Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nathania Katherine
"Dalam mengembangkan bisnis, pendiri startup diharuskan mencari pendanaan eksternal untuk memberikan dukungan bagi operasional startup. Salah satu pendanaan eksternal yang dapat diterima oleh pendiri startup adalah investasi dari venture capitalists. Namun, para pendiri startup Indonesia perlu mengetahui bahwa venture capitalists memiliki kriteria evaluasi investasi untuk startup guna menilai kapabilitas dan potensi startup dan banyak pendiri startup yang mungkin tidak menyadari kriteria ini dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pendiri startup Indonesia mengetahui kriteria tertentu yang menjadi prinsip pengambilan keputusan oleh venture capitalists. Kami juga mengevaluasi apakah pendiri startup Indonesia mengetahui tingkat kepentingan dari setiap kriteria penilaian yang dipegang oleh venture capitalists. Studi ekstensif mencakup lima kategori evaluasi berbeda yang digunakan sebagian besar perusahaan VC. Kategori tersebut adalah karakteristik kepribadian pendiri startup, karakteristik keterampilan dan pengalaman pendiri startup, karakteristik produk atau jasa, karakteristik pasar, dan karakteristik keuangan dengan kepentingan yang berbeda-beda. Kami mewawancarai 92 pendiri startup di Indonesia untuk penelitian ini. Para pendiri startup diminta untuk menjawab pentingnya masing-masing dari lima kriteria untuk memperoleh pendanaan modal ventura. Hasilnya kemudian dibandingkan dengan evaluasi berdasarkan beberapa studi literatur. Kami menemukan bahwa terdapat perbedaan antara kriteria yang dianggap paling penting oleh pendiri startup dibandingkan dengan studi sebelumnya pada setiap aspek

In developing business, startup founders are required to seek external funding to provide support for startup operations. One of the external funding that startup founders can receive is the investment from venture capitalists. However, the Indonesian startup founders need to know that venture capitalists have investment evaluation criteria for startups to assess the startup's capabilities and potential. However, many startup founders might not well-realized these criteria. This study aims to determine whether Indonesian startup founders are aware of specific criteria that are the principles of decision making by venture capitalists. This study also evaluates whether Indonesian startup founders know the level of importance of each of the assessment criteria held by venture capitalists. Extensive studies covered five different evaluation categories that most VC firms use. These categories are entrepreneurs' personalities characteristic, entrepreneurs' skills and experiences characteristics, products or services characteristics, market characteristics, and financial characteristics with different importance each. This study interviewed 92 startups founders in Indonesia for this study. Startup founders were asked to answer the importance of each of the five criteria for obtaining venture capital funding. The results were then compared with evaluations based on several literature studies. This study found that there was a difference between the criteria considered most important by startup founders compared to previous studies on every aspect."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldio Ramadhan Marzuki
"Tesis ini membahas tentang bagaimana inovasi yang dilakukan oleh perusahaan startup dapat memberikan pengaruh kepada Venture Capital berminat untuk memberikan dana kepada perusahaan startup tersebut. Perusahaan startup di Indonesia saat ini banyak yang berbasis teknologi.. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan melalui Interview. Sampel penelitian ini adalah 4 perusahaan startup yang didanai oleh Venture Capital yang terdiri dari Tech in Asia, Pedals.id, Taralite, dan perusahaan yang tidak dapat disebutkan namanya (perusahaan XYZ). Interview dilakukan di berbeda waktu dan tempat oleh masing-masing narasumber dari perusahaan tersebut. Hasil penelitian yang didapat adalah jika perusahaan startup mengimplementasikan inovasinya dengan melibatkan banyak pihak di perusahaan tersebut, maka semakin tinggi juga minat dari perusahaan Venture Capital dalam memberikan pendanaan dan pendampingan manajemen berupa pemantauan dan saran yang dapat membuat perusahaan startup tersebut dapat berkembang.
.....This thesis concerns analysis of the innovation process given by Indonesian Start-ups Invested by Venture Capital Firms or Angel Investor, whether or not the intention of Venture Capital invest, including the requirement from Venture Capitals to the start-ups in order to get the next stage of financing. As awareness of the importance of technology increased, many Indonesian start-ups was established, most of them are technology-based companies. These companies’ needs of funding are not something very easy to met. Therefore, approachment to Venture Capital or Angel Investor can be met as all the startups in order to develop and compete with others in long term. Innovation should be required in the process and could make a consideration for Venture Capital and Angel Investor to fund. This research uses qualitative method by conducting in-depth interviews. The unit of analysis are Indonesian start-ups funded by Venture Capıtals or Angel Investor. Object of analysis are 4 (four) Indonesian startups. Participants of the study are four representatives of four start-ups who occupy a strategic position to be able to understand the innovation process of each start-ups. We found that Indonesian start-ups financed by Venture Capıtals or angel investor implement their innovation by involving all of company’s stakeholder that can trigger willingness of Venture Capıtal or Angel Investor to give advice in all aspects."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Irsyadi Nur
"Tesis ini membahas mengenai strategi yang diterapkan oleh perusahaan startup untuk mendapatkan bantuan pendanaan dan berkembang bersama Perusahaan Modal Ventura (PMV). Pada tesis ini, peneliti menggunakan metode penelitian study case untuk menganalisa permasalahan mengenai cara perusahaan startup untuk mendapatkan bantuan investasi dari PMV. Dari hasil penelitian ditunjukkan perusahaan startup harus dapat menunjukkan performa operasional yang bagus, baik dari segi kinerja tim dan juga pertumbuhan konsumen yang stabil sebagai kriteria utama untuk dapat berkerjasama dengan PMV. Selain bantuan dalam bentuk pendanaan, PMV juga ikut berperan aktif memberikan bantuan dibidang Human Resource, Networking, dan bantuan dalam bidang manajemen lainnya untuk membantu perusahaan startup dapat berkembang secara cepat. Penelitian ini didukung oleh analisis terhadap data dokumen, observasi dan wawancara. 

This thesis discusses the strategy adopted by startup company to secure funding and
growing with Venture Capital Firms (VCF). In this thesis, the researcher using case study research methods to analyze the problem about how a startup companies can get funding from VCF. From the results of this study indicated a startup company that are able to demonstrate good operational performance, both in terms of team performance and steady consumer growth is the main criteria to be able to cooperate with VCF. In addition to assistance in the form of funding, VCF also participate actively to provide assistance in human resource, networking, and  other areas in company management to help startup companies to be able growing faster. This research was supported by the analysis of document data, comprehensive observation, and in-depth interview."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdillah Muhammad Alam
"PT. X adalah perusahaan yang bergerak di bidang elektronik dengan produk berupa pengeras suara untuk sarana publik. Upah Minimum Kota (UMK) khususnya untuk kota Depok terus mengalami peningkatan. Besarnya jumlah serapan tenaga kerja di sektor Industri memiliki dampak yang cukup besar terhadap perusahaan, sehingga Perusahaan mempertimbangkan untuk merelokasi Pabrik untuk mengurangi biaya produksi, PT. X berencana untuk memindahkan Pabrik ke daerah dengan tingkat UMK yang lebih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kelayakan rencana relokasi Pabrik PT. X dengan mempertimbangkan aspek-aspek kelayakan seperti nilai kini bersih (Net Present Value), tingkat pengembalian internal (Internal Rate Return) dan jangka waktu pengembalian (Payback Period). Hasil penelitian menunjukan bahwa proyek layak untuk dilaksanakan dengan nilai kini bersih lebih dari 0, tingkat pengembalian internal lebih dari biaya modal, dan jangka waktu pengembalian kurang dari jangka waktu pengembalian yang dipersyaratkan. Analisis sensitivitas menunjukan apabila initial outlay mengalami peningkatan sebesar 392,75%, tingkat pertumbuhan penjualan sebesar -13,61% dan tingkat kenaikan gaji 25% maka nilai kini bersih atas proyek relokasi sama dengan 0.

PT. X is a company focus in the electronics industry with public address system products. city minimum wage especially for the city of Depok continues to increase. The large number of labor absorption in the Industrial sector has a significant impact on the company, the company is considering relocating its plant to reduce production costs, PT. X plans relocate its plant to areas with lower levels of city minimum wage. This thesis purpose is to assess the feasibility plant relocation of PT. X by considering aspects of feasibility such as NPV, IRR and Payback Period. The results of this study indicate that the project is feasible to be implemented with NPV more than 0, IRR more than WACC, and Payback Period less than management’s project duration. The sensitivity analysis shows that if the initial outlay variable has increased to 392,75%, sales growth increased -13,61% and the salary rate increased 25% then the NPV on the relocation project is 0.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Setiono
"Penerbitan obligasi subordinasi merupakan alternatif bagi bank untuk memperkuat modal sehingga dapat meningkatkan penyaluran kreditnya kepada nasabah. Ketika bank menerbitkan subordinasi dengan bunga tetap, maka bank akan terpapar risiko suku bunga. Sebagai bentuk manajemen risiko, bank melakukan lindung nilai (hedging) dengan menggunakan instrumen derivatif Interest Rate Swap. Agar pendapatan dari aktivitas hedging dapat dibukukan sebagai penyeimbang dari perubahan fair value obligasi subordinasi, bank dapat melakukan hedge accounting. Untuk memenuhi kualifikasi pembukuan dengan hedge accounting, bank harus dapat memastikan bahwa tingkat efektivitas hedging tetap tinggi. Tingkat efektivitas hedging dapat diuji dengan menggunakan metode dollar offset dan regresi linear. Dari hasil pengujian terlihat metode regresi linear merupakan metode yang paling tepat untuk mengukur efektivitas hedging obligasi dengan menggunakan Interest Rate Swap.

The issuance of subordinated bonds is an alternative for banks to strengthen capital and increase their lending to customers. When bank issuing fixed rate subordinated bonds, banks will be exposed to interest rate risk. As a form of risk management, bank hedge those bonds with derivatives instrument, Interest Rate Swap. The earnings from hedging activies can be recorded as an offset from changes in fair value of subordinated bonds if bank perform hedge accounting. To qualify for hedge accounting, bank must be able to ensure that the level of hedging effectiveness remain high. The level of hedging effectiveness can be tested using the dollar offset method and linear regression. Test result shown that linear regression is the most appropriate method to measure the effectiveness of hedging the bonds with Interest Rate Swap."
Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisa April Lena
"Penelitian ini melakukan valuasi PT Bukalapak (BUKA) yang merupakan perusahaan e-commerce pertama yang tercatat di Bursa Efek Indonesia melalui Electronic Initial Public Offering (e-IPO). Penelitian ini berkontribusi terhadap literatur yang ada dengan menyajikan alternatif metode valuasi yang tepat untuk menganalisis nilai wajar BUKA. Metode valuasi saham yang umumnya digunakan adalah metode arus kas diskonto (Discounted Cash Flow, DCF). Namun metode ini sulit diterapkan pada perusahaan berbasis teknologi tinggi yang masih memiliki arus kas yang negatif. Studi literatur menawarkan penggunaan metode valuasi berbasis penilaian relatif (relative-valuation) dengan ukuran sales multiplier. Perusahaan yang menjadi pembanding adalah 9 (sembilan) perusahaan e-commerce yang sudah melakukan IPO. Perusahaan pembanding tersebut berasal dari negara Amerika Serikat, Argentina, Kanada, Nigeria, Singapura, dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Periode valuasi dilakukan pada saat IPO tanggal 6 Agustus 2021 dan setelah IPO sampai bulan Mei 2022. Literatur sebelumnya menyimpulkan bahwa metode relative valuation ini adalah metode yang paling cocok untuk menilai perusahaan e-commerce yang belum menghasilkan laba. Penelitian ini menyimpulkan bahwa harga BUKA pada saat IPO adalah terlalu tinggi (overprice) dibandingkan perusahaan-perusahaan pembandingnya. Kesimpulan ini didukung oleh dinamika jangka panjang harga BUKA yang terus turun pasca IPO dan dalam jangka panjang memperlihatkan nilai relatif yang konvergen dengan perusahaan-perusahaan pembandingnya.

This research conducted valuation of PT. Bukalapak (BUKA) which was the first e-commerce company listed on the Indonesia Stock Exchange through an Electronic Initial Public Offering (e-IPO). This research contributes to the existing literature by presenting alternatives to the appropriate valuation methods for analyzing the fair value of BUKA. The stock valuation method that is commonly used is the Discounted Cash Flow (DCF) method. However, this method is difficult to apply to high-tech-based companies because their cash flow are still negative. The literature study offers the use of a relative valuation method with a sales multiplier measure. The comparison companies are 9 (nine) e-commerce companies that have conducted IPOs. The comparison companies are from the United States, Argentina, Canada, Nigeria, Singapore and the People's Republic of China (PRC). The valuation period is carried out at the time of the IPO on August 6, 2021 and after the IPO until May 2022. The previous literature concluded that relative valuation method is the most suitable method for assessing e-commerce companies that have not yet made a profit. This study concluded that the price of BUKA at the time of the IPO was too high (overprice) compared to the comparison companies. This conclusion is supported by the long-term dynamics of PT. Bukalapak price which continues to fall after the IPO and in the long run shows a convergent relative value with its comparison companies."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Hiphanna
"Sejumlah studi menunjukkan peningkatan jumlah perusahaan yang masuk dalam kategori zombie firm dalam satu dekade terakhir terutama pada masa pandemi COVID-19. Perusahaan-perusahaan zombi memenuhi ciri-ciri perusahaan yang memenuhi kriteria kebangkrutan. Hal ini mengindikasikan bahwa para investor perlu memperhitungkan kondisi ini sebelum melakukan strategi investasinya. Begitu pula, para manajemen perusahaan perlu untuk waspada akan kemungkinan perusahaan yang dipimpinnya masuk dalam kategori zombi sebelum mengambil langkah-langkah jenis pendanaan untuk pengembangan bisnisnya. Saat ini ada beberapa model identifikasi kebangkrutan yang lazim digunakan seperti Altman Z-score dan Merton Naïve Model. Kedua model tersebut memiliki keterbatasan dalam penggunaannya terutama adanya asumsi-asumsi dan kondisi yang melekat pada setiap model. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis model zombie firm untuk kasus di Indonesia. Pertanyaan penelitian utama yang diajukan adalah apakah model zombie firm dapat menjadi alternatif untuk mengukur risiko kebangkrutan suatu perusahaan. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang tersedia terhadap perusahaan-perusahaan non-finansial yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2011 hingga 2020. Penelitian ini juga dilakukan untuk menganalisis dinamika risiko kebangkrutan berdasarkan model zombie firm serta untuk mengetahui kemungkinan sebuah perusahaan apakah akan keluar dari status zombi-nya di tahun-tahun mendatang. Hasil penelitian menunjukkan adanya konsistensi antara hasil perhitungan indikasi perusahaan yang memiliki risiko kebangkrutan zombie firm dengan model kebangkrutan Altman Z-score atau Merton Naïve Model. Hasil penelitian juga menggambarkan dinamika tren hubungan antara variabel zombie firm model terhadap kenaikan atau penurunan jumlah perusahaan yang terindikasi sebagai zombi. Pada akhir bagian pembahasan, dengan menggunakan Wilcoxon Sum Rank Test, hasil penelitian menunjukkan kecenderungan perusahaan keluar dari status zombi untuk tahun-tahun tertentu.

Some studies show increment in terms of numbers of companies that entered the status of zombie firm in last decade, especially during COVID Period. Zombie firms fit all the criteria for a company that has a high risk of bankruptcy. This indicates that investors need to consider a company’s zombie status before doing their investment strategy in such a company. Company management also needs to be aware of their company to not fall to this status before doing a funding strategy type to expand their business. Currently, there are several models that can be used as default risk identification, such as Altman Z-score and Merton Naïve Model. However, both models have its own limitations and assumptions that are attached to each model. This research aims to analyze zombie firms’ model for Indonesia case. Main research question is whether zombie firm model can be used as alternative for identification of a company default risk. This research uses secondary data that is available for all non-financial sector companies, traded on Indonesian Stock Exchange since 2011 – 2020. In this research, we also analyze the dynamic of default risk based on zombie firms and the probability of whether a company can recover from its zombie status in future years. Result show that there are consistencies between zombie firm models against its comparing model: Altman Z-score or Merton Naïve Model. The results also show trend dynamic between zombie firm variables regarding increase or decrease numbers of identified zombies. At the end of discussion, by using Wilcoxon Sum Rank Test, results show some tendencies that companies recover in certain years."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Kurniawan
"Penelitian ini menganalisis pengaruh keputusan investasi (investment decision) dan keputusan pendanaan (financing decision) terhadap performa (performance) dan nilai (value) perusahaan industri jasa pelayaran di Indonesia. Economic Value Added (EVA) digunakan sebagai proksi pengukuran performa perusahaan dan Tobin’s Q (TOBIN-Q) digunakan sebagai proksi pengukuran nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan laporan keuangan seluruh perusahaan pelayaran yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2016 sampai dengan tahun 2020. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode regresi data panel (panel data regression). Hasil analisis regresi tersebut kemudian dikonfirmasi lebih lanjut melalui wawancara online dengan 3 (tiga) orang narasumber dari 3 (tiga) perusahaan pelayaran Indonesia. Deskripsi statistik menunjukkan bahwa perusahaan pelayaran di Indonesia lebih mengandalkan utang bank sebagai sumber pendanaan utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan investasi, yang diukur dengan tingkat pertumbuhan aktiva tetap (Fixed Asset Growth, FAG), berdampak positif signifikan terhadap performa dan nilai perusahaan pelayaran di Indonesia. Hasil penelitian juga menunjukkan hubungan negatif signifikan antara nilai rata-rata tertimbang biaya modal (Weighted Average Cost of Capital, WACC) dengan performa dan nilai perusahaan. Lebih lanjut, perusahaan pelayaran Indonesia terindikasi kuat menyelaraskan investasi yang dilakukan dengan sumber pendanaannya, sehingga fleksibilitas pendanaan menjadi hal yang penting bagi perusahaan pelayaran Indonesia dalam memutuskan suatu investasi.

This paper analyses the impact of investment and financing decisions on the performance and value of Indonesian shipping companies. Economic Value Added (EVA) is used as the proxy to measure the company's performance and Tobin's Q (TOBIN-Q) is used to measure the company's value. This paper uses annual audited financial reports of all Indonesian shipping companies listed on the Indonesian Stock Exchange from the year 2016 to the year 2020. The data are analyzed using panel data regression and the main findings are confirmed further through online interviews with 3 (three) decision makers from 3 (three) listed Indonesian shipping companies. The statistical description shows that Indonesian shipping companies rely on bank loans as the primary financing source. Result shows that investment decision, as measured with Fixed Asset Growth (FAG), has a significantly positive relationship with the company’s performance and value. Result also finds a significantly negative relationship between the company’s Weighted Average Cost of Capital (WACC) and its performance and value. Furthermore, research finding strongly indicates that Indonesian shipping companies align their investments with their funding sources. Thus, flexible funding terms are important for Indonesian shipping companies in making investment decision."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Kartika Rachmawati
"Pembangunan infrastruktur memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Berdasarkan rencana APBN tahun 2020-2024 total kebutuhan anggaran untuk penyediaan infrastruktur adalah Rp. 2.058tn, dimana anggaran pemerintah adalah 30% dari porsi kebutuhan dana yang dianggarkan. Atas kebutuhan pembangunan infrastruktur tersebut, pemerintah melakukan inisiasi Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di Indonesia, termasuk diantaranya adalah sektor infrastruktur jalan tol. Penelitian ini dilakukan untuk menginvestigasi risiko yang teridentifikasi beserta analisa pemetaan risiko untuk mengetahui apakah terdapat kesenjangan alokasi risiko antara pemerintah dengan investor swatsa dalam pelaksanan KPBU jalan tol di Indonesia. Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan metode pengambilan data melalui wawancara dan kuesioner. Dari penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa terdapat 7 (Tujuh) kategori risiko dengan 17 (Tujuh belas) peristiwa risiko yang dianggap penting oleh investor swasta. Dari penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa terdapat 11 alokasi risiko yang telah sesuai dan 6 alokasi yang tidak sesuai dengan persepsi risiko investor swasta dalam sektor jalan tol dengan skema KPBU di Indonesia yaitu risiko selisih bunga pinjaman dana talangan tanah, kenaikan biaya konstruksi, risiko tingkat inflasi dan suku bunga, risiko tingkat penyesuaian tarif yang lebih rendah dari proyeksi, risiko perubahan regulasi (dan pajak) yang umum dan risiko force majeure politis.

Infrastructure development has an important role in a country's economic growth. Based on the 2020-2024 APBN plan, the total budget requirement for providing infrastructure is IDR. 2,058tn, where the government budget is 30% of the portion of budgeted funding needs. Due to the need for infrastructure development, the government initiated Government Cooperation with Business Entities (KPBU) in various infrastructure sector to accelerate infrastructure development in Indonesia, including toll road. This research was conducted to investigate identified risks along with risk mapping analysis to find out whether there is a gap in risk allocation between the government and private investors in implementing toll road PPPs in Indonesia. The method of this research is a qualitative study with data collection methods through interviews and questionnaires. From the research conducted, it is known that there are 7 (Seven) risk categories with 17 (Seventeen) risk events that are considered important by private investors. From the research conducted, it is known that there are 11 risk allocations that are appropriate and 6 allocations that are not in accordance with the risk perception of private investors in the toll road sector with the PPP scheme in Indonesia, namely the risk of differences in interest on land bailout loans, increases in construction costs, the risk of inflation rates and interest rates, the risk of rate adjustments being lower than projected, the risk of general regulatory (and tax) changes and the risk of political force majeure."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Chairunnisa
"Akhir–akhir ini, berkembang fenomena influencer saham oleh influencer terkenal yang tampaknya mengarah pada bias perilaku pada pasar saham. Harga saham berubah secara signifikan setelah influencer saham membagikan informasi atau merekomendasi saham tertentu. Kami mengumpulkan data dari 132 investor individu yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Kami melakukan pengumpulan data melalui kuesioner dengan menggunakan 5 skala likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kredibilitas influencer memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku herding. Namun, tidak ada bukti yang signifikan bahwa literasi keuangan memoderasi pada hubungan tersebut. Menariknya, kami menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan pada perilaku herding antara investor millennial dan non millennial.

Recently, there is a phenomenon in Indonesia’s capital market that famous influencers seem to lead to behavioral bias in the stock market. Stock price changes significantly after those stock influencers share information or recommend certain stocks. This research examines how the stock influencer’s credibility affects investors’ intention to invest in recommended stock. We collect data from 132 individual investors who participate in the research. We use a questionnaire with a 5-Likert scale. The result shows that an influencer’s credibility has a significant influence on investors’ herding behavior. However, there is no significant evidence that financial literacy matters in that relationship. Interestingly, we found there is no significant difference in herding behavior between millennial and non-millennial investors."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>