with psychosocial disabilities. This research is qualitative research with a case study approach which was carried out in May – July 2022 at the SATUNAMA foundation with 12 informants including 6 families with psychosocial disabilities, 4 caregivers, 1 person in charge of the program, and 1 community leader. The results showed that the stigma experienced by the family in the form of feeling failed to be a good family, getting unpleasant treatment such as being scorned by relatives and society, and the stigma felt by the family anticipated related to the future of family members who experienced psychosocial disability schizophrenia. Coping strategies are carried out by families in reducing stress due to the stigma of asking for expert opinions, asking for family help, and worshiping. The results of this research recommend that the Office of Social Affairs can develop programs to reduce stigma and facilitate social rehabilitation for persons with psychosocial disabilities."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Dessy
"Pasar Cibinong terletak di ibukota Kabupaten Bogor merupakan tempat berkerumunnya orang banyak yang berpotensi mempercepat penyebaran penularan COVID-19 secara lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang terkait dengan kepatuhan pedagang terhadap protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran COVID- 19 di Pasar Cibinong, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif desain cross sectional dengan sampel 110 pedagang pasar yang diambil secara acak. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner secara online dan dianalisis menggunakan uji chi square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 8,2% pedagang yang mematuhi protokol kesehatan. Pengetahuan, persepsi tentang kerentanan dan hambatan serta isyarat dalam bertindak merupakan faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pedagang, dan pengetahuan merupakan faktor yang paling dominan terkait dengan kepatuhan pedagang di Pasar Cibinong, Kecamatan Cibinong 2020. Pedagang yang memiliki pengetahuan baik berpeluang 63 kali untuk mematuhi protokol kesehatan dibandingkan dengan pedagang berpengetahuan kurang, setelah dikendalikan oleh persepsi kerentanan dan hambatan serta isyarat untuk bertindak. Untuk itu, pengetahuan pedagang perlu ditingkatkan melalui pesan singkat online maupun pesan singkat Location Based Advertising/SMS LBA.
Cibinong Market, located in the capital of Bogor Regency, is a large crowd of people have potential to accelerate the spread of local transmission of COVID-19, locally. This study objective is to determine the factors associated with merchant compliance regarding health protocols to prevent the spread of COVID-19 in Cibinong Market, Cibinong District, Bogor Regency. This study used a quantitative approach crosssectional design with 110 total sample, selected randomly. Data were collected throughs online self-administered questionnaires and analyzed using the chi square test and multiple logistic regression. The results showed that only 8.2% of traders adhere to health protocols. Knowledge, perceptions of vulnerability and barriers, as well as cues in action are factors related to merchant compliance, and knowledge is the most dominant factor related to merchant compliance in Cibinong Market, Cibinong District 2020. Traders who have sufficient knowledge have chances 63 times to comply with health protocols compared to insufficient less knowledge traders, after being controlled by perceptions of vulnerability and barriers and cues to action. For this reason, traders' knowledge needs to be improved through online short messages, SMS LBA (Location Based Advertising)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Wa Ode Sri Andriani
"Literasi gizi fungsional menjadi keterampilan dasar dan penting yang dibutuhkan seseorang dan promosi kesehatan di era penyakit akibat masalah gizi semakin meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan determinan sosial dan literasi gizi fungsional pada mahasiswa S1 reguler tahun pertama di Universitas Halu Oleo. Disain penelitian menggunakan disain cross sectional, penelitian ini mengambil data dari Studi Literasi Kesehatan 2019 di Universitas Halu Oleo, Provinsi Sulawesi Tenggara (n=359). Pengukuran literasi gizi dilakukan menggunakan instrumen The Newest Vital Sign (NVS) berisi 6 pertanyaan mengenai label gizi yang telah diadaptasi. Analisis menggunakan regresi linier berganda dengan literasi gizi fungsional sebagai variabel dependen dan determinan sosial seperti jenis kelamin, suku, status tempat tinggal, uang saku, akses layanan kesehatan, dan akses informasi kesehatan sebagai variabel independen. Hasil penelitian menunjukkan tingkat literasi gizi fungsional mahasiswa kurang memadai (M=2,47; SD=1,285). Hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan hubungan signifikan antara skor literasi gizi fungsional dengan determinan sosial jenis kelamin (β=0,30, p=0,019). Hasil ini mengindikasikan hubungan yang lemah antara determinan sosial dan literasi gizi fungsional pada mahasiswa. Dan diperlukan upaya pengembangan edukasi terkait label gizi guna membantu mahasiswa dalam meningkatkan literasi gizi fungsional.
Functional nutiriton literacy is a basic and important skill that a person needs and health promotion in an era of disease due to nutritional problems is increasing. This study aims to determine the associated between social determinants and functional nutrition literacy in first-year regular undergraduate students at Halu Oleo University. This research using cross-sectional, that takes data from Health Literacy Study 2019 at Halu Oleo University, Southeast Sulawesi Province (n=359). The measuremenet of nutritional literacy was carried out using The Newest Vital Sign (NVS), containing 6 questions regarding adapted nutrition labels. The analysis used multiple linier regressin, with functional nutrition literacy as the dependent variable and social determinants such as gender, ethnicity, residence status, pocket money, access to health services, and access to health information as independent variables. The results showed that the functional nutrition literacy level of the students was inadequate (M=2,47; SD=1,285). The results of multiple linear regression analysis showed a significant relationship between functional nutrition literacy scores and social determinantas, gender (β=0,30, p=0,019). These results indicate a weak relationship between social determinants and functional nutrition literacy. And efforts are needed to develop education related to nutrition labels to assist students to improve functional nutritional literacy."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
R. A. Vinca Meirani
"Laboratorium Parasitologi Klinik Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan laboratorium khusus rujukan nasional penyakit parasitik di Indonesia. Sebagai laboratorium yang telah terakreditasi A dan laboratorium rujukan nasional penyakit parasitik di Indonesia sebaiknya dapat menetapkan target KPI kepuasan pengguna jasa pengguna laboratorium setiap tahunnya lebih besar dari 82%. Permasalahan sebagaimana dijumpai hal mengenai KPI kepuasan pengguna jasa Laboratorium Parasitologi Klinik FKUI yang tidak mencapai minimal 88,31% sesuai Permenpan No. 14 Tahun 2017 Tentang Survey Kepuasan Masyarakat untuk mutu pelayanan mengenai kinerja unit pelayanan sangat baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi terkait mutu layanan kesehatan mengenai Laboratorium Parasitologi Klinik FKUI. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan desain studi kasus. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober dan November 2020 di Laboratorium Parasitologi Klinik FKUI dengan 7 orang informan dari Laboratorium Parasitologi Klinik FKUI yaitu kepala laboratorium, petugas laboratorium dan 6 orang informan pasien yang melakukan pemeriksaan di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari dimensi kehandalan segi sumber daya manusia sebenarnya sudah mencukupi akan tetapi karena Laboratorium Parasitologi Klinik FKUI selain menerima pasien yang datang saja namun juga melakukan penelitian dan pendidikan sehingga menyebabkan terjadinya double job pada karyawan dan mengakibatkan salah satu penyebab lamanya waktu tunggu pada pelayanan laboratorium. Dalam segi jaminan, petugas juga masih dianggap kurang ahli dalam melakukan tindakan dibandingkan di laboratorium lain. Serta dalam bukti fisik yang ada di laboratorium masih pelu diperbaiki atau diperhatikan agar pelanggan dapat merasa nyaman. Hasil penelitian ini menyarankan mengefektifkan pengawasan pelaksanaan SOP oleh koordinator laboratorium agar pegawai pada unit laboratorium melaksanakan pelayanan sesuai dengan SOP yang telah ada, perlu adanya indikator waktu tunggu untuk meningkatkan pelayanan laboratorium, adanya analisa beban kerja dan penyesuaian tenaga kerja sesuai dengan beban kerjanya.
The Clinical Parasitology Laboratory of the Department of Parasitology, Faculty of Medicine, University of Indonesia is a specialized national reference laboratory for parasitic diseases in Indonesia. As a laboratory that has been accredited A and a national reference laboratory for parasitic diseases in Indonesia, it should be able to set a KPI target for the satisfaction of users of laboratory service users each year greater than 82%. Problems are encountered regarding KPI satisfaction of users of the Clinical Parasitology Laboratory FKUI which does not reach a minimum of 88.31% according to Permenpan No. 14 of 2017 concerning the Community Satisfaction Survey for service quality regarding service unit performance is very good. This study aims to determine the conditions related to the quality of health services regarding the Clinical Parasitology Laboratory, FKUI. This type of research is a qualitative study using a case study design. The research was conducted in October and November 2020 at the Clinical Parasitology Laboratory of FKUI with 7 informants from the FKUI Clinical Parasitology Laboratory, namely the head of the laboratory, laboratory staff and 6 patient informants who carried out examinations in the laboratory. The results showed that from the dimension of reliability in terms of human resources, it was actually sufficient, but because the Clinical Parasitology Laboratory of FKUI, apart from accepting patients who came but also carried out research and education, it caused double jobs for employees and resulted in one of the causes of the long waiting time for services. laboratory. In terms of assurance, officers are still considered less skilled in performing actions compared to other laboratories. And the physical evidence in the laboratory still needs to be repaired or considered so that customers can feel comfortable. The results of this study suggest to streamline the supervision of SOP implementation by the laboratory coordinator so that employees in the laboratory unit carry out services in accordance with existing SOPs, need a waiting time indicator to improve laboratory services, workload analysis and adjust workforce according to their workload."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Gabe Gusmi Aprilla
"Pada tahun 2017 dan 2018, Puskesmas Kecamatan Cakung telah melakukan orientasi asuhan mandiri pemanfaatan TOGA dan akupresur kepada 77 orang kader dari 5 kelurahan yaitu Penggilingan, Pulo Gebang, Jatinegara, Ujung Menteng dan Cakung Barat. Dalam kurun waktu 3-6 bulan selesai orientasi, diharapkan kader membentuk kelompok asuhan mandiri. Namun baru terbentuk satu kelompok asuhan mandiri yaitu di Kelurahan Penggilingan, sehingga peneliti tertarik untuk menganalisa hubungan faktor demografi dan motivasi kader asuhan mandiri dengan partisipasinya. Penelitian ini menggunakan data primer dengan mengisi kuisioner dan observasi dokumen. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif non eksperimen dengan desain cross sectional. Hasil penelitian diperoleh sebagian besar kader asuhan mandiri berstatus ibu rumah tangga, menikah, berusia > 46 tahun, berpendidikan menengah, pendapatan < UMP DKI dan lama kerja < 5 tahun. Sebagian besar motivasi rendah 39 orang (60%) dan sisanya motivasi tinggi 26 orang (40%) dan partisipasi rendah 33 orang (50,8%) dan sisanya partisipasi tinggi 32 orang (49,2%). Faktor lama kerja kader asuhan mandiri > 5 tahun dapat meningkatkan 4 kali partisipasi, sedangkan penghargaan meningkatkan 0,1 kali. Kesimpulan: lama kerja > 5 tahun dan penghargaan meningkatkan partisipasi kader asuhan mandiri. Saran: perlu bantuan bibit tanaman obat tradisional, pelatihan berjenjang dan berkala, pembinaan berkala, studi banding, penilaian kelompok asuhan mandiri dan family gathering untuk meningkatkan motivasi kader asuhan mandiri.
In 2017 and 2018, the Cakung Community Health Center has given self care orientation using the herbal garden and acupressure for 77 cadres from 5 sub-district namely Penggilingan, Pulo Gebang, Jatinegara, Ujung Menteng and West Cakung. Within 3-6 months of orientation, community health worker are expected to form self care groups. However, only one self care group was formed, namely in the Penggilingan sub-district, so the researchers were interested in analyzing the relationship between demographic factors and motivation of self care community health worker and their participation. This study uses primary data by filling out questionnaires and observing documents. The research design used a non-experimental quantitative approach with a cross sectional design. The results showed that most of them were housewives, married, > 46 years old, middle school education, income < minimum wage DKI and length of work < 5 years. Most of the low motivation 39 people (60%) and the remaining high motivation 26 people (40%) and low participation 33 people (50.8%) and the remaining high participation 32 people (49.2%). The length of work factor > 5 years increased participation 4 times, while the reward motivation increased 0.1 times. Conclusions : length of work and rewards for increasing participation. Suggestions : need for seed herbal plant, training, supervision, study tours, competitions the self care group and family gatherings to increase motivation for self care community health worker."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Dian Rahayu Pamungkas
"Akreditasi institusi merupakan amanah dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan Pasal 31. Institusi penyelenggara pelatihan yang belum terakreditasi tetapi menyelenggarakan pelatihan kesehatan lebih banyak jumlahnya bila dibandingkan dengan institusi pelatihan yang sudah terakreditasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesiapan akreditasi institusi penyelenggara pelatihan bidang kesehatan dalam upaya penjaminan mutu institusi pelatihan tahun 2020. Metode yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif (mixed method). Sampel kuantitatif adalah institusi penyelenggara pelatihan kesehatan yang belum terakreditasi sebanyak 62 institusi. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dibuat menggunakan google form. Hasil menunjukkan bahwa institusi yang siap untuk diakreditasi sebanyak 34 institusi (54,8%). Unsur input yang berpengaruh terhadap kesiapan akreditasi institusi yaitu variabel SOP dan kebijakan. Pada unsur proses yang berpengaruh adalah variabel perencanaan serta pengorganisasian. Hasil analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa pengorganisasian berhubungan signifikan terhadap kesiapan institusi untuk diakreditasi setelah dikontrol oleh variabel anggaran, SOP dan kebijakan, fasilitas dan peralatan serta perencanaan. Dari hasil analisis kualitatif faktor pendorong institusi untuk diakreditasi diantaranya adalah legalitas sebagai penyelenggara pelatihan, peningkatan mutu, persaingan antar provider. Faktor penghambat akreditasi adalah masalah kekurangan SDM, anggaran dan tidak adanya dukungan pimpinan
Institutional accreditation is a mandate of the Law of the Republic of Indonesia Number 36 of 2014 concerning Health Workers Article 31. Institutions that provide training that have not been accredited but that provide health training are more numerous than those that have been accredited. This study aims to analyze the readiness of the accreditation of training institutions in the health sector in an effort to guarantee the quality of training institutions in 2020 by using quantitative and qualitative research methods (mixed method). The quantitative sample is 62 institutions that have not been accredited health training providers. Data collection using a questionnaire created using google form. There are 34 institutions that are ready to be accredited (54.8%). From the input elements that affect the readiness of institutional accreditation, namely the SOP and policy variables. In the process element that influences the planning and organizing variables. The results of further analysis show that organizing has a significant relationship with the readiness of an institution to be accredited after being controlled by budget variables, SOP and policies, facilities and equipment and planning. From the qualitative analysis, the driving factors for an institution to be accredited include legality as a training provider, quality improvement, and competition among providers. The inhibiting factors for accreditation are the problem of lack of human resources, budget and lack of leadership support."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Ikbal
"
ABSTRAKPenelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui perilaku tokoh agama dalam upaya pencegahan penyakit malaria, melalui pendekatan potong lintang (cross sectional) dengan menggunakan data primer di Kabupaten Bima Propinsi Nusa Tenggara Barat pada bulan Mei- Juni 2010.
Hasil penelitian didapatkan, tokog agama yang melaksanakan perilaku pencegahan malaria 49,3%, Faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan malaria adalah persepsi manfaat masyarakat (OR:4.222, 95% CI: 1.725 - 10.330) dalam berperilaku pencegahan malaria . Penting bagi pemerintah daerah untuk memfasilitasi peningkatan kerjasama antara Dinas Kesehatan dengan Kementerian Agama Kabupaten Bima dalam lingkup promosi kesehatan.
ABSTRACTThe study was conducted to understand the behavior of religious leaders in efforts to prevent malaria, through a cross sectional approach using primary data in Bima District, Nusa Tenggara Barat Province in May-June 2010.The results obtained 49,3%, religion leaders that carry malaria prevention behaviors. Factors associated with malaria prevention behavior is the perceived benefits of the community (OR:4.222, 95% CI: 1.725 to 10.330) in malaria prevention behavior. It is important for local governments to facilitate increased cooperation between the Department of Health with the Ministry of Religious Affairs within the scope of Bima District health promotion."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T28499
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Lucky Hayati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T39557
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library